Anda di halaman 1dari 18

JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN, BIAYA LINGKUNGAN, DAN


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)

Aida Meiyana
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
aidameiyana@gmail.com
Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak.
Staf Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
mimin_nuraisyah@uny.ac.id

Abstrak : Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Intervening.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan,
(2) pengaruh biaya lingkungan terhadap kinerja keuangan, (3) pengaruh ukuran perusahaan terhadap
kinerja keuangan, (4) pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan, (5)
CSR sebagai mediator dalam pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan, (6) CSR sebagai
mediator dalam pengaruh biaya lingkungan terhadap kinerja keuangan, dan (7) CSR sebagai mediator
dalam pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian
kausal komparatif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016. Dengan menggunakan metode purposive sampling, terdapat 39
perusahaan yang memenuhi kriteria dengan total 97 data set. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier sederhana, analisis jalur, dan uji Sobel. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa (1) kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (2) biaya lingkungan
berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, (3) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan, (4) CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, (5) CSR mampu memediasi
pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan, (6) CSR tidak mampu memediasi hubungan
biaya lingkungan terhadap kinerja keuangan, dan (7) CSR mampu memediasi pengaruh ukuran
perusahaan terhadap kinerja keuangan

Kata kunci: kinerja keuangan, kinerja lingkungan, biaya lingkungan, ukuran perusahaan, Corporate
Social Responsibility

Abstract : The Influence Of Environmental Performance, Environmental Cost, And Company Size
On The Financial Performance With Corporate Social Responsibility As Intervening Variable (An
Emperial Study On Manufacturing Companies Listed In Bursa Efek Indonesia In The Period Of 2014-
2016. This study aims at analyzing (1) influence of environmental performance on the financial
performance, (2) influence of environmental cost on the financial performance, (3) the influence of
company size on the financial performance, (4) influence of Corporate Social Responsibility (CSR) on
the financial performance, (5) CSR as mediator on influence of environmental performance towards
the financial performance, (6) CSR as mediator on influence of environmental cost towards the
financial performance, and (7) CSR as mediator on influence of company size towards the financial
performance. This study was a causal comparative research. The population of this research were
manufacturing companies listed in Bursa Efek Indonesia in the period of 2014-2016. Using a purposive
sampling method there were 39 companies as samples and 97 data set were obtained. The data analysis
techniques used were simple linier regression analysis, path analysis, and Sobel test. The results of this
research indicate that (1) environmental performance is not able to influence the financial performance,
(2) environmental cost negatively influences the financial performance, (3) company size positively
influences the financial performance, (4) CSR positively influences the financial performance, (5) CSR

1
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

mediates the effect of environmental performance on the financial performance, (6) CSR is not able to
mediate the effect of environmental cost on the financial performance, and (7) CSR mediates the effect
of company size on the financial performance.

Keywords: financial performance, environmental performance, environmental cost, company size,


Corporate Social Responsibility

PENDAHULUAN mempertahankan keberlanjutan


Salah satu cara untuk menilai perusahaan. Dengan demikian kinerja
kinerja sebuah perusahaan adalah dengan keuangan juga sebagai penentu hidupnya
melihat dari kinerja keuangan suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan
perusahaannya. Kinerja keuangan dapat berjalannya proses bisnis perusahaan
menggambarkan bagaimana kegiatan bisnis juga membutuhkan sokongan keuangan
suatu perusahaan dijalankan serta apa yang bagi perusahaan. Oleh karena itu, bisa
sudah dicapai dari kegiatan bisnis tersebut. dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah
Pencapaian kegiatan bisnis perusahaan ini salah satu bentuk tanggung jawab dari
digambarkan dengan menghasilkan laba. perusahaan.
Hal ini sesuai pendapat Pujiasih (2013) Kinerja keuangan biasa digunakan
yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam para investor sebagai tolok ukur. Investor
menghasilkan laba merupakan hal yang akan menganalisis kinerja keuangan
utama dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Penggunaan laba sebagai investasi. Saat melakukan analisis kinerja
parameter dalam mengukur kinerja keuangan akan dibandingkan periode saat
keuangan ini didasarkan karena laba sangat ini dengan periode sebelumnya. Jika dari
diperlukan oleh suatu perusahaan untuk hasil analisis menunjukkan kinerja
kelangsungan hidup perusahaannya (Jayati, keuangan perusahaan baik maka akan
2012). menarik para investor dalam menanamkan
Kinerja keuangan yang modalnya. Oleh karena itu, kinerja
digambarkan dengan laba ini juga sebagai keuangan juga merupakan hal penting bagi
indikator pengukuran keberhasilan perusahaan untuk mendapatkan asupan
perusahaan dari segi finansial. Dengan modal.
adanya indikator pengukuran tersebut Namun sayangnya, atas dasar ingin
perusahaan dapat melakukan review dan menghasilkan laba yang maksimal dan
evaluasi, sehingga perusahaan dapat memperoleh asupan modal, sebagian
melihat prospek perusahaannya di periode perusahaan masih mengabaikan dampak
selanjutnya dan juga sebagai upaya lingkungan sekitar dan dampak sosial dari

2
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

proses kegiatannya. Hal ini sesuai pendapat Corporate Social Responsibility


Hastawati & Sarsiti (2016) bahwa prinsip berkaitan erat dengan stakeholder, yaitu
maksimalisasi laba untuk mencari semua pihak baik internal maupun eksternal
keuntungan maksimal banyak dilanggar yang memiliki hubungan baik bersifat
perusahaan, seperti rendahnya manajemen mempengaruhi maupun dipengaruhi,
lingkungan, kinerja lingkungan, dan bersifat langsung maupun tidak langsung
rendahnya akan minat terhadap konservasi oleh perusahaan (Hadi, 2011: 93). Sebagai
lingkungan. pihak yang memiliki kepentingan dan
Masyarakat kini juga menyadari tujuan, stakeholder dalam mengambil
dampak sosial dari perusahaan yang ingin keputusan juga mempertimbangkan
mencapai laba maksimal, maka masyarakat Corporate Social Responsibility yang
menuntut agar perusahaan memperhatikan dijalankan oleh suatu perusahaan. Angela
dan mengatasi dampak sosial yang (2015) mengungkapkan transparansi
ditimbulkan (Rahmawati, 2012). Saat ini pengungkapan CSR dalam laporan
tanggung jawab perusahaan tidak hanya keuangan menjadi penting bagi pemakai
terbatas pada kinerja keuangan namun juga laporan keuangan atau stakeholder untuk
tanggung jawab sosial. Hal ini juga sesuai menganalisis sejauh mana perhatian dan
dengan Peraturan Pemerintah Republik tanggung jawab perusahaan dalam
Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentang menjalankan bisnis.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan yang menjalankan
Perseroan Terbatas. Tanggung jawab sosial Corporate Social Responsibility dengan
ini sering disebut juga Corporate Social baik akan memiliki citra yang baik pula di
Responsibility yaitu sebagai bentuk mata masyarakat. Citra perusahaan yang
tanggung jawab perusahaan baik ke dalam baik diharapkan memberikan stakeholder
yang diarahkan kepada pemegang saham good news atau sinyal dalam pengambilan
dan karyawan dalam wujud profitabilitas keputusan yang dapat menguntungkan bagi
dan kemajuan perusahaan, maupun perusahaan. Hal ini sesuai pendapat Angela
tanggung jawab ke luar yang dikaitkan (2015) yaitu dengan melaksanakan CSR,
sebagai pembayar pajak dan penyedia citra perusahaan akan semakin baik
lapangan kerja, meningkatkan sehingga loyalitas konsumen dan para
kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, stakeholder makin tinggi. Sebaliknya jika
serta memelihara lingkungan bagi generasi tingkat pengungkapan CSR ini rendah,
mendatang (Susanto, 2009: 11-12). maka akan menghambat perusahaan dalam
hal memperoleh kepercayaan dari investor

3
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

karena CSR menjadi salah satu hal yang laut yang telah melampaui ambang batas
diperhatikan investor ketika akan baku mutu.
berinvestasi di sebuah perusahaan Perusahaan yang melakukan
(Fajriana, 2016). pencemaran dipandang tidak memiliki
Pengelolaan lingkungan sebagai kinerja lingkungan yang baik. Padahal
bentuk kontribusi perusahaan kini juga kinerja lingkungan yang baik bisa
menjadi bahasan penting. Terlebih bagi mengindikasikan bahwa perusahaan dapat
perusahaan yang bergerak di bidang diandalkan dan bisa memberikan
manufaktur. Tak bisa dipungkiri bahwa kepercayaan pada stakeholder. Dengan
proses produksi dari perusahaan adanya informasi mengenai kinerja
manufaktur akan meninggalkan limbah. lingkungan perusahaan akan
Jika limbah tersebut tidak diolah mengungkapkan seberapa besar usaha
sedemikian rupa maka kontribusi perusahaan dalam melaksanakan tanggung
perusahaan pada lingkungan adalah dengan jawabnya untuk mengatasi dampak
melakukan pencemaran. lingkungan yang ditimbulkan.
Perusahaan di Indonesia yang Untuk menilai kinerja lingkungan
sempat melakukan pencemaran antara lain perusahaan, pemerintah melalui
PT Lapindo Brantas dan PT Newmont Kementrian Lingkungan Hidup sejak 2002
Minahasa Raya. Kegiatan pengeboran oleh membentuk Program Penilaian Peringkat
PT Lapindo yang menyebabkan tidak Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
stabilnya kondisi tanah di bawah lokasi Lingkungan Hidup (PROPER). Program ini
awal yang berakibat pada menyemburnya merupakan salah satu upaya untuk
lumpur dan diperparah dengan terjadinya mendorong penataan perusahaan dalam
semburan gas metana disertai air bercampur pengelolaan lingkungan hidup melalui
lumpur. PT Newmont Minahasa Raya juga instrumen informasi. Peringkat dibagi
pernah melakukan pencemaran lingkungan menjadi 5 peringkat warna yaitu mulai dari
di Teluk Buyat, Kabupaten Bolaang yang terbaik emas, hijau, biru, merah,
Mongondow, Sulawesi Utara. Tim Ahli hingga yang terburuk hitam. Dengan
dari Universitas Sam Ratulangi adanya PROPER masyarakat bisa menilai
menyatakan Newmont terbukti membuang perusahaan mana yang memiliki reputasi
tailing yang mengandung bahan beracun baik dalam pengelolaan lingkungan hidup
berbahaya (B3) di Teluk Buyat dengan dan mana perusahaan yang reputasinya
konsentrasi merkuri dan arsenik dalam air kurang baik dalam pengelolaan lingkungan.

4
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Namun sayangnya 13 tahun sayangnya, perusahaan menganggap bahwa


PROPER berjalan belum sepenuhnya hasil biaya lingkungan ini hanyalah menjadi
yang diperoleh seperti yang diharapkan. tambahan pengeluaran dana bagi
Hal ini dikarenakan masih adanya perusahaan. Di sisi lain perusahaan
perusahaan yang mendapat kategori warna menganggap bahwa biaya lingkungan
merah dan hitam. Hasil PROPER pada hanya akan menjadi akun pengurang laba
periode penilaian tahun 2014-2015 bagi perusahaan. Padahal adanya alokasi
berjumlah 2137 perusahaan dengan 61 biaya untuk pengelolaan lingkungan
perusahaan tidak diumumkan peringkatnya. menunjukkan konsistensi kepedulian
Untuk rincian peringkat yaitu peringkat lingkungan yang dilakukan perusahaan
emas berjumlah 12 perusahaan (0,6%), sehingga membangun kepercayaan
peringkat hijau sebanyak 108 perusahaan masyarakat akan tanggung jawab sosial
(5,2%), peringkat biru terdapat 1406 perusahaan (Tunggal & Fachrurrozie,
perusahaan (67,7%), peringkat merah 529 2014). Biaya lingkungan ini bisa dikatakan
perusahaan (25,5%), dan peringkat hitam sebagai investasi jangka panjang, karena
sebanyak 21 perusahaan (1,0%). dana yang dikeluarkan saat ini bisa
Masih adanya perusahaan yang memberikan nama baik bagi perusahaan,
memperoleh peringkat hitam dan merah sehingga bisa menambah kepercayaan
cukup mengecewakan, hal ini dikarenakan stakeholder pada perusahaan.
perusahaan belum melakukan pengelolaan Stakeholder ataupun investor dalam
lingkungan sesuai perundang-undangan melakukan keputusan investasi terkadang
bahkan secara sengaja tidak melakukan juga melihat dari total aset yang dimiliki
upaya pengelolaan lingkungan perusahaan atau sering disebut dengan
sebagaimana yang dipersyaratkan. Padahal ukuran perusahaan. Perusahaan dengan
menurut Rahmawati (2012) pengelolaan ukuran besar memiliki akses lebih untuk
lingkungan yang baik dapat menghindari mendapat sumber pendanaan dari luar,
klaim masyarakat dan pemerintah serta karena dikatakan bahwa perusahaan dengan
meningkatkan kualitas produk yang ukuran besar memiliki kesempatan lebih
akhirnya akan dapat meningkatkan besar untuk memenangkan persaingan atau
keuntungan finansial perusahaan. bertahan dalam industri (Sugiono &
Saat melakukan pengelolaan Christiawan, 2013). Dengan demikian,
lingkungan untuk mengatasi dampak yang investor akan mempertimbangkan untuk
ditimbulkan tentu perusahaan akan menanamkan modalnya di perusahaan
mengalokasikan biaya lingkungan. Namun dengan ukuran besar.

5
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Berdasarkan uraian latar belakang Kriteria sampel dalam penelitian ini


permasalahan di atas maka peneliti akan adalah Perusahaan yang menerbitkan
membuat penelitian dengan judul laporan keuangan dan laporan tahunan,
”Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya melaporkan Corporate Social
Lingkungan, dan Ukuran Perusahaan Responsibility, mengikuti program
Terhadap Kinerja Keuangan dengan PROPER, menginformasikan biaya terkait
Corporate Social Responsibility Sebagai kegiatan Corporate Social Responsibility,
Variabel Intervening”. Penelitian ini serta perusahaan yang mengalami laba
dilakukan pada perusahaan manufaktur selama periode tahun 2014, 2015, dan 2016.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Adapun perusahaan yang memenuhi
tahun 2014-2016. kriteria di atas sebanyak 39 perusahaan.
Prosedur
METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data dalam
Jenis Penelitian penelitian ini adalah menggunakan metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan dokumentasi yaitu cara mengumpulkan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 14) data melalui peninggalan yang tertulis
penelitian kuantitatif adalah penelitian seperti arsip dan buku mengenai pendapat,
dengan memperoleh data yang berbentuk teori atau hukum yang berhubungan dengan
angka atau data kualitatif yang diangkakan. masalah penelitian (Margono, 1997: 187).
Waktu dan Tempat Penelitian Metode dokumentasi dilakukan dengan
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari
mengambil data di website resmi Bursa situs http://proper.menlhk.go.id,
Efek Indonesia yaitu http://www.idx.co.id http://www.idx.co.id, dan website masing-
dan website masing-masing perusahaan, masing perusahaan.
serta situs remi dari Kementrian Data dan Teknik Pengumpulan
Lingkungan Hidup yaitu Sumber data yang digunakan dalam
http://proper.menlhk.go.id. Pengambilan penelitian ini merupakan data sekunder,
data dilakukan pada bulan Maret 2018. yaitu data yang dikumpulkan peneliti yang
Target/Subjek Penelitian diterbitkan dalam jurnal statistik dan
Populasi dalam penelitian ini adalah lainnya, serta informasi yang tersedia dari
perusahaan manufakur yang menjadi sumber publikasi atau nonpublikasi baik di
anggota di Bursa Efek Indonesia yaitu dalam atau luar organisasi yang dapat
sebanyak 154 perusahaan. berguna bagi peneliti (Sekaran, 2011: 245).
Data yang dibutuhkan berupa laporan

6
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

PROPER, laporan keuangan, dan laporan Var Min. Maks. Mean SD


tahunan, serta untuk tambahan informasi KK 0,0007 0,4317 0,0834 0,0800

juga digunakan laporan keberlanjutan. 6 0 8 3

Teknik analisis data dalam penelitian KL 2,00 5,00 3,02 0,50


BL 0,0002 1,1440 0,0678 0,1969
ini adalah regresi linier sederhana, analisis
9 8 9 1
jalur, dan uji Sobel. Regresi linier
UkP 26,67 33,20 29,38 1,50
sederhana digunakan untuk mengetahui
CSR 0,16 0,57 0,32 0,09
pengaruh satu variabel independen dengan
Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif (Sumber:
satu variabel dependen, yaitu untuk Data Sekunder Diolah)
menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga,
1) Uji Asumsi Klasik
dan keempat. Sedangkan analisis jalur
Pengujian asumsi klasik menunjukkan
hanya digunakan untuk menentukan pola
tidak lolosnya salah satu uji asumsi yaitu uji
hubungan antara tiga atau lebih variabel
normalitas. Oleh karena itu, dilakukan
dan tidak dapat digunakan untuk
transform pada data.
mengkonfirmasi atau menolak hipotesis
2) Uji Normalitas
kausalitas imajiner (Ghozali, 2011: 249),
Dependen Kolmogrov- Asymp-Sig.
sehingga untuk melakukan pembuktian
Smirnov (2-tailed)
pada hipotesis digunakan uji Sobel untuk
CSR 0,72 0,200
menentukan pengaruh mediasi yang terjadi 0,82 0,115
KK
bersifat signifikan atau tidak, teknik ini Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Sumber:
untuk menguji hipotesis kelima, keenam, Data Sekunder Diolah)
dan ketujuh
Berdasarkan hasil uji Normalitas di
atas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sudah lebih
HASIL PENELITIAN DAN
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
PEMBAHASAN
bahwa data berdistribusi normal.
Statistik Deskriptif
Analisis data statistik deskriptif yang
disajikan dalam penelitian ini meliputi
Minimal, Maksimal, Mean, dan Standar
Deviasi (SD). Berikut adalah hasil analisis
statistik deskriptif dari data penelitian:

7
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

3) Uji Multikolinearitas autokorelasi antara variabel independen


Dependen Indepen- Nilai Nilai sehingga layak digunakan.
den Tolerance VIF
CSR KL 0,82 1,22 5) Uji Heteroskedastisitas
BL 0,94 1,07 Dependen Independen Sig.
UkP 0,81 1,23 CSR KL 0,121
KK KL 0,62 1,62 BL 0,360
BL 0,92 1,08 UkP 0,408
UkP 0,73 1,38 KK KL 0,783
CSR 0,58 1,74 BL 0,058
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas UkP 0,423
Dependen CSR (Sumber: Data Sekunder
Diolah) CSR 0,824

Tabel di atas menunjukkan bahwa Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas


(Sumber: Data Sekunder Diolah)
semua variabel independen mempunyai
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak
nilai Tolerance ≥ 0,10 dan Variance
ada satu pun variabel independen yang
Inflation Factor (VIF) ≤ 10. Jadi, dapat
mempunyai nilai signifikansi lebih dari
disimpulkan bahwa pada penelitian ini
0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model
tidak ada multikolonieritas antar variabel
regresi pada penelitian ini tidak terjadi
dalam model regresi.
heteroskedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
6) Uji Linieritas
Dependen Durbin-Watson
Dependen R Square
CSR 1,879
CSR 0,425
KK 2,085
KK 0,580
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi (Sumber:
Data Sekunder Diolah) Tabel 6. Hasil Uji Linieritas (Sumber: Data
Sekunder Diolah)
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
Diketahui nilai R2 (R Square) sebesar
nilai Durbin-Watson, kemudian
0,425 dan 0,580 dengan jumlah n = 97,
dibandingkan dengan nilai dU dan 4 – dU
maka besarnya nilai c2 hitung = 97 x 0,425
dan dilakukan pengambilan keputusan
= 41,225 serta c2 hitung = 97 x 0,580 =
dengan ketentuan nilai DW harus lebih
56,26. Nilai ini dibandingkan dengan c2
besar dari du dan lebih kecil dari 4-dU.
tabel df = 97 dan tingkat signifikansi 0,05
Adapun hasilnya yaitu 1,7335 < 1,879 <
didapat nilai c2 tabel = 120,990. Oleh
2,2665 serta 1,7560 < 2,085 < 2,2440. Hal
karena nilai c2 hitung lebih kecil dari c2
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

8
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

tabel maka dapat disimpulkan bahwa model ataupun masyarakat merasa bahwa hasil
yang benar adalah model linier. tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi.
Mereka berharap bahwa perusahaan dapat
Uji Hipotesis melakukan pengelolaan lingkungan lebih
Pengaruh Kinerja Lingkungan dari yang dipersyaratkan undang-undang,
Terhadap Kinerja Keuangan seperti dapat memanfaatkan sumber daya
H1: Kinerja lingkungan berpengaruh secara efisien serta melaksanakan 3R
positif terhadap kinerja keuangan. (Reuse, Reduce, Recycle).
Oleh karena hal itu hasil kinerja
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis 1
Konstanta = -3,758
lingkungan dari peringkat PROPER belum

Koef. Regresi = 0,710 mampu menarik minat stakeholder untuk

Signifikansi = 0,335 menanamkan modalnya di perusahaan.


t hitung = 0,969 r = 0,99 Padahal dengan adanya asupan modal dapat
t tabel = 1,6607 r2= 0,010 digunakan perusahaan baik untuk kegiatan
Sumber: Data Sekunder Diolah operasional maupun produksi yang
dimaksudkan untuk peningkatan laba.
Berdasarkan hasil uji hipotesis
Disisi lain, untuk mendapatkan ranking
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,969 lebih
warna yang tinggi dalam PROPER tentu
kecil dari nilai t tabel (1,6607), dengan
banyak persyaratan yang harus dipenuhi
signifikansi 0,335 (>0,05). Hal ini berarti
perusahaan. Untuk merealisasikan
bahwa tidak ada pengaruh signifikan yang
persyaratan yang banyak, perusahaan tentu
terjadi pada kinerja lingkungan ke kinerja
juga harus mengucurkan sejumlah dana
keuangan, sehingga hipotesis pertama
yang banyak pula. Adanya pengeluaran
ditolak.
dana tersebut bagi perusahaan merupakan
Dari 97 data yang diolah peneliti rata-
biaya. Dengan demikian, kegiatan
rata perusahaan memperoleh peringkat biru
PROPER yang diikuti perusahaan juga
yang artinya perusahaan melakukan upaya
memerlukan dana yang bisa dianggap biaya
pengelolaan lingkungan hanya sesuai
oleh perusahaan.
dengan yang diatur oleh undang-undang.
Hasil uji hipotesis pertama ini sejalan
Namun, dari hasil kinerja lingkungan yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
bisa dibilang cukup tersebut belum bisa
Rakhiemah & Agustia (2009), Pujiasih
serta-merta menjamin hasil kinerja
(2013), dan Angela (2015) namun
keuangan yang baik pula. Hal ini
bertentangan dengan penelitian Al-
mengindikasikan bahwa stakeholder

9
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Tuwaijri et al. (2004), Fitriani (2013), dan yang dikeluarkan oleh perusahaan, hingga
Tunggal & Fachrurrozie (2014). berakibat tidak terlihat di laporan keuangan
tahunan perusahaan. Dampaknya terhadap
Pengaruh Biaya Lingkungan Terhadap laporan keuangan akan memburuk
Kinerja Keuangan dikarenakan membengkaknya biaya
H2: Biaya lingkungan berpengaruh lingkungan yang dikeluarkan.
positif terhadap kinerja keuangan. Di samping itu biaya lingkungan yang

Konstanta = -4,373
dikeluarkan perusahaan biasanya juga

Koef. Regresi = -0,318 dibebankan pada harga produk. Artinya jika

Signifikansi = 0,000 biaya lingkungan cukup banyak besar


t hitung = -5,308 r = 0,99 kemungkinan harga dari produk yang
t tabel = -1,6607 r2= 0,010 perusahaan juga akan mengalami kenaikan.
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis 2 (Sumber: Tentu harga produk yang semakin mahal
Data Sekunder Diolah)
akan tidak diterima dan memberatkan
Pengujian hipotesis kedua
masyarakat, hingga pada akhirnya terjadi
menunjukkan nilai t hitung sebesar -5,308
penurunan pendapatan.
lebih kecil dari nilai t tabel (-1,6607),
Data biaya lingkungan yang ditemukan
dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Hal ini
penulis dalam penelitian ini pun mayoritas
berarti bahwa pengaruh yang terjadi pada
dalam kategori rendah. Terlebih persentase
biaya lingkungan ke kinerja keuangan
biaya lingkungan yang berkategori rendah
adalah negatif signifikan, sehingga
sebesar 95,88%, yang mana persentase
hipotesis kedua dalam penelitian ini
tersebut terhitung sangat besar.
ditolak.
Kemungkinan ini lah yang membuat biaya
Biaya lingkungan yang diharapkan
lingkungan berpengaruh negatif pada
dapat menjadi investasi jangka panjang
kinerja keuangan dalam penelitian ini.
ternyata belum bisa dibuktikan dalam
Hasil uji hipotesis ini tidak sejalan
penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari hasil
dengan penelitian Fitriani (2013) dan
penelitian ada pengaruh negatif yang
Camilia (2016) yang tidak menemukan
signifikan. Hal tersebut bisa terjadi karena
hubungan antara biaya lingkungan dengan
biaya lingkungan yang dikeluarkan
kinerja keuangan. Di sisi lain uji hipotesis
perusahaan diindikasikan menjadi
ini juga bertentangan dengan penelitian Al
tambahan pengeluaran oleh perusahaan.
Sharairi (2005) yang menyatakan terdapat
Fitriani (2013) menyatakan terkadang
pengaruh positif antara biaya lingkungan
perusahaan mengabaikan biaya lingkungan
dengan kinerja keuangan.

10
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Pengaruh Ukuran Perusahaan lebih besar untuk memenangkan persaingan


Terhadap Kinerja Keuangan atau bertahan dalam industri. Dengan kata
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh lain investor lebih tertarik untuk
positif terhadap kinerja keuangan. menanamkan modalnya di perusahaan yang

Konstanta = -8,631
berukuran besar. Adanya tambahan modal

Koef. Regresi = 0,192 dari investor dapat digunakan perusahaan

Signifikansi = 0,015 baik untuk operasional ataupun produksi


t hitung = 2,470 r = 0,246 demi kemajuan perusahaan hingga
t tabel = 1,6607 r2= 0,060 akhirnya kinerja keuangan perusahaan
Tabel 9. Hasil uji hipotesis 3 (Sumber: Data dapat menjadi lebih baik.
Sekunder Diolah) Hasil uji hipotesis ketiga ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengujian hipotesis ketiga
Agrestya (2011) dan Akbar (2013). Namun,
menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,470
bertentangan dengan penelitian Fitriani
lebih besar dari nilai t tabel (1,6607),
(2013) dan Rifan (2015) yang tidak
dengan signifikansi 0,015 (<0,05). Hal ini
menemukan adanya hubungan antara
berarti bahwa pengaruh yang terjadi pada
ukuran perusahaan dengan kinerja
ukuran perusahaan ke kinerja keuangan ini
keuangan.
adalah positif signifikan, sehingga hipotesis
Pengaruh Corporate Social Responsibility
ketiga dalam penelitian ini dapat diterima.
Terhadap Kinerja Keuangan
Penilaian ukuran perusahaan dalam
H4: Corporate Social Responsibility
penelitian ini menggunakan total aset.
berpengaruh positif terhadap kinerja
Akbar (2013) mengungkapkan bahwa
keuangan.
semakin besar total aktiva suatu
perusahaan, maka semakin besar Konstanta = -5,342
kemampuan perusahaan tersebut dalam Koef. Regresi = 7,462

menghasilkan laba. Peningkatan laba Signifikansi = 0,000

merupakan indikasi meningkatkan kinerja t hitung = 7,003 r = 0,584


t tabel = 1,6607 r2= 0,340
keuangan milik perusahaan.
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis 4 (Sumber:
Menurut Sugiono & Christiawan (2013)
Data Sekunder Diolah)
perusahaan yang berukuran besar memiliki
akses lebih untuk mendapat sumber Pengujian hipotesis keempat
pendanaan dari luar, karena perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar 7,003
dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar dari nilai t tabel (1,6607),

11
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Hal ini dalam Rahmawati, 2012). Dengan adanya
berarti bahwa pengaruh yang terjadi pada peningkatan profitabilitas, maka kinerja
Corporate Social Responsibility ke kinerja keuangan perusahaan akan meningkat pula.
keuangan adalah positif signifikan, Hasil uji hipotesis keempat ini sejalan
sehingga hipotesis keempat dalam dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-
penelitian ini dapat diterima. Tuwaijri et al. (2004), Pujiasih (2013), dan
Pelaksanaan Corporate Social Rifan (2015) namun bertentangan dengan
Responsibility yang baik sudah dilihat oleh penelitian Rakhiemah & Agustia (2009),
investor sebagai good news. Good news ini Tunggal & Fachrurrozie (2014), serta
dapat mempengaruhi keputusan investor Angela (2015).
dalam berinvestasi. Lebih lanjut perusahaan Pengaruh Kinerja Lingkungan
akan mendapat respon positif dari para Terhadap Kinerja Keuangan Dengan
investor tersebut untuk mendapatkan Dimediasi Corporate Social
tambahan modal yang dapat digunakan Responsibility
untuk menunjang kegiatan operasional H5: Kinerja lingkungan berpengaruh
serta keuangan perusahaan. terhadap kinerja keuangan dengan
Selain itu pelaksanaan Corporate dimediasi Corporate Social Responsibility.
Social Responsibility juga menunjukkan Pengaruh langsung = p1
kepedulian perusahaan pada kualitas = -2,600
produk yang dihasilkan, hal ini dapat Pengaruh tidak = p2 x p3
diketahui karena salah satu kegiatan langsung = 0,326 x 10,154
Corporate Social Responsibility juga = 3,310
mencakup tanggung jawab pada produk. Indirrect Effect = 0,625

Kepedulian perusahaan pada hal-hal (Sp2p3)

tersebut dapat meningkatkan citra dan nama t hitung = 5,295

baik perusahaan. Jika citra perusahaan Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis 5 (Sumber:
Data Sekunder Diolah)
semakin baik maka loyalitas konsumen dan
Pengaruh tak langsung sebesar 3,310
para stakeholder akan semakin tinggi pula
lebih besar dari pengaruh langsung
(Angela 2015). Seiring meningkatnya
sehingga Corporate Social Responsibility
loyalitas dalam waktu lama, maka
dapat memperkuat pengaruh kinerja
penjualan perusahaan akan semakin
lingkungan terhadap kinerja keuangan. Dari
membaik, dan pada akhirnya dengan
uji Sobel juga diketahui nilai t hitung (nilai
melaksanakan CSR tingkat profitabilitas
pengaruh tidak langsung dibagi nilai
perusahaan juga meningkat (Satyo, 2005

12
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Sp2p3) sebesar 5,295 lebih besar dari nilai Pengaruh Biaya Lingkungan Terhadap
t tabel dengan tingkat signifikansi 5% yaitu Kinerja Keuangan Dengan Dimediasi
1,6607, maka dapat disimpulkan terdapat Corporate Social Responsibility
pengaruh mediasi dan hipotesis kelima H6: Biaya lingkungan berpengaruh
dapat diterima terhadap kinerja keuangan dengan
Kinerja lingkungan tidak dapat lepas dimediasi Corporate Social Responsibility.
dengan adanya Corporate Social Pengaruh langsung = p1
Responsibility. Hal ini dikarenakan salah = -0,290
satu pelaksanakan Corporate Social Pengaruh tidak = p2 x p3
Responsibility yang diungkapkan adalah langsung = -0,004 x 7,039
kinerja lingkungan. Corporate Social = -0,028
Responsibility yang biasanya dilaporkan di Indirrect Effect = 0,357

laporan tahunan sering menjadi perhatian (Sp2p3)

stakeholder dalam pengambilan keputusan. t hitung = -0,789

Kegiatan Corporate Social Responsibility Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis 6 (Sumber:
Data Sekunder Diolah)
ini mampu meningkatkan legitimasi dari
banyak pihak sehingga mampu Pengaruh tak langsung sebesar -0,028

meningkatkan image positif perusahaan lebih besar dari pengaruh langsung.

yang akan berdampak pada kelangsungan Namun, dari uji Sobel diketahui nilai t

perusahaan (Pujiasih, 2013). Adanya image hitung (nilai pengaruh tidak langsung

positif yang diperoleh perusahaan tentu dibagi nilai Sp2p3) yaitu -0,789 lebih kecil

akan mendapat pandangan yang positif dari dari nilai t tabel dengan tingkat signifikansi

para stakeholder. Adanya respon positif ini 5% yaitu 1,6607, maka dapat disimpulkan

pada akhirnya akan meningkatkan kinerja tidak terdapat pengaruh mediasi dan

keuangan perusahaan baik dari peningkatan hipotesis keenam ditolak.

penjualan dan peningkatan laba ataupun Besarnya biaya lingkungan yang

mendapatkan tambahan modal. dikeluarkan ternyata tidak menjamin

Hasil uji hipotesis kelima ini sejalan banyaknya kegiatan Corporate Social

dengan penelitian yang dilakukan oleh Responsibility yang dilakukan perusahaan,

Rakhiemah & Agustia (2009), Rahmawati terlebih data biaya lingkungan dalam

(2012) dan Pujiasih (2013) namun tidak penelitian ini mayoritas berkategori rendah.

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kualitas kegiatan Corporate Social

Tunggal & Fachrurrozie (2014) serta Responsibility juga tidak dapat dilihat dari

Angela (2015). jumlah biaya lingkungan. Padahal

13
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Corporate Social Responsibility yang baik Pengaruh langsung = p1


bisa menjadi good news untuk para = -0,037

stakeholder dan lebih lanjut akan direspon Pengaruh tidak = p2 x p3

positif oleh stakeholder yang dapat langsung = 0,030 x 7,758


= 0,233
memberikan keuntungan bagi perusahaan
Indirrect Effect = 0,0537
terlebih dari segi finansial. Dengan tidak
(Sp2p3)
adanya pengaruh yang berarti dari biaya
t hitung = 4,339
lingkungan terhadap Corporate Social
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis 7 (Sumber:
Responsibility ini membuktikan bahwa Data Sekunder Diolah)
pengaruh tidak langsung biaya lingkungan Pengaruh tak langsung sebesar 0,233

terhadap kinerja keuangan melalui lebih besar dari pengaruh langsung

Corporate Social Responsibility ini sehingga Corporate Social Responsibility

tidaklah kuat. dapat memperkuat pengaruh ukuran

Hasil uji hipotesis keenam ini perusahaan terhadap kinerja keuangan. Dari

bertentangan dengan penelitian yang uji Sobel juga diketahui nilai t hitung (nilai

dilakukan oleh Tunggal & Fachrurrozie pengaruh tidak langsung dibagi nilai

(2014) yang menyatakan bahwa terdapat Sp2p3) sebesar 4,339 lebih besar dari nilai

pengaruh positif yang signifkan antara t tabel dengan tingkat signifikansi 5% yaitu

biaya lingkungan terhadap kinerja 1,6607, maka dapat disimpulkan terdapat

keuangan dengan dimediasi Corporate pengaruh mediasi dan hipotesis ketujuh

Social Responsibility. dapat diterima

Pengaruh Ukuran Perusahaan Diterimanya Corporate Social

Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Responsibility sebagai mediasi antara

Dimediasi Corporate Social pengaruh ukuran perusahaan ke kinerja

Responsibility keuangan ini membuktikan bahwa semakin

H7: Ukuran perusahaan berpengaruh banyak jumlah aset (ukuran perusahaan)

terhadap kinerja keuangan dengan maka akan semakin banyak pengungkapan

dimediasi Corporate Social Responsibility. CSR yang akan dilakukan perusahaan (Nur
& Priantinah, 2012). Adanya Corporate
Social Responsibility sebagai variabel
mediasi juga memperkuat pengaruh yang
sudah ada. Hal ini dikarenakan selain
perusahaan yang besar dianggap relatif
stabil dan mampu menghasilkan laba yang

14
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

tinggi (Aprianingsih, 2016), perusahaan artinya semakin banyak kegiatan Corporate


besar juga akan mendapatkan perhatian Social Responsibility yang dilaksanakan
lebih oleh para stakeholder (Yao et al, perusahaan maka akan semakin meningkat
2011). Dengan demikian stakeholder akan pula kinerja keuangan perusahaan.
melihat bahwa perusahaan tersebut tak Corporate Social Responsibility sebagai
hanya perusahaan yang menarik dari segi variabel intervening mampu memediasi
finansial tetapi dari segi sosial dan pengaruh pada kinerja lingkungan ke
lingkungan perusahaan juga memberikan kinerja keuangan. Corporate Social
kepeduliannya. Adanya pandangan yang Responsibility sebagai variabel intervening
positif dari stakeholder ini tentu akan tidak mampu untuk memediasi pengaruh
memberikan keuntungan bagi perusahaan pada biaya lingkungan ke kinerja keuangan.
yang akhirnya kinerja keuangan perusahaan Dan terakhir, Corporate Social
juga akan meningkat. Responsibility sebagai variabel intervening
mampu untuk memediasi pengaruh pada
SIMPULAN DAN SARAN ukuran perusahaan ke kinerja keuangan.
Simpulan Saran
Kinerja lingkungan tidak berpengaruh Perusahaan sebaiknya bisa lebih
terhadap kinerja keuangan, hal ini meningkatkan kegiatan dan kualitas
membuktikan bahwa kinerja lingkungan Corporate Social Responsibility, karena
tidak mampu mempengaruhi kinerja kegiatan ini terbukti bisa memberikan
keuangan suatu perusahaan. Biaya manfaat finansial perusahaan. Perusahaan
lingkungan berpengaruh negatif signifikan juga diharapkan dapat membuat kebijakan
terhadap kinerja keuangan, artinya semakin untuk menunjang dan memenuhi Hak Asasi
banyak biaya lingkungan yang dikeluarkan Manusia para karyawan, karena data
maka kinerja keuangan suatu perusahaan penelitian ini menunjukkan kegiatan atau
akan mengalami penurunan. Ukuran pengungkapan Corporate Social
perusahaan berpengaruh positif signifikan Responsibility yang berkaitan dengan Hak
terhadap kinerja keuangan, hal ini Asasi Manusia masihlah rendah.
membuktikan bahwa semakin besar ukuran Pengungkapan Corporate Social
suatu perusahaan maka akan semakin Responsibility dalam laporan tahunan
meningkat pula kinerja keuangan sebaiknya mengacu pada Global Reporting
perusahaan. Corporate Social Initiative sesuai dengan standar
Responsibility berpengaruh positif internasional yang berlaku. Perusahaan
signifikan terhadap kinerja keuangan, juga diharapkan dapat meningkatkan

15
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

manajemen lingkungan dengan menggunakan laporan keberlanjutan untuk


memfokuskan pada prevention atau menghindari penilaian yang subjektif.
pencegahan, karena data yang diperoleh Variabel lain seperti Leverage dan Good
penulis menunjukkan ranking PROPER Corporate Governance juga dapat
perusahaan sebagian besar memperoleh digunakan untuk melihat pengaruh ke
ranking biru bahkan ada perusahaan yang kinerja keuangan baik dimediasi Corporate
masih memperoleh peringkat merah Social Responsibility ataupun tanpa
Pemerintah dalam hal ini Kementrian mediator. Selain itu penggunaan Corporate
Lingkungan Hidup sebaiknya menetapkan Social Responsibility untuk memediasi
peraturan yang lebih ketat akan pengaruh pengungkapan CSR di media
pelaksanaan kegiatan perusahaan yang terhadap kinerja keuangan juga dapat
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. diselidiki lebih lanjut.
Selain itu pemerintah sebaiknya juga
DAFTAR PUSTAKA
gencar untuk melakukan sosialisasi
Agrestya, W. (2011). “Analisis Pengaruh
mengenai peraturan pengelolaan Ukuran Perusahaan dan Struktur
Modal. Terhadap Kinerja Keuangan
lingkungan pada perusahaan-perusahaan,
Pada Perusahaan Manufaktur yang
sehingga informasi dapat tersalurkan secara Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
maksimal serta meningkatkan pemahaman
perusahaan. Lebih lanjut juga diadakan Akbar, D.A. (2013). “Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Kecukupan
sanksi dan denda terkait pelanggaran atas
Modal, Kualitas Aktiva Produktif
pencemaran lingkungan, sehingga dapat (KAP) dan Likuiditas Terhadap
Kinerja Keuangan”. Jurnal Ilmiah
meningkatkan ketaatan perusahaan atas
STIE MDP, 3 (1), 66-82.
pengelolaan lingkungan serta juga dapat Al Sharairi, J.A. (2005). “The Impact Of
Environmental Costs on The
memberikan efek jera dari perusahaan yang
Competitive Advantage of
melakukan pencemaran. Pharmaceutical Companies in
Jordan”. Middle Eastern Finance
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
and Economics. ISSN: 1450-2889
menambah periode sampel menjadi Issue 15.
Al-Tuwaijri, S.A., Christensen, T.E., &
minimal 5 tahun periode. Cakupan
Hughes, K.E. (2004). “The
perusahaan bisa diperluas, sehingga Relations Among Environmental
Disclosure, Environmental
kesimpulan dari hasil penelitian dapat
Performance, and Economic
digeneralisasi dengan lebih baik. Untuk Performance: A Simultaneous
Equations Approach”. Accounting,
penilaian Corporate Social Responsibility
Organizations and Society, 29, 447-
sebaiknya tidak hanya menggunakan 71.
laporan tahunan saja tetapi juga

16
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Angela. (2015). “Pengaruh Kinerja Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


Lingkungan Terhadap Kinerja Tahun 2011-2013”. Jurnal
Finansial dengan Pengungkapan Penelitian dan Kajian Ilmiah
Corporate Social Responsibility Universitas Surakarta, 14 (4), 49-
(CSR) Sebagai Variabel 59.
Intervening”. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma. Jayati, S.E. (2016). “Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap Kinerja
Bukti Newmont Melakukan Pencemaran Keuangan Perusahaan Perdagangan
Semakin Terang. Diakses dari Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek
https://news.liputan6.com, pada 3 Indonesia”. Skripsi. Universitas
Januari 2018. Negeri Yogyakarta.

Camilia, I. (2016). “Pengaruh Kinerja Kementrian Lingkungan Hidup. “Program


Lingkungan dan Biaya Lingkungan Penilaian Peringkat Kinerja
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dalam Pengelolaan
Perusahaan Manufaktur”. Skripsi. Lingkungan Hidup (PROPER)”.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Diakses melalui
Perbanas. http://proper.menlhk.go.id pada
tanggal 5 Januari 2018.
Fajriana, A. (2016). “Pengaruh Corporate
Social Responsibility (CSR), Khusuma, E. (2016). “Menjelang 10 Tahun
Keputusan Investasi, dan Struktur Lumpur Lapindo, Ini Dia 10 Fakta
Modal Terhadap Nilai Perusahaan Terkait "Perbaikan Signifikan"
Dengan Kepemilikan Manajerial yang Terjadi”. Diakses dari
Sebagai Variabel Pemoderasi”. https://news.idntimes.com, pada 3
Skripsi. Universitas Negeri Januari 2018.
Yogyakarta.
Nur, M. & Priantinah, D. (2012). “Analisis
Fitriani, A. (2012). “Pengaruh Kinerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Lingkungan dan Biaya Lingkungan Pengungkapan Corporate Social
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Responsibility di Indonesia (Studi
BUMN”. Jurnal Ilmu Manajemen, Empiris Pada Perusahaan
1(1), 137-148. Berkategori High Profile yang
Listing di Bursa Efek Indonesia)”.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Jurnal Nominal, 1 (1), 22-34.
Multivariate dengan Program IMB
SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Margono, S. (1997). Metodologi Penelitian
Universitas Diponegoro. Pendidikan Komponen MKDK.
Jakarta: Renika Cipta.

Hadi, N. (2011). Corporate Social Pujiasih. (2013). “Pengaruh Kinerja


Responsibility. Yogyakarta: Graha Lingkungan Terhadap Kinerja
Ilmu Keuangan dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) Sebagai
Hastawati, R.R., & Sarsiti. (2016). Variabel Intervening”. Skripsi.
“Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Universitas Negeri Semarang.
Corporate Social Responsibility
(CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Rahmawati, A. (2012). “Pengaruh Kinerja
Pada Perusahaan Manufaktur yang Lingkungan Terhadap Corporate

17
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 1 / TAHUN 2019

Financial Performance dengan


Corporate Social Responsibility Yao, S., Wang, J., & Song, L. (2011).
Disclosure Sebagai Variabel “Determinants of Social
Intervening”. Skripsi. Universitas Responsibility Disclosure by
Diponegoro. Chinese Firms”. Discussion Paper.
The University of Nottingham,
Rakhiemah, A.N., & Agustia D. (2009). China Policy Institute, 1-30.
“Pengaruh Kinerja Lingkungan
Terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR) Disclosure
dan Kinerja Finansial Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”. Simposium
Nasional Akuntansi XII, (4-6
November) 2009, Palembang.

Rifan, D.F. (2015). “Pengaruh


Pengungkapan Corporate Social.
Responbility dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja
Keuangan”. Skripsi. Universitas
Lampung.

Sekaran, U. (2011). Research Methods For


Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiono, L.P., & Christiawan Y.J. (2013).


“Analisa Faktor yang
Mempengaruhi Likuiditas Pada
Industri Ritel yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-
2012”. Business Accounting
Review, 1 (2), 298-305.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian


Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A.B. (2009). Reputation Driven


Corporate Social Responsibility
Pendekatan Strategic Management
dalam CSR. Jakarta: Esensi
Erlangga.

Tunggal W.S.P., & Fachrurrozie. (2014).


“Pengaruh Environmental
Performance, Environmental Cost
dan CSR Disclosure Terhadap
Financial Performance”.
Accounting Analysis Journal, 3 (3),
310-320.

18

Anda mungkin juga menyukai