Anda di halaman 1dari 9

Berita Dirgantara Vol. 9 No.

3 September 2008:66-74

LUBANG HITAM DI PUSAT GALAKSI BIMA SAKTI


Emanuel Sungging Mumpuni
Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa, LAPAN

RINGKASAN
Lubang hitam adalah suatu benda dengan massa yang sangat masif, sehingga menyebabkan
cahaya bisa tertarik dan terjebak ke dalamnya tanpa bisa melepaskan diri. Bila cahaya terjebak oleh
lubang hitam, maka tidak akan mungkin ada informasi yang bisa diperoleh untuk membuktikan
adanya lubang hitam secara langsung. Tetapi pengamatan akan perilaku benda-benda bergerak dan
distribusi energi dari suatu lokasi bisa diterapkan untuk menentukan adanya distribusi massa dari
suatu lokasi, dalam hal ini diterapkan untuk menentukan keberadaan lubang hitam.
Pengamatan resolusi tinggi pada berbagai rentang pengamatan dari obyek-obyek bergerak di arah
pusat galaksi kita, yaitu galaksi Bima Sakti, pada arah Sagitarius A*, menunjukkan indikasi kuat
adanya lubang hitam di pusat galaksi kita. Dengan pemahaman akan keberadaan lubang hitam
tersebut, maka dapat dipelajari evolusi galaksi kita serta evolusi dari alam semesta secara keseluruhan.

1 PENDAHULUAN tidak teramati. Sejak ditemukannya quasars di


Pada arah pusat Bima Sakti ditemukan pusat galaksi di luar galaksi Bima Sakti, maka
keyakinan akan adanya lubang hitam semakin
adanya sumber radio, yang diberi nama
kuat. Bukti yang mendukung keyakinan ini
Sagitarius A (Sgr A). Dengan meningkatnya
harus mempunyai kesahihan secara fisis, karena
resolusi pengamatan maka studi mendalam
konfigurasi konsentrasi massa terpusat bisa
pada Sagitarius A bisa memberikan pemahaman
dijelaskan oleh berbagai model fisis. Oleh
yang mendalam dengan resolusi yang mencapai
karena itu, penting mengetahui bentuk medan
~ 20 AU. Sumber radio yang kuat dari arah
gravitasi yang sangat dekat dengan obyek
Sagitarius A dinyatakan sebagai Sagitarius A*,
pusat, sesuai dengan model yang dibangun dari
sering disingkat sebagai Sgr A*. Pengamatan
teori relativitas umum. Kemudian harus di
menunjukkan luminositas radio Sgr A* mencapai
dukung oleh pengamatan dengan resolusi
2.1034 erg/dt, dengan diameter kurang dari 20 AU.
tinggi tentang perilaku benda-benda (bintang)
Pada saat itu belum ditentukan secara
di sekitar konsentrasi pusat massa.
pasti bahwa sumber radio ini dikaitkan dengan
Indikasi awal keberadaan lubang hitam
adanya lubang hitam super-cepat di pusat
berawal dari ditemukan adanya konsentrasi
galaksi yang bermassa mencapai 2-4 juta massa
massa terpusat dalam pusat galaksi; ditemukan
matahari. Karena lubang hitam tidak teramati,
pada akhir tahun tujuh puluhan dari
maka pengamatan yang dilakukan pada daerah
pengamatan spektroskopi garis struktur halus
Sgr A* harus memanfaatkan pemahaman
mid-merah-infra Ne+ (Wollman et al. 1977; Lacy
tentang dinamika benda-benda di sekitar et al. 1979). Pengukuran menunjukkan adanya
lubang hitam serta fenomena energetik, sebagai pergeseran Doppler yang besar (± 250 km/dt)
penunjuk bahwa memang terdapat lubang dari awan gas terionisasi, mengarah pada
hitam pada arah Sgr A*, alih-alih berasal dari kerapatan bintang yang maksimum. Pengamatan
obyek-obyek yang lain. interferometrik radio menemukan sumber radio
kompak, non-termal pada wilayah yang sama
2 BUKTI ADANYA LUBANG HITAM DI (Balick & Brown 1974), yang diinterpretasikan
PUSAT GALAKSI BIMA SAKTI sebagai laju gas dalam jumlah besar
Konjektur adanya lubang hitam di suatu mengindikasikan gerak orbit di sekitar suatu
lokasi di alam semesta ditinjau dari keberadaan konsentrasi massa yang sangat besar, mencapai
konsentrasi massa, dari sesuatu obyek yang jutaan massa matahari, sebagai kandidat
66
Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti (Emanuel Sungging)

adanya lubang hitam, yang berhimpitan dengan Genzel (1996, 1997) dan Genzel et al. (1997) telah
letak Sgr A* (Lynden-Bell & Rees 1971). menurunkan gerak-diri (relatif) dari sekitar 70
Studi merah-infra dan radio lebih lanjut bintang (Gambar 2-1). Bagian atas menggambarkan
yang dilakukan pada tahun delapan puluhan gerak-diri yang diturunkan (tanpa garis galat)
memperkuat bukti dinamika gas sebagai bukti serta diplot untuk sejumlah bintang dengan
konsentrasi massa terpusat (Serabyn & Lacy citra resolusi tinggi; mengasumsikan jarak
1985), kendati bukti-bukti yang ada belum Matahari – Pusat galaksi 8 kpc.
benar-benar meyakinkan. Sebagai tambahan Pada sekitar Sgr A* dari Gambar 2-1
adanya gaya gravitasi, gas bisa dipengaruhi bagian atas, dengan diameter ~ 1” terdapat
medan magnetik, tekanan radiasi, angin bintang konsentrasi bintang yang redup (disebut
dan friksi dengan komponen gas yang lain – sebagai gugus Sgr A*), memperlihatkan gerak
yang semuanya diketahui ada di pusat galaksi – diri lebih dari 1000 km/dt, sementara
sehingga membuat interpretasi masih belum konsentrasi bintang yang semakin menjauh
pasti. Pada akhir delapan puluhan beberapa mencapai beberapa ratus km/dt. Konsentrasi
grup peneliti mulai mengukur kecepatan radial bintang yang tercepat (~1400 km/dt) juga
beberapa tipe akhir bintang, yaitu seperti memperlihatkan posisi terdekat (~0.13”) dari
raksasa merah dan super raksasa (Rieke & Rieke Sgr A*. Temuan ini sesuai dengan asumsi
1988). Pengukuran-pengukuran tersebut meng- bahwa Sgr A* berkesusaian dengan adanya
konfirmasi dan memperkuat bukti adanya massa kompak yang sangat besar. Perlu juga
pusat massa yang mencapai 3 juta massa dipastikan bahwa pergerakan bintang yang
matahari, pusat massa yang tidak bisa dihitung teramati tersebut berada pada medan gravitasi
hanya dari gugus bintang di sekitar cahaya terpusat, yang berpusat di pusat galaksi.
Pengamatan dengan instrumen NACO
merah-infra–dekat.
yang dimulai dari 2001 memanfaatkan teleskop
Dengan semakin meningkatnya resolusi
YEPUN VLT 8.2-m, memberikan posisi bintang-
pengamatan, maka pengamatan medan
bintang pada pusat galaksi secara lebih akurat
kecepatan bintang bisa mencapai ketelitian 5
(Gambar 2-2). Dengan demikian, dapat diyakini
hari cahaya, sehingga bisa memberikan
secara pasti bahwa terdapat suatu konsentrasi
pembatasan secara lebih pasti pada pengamatan
massa terpusat dengan adanya bintang (diberi
gerak bintang di sekitar pusat galaksi.
nama S2) yang mengorbit pusat massa tersebut.
Kemajuan yang signifikan ini mungkin pada
Dari pengamatan NACO diperoleh informasi
satu sisi dengan adanya penemuan cluster
bahwa bintang S2 mencapai jarak terdekat
bintang dengan garis emisi panas dan
(perenigricon) dari Sgr A* pada 2002, dan
benderang (disebut sebagai bintang HeI) oleh
berjarak hanya 17 jam-cahaya dari sumber
Allen et al. (1990) dan Krabbe et al. (1991).
radio, bergerak dengan kecepatan 5000 km/jam.
Bintang-bintang ini diyakini berumur beberapa
Periode orbit 15.2 tahun, bentuk orbit eliptis
juta tahun dan menghuni pusat galaksi, tetapi
dengan eksentrisitas 0.87, yang berarti jarak
juga memberikan pengukuran kecepatan radial
terjauhnya (aponigricon) adalah 10 hari-cahaya
mencapai ~1” (0.04 pc). Di sisi lain pengembangan
dari pusat massa. Bintang S2 merupakan
yang paling penting adalah memungkinkannya
bintang dengan massa 15 kali Matahari dan
pengukuran proper motion bintang secara lebih
ukuran 7 kali Matahari. Perhitungan menunjukkan
baik lagi.
bahwa jarak orbit minimal dimana bintang
Genzel et al. (1996) telah berhasil
terhindar dari gaya pasang-surut adalah sekitar
menentukan kecepatan radial sampai sekitar
16 menit-cahaya. Perhitungan model lubang
220 bintang (Krabbe et al. 1995; Haller et al 1996).
hitam di pusat galaksi memberikan perkiraan
Dengan mengkombinasi 60 citra resolusi tinggi
massa mencapai 2.6 ± 0.2 juta massa Matahari.
yang independen antara 1992-1997; Eckart &

67
Berita Dirgantara Vol. 9 No. 3 September 2008:66-74

Gambar 2-1: Perubahan posisi bintang-bintang di sekitar Sgr A* (tanda +), diamati dari perubahan
sudut-nya (ordinat) terhadap epoch pengamatan, dibandingkan pada bintang S1 dan IRS
16 (Eckart, A., Genzel, R., 1999)

Gambar 2-2: SgrA* dan S2 di identifikasi di panel kiri. Panel kanan memperlihatkan orbit S2 yang
teramati antara 1992 - 2002, relatif terhadap SgrA* (ditandai dengan lingkaran). Posisi S2
pada setiap epoch diindikasikan dengan tanda plus dengan tanggal dalam fraksi tahun
diperlihatkan pada setiap titik. Ukuran tanda plus mengindikasikan besarnya galat. Kurva
solid adalah fitting terbaik orbit eliptis – satu titik fokus adalah posisi SgrA* (Sumber:
ESO)

68
Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti (Emanuel Sungging)

Gambar 2-3: Variabilitas yang teramati pada pengamatan merah-infra dari arah pusat galaksi (Sumber
ESO)

Walaupun bukti adanya lubang hitam berenergi tinggi, maka bisa ditentukan bahwa
bisa dilihat dari gerak benda-benda di sekitar materi tepat akan masuk ke dalam event horizon
suatu konsentrasi massa terpusat yang sangat dari lubang hitam, dan akhirnya hilang sama
besar, tetapi lubang hitam tidak akan pernah sekali dari pengamatan.
terlihat. Seberapa besar ukuran lubang hitam itu Pengamatan lebih lanjut NACO tahun
sendiri tidak dapat diketahui. Sehingga 2003 menunjukkan adanya semburan energi
keberadaan lubang hitam masih bisa disanggah berkekuatan tinggi pada merah-infra, yang
jika ada model lain yang memberi penjelasan memperkuat bukti adanya lubang hitam di
tentang konsentrasi massa yang sangat padat. pusat galaksi (Gambar 2-3).
Teori relativitas umum telah memprediksi Gambar 2-3 memperlihatkan kurva
bahwa massa lubang hitam tersimpan dalam cahaya dari flare yang teramati pada pusat
event horizon, dimana tidak ada informasi yang galaksi, diamati pada 16 Juni 2003 di pita K
bisa keluar dari dalamnya. Sedemikian pepat (panjang gelombang 2.2 µm). Flare memper-
gravitasi dalam event horizon, sehingga lihatkan variabilitas pada skala waktu periodisitas
cahayapun tidak dapat lepas. Akibat kepepatan 17 menit (tanda panah). Variabilitas yang besar
gravitasi lubang hitam, maka materi di sekitar ini menunjukkan bahwa emisi merah-infra
lubang hitam akan terhisap ke dalamnya. berasal tepat diluar event horizon lubang hitam.
Ketika materi tepat pada ‘tepi’ event horizon, Jika puncak aktivitas terjadi dalam periode 17
dimana kelajuannya menuju laju cahaya, maka menit, maka keseluruhan event horizon yang
akan mengalami pemanasan sangat tinggi, dan memberikan sumbangan pada emisi (mempunyai
melepaskan emisi yang sangat intens. Dengan ukuran tidak lebih besar dari cahaya yang
demikian, jika ditemukan adanya flare (semburan) ditempuh dalam 17 menit) yaitu sekitar dua kali

69
Berita Dirgantara Vol. 9 No. 3 September 2008:66-74

jarak Matahari-Bumi. Hal ini bersesusaian sekitar Sgr A* dan pada Sgr A* haruslah
dengan perhitungan bahwa, untuk bintang mempunyai energi kinetik yang sama. Perbedaan
terhindar dari gaya pasang-surut harus berjarak yang mencapai faktor 100 pada pergerakan
paling tidak 16 menit cahaya. teramati, disertai dengan penentuan massa dari
bintang-bintang yang bergerak menunjukkan
3 ASAL USUL LUBANG HITAM DI bahwa paling tidak Sgr A* 104 kali lebih masif
PUSAT GALAKSI BIMA SAKTI daripada bintang-bintang di sekitarnya. Jika
Lubang hitam super pepat bisa saja diasumsikan bahwa massa Sgr A* paling tidak
terbentuk jika sejumlah besar bintang ter- terkonsentrasi hanya pada emisi radio (radius ≤
kungkung dalam suatu lokasi pada akhir massa 1.5.1013 cm), maka kerapatan Sgr A* mencapai
hidupnya yang menjadi lubang hitam, lalu 1020.5 matahari. Batas bawah ini berorde lima
lubang hitam seukuran bintang mengalami fusi lebih kecil untuk kerapatan yang ekuivalen
menjadi benih lubang hitam besar di pusat untuk 2.6.106 massa matahari, dengan lubang
galaksi; atau bisa saja terbentuk seketika pada hitam mempunyai radius Schwarzschild ~ 1012 cm.
awal alam semesta, sebagai primordial lubang Argumen kedua menurut Melia (1992),
hitam. jika Sgr A* dengan massa saat ini memancarkan
Genzel et al. (1997) menunjukkan radiasi, dari energi massa diam diubah menjadi
bagaimana hubungan kestabilan jika terdapat radiasi, efisiensi konversi mencapai 10-5 – 10-6,
suatu massa dengan 2.6 juta massa matahari, dengan mempertimbangkan akresi dari gas
dengan kerapatan 2.101.pc-3, tidak akan stabil angin bintang yang berasal dari lingkungan.
lebih dari 10 juta tahun, apabila massa Satu-satu-nya penjelasan adalah pada kondisi
dinyatakan sebagai gugus gelap (dark cluster) yang murni radial (Bondi-Hoyle) atau pada
dengan komposisi bintang katai putih (white kerapatan rendah, aliran non-radial dari energi
dwarf star), bintang neutron, lubang hitam massa diam aliran akresi teradveksi kedalam,
akibat kematian bintang, atau entitas sub-stellar alih-alih diradiasikan keluar (Melia 1992;
yang lain. Akan tetapi mayoritas bintang di Narayan et al. 1995, 1997). Penjelasan ini
pusat galaksi berumur lebih 108 – 109 tahun. membutuhkan adanya suatu event horizon dan
Konsentrasi massa gelap juga tidak konfigurasi yang paling mungkin adalah
mungkin berasal dari keadaan runtuh gugus lubang hitam (Narayan et al. 1997). Dengan
yang berkembang secara dinamis. Karena pada demikian, kesimpulan yang paling bisa
kasus ini, walaupun intinya sangat rapat diterima saat ini adalah terdapat lubang hitam
mempunyai lapisan kulit yang lunak, quasi- yang masif dan tidak aktif di pusat galaksi.
isotermal, tidak seperti yang teramati pada Penjelasan mengenai asal-usul lubang
pusat galaksi. Kemungkinan lain, jika konjektur hitam di pusat galaksi, dikaitkan dengan
massa gelap tersusun dari gas fermion penjelasan terbentuknya galaksi. Menurut
terdegenerasi, maka massa fermion tidak bisa Waller & Hodge (2003), konfigurasi galaksi
lebih besar dari massa elektron. Konfigurasi ditentukan bagaimana awan proto-galaksi
yang paling realistik tanpa adanya muatan membentuk identitas gravitasi, melalui
listrik adalah karena plasma elektron-positron, instabilitas gas pre-galaksi. Galaksi terbentuk
akan tetapi, segera musnah, melalui garis ketika proto-galaksi mengalami kontraksi.
radiasi pemusnahan/anihilasi. Sesuai dengan theorema Virial, jika kerapatan
Terdapat dua argumen yang awan protogalaksi terdistribusi secara seragam
memperkuat bahwa pusat galaksi memang selama kontraksi, energi gravitasi akan
merupakan lubang hitam. Genzel (1997) dilepaskan seiring dengan mengecilnya radius.
menunjukkan bahwa Sgr A* mempunyai proper Temperatur, akan cenderung tetap, setengah
motion kurang dari 16 km/dt. Jika pusat galaksi energi gravitasi di konversi menjadi radiasi
sangat rapat, bintang-bintang yang bergerak di yang dipancarkan keluar. Ketika kerapatan
70
Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti (Emanuel Sungging)

material sangat besar, yaitu ketika menjadi 4 PENENTUAN MASSA LUBANG HITAM
sangat kedap, awan tidak bisa lagi meradiasikan
Dari teori relativitas umum, penentuan
energi yang dihasilkan dari kontraksi gravitasi.
massa lubang hitam bisa dilihat dari efek
Ketika terjadi maka energi termal awan gas
gravitasi objek-objek yang bergerak, terhadap
(sejumlah energi yang direpresentasikan dari
suatu pusat massa yang tidak teramati.
gerak partikel gas) naik dengan semakin
Sebagaimana pengamatan tata surya, planet-
mengecilnya radius. Pada suatu titik (yang
planet bergerak terhadap pusat massa
disebut sebagai radius-termal), energi termal
(Matahari), maka hubungannya dapat ditinjau
awan bisa menghentikan kontraksi. Demikian
dari hukum-III Kepler untuk mendapatkan massa
juga, ketika radius mengecil maka energi rotasi
dominan.
bisa mengimbangi energi gravitasi, yang
Eckart & Genzel (1999) memberikan
dinyatakan sebagai radius-rotasi. Dan pada
analisa awal berdasarkan dispersi kecepatan
suatu ukuran kritis, bintang-bintang terbentuk
diproyeksikan dari sejumlah bintang pada
sebagai akibat kondensasi gas dan awan gas
anulus tertentu diproyeksikan pada radius p
membentuk diri-nya sebagai bintang-bintang
dan naik dengan rasio p-½, antara p ~ 1pc dan p
anggota galaksi. Titik ini disebut sebagai radius-
~ 0.01 pc, sebagaimana diduga dari potensial
kondensasi. Konfigurasi awan proto-galaksi
pusat massa (diturunkan dari Hukum Kepler).
berkontraksi bergantung pada ketiga ukuran
radius kritis, yaitu rotasi, kondensasi, dan Lokasi kecepatan bintang terbesar (pusat
termal. dinamika), kerapatan bintang maksimum dan
Jika radius rotasi yang paling dominan, posisi Sgr A* (Menten et al. 1997 memberikan
maka kontraksi dihentikan oleh rotasi. Gaya relatif terhadap bintang sebesar ’30 mili-
sentrifugal berlaku hanya pada suatu bidang arcdetik), berkesusaian dengan ± 0.004 pc (0.1”
datar, sedemikian sehingga kontraksi ber- oleh Ghez et al. 1997). Antara 5” ≥ p ≥ 1” ketika
langsung tegak lurus bidang sampai terbentuknya data radial dan proper motion tersedia untuk
piringan tipis. Pada kasus ketika radius- bintang yang sama – dispersi kecepatan untuk
kondensasi dominan pembentukan bintang ketiga arah mempunyai galat yang kecil. Ini
mulai ketika efek rotasi belum menjadi penting artinya orbit bintang cenderung isotropis, dan
pada penghentian kontraksi. Seiring naiknya orbit-orbit bintang disekitar Sgr A* cenderung
kerapatan, rasio formasi bintang menjadi Keplerian (Eckart & Genzel, 1996, 1997).
penting dan keseluruhan gas digunakan dalam Distribusi massa yang tercakup sebagai
pembentukan bintang. Ketika kontraksi terhenti fungsi dari radius yang sebenarnya dari Sgr A*,
pada suatu batas, sedikit sekali gas tersisa diperlihatkan pada Gambar 4-1, sebagai hasil
untuk efisiensi disipasi gas. Pada keadaan ini dari penerapan persamaan ‘Jeans’, juga dengan
piringan tidak terbentuk, dan protogalaksi memproyeksikan penentu massa untuk semua
berhenti kontraksi pada suatu keadaan yang data radial dan proper motion yang tersedia,
berbentuk menuju bola. Pada kasus ketiga, seperti diperlihatkan pada Tabel 4-1, (Genzel et
ketika radius-termal paling dominan, awan al. 1997). Data di fit dengan sangat baik dengan
proto-galaksi berkontraksi menjadi semakin kombinasi massa titik pusat (2.61[±0.15sta.,
kecil dan semakin kecil, karena rotasi dan ±0.35stat+sys]x106 massa matahari) dan gugus
kondensasi tidak berperan untuk menghentikan bintang hampir isotermal dengan radius inti ~
kontraksi dan akhirnya runtuh menjadi obyek 0.38 pc dengan kerapatan inti 4x106, pc-3. Ini
supermasif. Maka kombinasi ketiga nilai batas berkesusaian dengan fit distribusi bintang
tersebut, bisa memberikan penjelasan tentang dengan pita 2 µm dengan rasio massa-
bagaimana terbentuknya galaksi dan adanya luminositas 2 (garis putus-putus tebal pada
pusat yang sangat masif (lubang hitam) di pusat Gambar 4-1).
galaksi.
71
Berita Dirgantara Vol. 9 No. 3 September 2008:66-74

Tabel 4-1: DISPERSI KECEPATAN YANG DITURUNKAN DAN MASSA YANG TERCAKUP DI
DALAMNYA (Genzel et al. 1997)

Gambar 4-1: Model massa dari proper motion bintang dan gerak radial. Lingkaran penuh adalah
berbagai massa yang diperlihatkan pada Tabel 4-1, dengan asumsi Matahari – Pusat
galaksi berjarak 8 kpc. Garis tebal menyatakan kurva yang menggunakan model bintang
teramati. Garis tipis lurus jumlah gugus bintang ditambah titik massa 2.61x106 massa
Matahari, garis putus tipis adalah jumlah gugus bintang teramati ditambah α = 5 model
Plummer untuk gugus gelap dengan kerapatan pusat 2.2x101., pc-3 dan R0=0.0065 pc
(Eckart, A., Genzel, R., 1999)

72
Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti (Emanuel Sungging)

Pusat massa ‘gelap’, karena harusnya Eckart, A., Genzel, R., 1997. Stellar Proper
mempunyai rasio massa-luminositas 100 atau Motions in the Central 0.1 pc of the Galaxy,
lebih. Jika titik pusat massa digantikan oleh Mon. Not. R. Astr. Soc, 284, 576.
gugus gelap kerapatan pusatnya harus lebih Eckart, A., Genzel, R., 1999. The Massive Black
dari 2.101.,pc-3 untuk bisa tetap konsisten Hole at the Galactic Center, J. Astrophys.
dengan data, sekitar 5.105 kali lebih besar Astr., 20, 187-196.
daripada gugus yang tampak. Genzel, R., Eckart, A., Ott, T., Eisenhauer, F.,
1997. On the Nature of the Dark Mass in
the Centre of the Milky way, Mon. Not. R.
5 KESIMPULAN
Astr. Soc., 291, 219.
Kendati lubang hitam adalah fenomena
Genzel, R., et. al., 2003. Messages from the Abyss -
alam yang tidak bisa diamati, karena tidak akan VLT Observes Infrared Flares from Black
ada cahaya yang bisa keluar darinya, tetapi Hole at Galactic Centre, ESO Press Release
dengan meningkatnya kemampuan pengamatan, 26/03, < http://www.eso.org/
dari pengamatan radio, pencitraan merah-infra outreach/press-rel/pr-2003/pr-26-
sampai spektroskopi resolusi tinggi telah 03.html>.
menunjukkan adanya pergerakan bintang- Ghez, A., Klein, B., Morris, M., Becklin, E., 1998.
bintang yang mengitari suatu sumber radio High Proper Motion Stars in the Vicinity of
dengan periode di bawah lima hari, pada suatu Sagittarius A*: Evidence for a Supermassive
pusat berjarak 3 pc, dan perhitungan Black Hole at the Center of Our Galaxy,
menunjukkan pusat massa yang dikitari oleh Astrophys. J., 509, 678.
bintang-bintang tersebut mempunyai massa Haller, J. W., Rieke, M. J., Rieke, G. H., Tamblyn,
mencapai 2.61x106 massa Matahari. P., Close, L., Melia, F., 1996. Stellar
Massa yang sangat pepat tersebut tidak Kinematics and the Black Hole in the
akan mungkin berasal dari gugus bintang stabil, Galactic Center, Astrophys. J., 456, 194.
Krabbe, A., Genzel, R., Drapartz, S., Rotaciuc,
guguran bintang, atau sisa-sisa bintang generasi
V., 1991. A Cluster of He I Emission-Line
sebelumnya. Penjelasan yang paling bisa
Stars in the Galactic Center, Astrophys. J.,
diterima adalah massa tersebut adalah sebuah
382, L19.
lubang hitam pepat yang berada pada pusat
Lacy, J. H., Baas, F., Townes, C. H., Geballe, T.
galaksi Bima Sakti.
R., 1979. Observations of the Motion and
Distribution of the Ionized Gas in the
DAFTAR RUJUKAN Central Parsec of the Galaxy, Astrophys. J.,
Allen, D. A., Hyland, A. R., Hillier, D. J., 1990. 227, L17.
The Source of Luminosity at the Galactic Lynden-Bell, D., Rees, M., 1971. On Quasars,
Centre, Mon. Not. Astr. Soc., 244, 706. Dust & the Galactic Centre,Mon. Not. R.
Balick, B., Brown, R. L., 1974. Intense Sub- Astr. Soc., 152, 461.
Arcsecond Structure in the Galactic Center, Melia, F. 1992. An Accreting Black Hole Model for
Astrophys. J., 194, 265. Sagittarius A*, Astrophys. J., 387, L25.
Carrol, B. W., Ostlie, D. A., 1996. An Introduction Menten, K. M., Reid, M., Eckart, A., Genzel, R.
to Modern Astrophysics, Addison-Wesley 1997. The Position of Sagittarius A*:
Publishing Company, Inc. Accurate Alignment of the Radio and
Eckart, A., Genzel, R., 1996. Observations of Infrared Reference Frames at the Galactic
Center, Astrophys. J., 475, L111.
Stellar Proper Motions the Galactic Centre,
Narayan, R., Mahadevan, R., Grindlay, J., 1998.
Nature., 383, 415.
Advection-Dominated Accretion Model of

73
Berita Dirgantara Vol. 9 No. 3 September 2008:66-74

Sagittarius A*: Evidence for a Black Hole at Approaches to within 17 Light-Hour, ESO
the Galactic Center, Astrophys. J., 492, Press Release 17/02, < http://www.eso.
554. org/outreach/press-rel/pr-2002/pr-17-
Narayan, R., Yi, I., Mahadevan, R., 1995. 02.html>.
Explaining the Spectrum of Sagittarius A* Serabyn, E., Lacy, J. 1985. [Ne II] Observations of
with a Model of an Accreting Black Hole, the Galactic Center: Evidence for a Massive
Nature, 374, 623. Black Hole, Astrophys. J., 293, 445.
Novikov, I., 1990. Black Hole and the Universe, Waller, W. H., Hodge, P. W., 2003. galaksies and
Cambridge University Press. the cosmic Frontier, Harvard University
Rieke, G. H., Rieke, M. J. 1988. Stellar Velocities Press.
and the Mass Distribution in the Galactic Wollman, E. R., Geballe, T. R., Lacy, J. H.,
Center, Astrophys. J., 330, L33. Townes, C. H., Rank, D. M. 1977. Ne II
Schödel, R., et al., 2002. Surfing a Black Hole – 12.8 Micron Emission from the Galactic
Star Orbiting Massive Milky Way Centre Center,Astrophys. J., 218, L103.

74

Anda mungkin juga menyukai