Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), diabetes melitus

merupakan penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi

yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insulfisiensi

fungsi insulin, yang dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh

sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang

responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.

Diabetes Melitus tipe II merupakan salah satu penyakit degenartif yang

sampai saat ini masih sulit ditangani. Hal tersebut dikarenakan penyakit ini

memiliki berbagai macam faktor risiko mulai dari gaya hidup, perilaku

merokok serta pola makan individu yang kurang baik memang cenderung

sulit untuk diatur secara komprehensif. Terlebih lagi, penyakit degeneratif ini

tidak memandang jenis kelamin dan status ekonomi. Sehingga setiap

tahunnya, prevalensi kejadian Diabetes Melitus tipe II terus mengalami

peningkatan. Menurut data World Health Organization (WHO) sejak tahun

1980 hingga 2014 telah terjadi peningkatan prevalensi Diabetes Melitus yang

sebagian besar merupakan tipe II sebanyak 3,8%.


Menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017

melaporkan bahwa epidemi Diabetes di Indonesia masih menunjukkan

kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat keenam di

dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan

jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang.

Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup

signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018,

sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta

orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan

jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan

kelumpuhan dan kematian.

Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia menurtu hasil Riskesdas

(2018) berdasarkan kelompok usia paling tinggi yaitu usia 55-64 tahun

(6,3%), kemudian usia 65-74 tahun (6,0%), dan usia 45-54 tahun (3,9%). Dan

berdasarkan jenis kelamin perempuan yang mengalami prevalensi paling

tinggi yaitu (1,8%) sedangkan pada laki-laki (1,2%).

Dalam proses perjalanan penyakit diabetes mellitus dapat timbul

komplikasi baik akut maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan

pengobatan yang tepat antara lain ketoasidosis. Hiperosmolar non ketotik

koma dan toksik asidosis. Sedangkan komplikasi kronik timbul setelah

beberapa tahun seperti mikroangiopati, neuropati, nefropati dan retinopati dan

makro angiopati kardiovaskuler dan peripheral vaskuler


Masalah umum yang banyak terjadi pada pasien Diabetes Melitus tipe

II adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan factor biologis yang merupakan salah satu masalah

keperawatan ditemukan. Selain masalah keperawatan tersebut juga

ditemukan beberapa masalah diantaranya : nyeri akut yang berhubungan

dengan agen cedera biologis, dan kerusakan integritas jaringan berhubungan

dengan gangguan sirkulasi deficit cairan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Ny.R dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus Tipe II di Ruang

Penyakit Dalam Wanita RSUD Abepura”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu mengaplikasikan proses keperawatan dan

melaksanakan Asuhan Keperawatan secara komprehensif pada pasien

dengan Diabetes Melitus Tipe II di Ruang Penyakit Dalam Wanita

Rumah Sakit Umum Daerah Abepura.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien DM Tipe II di ruangan

penyakit dalam wanita RSUD Abepura.


b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien DM tipe II

di ruangan penyakit dalam wanita RSUD Abepura.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien DM tipe II

di ruangan penyakit dalam wanita RSUD Abepura sesuai diagnosa

keperawatan yang diperoleh.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien DM tipe II di

ruangan penyakit dalam wanita Abepura dengan menggunakan skala

prioritas.

e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan DM tipe II

diruangan penyakit dalam wanita RSUD Abepura menggunakan

catatan perkembangan.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien DM

tipe II di ruangan penyakit dalam wanita RSUD Abepura secara

lengkap dan sistematis.

C. Pengumpulan Data

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dalam

bentuk kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Adapun metode pengumpulan data menurut (Setiadi, 2012)

1. Wawancara / Komunikasi yang efektif

Wawancara adalah menanyakan atau Tanya jawab yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu


komunikasi yang direncanakan. Dalam wawancara, perawat mengajak

klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya, yang

diistilahkan sebagai teknik komunikasi terapeutik.

2. Observasi

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Tingkat fungsi meliputi fisik, perkembangan dan psikososial, serta aspek

sosial. Observasi dapat dilakukan melalui apa yang dilihat dan dilakukan

klien, kemudian dibandingkan dengan apa yang dikeluhkan atau

dinyatakan.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat langsung

seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan.

Pemeriksaan menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk

melihat pasien secara seksama, persisten dan tidak terburu-buru

sejak pertama bertemu dengan cara memperoleh riwayat pasien dan

terutama sepanjang pemeriksaan fisik dilakukan.

b. Palpasi

Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense

of touch’, palpasi adalah suatau tindakan pemeriksaan yang

dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan

menggunakan jari atau tangan, tangan dan jari-jari adalah instrument


yang sensitive digunakan mengumpulkan data, misalnya metode

palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh

(temperature), ada nya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi dan

ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan / organ tubuh.

c. Perkusi

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan

bunyi getaran / gelombang suara yang dihantarkan ke permukaan

tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan

dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh.

d. Auskultasi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara

mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya

menggunakan alat yang disebut stetoskop. Hal-hal yang didengarkan

adalah : bunyi jantung, suara nafas dan bising usus.

Aspek pengkajian fisik dapat menggunakan dua cara yaitu sebagai

berikut :

a. Head – To – Toe (kepala ke kaki)

b. ROS ( Review of Sistem) : atau Sistem Tubuh

4. Studi Kepustakaan
D. Manfaat Penulisan

1. Praktis

a. Bagi Profesi Perawat

Sebagai penambah gairah teman sejawat dalam menulis asuhan

keperawatan secara komprehensif dan meningkatkan kualitas asuhan

profesi sebagai perawat yang professional.

b. Bagi Rumah Sakit

Bantuan tenaga professional dari sejawat yang dapat digunakan

untuk membantu pelaksanaan kerja.

c. Bagi Institusi dan Pendidikan

Lebih memicu institusi untuk lebih maju dan bersaing dalam hal

mutu dan kualitas pendidikan serta meningkatkan kualitas

wisudawan dan wisudawati sehingga mempunyai nilai jual yang

tinggi dan siap bersaing dengan alumnus-alumnus perguruan tinggi

yang lain.

d. Bagi Pasien dan Keluarga

Manfaat praktis penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi pasien dan

keluarga yaitu diharapkan dapat mengetahui gambaran umum

tentang Diabetes Melitus Tipe II beserta perawatan yang benar bagi

pasien agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam

keluarganya.
2. Teoritis

Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan

pencegahan untuk diri sendiri dan orang disekitarnya pada Diabetes

Melitus Tipe II.

Penulisan karya tulis ini juga berfungsi untuk mengetahui antara

teori dan kasus nyata yang terjadi di lapangan sinkron atau tidak, karena

dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi.

Sehingga disusunlah karya tulis ilmiah ini.

Anda mungkin juga menyukai