PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN BERBASIS KOMPETENSI
JIP.SM01.002.01
MENGIDENTIFIKASI PRINSIP-PRINSIP KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (K3)1.002.01
JIP.SM01.002.01
PENYUSUN
Ahmad Nurdin, M.Pd
Reviewer
Dr. Edison Ginting, MM
KATA PENGANTAR
salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based
Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media
pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam
DAFTAR ISI
Halaman: 2 dari 74
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM01.002.01
E. Pelaksanaan K3 ------------------------------------------------------------------------- 56
1. Faktor-Faktor Terjadi Api ------------------------------------------------------ 56
2. Jenis Pemadam Kebakaran --------------------------------------------------- 57
3. Penggunaan APD untuk Pemadam Kebakaran ------------------------- 58
4. Pencengahan Kebakaran ----------------------------------------------------- 60
BAB I
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN
A. LATAR BELAKANG
C. RUANG LINGKUP
D. PENGERTIAN-PENGERTIAN
BAB II
MATERI PELATIHAN
MENGIDENTIFIKASI PRINSIP-PRINSIP KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3)
A. Definisi Umum
Keselamatan Kerja adalah suatu tindakan pencengahan terjadinya kecelakaan
atas manusia, alat/mesin, gedung/ tempat kerja dan kerusakan lingkungan hidup.
Kesehatan kerja adalah pencengahan timbulnya penyakit akibat lingkungan kerja
atau pekerjaan yang akan mempengaruhi :
Fisik atau mental pekerja
Fisik atau mental orang / masyarakat sekitarnya.
Pelindung Mata
Pelindung mata atau gogel digunakan untuk menurunkan
kekuatan pancaran cahaya tampak dan harus dapat menyerap
atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan
inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata harus
mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat
atau hijau. Dalam negara-negara tertentu sudah dilaksanakan
persyaratan pelindung mata terhadap kemampuannya
menahan sinar ultraviolet dan inframerah. Negara Jepang telah
mengeluarkan standarisasi mengenai pelindung mata yaitu
JIST8441 – 1970 seperti tabel 1.
Pelindung Muka
Pelindung muka digunakan untuk melindungi seluruh muka
terhadap kebakaran kebakaran kulit sebagai akibat dari cahaya
busur, percikan dan lain-lainnya, yang tidak dapat dilindungi
dengan hanya memakai pelindung mata saja.
Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam, dapat
berbentuk helmet seperti gambar 5 dan dapat berupa
pelindung yang harus dipegang seperti gambar 6.
Pelindung Pernapasan
Pelindung pernapasan digunakan apabila pembersihan udara
dengan ventilasi/ exhaust fan tidak mencukupi dan pengelasan
di tempat tertutup seperti dalam tangki atau terowongan,
sehingga diperkirakan dapat membahayakan pekerja
diharapkan memakai alat pernapasan pelindung debu dan
pelindung racun.
Alat pernapasan pelindung debu dan racun harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Mempunyai daya tampung yang tinggi.
2. sesuai dengan bentuk muka.
3. tidak menggangu pernapasan.
4. tidak mengganggu pekerjaan.
5. kuat, ringan dan mudah dirawat.
Pelindung Kulit
i) Sarung Tangan
Untuk melindungi kulit tangan operator las harus memakai
sarung tangan dari kulit akibat luka bakar terutama apabila
melakukan pengelasan tegak dan atas kepala. Bagian
dalam sarung tangan harus dilapisi bahan katun untuk
menyerap keringat pada tangan agar terhindar dari bahaya
listrik.
Syarat-syarat sarung tangan menurut JIS dapat dilihat pada
tabel 2.
Tahap perakitan
Pada tahap perakitan semua komponen baik yang datang dari
pembuatan maupun dari perakitan mula dirakit dan dilas menjadi
kotak-kotak rakitan. Penyambungan antara kotak-kotak rakitan
tersebut dilakukan dengan menggunakan las busur rendam
otomatik seperti gambar 19. Dalam hal mengikatkan kerangka
dan pelat dinding digunakan las tangan atau las gaya berat
dengan elektroda khusus untuk pengelasan datar.
Tahap pembangunan
Kotak-kotak yang sudah dirakit kemudian disusun di atas
galangan dengan bantuan mesin angkat. Setelah diatur kotak-
kotak tersebut lalu dilas dengan menggunakan bermacam-macam
cara pengelasan baik dengan las biasa maupun dengan las
otomatik khusus.
Gelagar Kotak
Rangka Pratt
b. Rangka Baja
1. Proses Pembuatan Rangka Baja
Konstruksi rangka baja digunakan untuk bangunan gedung,
karena itu pembuatannya harus dilakukan dalam waktu yang
singkat, sehingga menggunakan baja rol atau bentuk balok
b. Pipa Pesat
Pipa pesat adalah pipa untuk mengarahkan air dari tempat
penampungannya ke lubang pemasukan turbin air. Pipa pesat
terdiri dari pipa utama dan alat-alat bantu yang berupa
sambungan ekspansi, lubang pembersihan, katup udara, katup
dan lain sebagainya. Tekanan yang terjadi biasanya tergantung
pada jaraknya dari tempat penampung, makin jauh makin
besar.
1. Proses Pembuatan Pipa Pesat
Pipa pesat dapat dipasang di atas tanah atau di dalam tanah.
Susunan pipanya dapat berupa pipa tunggal yang menuju ke
satu turbin saja atau bercabang menuju ke beberapa turbin.
Ukuran pipa pesat dapat bermacam-macam, adanya
berukuran puluhan meter sampai kilometer. Berapapun
panjangnya, biasanya dibuat per-bagian yang disesuaikan
dengan sarana pengangkutannya.
Pipa pesat dapat berupa pipa lurus, pipa belok dan pipa
expansi. Sudut percabangan biasanya antara 60 sampai
90. Makin kecil sudutnya makin kecil juga kerugian
4. Saluran Pipa
Saluran pipa adalah suatu alat transportasi untuk memindahkan cairan
atau gas seperti minyak mentah, air, gas alam dan lain sebagainya.
Saluran pipa trerbagi dalam dua macam yaitu saluran hantar dan saluran
pembagi.
1. Proses Pembuatan Konstruksi Pipa
Konstruksi untuk pengelasan pipa tergantung daripada penempatan
pipanya, diantaranya mendatar, tegak lurus atau membentuk sudut.
Inipun masih bisa dibedakan apakah pipanya dapat diputar atau tidak
5. Mesin-Mesin Konstruksi
Mesin konstruksi adalah mesin untuk pengerjaan tanah, konstruksi
bangunan, konstruksi jalan, konstruksi saluran, pembersihan sungai, alat
bongkar dan muat di pelabuhan serta lain sebagainya. Dalam tabel 9
ditunjukkan klasifikasi mesin konstruksi berdasarkan jenis pekerjaan yang
dapat dilakukan.
6. Kendaraan Rel
Kendaraan rel pada dasarnya terdiri atas kereta yang diperuntukan bagi
penumpang dan bogi yang digunakan untuk bergerak.
Tabel 12 Klasifikasi Juru Las menurut JIS (Las Busur dengan tangan)
Tebal pelat t (mm) Pelat tipis t 3,2 Pelat sedang
3,2 < t < 90
Posisi F V F V O
Kelas 1
Pada pasal 12 diatur mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas dan atau keselamatan kerja;
b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan
dan keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan
lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan.
E. Pelaksanaan K3
1. Faktor-Faktor Terjadinya Api
1. Proses Terjadinya Api
Api adalah gabungan dari beberapa zat yang berada pada tempat
dan saat yang sama.
Proses terjadinya api disebabkan adanya 4 (empat) unsur, yaitu:
- Oksigen
- Panas
- Bahan Bakar
- Reaksi Kimia
2. Klasifikasi Api
Berdasarkan jenis bakarannya api dikelompokan menjadi:
A. API KELAS A
Api kelas A (bersimbol huruf A dalam segi tiga warna hijau) ini
digolongkan pada bahan-bahan seperti kayu, bambu, tekstil,
kertas, karet, aspal sampah dan sejenisnya.
B. API KELAS B
C. API KELAS C
D. API KELAS D
3 Pijitlah pengatup.
Arahkan corong ke pangkal api
dengan menyapu.
Bila kebakaran terjadi di luar ruangan
dan terjadi angin, arah pancaran zat
pemadam harus searah dengan arah
angin.
4. Pencengahan Kebakaran
Langkah-langkah usaha dan tindakan-tindakan pencengahan kebakaran,
baik karyawan ataupun bukan karyawan yang berada di lingkungan
wilayah kerja diwajibkan menaati peraturan yang dikeluarkan oleh
peraturan pemerintah atau pemimpin perusahaan.
Cara pencengahannya :
1. Dilarang merokok di dalam ruangan yang terdapat gas.
2. Tutup rapat-rapat semua keran gas setelah selesai dipakai.
3. Periksa kemungkinan kebocoran-kebocoran dari sambungan pipa gas.
4. Segera membuka pintu atau jendela sebelum pekerjaan dimulai, agar
ada penggantian udara di dalam ruangan selama lebih kurang 15
menit sampai 30 menit.
5. Dilarang membuka keran gas terlalu lama sebelum digunakan.
6. Dilarang memukul-mukul tutup botol gas dengan maksud membuka.
7. Dilarang mengerjakan sesuatu pekerjaan yang menimbulkan cetusan
api.
8. Dilarang membanting-banting botol yang berisi gas dengan maksud
memindahkan atau mengangkat.
Caranya :
- Pertama-tama luka
dibersihkan dengan air
bersih, untuk Seperempat
menghilangkan kotoran jam
pada luka
- Tekan luka tadi dengan
kain spons yang sudah
dibasahi air, biarkan Mata
penekanan selama 10-15
menit atau kurang dari itu
- Balutlah dengan kain
pembalut seperti dalam
gambar disamping
- Begitu juga bila luka terjadi
pada mata, segera
berikan pertolongan dan
segera pula bawa ke
rumah sakit untuk
penanganan berikutnya.
JudulModul:Mengindentifikasi Prinsip-PrinsipKeselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) Halaman: 64 dari 74
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub bidang Pengelasan SMAW JIP. SM01.002.01
Demikian juga
penggunaan kain
pembalut memerlukan
keterampilan khusus atau
dengan mempelajari buku
pedoman mengenai cara
melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan
b. Teknik Fiksasi
Cara melakukan fiksasi pada sendi bahu
1. Siku rapat ke badan, lengan bawah diputar ke luar.
2. Siku didorong ke depan, merapat badan
3. Lengan dilipat ke dada
Tanggal Tanggal
No Nama Keterangan
Masuk Kadarluasa
( Nama Petugas )
BAB III
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN
1. Daftar Pustaka
1. Keselamatan Kerja 1, Polman ITB Bandung, 1992.
2. Himpunan Perundang-undangan Ketenagakerjaan I, Departemen Tenaga
Kerja Transkop, Jakarta, 1977.
3. Pemindahan Korban Kecelakaan Untuk Rujukan, Markas Besar Palang
Merah Indonesia, Jakarta.
2. Buku Referensi
1. Teknologi Pengelasan Logam, Prof. DR. Ir. Harsono Wiryosumarto dan Prof.
DR. Toshie Okumura, PT. Pradnya Paramita, 1979.
2. Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel, Tia Setiawan dan Harun,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1980.
3. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, Dr. Suma’mur P.K., M.Sc.,
CV. Haji Masagung – Jakarta, 1997.
Daftar Peralatan/Mesin
Daftar Bahan
TIM PENYUSUN