Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pemimpin, Kepemimpinan dan Manajer dan Manajemen


2.1.1. Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang
berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut. Beberapa
pengertian pemimpin menurut para ahli :
1. Menrut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
3. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
4. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan


pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka.  Kepemimpinan dapat juga di artikan
sebagai  kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok .Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas (Field
Manual 22-100).
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
2. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai
tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
3. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk
mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
4. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi,
dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
2.1.2. Teori  Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta
menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin
itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan
pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di
atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil
yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil.
Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan
pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecenderungan kearah 2 hal.
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yangmemberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan,
dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
 4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya Kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi  kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya.

http://yuraannisa.blogspot.com/2013/10/makalah-pemimpin-dan-kepemimpinan.html
2.1.3. Manajer dan Manajemen
Definisi paling umum dari manajer adalah seseorang yang bekerja dengan atau
melalui orang lain melalui kegiatan mengkoordinasi berbagai aktifitas pekerjaan dalam upaya
untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas utama manajer adalah menkoordinasi. Walalupun
nampak sederhana, namun dalam implementasinya kegiatan mengkoordinasi memerlukan
kemampuan yang cukup kompleks. Seorang manajer tidak akan dapat mengkoordinasikan
suatu proses pekerjaan dengan baik, jika manajer tersebut tidak dianut oleh bagian-bagian
atau unit-unit yang akan dikoordinasikan, maka pasti proses koordinasi tidak akan terjadi.
Untuk dapat dianut tentu seorang manajer harus memiliki berbagai prasyarat agar supaya
dapat dianut.
Dianut atau diikuti oleh orang lain adalah kata penting dalam definisi kepemimpinan,
sehingga seseorang yang memilih profesi sebagai seorang manajer harus memiliki
kemampuan untuk dianut oleh orang lain atau dengan kata lain seorang yang memilih profesi
sebagai manajer harus memiliki jiwa kepemimpinan. Untuk dapat dianut orang harus
memiliki reputasi terpercaya, pada hal-hal tertentu juga harus ditambah dengan kemampuan
dan skill yang juga terpercaya. Sampai disini, terasa sekali bahwa untuk dapat menjalankan
fungsi utama seorang manajer ternyata diperlukan berbagai kompetensi yang kompleks.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.Selain itu
Ricky Griffin manajemen diartikan sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia(1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus
yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti
"kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
Perbedaan Manajemen Dan Manajer
Perbedaan manajemen dan kepemimpinan adalah Kemimpinan terjadi setiap saat dan
di mana pun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain
atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya Kepemimpinan dapat dipergunakan
setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu,
tidak harus dibatasi oleh aturar-aturan atau tatakrama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus
diikat dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan.bisa terjadi di mana saja, asalkan
seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah
tercapainya suatu tujuan tertentu.
Manajemen terjadi bila mana pengertian kepemimpinan dibatasi oleh tatakrama
birokrasi atau dikaitkan terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan
manajemen, Fungsi-fungsi seperti perencanaan, pengaturan, motivasi dan pengendalian
senantiasa ada di dalamnya. Jadi dapat terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang
pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk
mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain seorang leader atau pemimpin belum
tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau
pemimpin.
Hubungan Manajer Dan Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi tugas
yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana kepemimpinan
dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini
manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam suatu
organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang manajer
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu
tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia
memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial
kepadanya.
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
dapat berjalan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.

http://mastermakalahadministrasinegara.blogspot.com/2011/05/manajer-dan-manajemen.html

2.2. Persamaan dan Perbedaan Manager dan Pemimpin


Pertama, dalam hal perencanaan manajer akan merencanakan sesuatu berdasarkan hal-hal
yang sifatnya prosedural, teknis, terarah, tegas, dan tidak bertele-tele namun jika pemimpin
tidak merencanakan sesuatu karena pemimpin tidak merancang rencana prosedural,
pemimpin lebih memiliki visi atau pandangan dalam perencanaannya.
Kedua, dalam hal pengaruh manajer memiliki pengaruh hanya dalam batasan formal, yang
artinya dia akan memiliki pengaruh ketika dia secara formal diberikan  jabatan seorang
manajer kalau pemimpin memiliki pengaruh luas, kharismatik, dan energik dalam berpikir,
bahkan ketika pemimpin itu sudah tidak jadi pemimpin lagi, pendapat-pendapatnya akan
tetap di pertimbangkan dan diutamakan.
Ketiga, dalam mengatur sumber daya manusia di organisasinya Manajer akan memilih untuk
memberikan perintah ini dan itu ketimbang menunggu anak buahnya melakukan sesuatu
untuknya, misalnya manajer akan cenderung selalu memberikan tugas ini itu dan sebagainya,
tugas itu biasanya terkesan menuntut jika pemimpin justru akan memberikan kekuatan
wewenangnya untuk memberdayakan (empowering) anak buahnya, biasanya pemimpin akan
menjelaskan keinginan yang berkaitan dengan organisasi dengan anak buahnya, tanpa
menjelaskan bagaimana, apa, dan siapa yang harus merealisasikannya, namun justru anak
buahnya akan dengan senang hati merealisasikannya untuknya.
Keempat, dalam mengontrol organisasi dan anak buahnya Sang manajer akan cenderung
malas untuk memberikan perhatian moral dalam mengontrol anak buahnya, namun justru
lebih sering memberikan control yang sifatnya prosedural, seperti memberikan sanksi untuk
memotivasi anak buahnya yang sudah menunjukkan gejala penurunan performa hal ini
berbeda dengan sang pemimpin, karena pemimpin(leader) justru akan memberikan
kepedulian kepada anak buahnya jika performa anak buahnya menurun.
Kelima, dalam hal tujuan yang ingin dicapai manajer memiliki tujuan yang jelas dan
memiliki target kuantitatif, yaitu mendapatkan hasil yang sudah digariskan perusahaan atau
organisasi miliknya namun pemimpin akan lebih suka memperbaiki sistem di organisasinya
yang ia rasakan kurang atau belum sempurna.
Tugas Manager dan Pemimpin
Manager
1. Membuat perkiraan dan aturan dengan  :
2. Menetapkan sasaran operasional
3. Membuat rencana tindakan dengan jadwal
4. Mengalokasikan sumberdaya
5. Mengorganisasi dan menugaskan orang dalam struktur organisasi
6. Memantau hasil dan menyelesaikan masalah

Pemimpin
1. Menyusun visi masa depan dengan strategi
2. Mengkomunikasikan dan menjelaskan visi
3. Memotivasi dan memberikan inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi
Persamaan Manager dan Pemimpin
Peran mereka sama seperti dikemukakan oleh Mintzberg (antar pribadi, pemprosesan
informasi, dan pengambilan keputusan) , namun ketrampilan yang diperlukan berbeda.
Tugas Pemimpin dan Ciri Kepemimpinan yang Baik
Tugas Manager di perusahaan adalah pemimpin bagi para karyawan dan dalam
kepemimpinan yang baik selalu tercermin ciri-ciri pemimpin sejati.Definisi pemimpin
sejati bagi Tung Desem Waringin adalahseseorang yang menginspirasikan orang lain
menjadi siapa    mereka sebenarnya.
Ciptakanlah sebuah kepemimpinan yang membuat orang-orang yang Anda pimpin
menjadi tidak pernah melupakan diri Anda dan berterima kasih karena menjadi lebih
baik. Kepemimpinan dikatakan berhasil apabila “seorang pemimpin mampu mengubah
pengikutnya  dan melipat gandakan tim”.
Baik perusahaan maupun organisasi, apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin agar
Tugas Pemimpin yang ada pada dirinya dijalankan dengan penuh tanggungjawab?
Pengetahua umum yang luas, semakin tinggi kedududkan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara
generalis.
1. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan organisasi
Sikap yang intuitif atau rasa ingi tahu, merupakan suatu sikap yang mencermikan
dua hal : pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki;
kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
2. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada
kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,
melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir
yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada
pemecahan masalah.
3. Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang
berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu
bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
4. Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki
pandangan holistik mengenai orgainasi.
5. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi
antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi
dan fungsi pengawasan.
6. Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan
meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
7. Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula
tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil
pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi
juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar
organisasi tersebut.

8. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak


dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang
pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya
bertindak secara objektif.
9. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya
terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan
dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang
berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme.
Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih
hasil yang diharapkan.
10. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak,
sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang
dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
11. Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan
proaktif.
2.3. Proses Kepemimpinan dan Manajemen dalam Mencapai Tujuan Organisasi
2.4. Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Likert ( Likert’s Management System ),
ada 4 macam gaya kepemimpinan yaitu :
1) Gaya Otoritas ( Explosive atau Authoritative ).
a) Pemimpin menentukan semua keputusan yang berkaitan dengan seluruh pekerjaan
dan memerintahkan semua bawahan atau pengikut untuk melaksanakan.
b) Pemimpin kurang percaya terhadap bawahan dan memberikan ancaman atau
hukuman kepada bawahan yang tidak berhasil melakukan tugas.
c) Atasan dan bawahan bekerja dalam suasana yang saling mencurigai.
2) Gaya Otoritas Yang Bijaksana ( Benevolent Authoritative ).
a) Pemimpin menyampaikan berbagai peraturan, bawahan diberi kebebasan untuk
berpendapat dan diberi fleksibilitas dapat melaksanakan tugas diberi batasan serta
berbagai prosedur.
b) Pemimpin akan memberi hadiah atau penghargaan bagi yang berhasil dan sanksi bagi
yang kurang berhasil sebagai dorongan.
c) Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana cukup baik.
3) Gaya Consultative
a) Pemimpin menentukan tujuan dan berbagai ketentuan yang bersifat umum, sesudah
memulai proses diskusi dengan bawahan.
b) Penghargaan dan hukuman diberikan sebagai dorongan pada bawahan.
c) Pemimpin punya kepercayaan dan keyakinan pada bawahan.
d) Tercipta hubungan dua arah.
4) Gaya Partisipatif
a) Penentuan tujuan dan pengambilan keputusan ditentukan oleh kelompok atau bersama
jika pemimpin perlu mengambil keputusan setelah adanya pendapat atau saran
bersama dari bawahan.
b) Hubungan kerjasama dalam suasana persahabatan dan saling percaya.
c) Motiviasi ekonomis.

http://danyhadiwijaya.blogspot.com/2011/01/manajemen-organisasi-dan-kepemimpinan.html

Selanjutnya Ishak Arep dan Tanjung (2003:23) menyatakan bahwa dalam mencapai
tujuan sebagaimana telah dikemukakan diatas, yakni untuk dapat menguasai atau
mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka dalam penerapan Manajemen Sumber
Daya Manusia lazimnya digunakan 4 (empat) macam gaya kepemimpinan, yaitu :
Democratic Leadership adalah suatau gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada
kemampuan untuk menciptakan moral dan kemampuan untuk menciptakan kepercayaan .
Dictatorial atau Autocratic Leadership, yakni suatu gaya leadership yang menityikberatkan
kepada kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang mampu mengumpulkan
pengikut-pengikutnya untuk kepentingan pribadinya dan/atau golongannya dengan kesediaan
untuk menerima segala resiko apapun.
Paternalistic Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama (democratic) dan kedua
(dictatorial) diatas. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin juga harus berlaku, namun
dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokratis. Sistem dapat diibaratkan diktator yang
berselimutkan demokratis.
Free Rein Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan
sepenuhnya seluruh kebijakan pengoperasian Manajemen Sumber Daya Manusia kepada
bawahannya dengan hanya berpegang kepeda ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan
oleh atasan mereka. Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima
laporan kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh bawahannya. Gaya
kepemimpinan ini terutama diterapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

https://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html

2.5. Strategi Kepemimpinan yang Sukses


Adapun beberapa strategi yang dapat Anda terapkan agar kemampuan Anda dalam
memimpin lebih meningkat. Berikut adalah beberapa strategi agar bisa menjadi seorang
pemimpin yang sukses.
1. Membangun Kredibilitas Sebagai Seorang Pemimpin
Agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar maka seorang pemimpin tentunya harus
mendapatkan kepercayaan dari timnya. Salah satu caranya yaitu dengan menumbuhkan
kemampuan yang dibutuhkan dalam menjadi seorang pemimpin. Contohnya saja mampu
berbicara di depan orang banyak, mampu menyemangati bawahannya, mampu menentukan
strategi bisnis dan lain sebagainya.
Semua itu dapat Anda pelajari melalui pengalaman. Pada saat sebelum Anda menjadi seorang
pemimpin, biasanya Anda akan terlebih dahulu dipimpin. Manfaatkanlah kesempatan itu
secara maksimal untuk Anda belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin sukses atau
pemimpin ideal. Pelajari secara langsung bagaimana cara orang lain dalam memimpin orang-
orang di dalam timnya. Apabila belum cukup, Anda dapat belajar mandiri melalui buku-buku
kepemimpinan atau mengikuti berbagai seminar.
2. Belajar untuk Bisa Menganalisa Trend
Seorang pemimpin visioner tentu akan sangat lihai dalam memilah trend serta peluang. Itu
mengapa seorang pemimpin visioner akan terus mengkaji, bukan hanya pada industry dan
perusahaan mereka namun juga pada perusahaan lain. Salah satu hal yang dapat Anda
lakukan agar bisa mengidentifikasi pola trend dan mengeksplorasi peluang baru yaitu dengan
senang mencari pengalaman baru.
3. Memperhatikan Hal Detail Setiap Hari
Selain dengan melakukan pengamatan trend yang sedang berlangsung pada waktu tersebut,
melakukan pengamatan secara detail juga merupakan hal yang sangat penting agar bisa
menjadi seorang pemimpin yang visioner. Dengan memperhatikan kegiatan Anda sehari-hari
dan mencoba melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda maka berpeluang agar
Anda bisa menjadi seorang pemimpin sukses.
4. Kenali Tim Anda Sedekat Mungkin
Ciptakanlah suasana yang nyaman saat bekerjasama di perusahaan. Selalu berupaya agar bisa
melakukan pendekatan-pendekatan pada tim Anda secara personal namun tahu batasnya
sehingga Anda dapat mengenal tim Anda dengan baik. Cobalah untuk memahami masalah
yang sedang mereka alami, mengenali potensi atau keahlian mereka serta bisa menerima
saran dari mereka yang masuk akal demi kemajuan perusahaan atau organisasi Anda.
Usahakan tidak terdapat jarak yang sangat lebar antara atasan dengan karyawan.
5. Mempercayai Tim Anda
Apabila Anda ingin dipercaya oleh orang lain maka tidak ada salahnya jika Anda percaya
terlebih dahulu kepada mereka. Ingatlah bahwa pada sebuah organisasi atau perusahaan tentu
Anda tidak bekerja sendirian. Bekerja dalam tim pasti membutuhkan sebuah kerjasama antara
satu dengan yang lain. Sehebat apapun seorang pemimpin apabila tidak mendapakan
dukungan dari anak buahnya maka tidak akan memperoleh kesuksesan. Hindari mengawasi
karyawan Anda terlalu ketat, berilah mereka kepercayaan sehingga mereka merasa nyaman
namun tetap bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
6. Perencanaan Mendalam Saat Meraih Peluang
Cobalah untuk selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak semua kegiatan dalam
bisnis dapat dijalankan tanpa perencanaan yang matang. Biasakan untuk selalu melakukan
perencanaan yang mendalam agar Anda tidak gegabah saat meraih peluang.
7. Memberi Contoh
Seorang pemimpin yang sukses bukanlah mereka yang selalu memerintahkan anak buahnya
untuk mengikuti segala apa yang diperintahkan namun justru seorang pemimpin sukses akan
lebih banyak diam dan menyampaikan maksudnya memalui tindakan. Apabila Anda
menginginkan karyawan Anda melakukan sesuatu sesuai dengan yang Anda inginkan maka
sebaiknya Anda terlebih dahulu memberikan contoh. Misalnya Anda menginginkan anak
buah Anda tidak datang terlambat maka Anda juga harus memberi contoh kepada mereka
agar tidak datang terlambat saat ke kantor.
8. Jangan Menunggu Sampai Sempurna
Seorang pemimpin visioner tentu tidak akan pernah berhenti dengan upaya pertama mereka.
Anda harus mampu menciptakan suatu inovasi dari waktu ke waktu. Selain itu juga jangan
malu saat ingin menyampaikan ide serta menerima masukan dari bawahan Anda.
9. Memberikan Batasan Antara Urusan Pribadi dengan Urusan Pekerjaan
Berhati-hatilah dalam memperlakukan karyawan Anda sebab apabila Anda berlaku terlalu
keras maka mereka akan merasa tertekan karena Anda namun apabila Anda bersikap terlalu
lembut maka mereka juga akan jadi melunjak. Memang tidak ada salahnya apabila
menempatkan diri di antara karyawan Anda misalnya mengobrol bahkan makan siang
bersama namun Anda pastikan bahwa mereka juga tahu kalau terdapat batas professional di
antara Anda dan mereka. Jangan sampai ada yang melewati batas tersebut, misalnya Anda
tidak perlu terlalu ikut campur ke dalam masalah pribadi mereka dan begitu pula sebaliknya.
Bedakan antara urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Apabila Anda bekerja dengan
orang-orang terdekat Anda seperti sahabat, kekasih, keluarga dan sebagainya tidak perlu
Anda meberikan perlakuan khusus kepada mereka. Jagalah profesionalitas Anda.
10. Memahami Permasalahan dengan Baik
Seorang pemimpin sukses tentunya harus dapat menentukan keputusan yang tepat. Sehingga
diperlukan kemampuan khusus agar dapat memahami permasalahan. Seorang pemimpin
sukses merupakan seseorang yang mampu melihat lebih banyak dari orang lain serta mampu
melihat lebih jauh daripada orang lain dan bisa melihat segala sesuatu sebelum orang lain
dapat melihatnya.
11. Berbagi Visi dengan Orang Lain
Seorang pemimpin sukses harus dapat menumbuhkan rasa kepekaan terhadap segala sesuatu.
Kepekaan tersebut dapat dilatih melalui pengalaman. Semakin sering Anda mengambil
keputusan maka Anda akan semakin ahli dalam melakukannya. Tida perlu lagi berlama-lama
dalam memutuskan sebuah keputusan, pemimpin yang berpengalaman biasanya mempunyai
insting yang tepat sehingga jangan ragu untuk membagikan ide atau visi Anda kepada orang-
orang sekitar Anda supaya mereka dapat memberikan dukungan penuh untuk Anda.
12. Jangan Terlalu Berlebihan
Seorang pemimpin sukses juga harus mampu mengendalikan timnya di dalam kodisi dan
situasi apapun. Sehingga dibutuhkan karakter yang stabil meskipun sedang dalam kondisi
panic, sebisa mungkin seorang pemimpin sukses harus dapat bersikap tenang dan berkepala
dingin, hindarilah sikap yang berlebihan. Begitu pula apabila dihadapkan pada situasi yang
menyenangkan, bereaksilah sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jangan menyetujui
sesuatu pada saat Anda merasa senang serta jangan pula mengatakan sesuatu yang berlebihan
pada saat Anda sedang marah. Biasakan untuk bersikap stabil.
13. Berikan Apresiasi terhadap Kesuksesan Tim
Apabila tim Anda meraih suatu kesuksesan maka tidak ada salahnya apabila Anda
memberikan mereka selamat. Dapat pula mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan
keberhasilan tersebut sehingga anak buah Anda akan merasa di hargai. Dengan demikian
maka kesenangan mereka juga akan berlipat ganda dan akan lebih loyal terhadap Anda
maupun organisasi atau perusahaan Anda.
14. Jangan Terlalu Mendominasi
Sebagai seorang pemimpin memang sudah sewajarnya untuk selalu mengatur segalanya
namun hindarilah mendominasi dalam pekerjaan. Seorang pemimpin tidak akan menjadi
pemimpin sukses apabila ingin melakukan semuanya sendiri atau hanya mau mendapatkan
semua pengakuan atas tindakannya tersebut.
Sebagai seorang pemimpin sebaiknya jangan mengerjakan semua tugas seorang diri.
Belajarlah untuk bisa mendelegasikan tugas. Selain akan membuat pekerjaan terasa lebih
ringan, pendelegasian tugas juga akan membuat pekerjaan jadi lebih cepat selesai serta
bawahan Anda juga akan merasa senang karena merasa dipercayai oleh Anda.

Oleh: Nuraini Anitasari https://zahiraccounting.com/id/blog/menjadi-seorang-pemimpin-


sukses/

Anda mungkin juga menyukai