Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI RESERVOIR BERDASARKAN DATA LOG PADA

CEKUNGAN TRENTON BLACK-RIVER MENGGUNAKAN


INTERACTIVE PETROPHYSICS
Billy Dovan Yuspancana
03411540000012
Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
billydovan97@gmail.com

Abstrak

Data sumur diperlukan dalam menganalisa bentukan formasi, litologi, dan anomali bawah
permukaan sebagai dasar dalam mencari keberadaan hidrokarbon. Selain itu, data sumur juga
berfungsi untuk memprediksi cadangan hidrokarbon pada suatu reservoir dan sebagai bahan
dalam melakukan evaluasi data seismik. Pengolahan data sumur menggunakan software
Interactive Petrophysic Pada cekungan Trenton-Black river terdapat banyak reservoir yang
dieksploitasi dengan tipe batuan karbonat dolomit. Pengolahan data sumur dilakukan
menggunakan software Interactive Petrophysic. Tujuan dari evaluasi reservoir ini yaitu untuk
menganalisa parameter-parameter yang ada pada reservoir, yang terdiri atas volume clay,
porositas, serta saturasi dari reservoir. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dua proses
pengolahan data diantaranya korelasi log dan analisis log. Korelasi dari 10 data log sumur
pada wilayah Kentucky, cekungan Trenton-Black River dilakukan untuk mengetahui
bentukan litologi bawah permukaan, dimana di Wilayah Kentucky didominasi oleh
sandstone, limestone, shale, blackshale, dan silt. Dari hasil log analisis, didapatkan zona
hidrokarbon dari sumur 1 terletak pada kedalaman 1623m – 1680m dengan nilai PHIE 1%-
7%. Sumur 2 pada kedalaman 1670m-1760m dengan nilai PHIE 4%-8%, Sumur 3 pada
kedalaman 4030m-4090m dengan nilai PHIE 5%-10.6%, sumur 4 pada kedalaman 103m –
405m dengan PHIE 17%-25.7%

1. PENDAHULUAN diseluruh cekungan. Oleh karena alasan


tersebut dilakukan upaya untuk memahami
Eksplorasi Geofisika pada wilayah
potensi sumber daya minyak dan gas di
Trenton dan Black River telah dilakukan
wilayah ini yang meliputi penyelidikan
pada tahun awal tahun 2000 dengan tujuan
struktural dan seismik; Analisis stratigrafi;
awal untuk menganalisis petrofisika guna
Analisis petrofisika; Geokimia isotop dan
untuk mengkarakterisasi reservoir petroleum
analisis inklusi fluida; Geokimia minyak
system. Menurut ahli geologi, zona reservoir
bumi; Analisis data produksi dan hasil
pada wilayah tersebut bertipe dolomit
karbonat yang memiliki potensi produktif di pengeboran horisontal, dan pengembangan
sepanjang fraktur dolomit dan daerah sesar database GIS berbasis web pada empat
survei geologi negara bagian (Kentucky,
Ohio, Pennsylvania, West Virginia ).

Sesuai dengan tujuan awal paper ini,


karakterisasi reservoir berdasarkan analisis
petrofisika dilakukan dengan menentukan
korelasi data log antar well dan analisis data
log disetiap well. Korelasi data log sendiri Gambar 2.1. Peta Geologi Kentucky
berdasarkan data Gamma Ray log yang
bertujuan untuk mengetahui korelasi litologi Geologi Regional Kentucky terdiri
batuan berdasarkan parameter permeabilitas dari enam masa diantaranya ; quarternary,
nya. Analisis data log dilakukan berdasarkan; Tertiary Cretaceous, Pennsylvanian,
data log densitas dan log neutron untuk Mississipian, Devonian, Silurian, dan
menentukan porositas batuan serta fluida Ordovician. Masa Pennsylvanian, Kentucky
yang terkandung; data log resistivitas untuk tersusun dari inter-bedded shale, batupasir,
menentukan tingkat saturasi air formasi. konglomerat dan batubara, dan sisipan tipis
batuan gamping. Pada masa ini sering disebut
dengan Coal Age karena komoditas mineral
utama pada saat itu adalah batubara. Fosil laut
Pennsylvanian ditemukan di Kentucky seperti
Karang (Cnidaria), brakiopoda, trilobita, siput
(gastropoda), kerang (pelecypods), cumi-cumi
seperti hewan (cephalopoda), crinoid
(Echinoderms), gigi ikan (Pisces), dan hewan
mikroskopis.

Masa Mississipian menunjukkan


Gambar 1.1. Peta Fasies Trenton Basin
warna biru terang pada peta geologi, dengan
2. TINJAUAN PUSTAKA dominasi batuan, gamping, shale, dan
a. Geologi Regional batupasir. Sekuen tebal dari batuan Gamping
dapat menjadi reservoir sumber daya
Wilayah penelitian untuk korelasi data log minyak dengan kapasitas besar dibawah
pada paper ini terletak di Negara Bagian permukaan. Batuan Gamping ini juga terdapat
Kentucky. Untuk tahap identifikasi awal system goa yang kompleks diantaranya
dilakukan berdasarkan Peta Geologi Mammoth cave-Flint Ridge System dan Carter
Kentucky. Peta geologi ini berisi informasi Caves.Fosil masa mississipian memiliki
periode waktu saat batuan sedimen karakteristik identic dengan Pennsylvanian.
terdepositkan, dan umur batuan pada Pada area laut dangkal dapat ditemui fosil
permukaa(tepat dibawah tanah) yang sesuai amphibians.
dengan gambar berikut.
Masa Devonian ditunjukkan dengan
warna merah yang terdiri dari batuan batuan
gamping dan batuan dolomite, dan deposit
tebal dari batuan gray shale – black shale. akhir dari zaman dinosaurus.Litologi
Dalam batuan gampingnya terkandung fosil. Cretaceous mayoritas terdiri dari
Pada masa ini didominasi oleh gray-black unconsolidated sediment. Batuan pasir dan silt
shale dimana warnanya dipengaruhi oleh tersemenkan secara bersamaan dibeberapa
material organik yang terkandung kasus. Sebagian area mengandung low-grade
didalamnya. Pada masa Devonian akhir, coal yang disebut dengan lignite yang tidak
lumpur organic terdeposit di laut dangkal yang ekonomis. Fosil yang sering dijumpai berupa
sebagian terletak di Bagian Timur Amerika. fosil dahan pohon.

Strata Sillurian (warna merah) ini b. Korelasi Well


merupakan formasi batuan yang mengelilingi Terdapat beberapa metode dalam
Batuan pada masa Ordovician. Outcrop strata melakukan korelasi well, yang diantaranya
ini terletak di regional Knobs dengan susunan terdiri atas:
litologi utama berupa batuan gamping dan 1. Key Bed (lapisan penunjuk)
dolomit. Strata batuan ini terletak dibawah Lapisan ini berfungsi menunjukkan
tanah dengan porositas sangat tinggi dengan penyebaran secara lateral yang luas. Data
potensi sebagai reservoir minyak. Pada strata yang digunakan dapat berasal dari data
Silurian terdapat fenomena unconformity. singkapan, inti pemboran (core), serpihan
Seluruh tipe batuan Silurian yang ditemukan pemboran (cutting), serta data-data log
berada didaerah Marine sehingga fosil yang mekanik.
ditemukan mayoritas berupa Fosil 2. Korelasi atas dasar persamaan posisi
Invertebrata. stratigrafi batuan.
3. Korelasi atas dasar aspek fisik/litologis.
Strata Ordovician dalam peta geologi Metode korelasi ini merupakan metode
regional ditunjukkan dengan warna merah yang sangat kasar dan hanya akurat
muda. Periode ini didpmonasi oleh batuan diterapkan pada korelasi jarak pendek.
gamping dan shale. Batuan tertua di Wilayah 4. Korelasi atas dasar maximum flooding
Kentucky merupakan batuan gamping dari surface, yang merupakan suatu
periode Ordovician (450 juta tahun yang lalu). permukaan lapisan yang lebih tua dari
Batuan tertua yang terpapar di permukaan lapisan yang lebih muda yang
Kentucky adalah Ordovisium dan diekspos di menunjukkan adanya peningkatan
Wilayah Blue Grass. Beberapa zona batuan kedalaman air secara tiba-tiba.
dalam pada periode ini mengandung c. Perhitungan Volume Shale
hidrokarbon. Fosil yang ditemukan pada Strata Perhitungan Volume shale (Vshale)
ini berjenis Invertebrata. Fosil Ordovician didasarkan pada pembacaan log Gamma Ray
memiliki karakteristik dengan Pennsylvanian (GR) dengan menggunakan data yang bernilai
terkecuali fosil poriferanya. tinggi. Data ini mencirikan kandungan
Strata Cretaceous terbentuk dari 140 juta radioaktif yang tinggi yang merupakan tanda
tahun yang lalu. Strata ini terletak dibarat bahwa lapisan tersebut tersusun atas batuan
Kentucky pada peta geologi berwana hijau. shale. Adapun rumus yang digunakan adalah
Pada strata ini ditemukan fosil dinosaurus sebagai berikut:
karena strata ini termasuk kedalam periode
Rumus di atas untuk mendapatkan
nilai Index Gamma Ray. Lalu nilainya
digunakan untuk perhitungan nilai volume
shale yang sesuai dengan persamaan berikut:
Untuk menghitung nilai m, bisa
didapatkan dengan menghubungkannya
d. Porositas dengan nilai porositas dan permeabilitas, yang
Porositas didefinisikan sebagai dirumuskan dalam persamaan berikut:
perbandingan antara volome batuan yang tidak m = 2.05 – Ø
terisi oleh padatan terhadap volume batuan dimana Ø adalah porositas.
secara keseluruhan. Log untuk mengukur m = 1.28 + 2/(log k + 2)
porositas terutama adalah log densitas, dimana k adalah permeabilitas
neutron, sonik dan Rxo (Heysse, 1991). Log-
log tersebut dapat mengukur parameter g. Saturasi air
tertentu yang kemudian dapat digunakan
Saturasi air atau kejenuhan air adalah
untuk menghitung porositas. Persamaan untuk
perbandingan kuantitas (volume) suatu fluida
menghitung nilai porositas batuan adalah
dengan pori-pori batuan tempat fluida tersebut
sebagai berikut:
berada. Saturasi merupakan persentase bagian
dari suatu pori yang terisi fluida. . Karena
tidak mungkin ada pori-pori yang kosong oleh
fluida (vakum) maka Sw+So+Sg=1. Secara
e. Permeabilitas umum ada 2 cara untuk menentukan saturasi,
Permeabilitas merupakan besaran yang yaitu dengan analisis laboratorium atas sampel
digunakan untuk menunjukkan seberapa besar core dari reservoir, dan dengan log. Dalam
ke mampuan suatu batuan untuk mengalirkan penelitian ini, saturasi air dihitung
fluida yang terkandung didalamnya. menggunakan persamaan Indonesia sebagai
Permeabilitas batuan penting untuk dicari berikut
guna mengetahui seberapa efektif batuan
tersebut untuk diproduksi.
Permeabilitas dapat dihitung menggunakan
persamaan Timur sebagai berikut :

Dimana, Rw : Resistivitas air formasi., Rt :


f. Parameter Archie
Parameter Archie terdiri atas 3 bagian, Resistivitas formasi., Sw : Saturasi air, Vsh :
yakni tortuosity factor (a), eksponen sementasi Volume serpih, Rsh : Resistivitas serpih, FR :
(m), serta eksponen saturasi (n). Adapun untuk Faktor resistivitas formasi, : Porositas, m :
menghitung parameter Archie, digunakan Eksponen sementasi, n : Eksponen saturasi.
pickett plot, yang dirumuskan sebagai berikut:
h. Matrix Densitas. rocks

Berikut adalah densitas dari material geologi Schist 2.39-2.90 2.64


secara umum (Telford e al.1990) Gneiss 2.59-3.00 2.80
Material Type Density Approximate Phylite 2.68-2.80 2.74
Range Average
Density Slate 2.70-2.90 2.79
Sedimentary Granulite 2.52-2.73 2.65
rocks
Amphibolite 2.90-3.04 2.96
Alluvium 1.96-2.00 1.98
Eclogite 3.20-3.54 3.37
Clay 1.63-2.60 2.21
Garvel 1.70-2.40 2.00
i. Resistivitas Air Formasi (Rw)
Loess 1.40-1.93 1.64
Silt 1.80-2.20 1.93 Untuk perhitungan Resistivitas air formasi
digunakan kurva log SP dengan persamaan
Soil 1.20-2.40 1.92 (Bateman & Konen, 1977):
Sand 1.70-2.30 2.00
Sandstone 1.61-2.76 2.35
Shale 1.77-3.20 2.40
Limestone 1.93-2.90 2.55
Dolomite 2.28-2.90 2.70
Chalk 1.53-2.60 2.01
Dimana, Sp = harga kurva log SP, K=
Halite 2.10-2.60 2.22 konstanta, R2 = Nilai Rmf pada kedalaman
tertentu
Glacier ice 0.88-0.92 0.90
3. METODOLOGI PENELITIAN
Igneous rocks
3.1. Tahap Persiapan
Rhyolite 2.35-2.70 2.52
Pengolahan data well dilakukan
Granite 2.50-2.81 2.64 menggunakan software Interactive
Andesite 2.40-2.80 2.61 Petrophysics ( IP ). Dan data yang digunakan
adalah data well Kansas, Amerika Serikat
Syenite 2.60-2.95 2.77 pada tahun 2015 dapat diunduh pada website
Basalt 2.70-3.30 2.99 :http://www.wvgs.wvnet.edu/

Gabbro 2.70-3.50 3.03

Metamorphic
3.1.1. Korelasi Log LLS/I V v V
LS/IL
Untuk korelasi sumur log digunakan M
10 data sumur Kentucky (16) dengan MSFL v
kedalaman paling dangkal sama yaitu 20 feet /SFL
dan kedalaman terdalam berbeda beda dengan SP
kedalaman paling dalam di log 1 yaitu 8900 GR v V V V
PEF v V
feet. Data yang digunakan dalam korelasi ini
DT v V
adalah data log Gamma Ray. Nama sumur
CAL v V V
dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut. TNPH v
DPHI v V V
No Nama Sumur
Tabel 3.2. Sumur Log Analisis
1 1601920459
2 1603718051 3.2. Pengolahan Data
3 1608921256 3.2.1. Korelasi Log Sumur
4 1611124576
5 1611318114 Berikut ini merupakan diagram alir
6 1611320747 pengolahan data Korelasi Log menggunakan
7 1604922398 software Interactive Petrophyisics:
8 1618130197
9 1619922393
10 1619922670
Tabel 3.1. Sumur LogKorelasi

3.1.2. Analisis Log

Data mentah yang digunakan adalah


kurva log dari wilayah Ohio (34) yang sudah
didigitalkan dalam format data .las. Tujuan
dari pengkonversian dari kurva log menjadi
data digital agar lebih mudah untuk
menganalisa data tersebut dengan
menggunakan software IP, selanjutnya baru
dikonversikan kembali ke dalam kurva log
yang siap untuk dianalisa dan diinterpretasi. .
Dari data sumur yang dipilih harus memiliki
data berupa nilai Gamma Ray, Resistivitas,
SP, dan Neutron. Berikut tabel data log pada 4
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Log
sumur: Korelasi
SUMU 34175 34101 340592 34175203 Secara garis besar pengolahan data log
R 20323 20183 3897 22 korelasi dikelompokkan kedalam 3 tahap
NPHI V v v V utama diantaranys sebagai berikut :
RHOB V v v v
LLD/I V v V V
LD
a. Loading Data a) Loading Data
Pada proses loading data, sumur yang Pada proses loading data, sumur yang
akan digunakan untuk korelasi (gambar 3.1) akan digunakan untuk analisis (gambar 3.2)
diinput kedalam software Interactive diinput kedalam software Interactive
Petrophysics dalam bentuk .Las. Petrophysics dalam bentuk .Las.
b. Zonasi b) Melengkapi Informasi Header
Dilakukan analisis zonasi disetiap masing- Sebelum dilakukan langkah
masing log yang dilakukan dengan cara selanjutnya, terlebih dahulu informasi yang
menginput Zone tops. Zone tops berfungsi ada pada header log dilengkapi sesuai yang
sebagai dasar korelasi antar sumur. Zone tops ada pada field report. Hal ini sangat penting
didapat dari data well marker yang ada. Jika dilakukan karena beberapa informasi yang ada
Tidak ada data well markernya bisa dibuat dalam header log digunakan dalam proses
sendiri dengan menganalisis Log GR nya. selanjutnya.
c) Perhitungan Temperatur
c. Korelasi
Gradient
Lakukan korelasi data antar sumur Temperatur formasi pada evaluasi ini
berdasarkan data tops yang telah diinputkan dihitung dengan persamaan regresi linear
tadi. (Asquith, 1980) :
Y= mx +c
3.2.2. Analisis Log Sumur
Dimana
Berikut ini merupakan diagram alir
X= kedalaman
pengolahan data Korelasi Log menggunakan
Y= temperature
software Interactive Petrophyisics:
m=gradient suhu
C= konstan (suhu permukaan)
d) Penentuan Zona Reservoir
Penentuan zona reservoir dapat
dilakukan dengan shading log antara nilai
RHOB dengan NPHI, ataupun shading log
resistivitas yakni antara MSFL dengan
LLD/LLS.
e) Perhitungan Volume Shale
Digunakan log Gr untuk menghitung
Vshale dengan persamaan pada 2.4.1.
f) Perhitungan Resistivitas air
formasi (Rw)
Digunakan metode pickett plot dengan
log SP seperti dengan persamaan pada 2.4.3.
g) Perhitungan Porositas dan
Saturasi air
Digunakan perhitungan porositas efektif
dan Persamaan Simandoux untuk saturasi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kentucky sesuai dengan table 3.1 sehingga
4.1. Korelasi Log didapatkan penampang korelasi log sesuai
dengan gambar 4.1 sebagai berikut.
Telah dilakukan pengolahan data
korelasi log untuk 10 data log wilayah

Dari gambar 4.1. dapat dianalisis memiliki margin zona top dan zona
bahwa formasi batuan memiliki mayoritas bottom yang berbeda jauh sehingga dalam
litologi berupa sandstone dan limestone interpretasi korelasi litologinya menemui
dan terdapat lapisan tipis berupa shale, beberapa keambiguan.
blackshale, dan silt. Selain itu terdapat
kemenurusan litologi yang terjadi hampir Berdasarkan penjelasan sebelumnya
pada semua data sumur dimana sesuai telah dijelaskan mengenai formasi batuan
dengan hokum stratigrafi continuity. gambar 4.1. yang tidak berbentuk
Namun kontinuitas dari batuan tidak horizontal. Hal ini dapat dilihat dari
sepenuhnya berbentuk horizontal, adapun litologi batuan pada sumur 1 yang
alasannya karena beberapa hal, salah sebagian besar terkorelasi kearah atas
satunya adalah letak dari masing-masing litologi batuan pada sumur 2. Hal ini
sumur yang tidak diketahui akibat dapat disebabkan oleh factor seperti
kurangnya data informasi berupa aktivitas tektonik bumi, sesar, fracture
koordinat sumur. Sehingga tidak bisa rock sehingga terjadi bergerakkan formasi.
diketahui apakah sumur 1 sampai 10 Untuk litologi batuan pada sumur 2 hingga
saling berdampingan ataupun pada titik sumur 9 secara umum dapat diamati
tempat yang saling berjauhan. Adapun bahwa terdapat keselarasan formasi batuan
alasan lain yang menghambat korelasi yang cenderung horizontal. Hanya saya
dikarenakan data dari masing-masing log perbedaan ketebalan litologi tiap data
sumurnya berbeda, dapat disebabkan
karena adanya faktor erosi saat proses
sedimentasi. Sementara untuk korelasi
data sumur 9 dengan 10 menunjukkan
korelasi litologi yang cenderung
menurun. Fenomena ini dipengaruhi pula
oleh tenaga endogen bumi sehingga
menimbulkan fracture rock maupun sesar
yang dapat menggeser formasi batuan.

4.1. Analisis Log Gambar 4.2. Penampang data log pada


sumur 1 (3417520323)
Pada analisis sumur log digunakan data
log wilayah Ohio sesuai dengan gambar 3.2
dimana terdapat 4 data log yang dianalisis.
Parameter-parameter yang digunakan pada
analisis kali ini yaitu evaluasi volume shale,
resisitivitas air formasi, porositas, dan saturasi
air, archie, matrix density.

4.1.1. Sumur 1 (3417520323)

Sumur ini memiliki kedalaman 1560 Gambar 4.3. Penampang net payzone
meter hingga 1860 meter. Berdasarkan analisis sumur 1 (3417520323)
kurva NPHI dan RHOB pada gambar 4.2
reservoir hidrokarbon (sand) berada pada 4.1.2. Sumur 2 (3410120183)
kedalaman 1312 meter – 1354 meter. Sumur ini memiliki kedalaman 1600
Reservoir tersebut diinterpretasikan meter hingga 2340 meter. Berdasarkan analisis
mengandung campuran fluida minyak dan gas kurva NPHI dan RHOB pada gambar 4.4
dengan porositas efektif (PHIE) 1% - 7% dan reservoir hidrokarbon (sand) berada pada
porositas total (PHIT) 5% - 10%. Nilai kedalaman 1770 meter – 1840 meter.
resistivitas dari log LLD 116 ohmm – 1576 Reservoir tersebut diinterpretasikan
ohmm, resistivitas air formasi (Rw) yaitu mengandung campuran fluida minyak dan gas
0.00103 ohmm – 0.763 ohmm, saturasi air dengan porositas efektif (PHIE) 4% - 8% dan
(Sw) yaitu 0.134 – 0.9, saturasi zona invasi porositas total (PHIT) 9% - 18%. Nilai
(Sxo) yaitu 0.15 – 0.94 dan volume shale resistivitas dari log LLD 45 ohmm – 190
adalah 7 – 12 %. Berdasarkan gambar 4.3. ohmm, resistivitas air formasi (Rw) yaitu 0.4
mengenai penampang zona net payzone ohmm – 2.59 ohmm, saturasi air (Sw) yaitu
hidrokarbon reservoir terletak pada kedalaman 2% – 25%, saturasi zona invasi (Sxo) yaitu 0.7
1623m – 1680m. Namun, reservoir pada – 0.94 dan volume shale adalah 6 – 23 %.
sumur 1 ini diperkirakan kurang bagus Berdasarkan gambar 4.5. mengenai
dikarenakan litologi dominan adalah shaly penampang zona net payzone hidrokarbon
sand sehingga harus benar-benar reservoir terletak pada kedalaman 1670m –
diperhitungkan ketika akan dilakukan tahap 1760m.
produksi.
pada sumur 13 ini diperkirakan memiliki nilai
ekonomis yang rendah karena litologi
dominan adalah shaly sand dan zona reservoir
terbilang tipis sehingga harus benar-benar
diperhitungkan ketika akan dilakukan tahap
produksi.

Gambar 4.4. Penampang data log pada


sumur 2 (3410120183)

Gambar 4.6. Penampang data log pada


sumur 3 (3405923897)

Gambar 4.5. Penampang net payzone


sumur 2 (3410120183)

4.1.3. Sumur 3 (3405923897)

Sumur ini memiliki kedalaman 978 meter


hingga 9331 meter. Berdasarkan analisis kurva
NPHI dan RHOB pada gambar 4.6 reservoir
Gambar 4.7. Penampang net payzone
hidrokarbon (sand) berada pada kedalaman
sumur 3 (3405923897)
1161 meter – 1251 meter. Reservoir tersebut
diinterpretasikan mengandung campuran 4.1.4. Sumur 4 (3417520322)
fluida didominasi oleh minyak dengan sedikit
Sumur ini memiliki kedalaman 104 meter
gas. dengan porositas efektif (PHIE) 5% -
hingga 1996 meter. Berdasarkan analisis kurva
10.6% dan porositas total (PHIT) 5.8% -
NPHI dan RHOB pada gambar 4.8 reservoir
11.6%. Nilai resistivitas dari log LLD 39
hidrokarbon (sand) berada pada kedalaman 86
ohmm – 60.5 ohmm, resistivitas air formasi
meter – 100 meter dan 177 meter- 300 meter.
(Rw) yaitu 0.468 ohmm – 0.712 ohmm,
Reservoir tersebut diinterpretasikan
saturasi air (Sw) yaitu 45,7% – 90%, dan
mengandung campuran minyak dan gas
volume shale adalah 6 – 23 %. Berdasarkan
dengan kadar sedikit dan didominasi oleh
gambar 4.7. mengenai penampang zona net
fluida air, dengan porositas efektif (PHIE)
payzone hidrokarbon reservoir terletak pada
17% - 25.7% dan porositas total (PHIT) 5.7%
kedalaman 4030 – 4090m. Namun, reservoir
- 25.8%. Nilai resistivitas dari log LLD 0.11 lapisan sandstone dan limestone serta
ohmm – 21.8 ohmm, resistivitas air formasi ditemukan korelasi litologi lain pula
(Rw) yaitu 0.304 ohmm – 2.16 ohmm, saturasi yaitu shale, blackshale, dan silt.
air (Sw) yaitu 2% – 25%, saturasi zona, dan b. Analisis data log sumur menghasilkan
volume shale adalah 36 – 44 %. Berdasarkan infomasi tentang zona prospek,
gambar 4.9. mengenai penampang zona net diantaranya ; pada sumur 1 terletak
payzone dapat diinterpretasi zona reservoir dikedalaman 1623m - 1680 m, pada
reservoir terletak pada kedalaman yang sumur 2 terletak dikedalaman 1670m
dangkal yaitu 103 m – 405 m dengan tipe -1760m, pada sumur 3 terletak
reservoir nonproduktif karena porositas dikedalaman 4030m -4090m, pada
formasinya didominasi oleh fluida air. sumur 4 terletak dikedalaman 103m -
405m,

DAFTAR PUSTAKA

Asquith, G., and D. Krygowski. 2004. Basic


Well Log Analysis: AAPG Methods in
Exploration 16, p.31-35.
Harsono, 1993. Pengantar Evaluasi Log.
Schlumberger Data Services. Jakarta

Gambar 4.8. Penampang data log pada Mastoadji, E.. Kristanto. 2007. Basic Well
sumur 4 (3417520322) Log Interpretation, Handout of AAPG
SC UNDIP Course

Wilson, Frank W., 1978, Kansas


Landscapes-A Geologic Diary:Kansas
Geological Survey, Educational Series
5, 50 p

Harsono, 1993. Pengantar Evaluasi Log.


Schlumberger Data Services. Jakarta
Gambar 4.9. Penampang net payzone
Mastoadji, E.. Kristanto. 2007. Basic Well
sumur 4 (3417520322)
Log Interpretation, Handout of AAPG
5. KESIMPULAN SC UNDIP Course
Dari penelitian analisis data log pada beberapa Wilson, Frank W., 1978, Kansas
sumur, dapat ditarik kesimpulan sebagai Landscapes-A Geologic Diary:Kansas
berikut : Geological Survey, Educational Series
a. Korelasi data log sumur menghasilkan 5, 50 p
korelasi litologi formasi batuan
dimana litologi dominan berupa

Anda mungkin juga menyukai