KEWIRAUSAHAAN
ALTERNATIF CARA & TEMPAT MENCARI KARYAWAN
1. Undang-Undang nomor 21 tahun 2000 dan UU 12/2003, setiap pekerja berhak untuk mengembangkan potensi
kerja, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya
2. Peraturan Menteri nomor 4/1993, Peraturan Menteri No 1/1998, Keputusan Presiden nomor 22/1993, Peraturan
Pemerintah nomor 14/1993, Undang-Undang nomor 1/1970, UU 3/1992, serta UU 13/2003, disebutkan bahwa
pekerja memiliki hak dasar atas jaminan sosial dan kesehatan serta keselamatan kerja.
3. Peraturan Menteri nomor 1/1999, PP 8/1981, serta UU 13/2003, disebutkan bahwa para pekerja mendapatkan hak
untuk memperoleh upah yang layak.
4. Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 juga menyebutkan bahwa pekerja memiliki hak dasar untuk libur, cuti,
istirahat, serta mendapatkan pembatasan waktu kerja
HAK DASAR KARYAWAN
5. Undang-Undang nomor 21 tahun 2000 serta UU 13/2003 juga mengatur hak dasar pekerja untuk membuat
serikat pekerja
6. eputusan Menteri nomor 232/2003 dan UU 13/2003 juga menyebut hak dasar buruh untuk melakukan mogok
kerja
7. Keputusan Menteri 224/2003 dan UU 13/2003, pekerja perempuan mendapatkan hak dasar khusus, yakni dilarang
dipekerjakan antara jam 23:00 sampai 07:00. Ini berlaku untuk buruh perempuan yang berusia kurang dari 18
tahun
8. Berhak mendapatkan perlindungan atas PHK
MENGELOLA KARYAWAN
1. Bangun komitmen
2. Pendekatan secara personal
3. Beri pemahaman tentang perusahaan
4. Pengembangan diri
5. Jaga kualitas kerjaan
MEMBANGUN KERJA TIM
1. Komitmen
2. Alur kerja
3. Kompetensi
4. Membangun kepercayaan & saling menghormati
5. Komunikasi
6. Ekspektasi terhadap pekerjaan & hasilnya
7. Sense of Belonging
8. Konsekuensi
9. Reaksi terhadap perubahan
10.Pengkajian performa tim dan umpan balik
MEMBANGUN LOYALITAS KARYAWAN
1. Gaji
2. Tunjangan kesehatan
3. Pelatihan
4. Fasilitas kerja
5. Kesejahteraan keluarga
6. Jaminan sosial tenaga kerja
7. Keamanan
8. Tunjangan hari raya
9. Pinjaman lunak
10. Bonus
PENGEMBANGAN KARYAWAN
1. Pelatihan
2. Pendidikan
3. Magang
4. Job enrichment (menambah tugas & tanggungjawab)
5. Benchmark (studi banding)
6. Uji kompetensi
7. Rotasi kerja
8. Coaching (bimbingan)
9. Promosi
CIRI-CIRI KARYAWAN BERPRESTASI
1. Sikap Positif 11. Keahlian tentang Manusia
Kemampuan melihat orang lain dan situasi dengan cara positif. Kemampuan menarik orang lain dan rasa mengembangkan mereka.
2. Tingkat Energi Tinggi 12. Rasa Humor
Kekuatan dan stamina untuk bekerja keras dan tidak kelelahan. Menikmati kehidupan, tidak menganggap dirinya terlalu serius.
3. Kehangatan Pribadi 13. Ulet
Sikap yang menarik orang lain kepada mereka. Bisa “melambung kembali” kalau masalah timbul.
4. Intregitas 14. Catatan Prestasi
Watak yang bisa dipercaya, baik dan kokoh, cara bicara dan berjalan yang Punya pengalaman dan sukses, diharapkan dalam dua situasi atau lebih.
konsisten.
15. Keinginan Besar
5. Bertanggung Jawab Dahaga akan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Selalu “tuntas’, tanpa dalih; pekerjaan didelegasikan — pekerjaan selesai.
16. Disiplin Pribadi
6. Citra Diri Bagus Bersedia “membayar harga” dan menangani sukses.
Merasakan kebaikan dalam dirinya, orang lain, dan kehidupan.
17. Kreatif
7. Daya Kuda Mental Kemampuan untuk melihat pemecahan dan mengatasi masalah.
Kemampuan untuk terus belajar sementara pekerjaan berkembang.
18. Kelenturan
8. Kemampuan Kepemimpinan Tidak takut kepada perubahan; luwes; menyesuaikan diri sementara organisasi
Punya pengaruh besar atas orang lain. berkembang.
1. sering datang terlambat dengan beragam dalih, 8. kurang memiliki jiwa kepemimpinan dan kurang mampu
2. menolak lembur yang benar-benar dibutuhkan (bukan mengambil keputusan secara cepat, terlalu banyak
pertimbangan,
lembur yang dibuat-buat),
9. kurang tegas terhadap rekan kerja atau anggota tim yang
3. cenderung berpura-pura rajin saat ada pemimpin, bermasalah, cenderung tidak tega karena takut merusak
tetapi bekerja asal-asalan saat tidak ada pemimpin,
hubungan pertemanan,
4. tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan
pemimpin atau dengan rekan kerja, sehingga informasi 10. memilih-milih pekerjaan dan tidak rela melakukan lebih
daripada yang diinstruksikan atau ditetapkan,
penting tidak disampaikan atau sebaliknya informasi
tidak penting disampaikan secara berlebihan, 11. sulit bekerja sama dengan rekan kerja,
5. kurang berinisiatif untuk menyelesaikan hingga tuntas 12. sering melempar tanggung jawab pribadi dan menyalahkan
ketika menghadapi masalah atau hambatan, berbagai situasi,
6. malas mempelajari hal-hal baru untuk meningkatkan 13. sering bergosip tentang pemimpin atau kelemahan perusahaan,
kualitas kerja dan mengembangkan diri, 14. cenderung berdalih, berbohong, atau tidak jujur,
7. tidak menguasai data ketika ditanya oleh pemimpin,
15. melakukan kesalahan yang sama/sejenis berulang-ulang
meskipun sudah ditegur dan diajar.
MENGATASI KARYAWAN BERMASALAH
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 156 ayat (1) terdapat tiga jenis pesangon yang
harusnya diterima karyawan yang di PHK.
“Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.”
1. Uang pesangon
2. Uang penghargaan masa kerja
3. Uang pengganti hak yang seharusnya diterima
UANG PESANGON
UANG PENGHARGAAN MASA KERJA
UANG PENGGANTI HAKYANG SEHARUSNYA DITERIMA
1. PHK, karena pekerja atau karyawan yang melakukan pelanggaran ketentuan dalam perjanjian
kerja bersama atau peraturan perusahaan dan sudah mendapat 3 kali peringatan berturut-
turut (Pasal 161 UU Ketenagakerjaan).
2. Terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan
dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja. (Pasal 163 UU
Ketenagakerjaan).
3. perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus
selama 2 (dua) tahun dan telah di audit oleh akuntan publik (Pasal 164 UU Ketenagakerjaan
ayat 1).
4. perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeur) (Pasal 164 UU
Ketenagakerjaan ayat 1).
5. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh karena
perusahaan pailit (Pasal 165 UU Ketenagakerjaan ayat 1).
PERUSAHAAN HARUS BAYAR 2 KALI UANG PESANGON JIKA:
1. Perusahaan tutup yang disebabkan bukan karena kerugian dua tahun berturut-turut atau bukan keadaan memaksa
(force majeur) (Pasal 164 UU Ketenagakerjaan ayat 3).
2. Pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena usia pensiun
pada program pensiun (Pasal 167 ayat 5 UU Ketenagakerjaan).
3. Pemutusan hubungan kerja yang diminta oleh pekerja atau buruh dengan alasan : menganiaya, menghina secara
kasar atau mengancam pekerja/buruh, membujuk dan/atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah
ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih, tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada
pekerja/ buruh, memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan
aray memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan pekerja/buruh
sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja. (Pasal 169 ayat 1 dan 2UU
Ketenagakerjaan).
4. Pekerja/buruh yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan
kerja. (Pasal 172 ayat 1 dan 2UU Ketenagakerjaan).