Communicating Interculturally
Communicating Interculturally
COMMUNICATING INTERCULTURALLY
Untuk menjalin hubungan dengan suku lain atau bangsa lain, kita harus menjadi komunikator yang
efektif, karena hubungan dalam konteks apapun (keseharian, pendidikan, bisnis, politik, dsb.) harus di
lakukan lewat komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang efektif, seseorang harus memahami proses
komunikasi (bagaimana komunikasi itu bekerja) dan prinsip-prinsip dasar komunikasi yang efektif.
Hubungan yang selaras dengan suku atau bangsa lain bukanlah suatu fenomena yang muncul tiba-tiba
dari ruang hampa, melainkan suatu mata rantai dari suatu rangkaian atau proses komunikasi manusia
yang terjadi sebelumnya yang mempengaruhi hubungan tersebut. Perkenalan pribadi, pembicaraan dari
hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh,
ekspresi wajah, cara menyapa, cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain yang di lakukan akan turut
mempengaruhi berhasil tidaknya komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya yang efektif
haruslah bersifat win-win (menang-menang), bukan win-lose (menang-kalah). Artinya, kita tidak
membuat mitra komunikasi kita dari budaya lain merasa tertekan, di rugikan atau tertipu oleh cara kita
berkomunikasi.
Kita harus mengenyahkan pikiran bahwa kesalah pahaman dan knflik yang terjadi antara berbagai
kelompok budaya (suku, ras, agama) di Indonesia atau dengan bangsa-bangsa lain di dunia sebagai tidak
tehindarkan, sementara kita tidak pernah berusaha mengatasi hambatan-hambatan tersebut, lewat
jalur pendidikan misalnya. Pendidikan (komunikasi) antarbudaya atau multi budaya tampaknya perlu di
terapkan dalam segala tingkatan, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Begitu juga pelatihan dan
lokakarya bagi para pegawai/eksekutif perusahaan, pejabat pemerintah, pendidik, dan tokoh-tokoh
masyarakat.
Pada tingkat individual kita masing-masing dapat meningkatkan kemampuan kita berkomunikasi dengan
orang lain, khususnya mereka yang berbeda budaya. Setidaknya terdapat empat syarat yang harus kita
penuhi.
Pertama, kita harus selalu mununda penilaian kita atas pandangan dan perilaku orang lain, karena
penilaian kita tersebut sering kali bersifat subyektif, dalam pengertian berdasarkan persepsi kita sendiri
yang di pengaruhi oleh budaya kita. Dengan kata lain jangan biarkan stereotip menjebak dan
menyesatkan kita ketika kita berkomunikasi dengan orang lain.
Kedua, kita harus berempati dengan mitra komunikasi kita, berusaha menempatkan diri kita pada
posisinya. Gunakanlah sapaan yang layak, dengan menyebut nama (atau menulis ejaannya) dengan
benar, juga gelarnya jika itu di perlukan atau sesuai dengan budayanya.
Ketiga, kita di tuntut untuk selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu yang unik, bukan sebagai
anggota dari suatu kategori rasial, suku, agama atau sosial tertentu. Poin ke tiga ini akan lebih
memungkinkan bila kita memenuhi syarat ke empat.
Keempat, yakni kita menguasai setidaknya bahasa verbal, dan bahasa nonverbal, dan sistem nilai yang di
anut. Bahasa verbal khususnya adalah jendela budaya. Dengan memahami budaya suatu komunitas,
hingga derajat tertentu kita memahami bagaimana komunitas tersebut melukiskan dunia, termasuk
manusia yang ada di dalamnya. Pertimbangkanlah sistim nilai yang mereka anut, termasuk misalnya apa
yang boleh dan tidak boleh di lakukan, apa makna persahabatan bagi mereka, dan bagaimana mereka
memandang orang asing.
Untuk berkomunikasi dengan sebanyak-banyaknya bangsa di dunia, khususnya dengan orang Barat,
setidaknya kita harus menguasai bahasa inggris, karena faktanya bahsa inggris telah menjadi bahasa
pergaulan dunia. Dalam komunikasi dengan orang Barat yang sering kita temui khususnya, inilah
panduan ringkasnya:
· Ketika berbicara dengan orang lain, lihat mata mereka untuk menunjukkan rasa hormat.
·Datanglah dalam perjanjian pada saat yang telah di tetapkan, atau tidak lebih dari satu atau dua menit
setelahnya.
· Datanglah ke pesta makan malam antara 10 hingga 30 menit setelah waktu yang di tetapkan.
· Ketika anda menolak suatu permohonan, berilah penjelasan mengapa Anda tidak dapat melakukan apa
yang di minta orang lain.
· Pertahankan diri sendiri atas kritikan yang tidak adil dari atasan, kolega, dan bawahan.
· Ketika Anda berbicara dengan orang lain, berdirilah antara setengah hingga stu meter dari mereka.
Salam dan Perkenalan (Greetings and Introduction)
Ucapan salam biasa digunakan untuk menyapa orang lain. Ungkapan perkenalan biasa digunakan
untuk memperkenalkan diri atau menanyakan identitas orang lain.
Salam (Greetings)
Biasanya setelah mengucapkan salam, diiringi dengan menanyakan kabar orang yang disapa. Di
bawah ini beberapa ungkapan salam yang biasa digunakan serta ungkapan yang digunakan untuk
menanyakan/menjawab kondisi seseorang.
Apakah kamu baik-baik saja? Are you all right? atau Are you OK?
Berikut adalah ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan untuk bertanya tentang identitas
seseorang/memperkenalkan diri
Latihan (Exercise)
Cobalah berlatih pada situasi-situasi berikut.
1. Perkenalkan diri Anda pada teman Anda, abang, adik, atau guru. Sebutkan nama Anda, dari
mana asal Anda, kelas berapa, dan tinggal di mana.
2. Anda berperan sebagai guru bahasa Indonesia. Peragakan perkenalan di hadapan siswa-siswa.
3. Sapa teman Anda dengan bahasa Inggris.
Rasionalisasi: Dalam praktek berbahasa diseyogyakan untuk berbahasa secara natural karena
kalau berkenalan dengan orang yang sudah kenal, suasana menjadi kering dan tidak bermakna.
Untuk mendorong rasa ingin tahu, gunakan imaginative personality.
Cara berpraktek:
Ungkapan Persetujuan
Untuk mengungkapkan persetujuan dapat menggunakan ekspresi-ekspresi sebagai berikut.
Ungkapan Ketidaksetujuan
Untuk mengungkapkan ketidaksetujuan dapat menggunakan ekspresi-ekspresi sebagai berikut.
Contoh Penggunaan
A : I think "Friends" is very funny.
B : I don't think so. I didn't understand why you laughed at it.
A : Hey, can you catch up the conversation in "Friends"?
B : Yes, a little bit. But I think I have a different sense of humour.
A : So, what about watching "Bajaj Bajuri". Do you think it's amusing?
B : I can accept it. What about you?
A : Yeah, I am with you.
Latihan
Bersama teman Anda, latihlah untuk menyatakan suatu pendapat, kemudian teman Anda
menyatakan persetujuan/ketidaksetujuan terhadap pendapat Anda. Lakukan pula sebaliknya.
1. I like ...
2. I love ...
3. I'd prefer ... than ... (untuk menyatakan tingkat kesukaan, lebih suka benda pertama daripada
yang kedua, bisa juga digunakan untuk menyatakan keinginan)
Sedang untuk menyatakan ketidaksukaan, biasanya tinggal menambahkan kata not, misalnya
Contoh penggunaan:
I like bananas
I'd prefer to go to Bali than Hawaii
I love this game
1. I want to ...
2. I'd like to ...
3. I'd love to ...
Contoh penggunaan:
Latihan
Pergunakan ungkapan-ungkapan di atas untuk menyatakan kesukaan Anda atau keinginan Anda.
Buat percakapan dan tanya jawab yang menarik dengan teman Anda.
1. Telah hilang sebuah jam tangan merek G-Shock milik Abang Arcon. Bagi yang
menemukannya harap menghubungi Abang Arcon, graha 15.
(A G-Shock watch which belongs to Abang Arcon is missing. Whoever find it,
please contact
Abang Arcon, dormitory 15)
2. Mahasiswa Administrasi Bisnis harap berkumpul setelah makan siang di plaza Pancasila
3. Abang kelas tiga yang meminjam buku biologi kelas 1 terbitan Erlangga harap
mengembalikan kepada siswa Ari Condro, kelas 1-4 !
(To third grade student who borrowing Biology book for first grade published
by Erlangga, please
return it to student Ari Condro, class 1-4)
Beberapa ekspresi bahasa Inggris yang bisa dihafalkan dan dibiasakan siswa di kelas antara lain:
6. "I'm sorry sir/mam, I dont understand, could you repeat once more, please?"
(Salute ...)
(Dismissed ...)
Sebagai contoh kalimat di bawah ini diambil secara acak dari bbc.com:
"At least one policeman was injured in the explosion which happened when security forces were
patrolling in the port city of Trincomalee"
bahwa penulisan yang benar adalah patrolling (dengan 2 L) dan bukan patroling (dengan 1 L)
TIDAK dikatakan "which was happening when security forces were patrolling" karena alasan
tertentu
dituliskan "one policeman" dan bukan "1 policeman" karena alasan tertentu
alih-alih hanya dituliskan "in Trincomalee", di situ ditambahkan informasi dengan mengatakan
"in the port city of Trincomalee". Dengan demikian kita juga dapat menggunakan struktur yang
sama untuk tujuan yang lain, misal "I studied in the small town of Magelang" sebagai pengganti
"I studied in Magelang, which is a small town" yang lazim kita gunakan.
Dalam menulis dalam bahasa Inggris, terutama untuk bidang akademik, kita perlu menggunakan
tata bahasa (grammar) yang baku, seperti halnya penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Meskipun demikian dalam realita, terutama untuk percakapan sehari-hari,
grammar tidaklah diutamakan. Peletakan kata yang terbolak-balik masih dapat dimaklumi,
selama kata kunci (keywords) diucapkan, dan kalimat masih dapat dimengerti lawan bicara.
Misal: I want to sit on that chair; On that chair I want to sit. Ini mirip penggunaan bahasa
Indonesia oleh para serdadu Belanda jaman perang dahulu (Saya mau duduk di situ; Di situ saya
mau duduk; Mau duduk di situ saya; Duduk di situ saya mau).
Penekanan pada 'kata kunci' (keywords) juga jadi trik utama dalam upaya mendengarkan
percakapan dalam bahasa Inggris (listening). I want to sit on that chair. Perhatikan kata I, sit,
chair.
1. Carilah teks bacaan yang mengandung daftar kosa kata dan pertanyaan, misal dari buku test
TOEFL. Pertama-tama, bacalah daftar kosa kata yang digunakan, kemudian baca pertanyaan
tentang bacaan. Baru kemudian bacalah keseluruhan teks dua atau tiga kali dengan menebak
arti berdasarkan konteks. Hindari penerjemahan per kata, karena hanya membuang-buang
waktu saja.
2. Isolasi kosa kata baru dan pelajari secara terpisah. Jangan dituliskan dalam satu baris, tapi
gunakan kartu ingatan. Tuliskan satu kata asing pada kartu tersebut dan terjemahannya di
halaman sebaliknya. Bawa ke mana saja Anda pergi dan bacalah beberapa kali dalam sehari
sesuka Anda. Pelajari terus sampai hapal di luar kepala (misalnya Anda tidak perlu membalik
kartu untuk mengetahui artinya, atau Anda mengetahui bahasa Inggris suatu kata tertentu
dalam bahasa Indonesia tanpa Anda membalik kartu yang bertuliskan kata dalam bahasa
Indonesia).
3. Isolasi bentuk tata bahasa baru dan pelajari secara terpisah. Tulis polanya pada kartu ingatan
dan hafalkan. Buatlah contoh kalimat. Jika Anda menemui pola kalimat tersebut ketika
membaca, berhentilah dan lihatlah pola untuk mengenalinya.
1. Bicara keras-keras. Tiru suara dari bahasa tersebut. Jangan menggumam. Walaupun kebanyakan
orang merasa malu untuk membuat suara yang aneh, Anda akan semakin terbiasa dengan
bahasa tersebut.
2. Jika dipersilakan berbicara di kelas, katakan sesuatu walau itu salah. Anda akan dapat belajar
dari kesalahan itu. Jika Anda butuh waktu untuk berpikir, mintalah agar pertanyaan diulang. Jika
Anda tidak tahu jawabannya, katakan dalam bahasa asing, "Saya tidak tahu" atau "Tolong!"
3. Berlatih dengan siswa asing atau dengan siswa lain yang dapat membantu Anda untuk belajar
bahasa Inggris.
Latihan Pengucapan
1. Siapkan sebuah buku atau artikel dalam bahasa inggris (terserah anda, tetapi lebih baik jika
buku/artikel ini anda sukai, misalnya fiksi, atau bahkan buku anak anak). Siapkan kamus kecil
yang memiliki panduan pengucapan bahasa inggris di sisi anda.
2. Masuklah ke kamar tidur supaya privasi anda terjaga
3. Bacalah keras-keras satu halaman buku atau artikel tersebut, seakan-akan anda penyiar TV atau
pendongeng.
4. Jika menjumpai kata yang bingung pengucapannya, periksa kamus
5. Kalau bisa, jangan membaca kata per kata, tetapi lihat satu kalimat secara utuh. Kalau bisa,
ulanglah membaca satu kalimat hingga sreg pengucapannya