Ubguigyuighoi
Ubguigyuighoi
Abstrak
Data sumur diperlukan dalam menganalisa bentukan formasi, litologi, dan anomali bawah
permukaan sebagai dasar dalam mencari keberadaan hidrokarbon. Selain itu, data sumur juga
berfungsi untuk memprediksi cadangan hidrokarbon pada suatu reservoir dan sebagai bahan
dalam melakukan evaluasi data seismik. Pengolahan data sumur menggunakan software
Interactive Petrophysic Pada cekungan Trenton-Black river terdapat banyak reservoir yang
dieksploitasi dengan tipe batuan karbonat dolomit. Pengolahan data sumur dilakukan
menggunakan software Interactive Petrophysic. Tujuan dari evaluasi reservoir ini yaitu untuk
menganalisa parameter-parameter yang ada pada reservoir, yang terdiri atas volume clay,
porositas, serta saturasi dari reservoir. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dua proses
pengolahan data diantaranya korelasi log dan analisis log. Korelasi dari 10 data log sumur
pada wilayah Kentucky, cekungan Trenton-Black River dilakukan untuk mengetahui
bentukan litologi bawah permukaan, dimana di Wilayah Kentucky didominasi oleh
sandstone, limestone, shale, blackshale, dan silt. Dari hasil log analisis, didapatkan zona
hidrokarbon dari sumur 1 terletak pada kedalaman 1623m – 1680m dengan nilai PHIE 1%-
7%. Sumur 2 pada kedalaman 1670m-1760m dengan nilai PHIE 4%-8%, Sumur 3 pada
kedalaman 4030m-4090m dengan nilai PHIE 5%-10.6%, sumur 4 pada kedalaman 103m –
405m dengan PHIE 17%-25.7%
Metamorphic
3.1.1. Korelasi Log LLS/I V v V
LS/IL
Untuk korelasi sumur log digunakan M
10 data sumur Kentucky (16) dengan MSFL v
kedalaman paling dangkal sama yaitu 20 feet /SFL
dan kedalaman terdalam berbeda beda dengan SP
kedalaman paling dalam di log 1 yaitu 8900 GR v V V V
PEF v V
feet. Data yang digunakan dalam korelasi ini
DT v V
adalah data log Gamma Ray. Nama sumur
CAL v V V
dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut. TNPH v
DPHI v V V
No Nama Sumur
Tabel 3.2. Sumur Log Analisis
1 1601920459
2 1603718051 3.2. Pengolahan Data
3 1608921256 3.2.1. Korelasi Log Sumur
4 1611124576
5 1611318114 Berikut ini merupakan diagram alir
6 1611320747 pengolahan data Korelasi Log menggunakan
7 1604922398 software Interactive Petrophyisics:
8 1618130197
9 1619922393
10 1619922670
Tabel 3.1. Sumur LogKorelasi
Dari gambar 4.1. dapat dianalisis memiliki margin zona top dan zona
bahwa formasi batuan memiliki mayoritas bottom yang berbeda jauh sehingga dalam
litologi berupa sandstone dan limestone interpretasi korelasi litologinya menemui
dan terdapat lapisan tipis berupa shale, beberapa keambiguan.
blackshale, dan silt. Selain itu terdapat
kemenurusan litologi yang terjadi hampir Berdasarkan penjelasan sebelumnya
pada semua data sumur dimana sesuai telah dijelaskan mengenai formasi batuan
dengan hokum stratigrafi continuity. gambar 4.1. yang tidak berbentuk
Namun kontinuitas dari batuan tidak horizontal. Hal ini dapat dilihat dari
sepenuhnya berbentuk horizontal, adapun litologi batuan pada sumur 1 yang
alasannya karena beberapa hal, salah sebagian besar terkorelasi kearah atas
satunya adalah letak dari masing-masing litologi batuan pada sumur 2. Hal ini
sumur yang tidak diketahui akibat dapat disebabkan oleh factor seperti
kurangnya data informasi berupa aktivitas tektonik bumi, sesar, fracture
koordinat sumur. Sehingga tidak bisa rock sehingga terjadi bergerakkan formasi.
diketahui apakah sumur 1 sampai 10 Untuk litologi batuan pada sumur 2 hingga
saling berdampingan ataupun pada titik sumur 9 secara umum dapat diamati
tempat yang saling berjauhan. Adapun bahwa terdapat keselarasan formasi batuan
alasan lain yang menghambat korelasi yang cenderung horizontal. Hanya saya
dikarenakan data dari masing-masing log perbedaan ketebalan litologi tiap data
sumurnya berbeda, dapat disebabkan
karena adanya faktor erosi saat proses
sedimentasi. Sementara untuk korelasi
data sumur 9 dengan 10 menunjukkan
korelasi litologi yang cenderung
menurun. Fenomena ini dipengaruhi pula
oleh tenaga endogen bumi sehingga
menimbulkan fracture rock maupun sesar
yang dapat menggeser formasi batuan.
Sumur ini memiliki kedalaman 1560 Gambar 4.3. Penampang net payzone
meter hingga 1860 meter. Berdasarkan analisis sumur 1 (3417520323)
kurva NPHI dan RHOB pada gambar 4.2
reservoir hidrokarbon (sand) berada pada 4.1.2. Sumur 2 (3410120183)
kedalaman 1312 meter – 1354 meter. Sumur ini memiliki kedalaman 1600
Reservoir tersebut diinterpretasikan meter hingga 2340 meter. Berdasarkan analisis
mengandung campuran fluida minyak dan gas kurva NPHI dan RHOB pada gambar 4.4
dengan porositas efektif (PHIE) 1% - 7% dan reservoir hidrokarbon (sand) berada pada
porositas total (PHIT) 5% - 10%. Nilai kedalaman 1770 meter – 1840 meter.
resistivitas dari log LLD 116 ohmm – 1576 Reservoir tersebut diinterpretasikan
ohmm, resistivitas air formasi (Rw) yaitu mengandung campuran fluida minyak dan gas
0.00103 ohmm – 0.763 ohmm, saturasi air dengan porositas efektif (PHIE) 4% - 8% dan
(Sw) yaitu 0.134 – 0.9, saturasi zona invasi porositas total (PHIT) 9% - 18%. Nilai
(Sxo) yaitu 0.15 – 0.94 dan volume shale resistivitas dari log LLD 45 ohmm – 190
adalah 7 – 12 %. Berdasarkan gambar 4.3. ohmm, resistivitas air formasi (Rw) yaitu 0.4
mengenai penampang zona net payzone ohmm – 2.59 ohmm, saturasi air (Sw) yaitu
hidrokarbon reservoir terletak pada kedalaman 2% – 25%, saturasi zona invasi (Sxo) yaitu 0.7
1623m – 1680m. Namun, reservoir pada – 0.94 dan volume shale adalah 6 – 23 %.
sumur 1 ini diperkirakan kurang bagus Berdasarkan gambar 4.5. mengenai
dikarenakan litologi dominan adalah shaly penampang zona net payzone hidrokarbon
sand sehingga harus benar-benar reservoir terletak pada kedalaman 1670m –
diperhitungkan ketika akan dilakukan tahap 1760m.
produksi.
pada sumur 13 ini diperkirakan memiliki nilai
ekonomis yang rendah karena litologi
dominan adalah shaly sand dan zona reservoir
terbilang tipis sehingga harus benar-benar
diperhitungkan ketika akan dilakukan tahap
produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4.8. Penampang data log pada Mastoadji, E.. Kristanto. 2007. Basic Well
sumur 4 (3417520322) Log Interpretation, Handout of AAPG
SC UNDIP Course