PERILAKU KEORGANISASIAN
RESUME BAB 7:
MOTIVASI DARI KONSEP KE PENERAPAN
SERTA JAWABAN PERTANYAAN
Dosen Pengampu:
RITA YUANITA TOENDAN, SE., M.Si
DISUSUN OLEH :
MUHAMAD AL IKHSAN
BBA 118 052
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2020
Motivasi: Dari Konsep ke Penerapan
Dalam bab ini kami mengfokuskan bagaimana penerapan konsep motivasi,
bagaimana menautkan teori motivasi dengan praktiknya. Hal itu bentuk upaya
seorang manajer kepada bawahan atau karyawannya.
Adapun hal- hal yang hendak dilakukan oleh seorang menejer antara lain:
A. Manajemen oleh Sasaran ( MBO )
Dalam hal ini seorang manajer penentuan ataupun tujuan organisasi menjadi
operasional, yaitu dengan cara melaksanakan program-program manajemen oleh
sasaran.
1. Definisi MBO
Manajemen oleh sasaran (MBO) adalah suatu program manajemen yang
menekanakan tujuan-tujuan yang ditentukan secara partisipatif yang berwujud,
dapat diperiksa kebenarannya, dan dapat diukur.
Tujuan MBO yaitu sebagai cara untuk menggunakan tujuan-tujuan untuk
memotivasi orang-orang bukanya untuk mengawasi mereka. Daya tarik MBO
terletak dalam tekanannya pada pengubahan-pengubahan sasaran-sasaran
organisasional keseluruhan menjadi sasaran-sasaran khusus untuk untuk
satuan-satuan organisasional dan anggota-anggota individual.
MBO mengoperasionalkan konsep sasaran dengan merancang suatu
proses dengan mana sasaran-sasaran secara bertingkat diturunkan sepanjang
operasi itu. Sasaran keseluruhan organisasi diterjemahkan menjadi sasaran-
sasaran khusus untuk tiap tingkat berurutan (yaitu defisi departemen, individu)
dalam organisasi itu. Tetapi karena manajer-manajer satuan yang lebih rendah
secara bersama mengambil bagian dalam penentuan tujuan- tujuan mereka
sendiri.
MBO bekerja dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Hasilnya
adalah suatu hirarki sasaran-sasaran dari tingkat yang lain. Dan untuk
karyawan individu, MBO memberikan sasaran kinerja pribadi yang khusus.
Oleh karena itu, tiap orang mempunyai suatu sumbangan spesifik yang dikenali
yang harus dibuat kepada kinerjanya atau kinerja satuan-satuannya. Jika semua
individu mencapai tujuan mereka, maka tujuan satuan mereka akan dicapai dan
sasaran keseluruhan organisasi menjadi suatu kenyataan.
Adapun empat unsur umum untuk program MBO yaitu: kespesifikasikan
tujuan, pengambilan keputusan partisipasif, suatu yang kurun waktu yang
eksplisit, dan umpan balik kinerja.
Sasaran-sasaran MBO hendaknya merupakan pernyataan ringkas dari
pencapaian tujuan yang diharapkan. Tidaklah memadai, misalnya untuk
sekedar menyatakan suatu hasrat untuk mengurangi biaya, memperbaiki
pelayanan atau meningkatkan kualitas. Keinginan-keinginan semacam itu harus
diubah menjadi sasaran-sasaran yang dapat diukur dan dievaluasi. Contoh
sasaran spesifik: mengurangi biaya departemen sebanyak 7 persen,
memperbaiki pelayanan dengan memastikan bahwa semua pesanan lewat
telepon diproses dalam 24 jam setelah diterima, atau untuk meningkatkan
kualitas untuk menjaga agar barang kembali kurang dari 1 persen dari
penjualan.
2. Menautkan MBO dan Teori Penentuan-Tujuan
Teori penentuan-tujuan menunjukan bahwa tujuan-tujuan yang sukar
menghasilkan tingkat kinerja individual yang lebih tinggi daripada tujuan-
tujuan yang mudah, karena bahwasanya tujuan sukar yang spesifik
menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada tanpa tujuan sama
sekali atau tujuan yang bersifat umum. Dan bahwa umpan balik terhadap
kinerja seseorang akan membimbing ke kinerja yang lebih tinggi.
MBO membela langsung tujuan spesifik dan umpan balik. MBO
menyiratkan, bukannya menyatakan secara eksplisit, bahwa tujuan-tujuan
harus dipersepsikan sebagai dapat dilaksanakan. Konsisten dengan penemuan
tujuan, MBO akan paling efektif bila tujuan-tujuan itu cukup sukar untuk
menuntut orang itu untuk memaksa diri bekerja.
3. MBO dalam praktik
Kepopuleran MBO hendaknya tidak ditafsirkan sebagai arti bahwa MBO
selalu berhasil. Dalam sejumlah kasus yang terdokumentasi MBO telah
dilaksanakan akan tetapi gagal memenuhi pengharapan manajemen. Tetapi
apabila kasus-kasus ini dicermati, ternyata jarang masalahnya terletak bersama
komponen-komponen dasar MBO itu. Sebabnya lebih cenderung berupa
faktor-faktor seperti misalnya pengharapan yang tak realistis mengenai hasil,
kurangnya komitmen manajemen puncak, dan suatu ketidakmampuan atau
ketidaksediaan manajemen untuk membagikan ganjaran-ganjaran yang
didasarkan pada pencapaian tujuan. Meskipun demikian MBO memberikan
kepada manajer sarana untuk melaksanakan teori penentuan tujuan.
B. Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku atau apa yang telah menjadi lebih dikenal dengan
sebutan OB Mod, menyatakan penerapan teori penguatan kepada individu-
individu dalam situasi kerja.
1. Definisi OB Mod
OB Mod adalah suatu program dimana para manajer mengidentifikasikan
perilaku karyawan yang dikaitkan dengan kinerja dan kemudian melaksanakan
suatu strategi untuk memperkuat perilaku kinerja yang diinginkan dan
melemahkan perilaku yang tidak diinginkan.
Program OB Mod yang lazim mengikuti model pemecah masalah lima
langkah, yaitu:
a. Identifikasi perilaku yang berkaitan dengan perilaku.
b. Pengukuran perilaku.
c. Identifikasi kemungkinan-kemungkinan (contingencies) perilaku.
d. Pengembangan dan pelaksanaan suatu strategi campur tangan (intervensi).
e. Evaluasi perbaikan kinerja.
Semua hal yang dilakukan oleh karyawan pada pekerjaannya tidak sama
pentingnya dilihat dari keluaran kinerjanya. Oleh karena itu, langkah pertama
dalam OB Mod adalah mengidentifikasikan perilaku kritis yang membuat
dampak yang bermakna pada kinerja pekerjaan karyawan itu. Langkah kedua
menuntut manajernya untuk mengembangkan beberapa data kinerja dasar
(baseline). Ini diperoleh dengan menentukan banyaknya waktu perilaku yang
dikenali itu terjadi pada kondisi sekarang ini. Langkah ketiga adalah
menentukan analisis fungsional untuk mengidentifikasi kemungkinan-
kemungkinan perilaku atau konsekuensi-konsekuensi dari kinerja. Sekali
analisis fungsional itu telah lengkap, manajer itu siap untuk mengembangkan
dan melaksanakan suatu strategi campur tangan untuk memperkuat perilaku
kinerja yang diinginkan dan melemahkan perilaku kinerja yang tidak
diinginkan. Langkah terakhir dalam OB Mod adalah mengevaluasi perbaikan
kinerja.
Langkah-langkah dalam OB Mod
a. Identifikasikan perilaku yang berkaitan dengan kinerja.
b. Ukur: Garis dasar frekuensi respons.
c. Identifikasikan kemungkinan-kemungkinan perilaku melalui analisis
fungsional.
d. 1). Kembangkan strategi campur tangan.
2). Terapkan strategi yang tepat.
3). Ukur: Bagan frekuensi respon setelah campur tangan
4). Pertahankan perilaku yang diinginkan
e. Evaluasikan perbaikan kinerja.
2. Menautkan OB Mod dan Teori Penguatan
Teori penguatan mengandalkan pada penguatan positif, pembentukan,
dan pengakuan dampak dari jadwal-jadwal penguatan yang berlainan pada
perilaku. OB Mod menggunakan konsep-konsep ini untuk memberikan kepada
para manajer suatu cara yang ampuh dan bukti untuk mengubah perilaku
karyawan.
3. OB Mod dalam Praktik
OB Mod telah digunakan oleh sejumlah organisasi untuk memperbaiki
produktivitas karyawan dan mengurangi kekeliruan, kemangkiran, kelambatan,
dan tingkat kecelakaan. Organisasi seperti General Eectric, Weyerhauser,
Kotamadya Detroit, Toko-toko Dayton-Hudson, dan Xerox melaporkan hasil-
hasil yang mengesankan dari penggunaan OB Mod. Misalnya, beberapa tahun
yang lalu, frustasi oleh keluhan pelanggan, manajemen puncak dari Xerox
mengubah dasar untuk rencana bonus eksekutifnya dari kuota tradisional ke
kepuasan pelanggan jangka panjang. Sekarang perusahaan mensurvai 40.000
pelanggan di seluruh dunia setiap bulan untuk menentukan persentase yang
terpuaskan dengan produk dan jasa Xerox. Pada tiap awal tahun, manajemen
puncak memeriksa dari tahun sebelumnya dan mengembangkan suatu tujuan.
Dalam tahun 1989 targetnya adalah 86 persen. Tiap tahun berikutnya tujuan itu
ditingkatkan; sekarang adalah 100 persen. Dan masih ada contoh yang lainnya.
OB Mod juga telah terbukti efektif dalam organisasi olahraga. Misalnya,
para peneliti membantu suatu tim hockey universitas di sekitar Chicago
memenangkan lebih banyak pertandingan dengan meningkatkan secara
mencolok banyaknya blockade tubuh yang legal atau pukulan oleh anggota
tim. Pukulan yang legal ini menentukan utnuk memenagkan pertandingan antar
universitas karena pukulan-pukulan ini memberikan kepada penyerang lebih
banyak waktu dengan cakram karet itu, lebih banyak tembakan ke gawang, dan
biasanya lebih banyak gol,. Selama kurun waktu dua tahun, dengan
menggunakan teknik-teknik OB Mod, tingkat pukulan rata-rata meningkat 141
persen dan rekor menang-kalah-seri berubah dari 13-21-3 menjadi 23-15-2.
Sebagai tambahan, falsafah di balik OB Mod tampaknya adalah
mempengaruhi banyak manajer dalam cara mereka berhubungan dengan
karyawan mereka dalam jenis dan kuantitas umpan balik yang diberikan oleh
para karyawan, isi dari penilaian kinerja, dan tipe serta lokasi ganjaran
organisasional.
C. Program Pelibatan Karyawan
1. Definisi Pelibatan Karyawan
Pelibatan Karyawan adalah suatu proses partisipasi yang menggunakan
seluruh kapasitas karyawan dan dirancang untuk mendorong peningkatan
komitmen bagi kesuksesan organisasi.
Dengan melibatkan para pekerja dalam keputusan–keputusan yang
mengenai mereka dan dengan menignkatkan otonomi dan kendali mereka
mengenai kehidupan kerja mereka, para karyawan akan menjadi lebih
termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi, lebih produktif, dan lebih
terpuaskan dengan pekerjaan mereka.
Empat Ragam Perlibatan Karyawan :
A. Manajemen partisipasi
Manajemen partisipasi adalah penggunaan pengambilan keputusan
gabungan yang artinya suatu proses dimana bawahan berbagi kekuasaan
pengambilan keputusan sampai suatu derajat yang bermakna bersama atasan
langsungnya.
Manajemen menginginkan berbagi kekuasaan pengambilan keputusan
dengan bawahan karena dengan makin rumitnya pekerjaan manajer, sering
manajer tidak tahu semua yang dilakukan oleh karyawan mereka dengan
partisipasi memungkinkan mereka yang mengetahui paling banyak untuk
menyumbang, dan hasilnya dapat merupakan keputusan yang lebih baik.
Kesalingtergantungan dalam tugas-tugas yang sering dilakukan
karyawan juga menuntut konsultasi dengan orang-orang dalam department
lain dan satuan-satuan kerja. Ini akan meningkatkan komitmen terhadap
keputusan secara gabungan.
Selain itu partisipasi meningkatkan komitmen terhadap keputusan.
Orang akan lebih kecil kemungkinan untuk meremehkan suatu keputusan
pada saat pelaksanaanya, jika mereka telah ikut serta dalam mengambil
keputusan tersebut. Akhirnya partisipasi memberikan ganjaran instrinsik
untuk karyawan. Partisipasi dapat membuat pekerjaan mereka lebih menarik
dan bermakna.
B. Partisipasi representatif
Pekerja-pekerja berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
organisasi lewat bentuk suatu kelompok kecil dari karyawan wakil. Tujuan
partisipasi representatif adalah untuk membagikan ulang kekuasaan dalam
suatu organisasi, dengan menempatkan buruh pada kedudukan yang lebih
sejajar dengan kepentingan-kepentingan manajemen pemegang saham.
Dua ragam dari partisiapsi representatif adalah dewan kerja dan wakil-
wakil dewan. Dewan Kerja (work council) adalah kelompok-kelompok
karyawan yang didominasi atau dipilih yang harus dikonsultasi bila
manajemen mengambil keputusan yang melibatkan karyawan. Wakil-wakil
dewan (board representatives) adalah suatu ragam partisipasi representatif,
karyawan-karyawan deduk dalam dewan direktur perusahaan dan mewakili
kepentingan para karyawan perusahaan.
C. Lingkaran Kualitas (quality circle).
Lingkaran kualitas adalah suatu kelompok kerja dari para karyawan
yang bertemu secara teratur untuk membahas masalah-masalah kualitas
mereka, menyelidiki sebab-sebab, merekomendasikan penyelesaian, dan
mengambil tidakkan korektif.
D. Rencana kepemilikan saham karyawan (ESOPs- employee stock ownership
plans).
Rencana tunjangan yang ditegakan perusahaan dalam mana karyawan
memperoleh saham sebagai bagian tunjangan mereka.
2. Menautkan pelibatan karyawan dan toeri – teori Motivasi
Dalam Teori Higiene, program pelibatan karyawan dapat memberikan
kepada para karyawan motivasi intrinsik dengan meningkatkan kesempatan
untuk tumbuh, tanggung jawab dan pelibatan dalam kerja itu sendiri.
Kesempatan juga dapat membuat dan melaksanakan keputusan dan
kemudian menyaksikan berhasilnya keputusan itu, dapat membantu
memuaskan kebutuhan seseorang karyawan akan tanggung jawab, prestasi,
pengakuan, pertumbuhan dan penghargaan diri yang ditingkatkan. Jadi
pelibatan karyawan sesuai [kompitible] dengan teori ERG dan upaya untuk
merangsang kebutuahn dan berprestasi.
H. HARGA SEBANDING
1. Apakah Harga Sebanding Itu?
Harga sebanding adalah suatu ajaran yang mengatakan bahwa pekerjaan-
pekerjaan yang sama nilainya bagi sebuah organisasi hendaknya diimbali
secara sama, tak peduli apakah isi kerja dari pekerjaan-pekerjaan itu serupa
atau tidak. Secara khusus, harga sebanding berargumen bahwa pekerjaan-
pekerjaan seharusnya dievaluasi dan diskor atas empat kriteria: ketrampilan,
upaya, tanggung jawab, dan kondisi kerja. Kriteria itu hendaknya dibobot dan
diberi poin, yang kemudian poin itu digunakan untuk menilai dan
memperbandingkan pekerjaan-pekerjaan.
2. Harga Sebanding dan Teori Keadilan
Harga sebanding memperluas gagasan “upah yang sama untuk kerja yang
sama”, yang mencakup pekerjaan-pekerjaan yang tidak serupa tetapi nilainya
sepadan. Jadi, harga sebanding merupakan penerapan langsung dari teori
keadilan.
Sejauh kelas-kelas pekerjaan mencerminkan diskriminasi kelamin yang
historis dan menciptakan ketidakadilan upah, harga sebanding memberikan
suatu penyembuhan potensial. Misalnya, suatu studi mengenai pekerja negara
bagian di Washington memberikan penyelia kerani poin yang lebih banyak
daripada ahli kimia, meskipun ahli kimia digaji 41 persen lebih banyak; dan
memberi kerani eceran poin yang lebih tinggi daripada sopir truk, tetapi sopir
truk mendapat upah 30 persen lebih banyak. Bagi wanita dalam kelas-kelas
pekerjaan yang didiskriminasi ini, penerapan konsep harga sebanding
seharusnya mengurangi ketidakadilan dan meningkatkan motivasi kerja.
3. Harga Sebanding dalam Praktik
Di Amerika Serikat, isyu harga sebanding hampir eksklusif dikaitkan
dengan pekerjaan-pekerjaan dalam sektor publik. Dua puluh negara bagian
secara khusus memberlakukan perundangan atau memungut kebijakan untuk
dengan agresif melaksanakan standar harga sebanding dalam kepegawaian
negara bagian itu. Sejumlah negara bagian lain mempelajari angkatan-angkatan
kerja untuk mengetahui adanya ketidakadilan upah berdasarkan kelamin.
Dalam sektor swasta, kegiatan yang paling penting dan tampak terjadi di
Ontario, Kanada.
Provinsi Ontario memberlakukan Undang-undang Ekuitas Upah dalam
tahun 1987. Undang-undang itu mendefinisikan kelas-kelas pekerjaan pria dan
wanita, menegakkan kriteria dengan mana kelas-kelas itu dihargai, dan
mewajibkan kesamaan upah antara kelas-kelas dengan harga sebanding, baik
dalam sektor publik maupun sektor swasta. Karena biaya yang diproyeksikan
bagi para majikan Kanada, undang-undang itu memberikan kurun-waktu
berlakunya selama lima tahun.
Karena biaya tinggi yang dikaitkan dengan korelasi ketidakadilan upah,
perusahaan-perusahaan tidak memandang gagasan harga sebanding itu sebagai
menguntungkan. Ketika perundangan harga sebanding dikemukakan, eksekutif
bisnis lazimnya mengoordinasikan dan melobi perlawanan terhadap
perundangan itu dengan kuatnya. Argumen mereka berfokus pada pentingnya
membiarkan kekuatan-kekuatan pasar untuk menetapkan tingkat-tingkat upah.
Pembela harga sebanding menjawab dengan statistik yang menunjukkan bahwa
kekuatan budaya dan sistem pengupahan masyarakat telah menciptakan
diskriminasi berdasarkan-kelamin dalam kelas-kelas pekerjaan tertentu dan
hanya perundangan dapat memberikan suatu pemecahan jangka-pendek
terhadap masalah itu.
Jawaban Pertanyaan:
Pertama karena pada dasarnya pasar kerja itu sendiri, terdiri dari
beberapa pasar kerja yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Disatu
pihak, pekerjaan yang berbeda memerlukan tingkat pendidikan dan
ketrampilan yang berbeda. Produktivitas kerja seeorang berbeda menurut
pendidikan dan latihan yang diperolehnya. Perbedaan tingkat upah dapat
terjadi karena perbedaan tingkat pendidikan, latihan dan pengalaman.
Hal ini dikenal karena laba merupakan elemen api yang paling menjadi
perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk
merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
berbeda dengan elemen air statemen keuangan lainnya, pembahasan laba
meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik.