Tim Dosen :
Edward Endrianto Pandelaki, S.T., M.T., Ph.D.
Dr. Eng. Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto, S.T., M.T.
Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T.
Oleh :
Ronald Justice
NIM. 21020119420017
Tempat tinggal tradisional telah dikembangkan untuk menanggapi iklim musim panas dan
basah di Indonesia. Seperti umumnya di seluruh Asia Tenggara dan Pasifik Barat, sebagian
Rumah adat yang dibangun di atas panggung, dengan pengecualian Jawa dan Bali
membangun rumah di atas tanah langsung yang menyesuaikan dengan suhu tropis yang
panas. Rumah adat yang dibangunan dengan bentuk panggung, tentunya mempunyai tujuan,
seperti menghindari dari bahaya hewan buas, para musuh, dan menghindari kelembaban
barang, makanan, mengurangi resiko bahan bangunan cepat rusak dan rayap. Bentuk atap
dengan kemiringan yang cukup tajam memungkinkan air hujan cepat turun, dan atap
menjorok keluar untuk melindungi dinding rumah dari air hujan serta memberikan keteduhan
dalam panas. Di daerah pesisir dataran rendah yang panas dan lembab, rumah memiliki
banyak jendela untuk sirkulasi udara, sedangkan di daerah pedalaman pegunungan dingin,
rumah sering memiliki atap yang luas dan beberapa jendela.
b. Arsitektur keagamaan
Walaupun arsitektur keagamaan tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, seni
arsitektur ini berkembang pesat di Pulau Jawa. Pengaruh sinkretisasi agama di Jawa meluas
sampai ke dalam arsitektur, sehingga menghasilkan gaya-gaya arsitektur yang berkhas Jawa
untuk bangunan-bangunan ibadah agama Hindu, Buddha, Islam, dan sampai ke umat yang
berjumlah kecil yaitu Kristen.
Sejumlah bangunan agama seperti candi, yang seringkali berukuran besar dan
didisain secara kompleks, banyak dibangun di Pulau Jawa pada zaman kejayaan kerajaan
Hindu-Buda Indonesia antara abad ke-8 sampai ke-14. Candi-candi Hindu tertua yang masih
berdiri di Jawa terletak di Pegunungan Dieng. Diperkirakan dahulu terdapat sekitar empat
ratus candi di Dieng yang sekarang hanya tersisa delapan candi. Pada awalnya, struktur
bangungan-bangunan di Dieng berukuran kecil dan relatif sederhana. Akan tetapi tingkat
kemahiran arsitektur di Jawa semakin meningkat. Dalam kurun waktu seratus tahun saja
kerajaan kedua Mataram telah dapat membangun kompleks candi Prambanan di dekat
Yogyakarta yang dianggap sebagai contoh arsitektur Hindu terbesar dan terbagus di Jawa.
Pada abad ke-19, kesultanan kepulauan Indonesia mulai mengadopsi dan menyerap
pengaruh asing dari arsitektur Islam, sebagai alternatif untuk gaya Jawa sudah populer di
Nusantara. Gaya Indo -Islam dan Moor terutama disukai oleh Kesultanan Aceh dan
Kesultanan Deli , seperti yang ditampilkan dalam Masjid Baiturrahman Banda Aceh dibangun
pada 1881, dan Masjid Medan Ulasan Grand dibangun pada tahun 1906. Khususnya selama
dekade sejak Indonesia merdeka, masjid cenderung dibangun dalam gaya lebih konsisten
dengan gaya Islam global, yang mencerminkan tren di Indonesia terhadap praktek yang lebih
ortodoks Islam.
c. Arsitektur Istana
Arsitektur istana dari berbagai kerajaan dan alam Indonesia, lebih sering didasarkan pada
gaya domestik vernakular adat daerah. Arsitektur istana mampu mengembangkan versi yang
lebih megah dan rumit dari segi detail arsitektur dibandingkan dengan arsitektur tradisional.
Di Kraton Jawa, misalnya, pendopos besar dari bentuk atap joglo dengan gaya atap tumpang
sari lebih rumit tapi berdasarkan bentuk pada Jawa umumnya, sementara omo sebua ("Rumah
kepala suku") di Bawomataluo, Nias adalah versi yang besar dari rumah di desa, istana orang
Bali seperti Puri Agung Gianyar gunakan bale tradisional, dan Istana Pagaruyung adalah
versi tiga lantai dari Minangkabau Rumah Gadang.
Daftar Pustaka
Hidayatun, Maria I, et al Arsitektur di Indonesia Dalam Perkembangan Jaman, Sebuah Gagasan
untuk Jati diri Arsitektur di Indonesia. Univ.Kristen Petra & Institut Teknologi Sepuluh
Nopember 1, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Prijotomo, Josef, 2013, Mengusik Aalam Pikiran Arsitektur Eropa-Amerika, Merintis Alam
Pikiran Arsitektur Nusantara, Prosiding Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Tradisional ke
V, Medan.
www.kompasiana.com 28 September 2012 yang diperbarui 24 Juni 2015 dan diakses 15 April 2020
pukul 12.02 WIB
www.tangerangonline.id
Wikipedia bhs. Indonesia, http://en.wikipedia.org
Image : Google Image, Wikipedia