Anda di halaman 1dari 43

Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan batubara sebagai sumber energi dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Untuk mendukung kebutuhan batubara tersebut,

industri pertambangan terpacu meningkatkan produksinya.

Tambang batubara yang ada di Indonesia sampai saat ini lebih

banyak menggunakan sistem tambang terbuka. Tetapi seiring berjalannya

waktu, jumlah cadangan batubara yang bisa ditambang dengan sistem

tambang terbuka semakin menipis. Selain itu tambang terbuka banyak

menghadapi tantangan dari berbagai elemen dalam masyarakat. Hal itu

antara lain dari segi perusakan lingkungan ataupun pembebasan tanah

rakyat.

Untuk masa depan sistem tambang bawah tanah akan semakin

banyak digunakan. Tambang bawah tanah relatif lebih ramah lingkungan

daripada tambang terbuka. Selain itu kemungkinan bersinggungan

dengan masalah tanah rakyat juga relatif lebih kecil.

Sebagai sebuah teknologi, tambang batubara mengalami

perkembangan yang pesat dari masa ke masa. Di mulai dari yang manual,

semi mekanis sampai dengan yang full mekanis. Untuk itulah diharapkan

Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada, agar

tidak tertinggal dengan negara-negara lain.

Halaman 1 - 43
Penambangan Batubara Bawah Tanah

B. Deskripsi Singkat

Maksud dan tujuan diajarkannya mata diklat Penambangan


Batubara Bawah Tanah adalah agar peserta diklat dapat memahami
pengertian tambang bawah tanah serta metode penambangan batubara
bawah tanah dan penyanggaannya.

C. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan mampu
memahami konsep penambangan batubara bawah tanah

D. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian tambang bawah tanah
2. Menjelaskan metode penambangan Room and Pillar
3. Menjelaskan metode penambangan Longwall
4. Menjelaskan penyanggaan permukaan kerja

E. Pokok Bahasan
1. Pengertian tambang bawah tanah
2. Metode penambangan Room and Pillar
3. Metode penambangan Longwall
4. Penyanggaan permukaan kerja

Halaman 2 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

BAB II
KONSEP TAMBANG BAWAH TANAH

A. Pengertian Dasar
Penambangan batubara terdiri dari sistem tambang terbuka dan
tambang bawah tanah. Penambangan terbuka digunakan apabila lapisan
batubara terletak tidak begitu jauh dari permukaan tanah. Atau dengan
kata lain jika striping ratio antara batubara dengan overburden masih kecil
dan dapat ditambang secara menguntungkan. Jika striping ratio sudah
semakin besar, maka penambangan batubara akan lebih menguntungkan
jika ditambang menggunakan sistem penambangan bawah tanah.
Adapun pengertian dari tambang bawah tanah itu sendiri adalah
suatu tambang yang kegiatan kerjanya di bawah tanah atau tidak secara
langsung berhubungan dengan udara luar.
TABEL I
STUDI JICA TENTANG PENGEMBANGAN PERBATUBARAAN
TAHUN 1997
TAHUN 2000 2005 2010 2015 2020
Produksi (juta ton)          
Underground 2 7 12 17 21
Open Pit 95 122 137 149 168
Jumlah 97 129 149 166 189
           
Tenaga Kerja (1000)          
Underground 7 18 29 40 50
Open Pit 35 43 50 54 62
Jumlah 42 61 79 94 112
           
Underground Production Rate (%) 2,2 5,4 8,4 10,2 11

Yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan sistem


penambangan adalah :
1. Pekerjaan penambangan harus aman
2. Metode penambangan harus sesuai dengan kebutuhan
3. Penambangan harus efisien
B. Keuntungan dan Kerugian

Halaman 3 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Jika dilihat dari segi keuntungan dan kerugian antara sistem


tambang terbuka dengan sistem tambang bawah tanah, maka keuntungan
untuk sistem tambang terbuka antara lain :
 Ongkos operasi penambangan lebih rendah
 Pengawasan dan pengamatan relatif lebih mudah
 Kondisi kerja lebih baik, karena langsung berhubungan dengan udara
luar
 Pergerakan alat-alat mekanis yang besar relatip lebih leluasa
 Mining recovery lebih besar karena batas endapan bijih mudah dilihat
 Relatif lebih aman
Namun dari sisi kerugian pada sistem tambang terbuka adalah:
 Kondisi kerja dipengaruhi langsung oleh keadaan cuaca
 Dalamnya penggalian terbatas (jika sudah terlalu dalam, maka SR
besar dan penambangan tidak efisien lagi)
 Karena sering melakukan blending maka alat-alat mekanis tempatnya
tersebar
 Kesulitan membuangan Overburden, dan memiliki dampak yang lebih
besar terhadap kerusakan lingkungan.

Sehingga dengan melihat keuntungan dan kerugian dari sistem


tambang terbuka, dapat diketahui keuntungan dan kerugian menggunakan
sistem tambang bawah tanah.

C. Metode Penambangan Bawah Tanah


Sistem penambangan bawah tanah terdiri dari beberapa metode
penambangan, antara lain;
 Stope dengan penyanggan alamiah, yang terdiri dari;
- Open stope dengan underhand dan overhand stoping
- Room and pillar

Halaman 4 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

 Stope dengan penyanggaan buatan, yang terdiri dari;


- Cut and fill stoping
- Shrinkage stoping
- Square set stopping
- Long wall mining
- Undercut and fill
- Top Slicing
 Metode Caving, yang terdiri dari;
- Sub level caving
- Blok caving

Sedangkan untuk tambang batubara bawah tanah dikenal ada dua


macam metode penambangan, yaitu :
 Longwall Mining
 Room & Pillar

D. Pemilihan Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah


Secara umum penambangan batubara atau pekerjaan
penambangan batubara, antara lain terdiri dari : pemotongan batubara,
pemuatan, pemasangan penyangga, penanganan gob (ambrukan),
transportasi permukaan kerja serta gateaway dan penanganan gas serta
debu batubara dipermukaan kerja, dimana diantara pekerjaan tambang
batubara merupakan pekerjaan yang paling penting dan menjadi masalah
pokok dalam produksi.
Oleh karena itu, metoda penambangan batubara harus dipilih
dengan hati-hati sesuai dengan rencana produksi jangka panjang
batubara tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Penentuan struktur pit yang sesuai dengan kondisi alam serta dana
yang diinvestasikan.
2. Penentuan sistem penambangan batubara.
3. Cara penanganan transportasi, ventilasi, penimbunan kembali,
keselamatan kerja serta masalah lingkungan.

Halaman 5 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

4. Pekerjaan persiapan.
5. Penggunaan mesin penambangan batubara.
6. Cara penambangan batubara.
7. Penetapan produksi batubara dan rencana ketenagakerjaan melalui
pelaksanaan butir 1 – 6 secara terintegrasi.
8. Kondisi alam

Kondisi alam yang menjadi faktor penentu dalam pemilihan metoda


penambangan adalah sebagai berikut :
- Ketebalan lapisan batubara
- Kemiringan lapisan batubara
- Sifat atap dan lantai
- Hubungan multiple seam
- Kondisi Geologi (Parting dan patahan)
- Banyak tidaknya air dan gas yang keluar dan ada tidaknya
swabakar
- Kedalaman lapisan batubara
- Kekerasan batubara
- Faktor lain (keterbatasan penambangan dibawah sungai dan dasar
laut)
TABEL II
KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN
Metoda Arah Kemiringan Penanganan Mesin Pemuatan/ Penyangga

Penambangan Penambangan Gob Penambang Pengangkutan


Metode Maju naik Curam Pengisian Peledakan PC, BC Kayu
Longwall mundur level Landai Strip Packing Pick Lori Batubara Besi
side turun
Datar Natural Plough Self
Caving Drum Cutter Advancing
Metode Room Continuous miner, shuttle car
& Pillar Peledakan Gathering Loader

Diantara kondisi tersebut diatas yang paling besar pengaruhnya


terhadap pemilihan metoda penambangan batubara adalah Ketebalan
Lapisan Batubara dan Kemiringan Lapisan Batubara.

Halaman 6 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Selain itu masih ada metode penambangan hydraulic dan auger.


Sejak dulu telah digunakan berbagai macam metode, namun disini
terutama akan diuraikan mengenai metode penambangan batu bara
metode Longwall dan metode Room & Pillar, yang saat ini mewakili
penggunaan ditambang batu bara bawah tanah.

E. Latihan
1. Jelaskan pengertian tambang bawah tanah!
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian tambang bawah tanah!
3. Sebutkan metode-metode tambang bawah tanah!

BAB III
PENAMBANGAN BATUBARA METODE ROOM & PILLAR

Halaman 7 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Ini adalah metode penambangan batu bara yang menetapkan suatu


plane/blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju 2 sistem
(jalur) terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk
melakukan penambangan batu bara dengan pembagian pilar batu bara.
Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batu bara
yang hanya melalui penggalian maju terowongan dan metode
penambangan secara beruntun terhadap pilar batu bara yang diblok tadi
mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut
telah mencapai batas maksimum blok penambangan.

Gambar 1
Metode Room & Pillar

A. Keunggulan penambangan batu bara metode Room & Pillar


(1) Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih
luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
(2) Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi
kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya
lapisan batu bara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi
lantai dan atap.

Halaman 8 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

(3) Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system


lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.
(4) Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan
dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan
terhadap penurunan permukaan tanah).
(5) Selain itu, cukup efektif untuk menaikan recovery sedapatnya,
pada blok yang tidak cocok ditambang semua, misalnya
penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.

B. Kelemahan penambangan batu bara metode Room & Pillar


(1) Recovery penambangan batu bara yang sangat buruk. (sekitar
60% - 70% ).
(2) Bila dibandingakan dengan metode penambangan batu bara
sistem lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap
ambruk.
(3) Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara
lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi. (Dikatakan
batasnya sekitar 500m dibawah permukaan bumi)
(4) Karena banyak batu bara yang disisakan, akan meninggalkan
masalah dari segi keamanan untuk penerapan lapisan batubara
yang mudah mengalami swabakar.

Tadinya, recovery metode penambangan batu bara sistem ruang


dan pilar sangat rendah, namun akhir–akhir ini ada juga tambang
batubara yang berhasil menaikan recoverinya.
Di bawah ini diperkenalkan contoh yang mewakili metode
penambangan batubara sistem ruang dan pilar.
(contoh actual 1)
Sejumlah terowongan (dalam contoh gambar adalah 5 buah, maksimum
10 buah, terowongan ini disebut entry) digali memakai continuous miner
dengan urutan nomor 1, 2, 3 dan seterusnya, untuk membentuk pilar
batubara dengan membagi lapisan batu bara ke dalam bentuk kisi.

Halaman 9 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

(perhatikan) jadi, bentuk dasar system ruang dan pilar ini termasuk sistem
batubara. Sebagai pasangan pilar batubara (pilar), biasanya terowongan
disebut sebagai pasangan room atau stall (ruang).

Gambar 2
Penambangan Metode Room and Pillar

Seiring dengan majunya terowongan, alat angkut belakang yakni


belt conveyor dan feeder breaker berturut-turut dimajukan dan
diperpanjang.
Penggalian maju diulang-ulang dengan prosedur seperti ini dan
apabila jaringan terowongan telah mencapai batas maksimum blok
penambangan, maka dilakukan ekstrasi pilar batu bara (pillar extraction)
memakai continuous miner dengan urutan nomor 1, 2, 3 dan seterusnya,
seperti pada gambar halaman berikut.
Setelah satu demi satu menambang pilar batubara dari batas
maksimum di bagian dalam, hingga sampai kembali ke titik awal,
selanjutnya menggarap blok di dekatnya dengan cara yang sama
(penggalian terowongan) dan melakukan penambangan batu bara (pillar

Halaman 10 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

extraction) berulang-ulang sampai menyelesaikan penambangan suatu


panel.
Seperti terlihat pada gambar, terowongan dipisahkan satu sama
lain dengan merentangkan berbagai macam kain atau papan sebagai
penyekat, untuk mencegah timbulnya debu, maka biasanya terowongan
belt conveyor di tengah dibuat kadaan netral secara ventilasi, dengan
membatasi kecepatan angin, agar angin yang lewat sedikit. Selain itu,
untuk membatasi kebocoran angin antar tiap terowongan sebisanya,
adakalanya 3 buah terowongan sisi dangkal (up-dip) dijadikan intake
airway dan 2 terowongan lainnya sebagai return airway.
Pada penambangan dengan metoda pilar extraction, walaupun ada
perbedaan menurut sifat batuan dan kondisi geologi, batuan atap
terowongan akan mulai ambruk apabila luas terowongan telah mencapai
sekitar 4.000 - 16.000 m2 dan sekali atap mulai runtuh, biasanya untuk
selanjutnya akan runtuh secara teratur mengikuti perkembangan
penambangan.
Untuk penyanggaan atap sementara dan keamanan saat pilar
extraction, tidak semua pilar batubara ditambang, tetapi sebagian
disisakan (stook), dengan menghentikan penambangan dengan
continuitas miner hanya sampai terbuka lubang kecil untuk ventilasi,
seperti terlihat pada gambar. Selain itu tergantung dari kebutuhannya,
kadang-kadang dilakukan propping seperti terlihat pada gambar dibawah.
Apabila kedalaman bertambah atau kondisi atap menjadi buruk
secara lokal, keamanan tidak dapat dijaga hanya dengan stook sebesar
itu. Dalam hal ini, stook diperbesar atau dari segi perencanaan kadang-
kadang diperlukan pilar yang disisakan tanpa ditambang sama sekali
sehingga recoverinya turun.
(contoh actual 2)
Karena dari segi efisiensi produksi batubara, pillar excavation lebih unggul
dari pada penggalian maju, maka berbagai upaya telah dicoba untuk
meningkatkan rasio produksi pillar extraction semaksimal mungkin,
dengan mengurangi jumlah penggalian maju terowongan.

Halaman 11 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Pada contoh gambar dibawah ini dari main entry dibuat panel entry,
dimana 3 terowongan menjadi 1 kelompok secara parallel, dengan
dipisahkan oleh blok (rib) selebar 50 - 100m. Kemudian terhadap rib
tersebut dibuat terowongan pembagi (split) dengan jarak tertentu (15 -
30m) dan pilar batubara diantara split ditambang dengan metoda yang
sama seperti didepan, dengan menggunakan continuous miner. Sudah
tentu, pilar batubara didalam panel ditambang berurutan mulai dari bagian
dalam dan setelah selesai menambang blok ini pindah ke blok didekatnya.

Gambar 3
Penambangan Metode Room and Pillar 2

Ditambang batubara yang melaksanakan produksi besar-besaran


dengan metoda ini, umumnya dicapai hasil yang memuaskan melalui
kombinasi continuous miner dan shuttle car, masing-masing dioperasikan
sekitar 4 set, dengan 3 shift per hari.

C. Latihan
1. Sebutkan keunggulan dan kelemahan metode Room & Pillar

Halaman 12 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

BAB IV
PENAMBANGAN BATUBARA METODE LONGWALL

Metode penambangan batu bara sistem lorong panjang (dikenal


dengan sebutan longwall mining) adalah metode penambangan batu bara
yang banyak digunakan pada penambangan batu bara bawah tanah,

Halaman 13 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

karena dapat diharapkan jumlah produksi yang besar dari satu permukaan
kerja.

GAMBAR 4
BIDANG KERJA PENAMBANGAN LONGWALL

A. Ciri Metode Penambangan Longwall


(1) Perolehannya tinggi, karena mengekstraksi sebagian besar batu
bara.
(2) Permukaan kerja dapat dipusatkan, karena dapat berproduksi
besar di satu permukaan kerja.
(3) Pada umumnya, apabila kemiringannya landai, mekanisasi
ekstraksi batu bara, pengangkutan dan penyanggaan menjadi
mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi ekstraksi batu
bara.
(4) Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang lorong yang
dirawat terhadap jumlah produksi batu bara menjadi pendek.
(5) Menguntungkan dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah
dan swabakar yang timbul juga sedikit.
(6) Karena dapat memanfaatkan tekanan batuan, pemotongan batu
bara menjadi mudah.
(7) Apabila terjadi hal-hal seperti ambrukan permukaan kerja dan
kerusakan mesin, penurunan produksi batu baranya besar.

Halaman 14 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

GAMBAR 5
METODE PENAMBANGAN LONGWALL

B. Metode Penambangan Longwall Sistem Maju


Pada sistem maju, ekstraksi dimulai dari mulut masuk suatu zona
ekstraksi batu bara, dan diteruskan ekstraksi maju mengarah ke dalam
sampai ke ujung panel ekstraksi, yang dilakukan secara bersamaan untuk
lorong ekstraksi batu bara dan permukaan kerja, sambil mempertahankan
lorong di gob.

GAMBAR 6

Halaman 15 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

PENAMBANGAN LONGWALL SISTEM MAJU

Kelebihan dan kekurangan sistem maju


(1) Setelah permukaan kerja ekstraksi batu bara dibuat, dapat segera
memulai ekstraksi batu bara, sehingga tidak memerlukan waktu yang
panjang untuk persiapan ekstraksi batu bara.
(2) Jarak penggalian lubang bukaan tidak perlu panjang, sehingga
investasi awalnya kecil.
(3) Pada zona yang banyak perubahan sesar atau lapisan batu bara,
atau pada zona yang banyak gas, sulit dilakukan eksplorasi dan
drainase gas.
(4) Karena tail gate dan head gate di gob harus dipertahankan sampai
selesai ekstraksi, maka semakin maju permukaan kerja, semakin
tinggi biaya perawatan karena lorong yang dirawat semakin panjang.
(5) Mudah terjadi swabakar akibat kebocoran angin di lorong gob, dan
apabila perawatan lorong tidak baik, penampang lorong menjadi
sempit, sehingga menjadi halangan bagi ventilasi dan pengangkutan.
(6) Diperlukan pekerjaan pengisian, sehingga kemajuan permukaan
kerja terhambat oleh pekerjaan pengisian.

C. Metode Penambangan Longwall Sistem Mundur


Pada sistem mundur, pertama digali seam road dari mulut masuk
zona ekstraksi, dan pada waktu lorong tersebut mencapai garis batas
maksimum, dibuat permukaan kerja sepanjang garis batas tersebut untuk
memulai ekstraksi batu bara menuju mulut masuk.

Halaman 16 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

GAMBAR 7
PENAMBANGAN LONGWALL SISTEM MUNDUR

Kelebihan dan kekurangan sistem mundur


(1) Diperlukan waktu yang panjang untuk persiapan lorong ekstraksi batu
bara.
(2) Jarak penggalian lubang bukaannya panjang, sehingga investasi
awalnya besar.
(3) Dapat mengetahui kondisi lapisan batu bara pada tahap penggalian
lubang bukaan, serta dapat melakukan drainase ga pada daerah
yang banyak emisi gas (semburan gas), sebelum ekstraksi batu bara.
(4) Karena tidak perlu mempertahankan lorong di gob dan lorong
menjadi pendek dengan mundurnya permukaan kerja, maka
pemeliharaan lorong mudah, dan menguntungkan juga bagi ventilasi
dan pengangkutan.
(5) Karena tidak ada kebocoran angin ke dalam gob, resiko terhadap
swabakar kecil.
(6) Dapat mengetahui kondisi penambangan pada panel ekstraksi batu
bara sebelum dimulai ekstraksi, sehingga dapat dilakukan ekstraksi
batu bara yang terencana.
(7) Tidak ada pekerjaan pengisian dan dapat membuat permukaan kerja
termekanisasi dengan alat-alat berat, sehingga dapat dilakukan
produksi terencana yang stabil dengan permukaan kerja berefisiensi
tinggi dan berkemampuan produksi tinggi.

Seperti diuraikan di atas, sistem maju dan sistem mundur masing-


masing mempunyai keunggulan dan kekurangan. Sistem mana yang akan
digunakan, ditentukan antara lain oleh kondisi lapisan batuan, masalah
keamanan dan sulit tidaknya pemeliharaan lorong. Namun, dilihat dari
segi kerepotan untuk pemeliharaan lorong serta dari segi keamanan, lebih
menguntungkan sistem mundur.

Halaman 17 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Pada ekstraksi batu bara sistem lorong panjang yang umum,


mekanisasi mudah dilakukan apabila kemiringan lapisan batu baranya
landai (0~15o). Selain itu, ekstraksi batu bara juga lebih mudah dilakukan
kalau ketebalan lapisan batu baranya sekitar 2~3m.
Untuk lapisan berkemiringan 15~30o, sejak dulu sudah diterapkan
berbagai jenis permukaan kerja termekanisasi yang dilengkapi dengan
pencegah penyangga roboh dan mekanisme koreksi penyangga yang
bergeser ke bawah, namun saat ini jarang dilakukan karena sulitnya
pemeliharaan.

D. Metode Penambangan Batubara pada kondisi Khusus


1. Metode Ekstraksi Batu Bara Lapisan Tebal

Akhir-akhir ini, karena perkembangan self advancing support, dapat


dilakukan ekstraksi sekaligus hingga hampir 4 m. Namun dahulu, apabila
ketebalan lapisan batu bara melampaui 3m, pada umumnya dilakukan
ekstraksi dengan membagi lapisan tersebut menjadi lebih dari 2 tingkat,
kemudian diekstraksi satu demi satu. Dalam hal ini, pertama yang
diekstraksi adalah tingkat atas, kemudian dibuat atap buatan bagi tingkat
bawah dengan menggelar alas seperti baja sabuk, baja profil, jaring logam
dan kayu pada gob, dan selanjutnya bagian bawah diekstraksi mengejar
tingkat atas. Namun bisa juga tingkat bawah yang pertama diekstraksi,
kemudian di bekas penambangannya dilakukan pengisian, baru dilakukan
ekstraksi bagian atas.

Jaring
Jaring logam pengisian logam

Baja
Baja profil
sabuk

Drum cutter

Halaman 18 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Gambar 8
Metode ekstraksi batu bara bagi lapisan 2 tingkat

2. Metode Ekstraksi Batu Bara Untuk Lapisan Berkemiringan Curam


Ekstraksi pada kemiringan curam adalah metode ekstraksi batu
bara yang umumnya digunakan pada lapisan batu bara dengan
kemiringan lebih dari 45o, yang mana hingga sekitar tahun 1920-an
digunakan metode bertingkat sistem pilar atau sistem ruang dan pilar
mengarah ke atas. Akan tetapi, dengan bertambahnya kedalaman
ekstraksi, timbul banyak persoalan, seperti turunnya perolehan, sehingga
lama kelamaan diganti dengan metode ekstraksi kemiringan semu dengan
pengisian sempurna.
Pada metode ekstraksi ini, kemiringan permukaan kerja yang
tadinya sekitar 40o dijadikan 25o~30o, di mana batu bara yang diekstraksi
dan material pengisi diluncurkan melalui saluran peluncur (trough) besi
atau plastik yang digelar. Pada sistem ini, pola kerja bergilir yang lazim
dilakukan adalah ada satu gilir yang melakukan peledakan dan ekstraksi,
kemudian gilir berikutnya melakukan pengisian. Dalam hal ini, pengisian
dilakukan dengan sedapat mungkin tidak memakai tiang penyangga, yaitu
dengan mendekati permukaan dinding batu bara sedekat mungkin. Akan
tetapi, pekerjaan di bagian bawah sering berbahaya karena adanya batu
bara yang meluncur turun dari bagian atas. Oleh karena itu, belakangan
metode ini diperbaiki menjadi step advance mining, yaitu kemiringan
permukaan kerja dibuat 43~45o dan di sepanjang permukaan kerja dibuat
beberapa tingkat tangga, di mana pada setiap tingkat dilakukan
pemotongan batu bara dan pemasangan tiang penyangga. Dengan
demikian, gangguan oleh batu bara yang diluncurkan dari bagian atas
dapat ditiadakan dan panjang permukaan kerja juga menjadi lebih dari
100m.

Halaman 19 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Metode ekstraksi yang disebut belakang adalah penambangan


bertingkat (step advance mining), sedangkan yang disebut di depan
adalah penambangan segaris (align mining).

Pengisian

Pengisian
step advance mining align mining

Gambar 9
Penambangan Batubara Pada Kemiringan Curam

Keuntungan dari ekstraksi pada kemiringan curam adalah :


 Pengangkutan di dalam permukaan kerja hampir tidak
memerlukan tenaga penggerak karena dapat berjalan sendiri,
misalnya melalui trough.
Sedangkan kerugiannya adalah :
 Diperlukan tenaga kerja banyak untuk membawa masuk material
pengisi, sehingga volume produksi batu bara tergantung dari
volume pengisian.

E. Metode Ekstraksi Batubara Dengan Steel Prop-Kappe


Metode ekstraksi ini menggunakan Steel Prop-Kappe sebagai
penyangganya. Kadang orang menyebutnya sebagai penambangan
batubara secara semi mekanis.

1. Pemotongan dengan Pick


Terutama untuk ekstraksi batu bara dengan pick, pemahaman
terhadap sifat dan kondisi lapisan batu bara adalah hal yang sangat

Halaman 20 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

penting, oleh karena itu, di sini akan diuraikan sedikit mengenai kekar batu
bara.
Pada umumnya, di dalam lapisan batu bara terdapat banyak
retakan halus yang menjalar sejajar. Ini disebut kekar batu bara atau cleat.
Kekar batu bara terbentuk karena tekanan atau tarikan akibat pergerakan
kerak bumi, di mana kemiringannya sekitar 50~90° terhadap atap, dan
pada lapisan batu bara yang sama, arahnya hampir tetap.
Jarak kekar batu bara di dalam lapisan batu bara adalah 1~10m,
dan ada juga kekar batu bara yang terbentuk karena tekanan sekunder
dari ekstraksi batu bara. Ini disebut sebagai kekar tekanan (retakan yang
terjadi pada lapisan batu bara karena tekanan batuan) yang timbul sejajar
permukaan kerja. Dengan memanfaatkannya secara baik, dapat dilakukan
ekstraksi batu bara dengan efektif.
Hubungan antara kekar batu bara dan permukaan kerja ada 3
macam, seperti gambar 9 di bawah. Pada kekar yang sejajar permukaan
kerja, batu bara menjadi lunak, sehinga baik ekstraksi maupun penggalian
lubang bukaan menjadi mudah. Pada kekar yang tegak lurus permukaan
kerja, menjadi keras sehingga sulit digali. Sedangkan pada kekar yang
membentuk sudut tertentu terhadap permukaan kerja, kemudahan
penggalian berada di tengah-tengahnya.
Pada ekstraksi dengan pick atau coal plough, antara kekar sejajar
dan kekar tegak lurus terdapat perbedaan yang besar dalam hal efisiensi
ekstraksi batu bara. Jadi, penetapan permukaan kerja diharapkan
membentuk kekar yang sejajar dengan permukaan kerja, namun
kemudahan kerja terhadap kemiringan lapisan batu bara dan keterbatasan
dari segi fasilitas permukaan kerja seperti conveyor, lebih diutamakan.

Sejajar Tegak lurus Membentuk sudut


permukaan kerja permukaan kerja permukaan kerja

Halaman 21 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Gambar 10
Hubungan antara kekar batu bara
dan arah kemajuan permukaan kerja

a. Lapisan batu bara dan kondisi yang sesuai untuk ekstraksi dengan
pick
(1) Apabila banyak gas yang timbul, sehingga pemotongan dengan
mesin berbahaya, apalagi dengan peledakan.
(2) Apabila tidak dapat digunakan mesin pemotong, karena ekstraksi
batu bara dilakukan di tempat curam.
(3) Apabila tidak diperlukan peledakan atau pemotongan dengan mesin,
karena batu baranya lunak.
(4) Apabila atap langsung lapisan batu bara bersifat rapuh, sehingga
dikhawatirkan atap akan ambruk kalau digunakan peledakan atau
metode ekstraksi dengan mesin.
(5) Apabila biaya tenaga kerjanya murah.

b. Cara ekstraksi batu bara Steel Prop-Kappe-pick


Yang paling penting dalam ekstraksi batu bara dengan pick
adalah pemanfaatan tekanan batuan dan cara memakai pick.
Selain kekar batu bara yang telah ada, di dalam lapisan batu
bara akan terjadi kekar tekanan akibat tekanan atap dan lantai yang
menyertai ekstraksi batu bara. Semakin banyak kekar tekanan yang
timbul, berarti pick dapat mengeluarkan kemampuan maksimum. Oleh
karena itu, yang penting adalah mempercepat pertumbuhan kekar
tekanan yang paling sesuai untuk ekstraksi dengan pick, dengan
mempertimbangkan kedalaman lapisan batu bara, sifat atap dan lantai,
metode pengisian kembali, serta menjaga kecepatan gerak maju
permukaan kerja yang sesuai.
Berikut ini, diuraikan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan,
agar dapat menggunakan pick secara efisien.

Halaman 22 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

(1) Sedapat mungkin pick digunakan menghadap ke bawah.


Pick mempunyai berat yang lumayan dan getaran balik selama
operasi juga lumayan besar, sehingga kalau digunakan menghadap
ke atas tidak efisien dan cepat menjadi lelah. Selain pemotongan
sekitar atap yang terpaksa mengarah ke atas, usahakan
menggunakannya ke arah lebih bawah dari garis datar, untuk
mengurangi tenaga yang dikeluarkan.
(2) Membuat guratan pada permukaan kerja.
Menggunakan pick langsung dari depan tidak efisien. Yang penting
adalah membuat guratan dengan jarak tertentu, kemudian pick
disodok masuk sepanjang kekar yang timbul sejajar permukaan kerja.
Jarak guratan ditentukan oleh lingkup tanggung jawab yang dapat
diekstraksi oleh pickman dalam 1 gilir.
(3) Urutan ekstraksinya adalah mulai dari bagian atas, seperti terlihat
dalam gambar 10.
Dengan melakukan pemotongan mulai dari bagian atas, pijakan kaki
menjadi baik, dan batu bara yang telah digali langsung ambruk
masuk ke dalam conveyor.
(4) Usahakan terbentuk bongkahan besar batu bara.

Gambar 11
Urutan pemotongan pada ekstraksi dengan pick

Halaman 23 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

c. Pokok perhatian dalam pemakaian pick


(1) Sebelum memasang pick pada slang udara, singkirkan dulu debu
batu bara dan karat di dalam slang dan pipa kompresi, kemudian
kopling penghubung dikencangkan agar tidak lepas selama
pekerjaan, serta lakukan pencegahan terhadap angin bocor.
(2) Minyak pelumas harus disimpan di dalam wadah yang telah
ditetapkan dan setiap waktu tertentu selalu dilakukan pelumasan
dengan minyak pelumas yang bersih.
(3) Jangan menggunakan ujung pick (pahat) yang telah berubah bentuk
atau rusak.
(4) Untuk mencegah penurunan tekanan udara, selain melakukan
pencegahan udara bocor, jumlah pick yang digunakan juga harus
disesuaikan dengan kompresor dan pipa penghantar udara.

2. Metode Ekstraksi Batu Bara Steel Prop-Kappe-Peledakan


Menggunakan peledakan untuk menambang batu bara, berarti
mengundang akibat buruk, seperti bahaya ledakan gas atau debu batu
bara, meningkatkan pembubukan batu bara dan membuat buruk kondisi
atap permukaan kerja. Bersama itu, manajemen bahan peledak juga
menjadi penting dari segi keamanan, sehingga pemilihan metode ini harus
dilakukan hati-hati.
Apabila akan memakai metode ini, usahakan menghindari akibat
buruk tersebut di atas, serta gunakanlah metode ini kalau peralatan dan
mesin pemotong yang lain tidak cocok untuk digunakan, karena batu
baranya kokoh dan keras.

F. Metode Ekstraksi Batu Bara Self Advancing Support-Drum Cutter


Metode ekstraksi batu bara yang menggunakan self advancing
support, yaitu suatu struktur yang mempersatukan steel prop dan kappe
yang dipasang pada landasan berbentuk pengeret (seperti kereta salju),
yang dapat bergerak maju sendiri dengan tenaga hidraulik bersama
majunya permukaan kerja, dan dikombinasikan dengan drum cutter.

Halaman 24 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Dibanding dengan sistem ekstraksi batu bara yang memakai steel


prop dan kappe atau peledakan, tenaga manusia untuk ekstraksi, serta
pemasangan dan pembongkaran penyangga dapat berkurang, dan jumlah
pekerja di dalam permukaan kerja juga dapat berkurang secara drastis.
Selain itu, tidak memakan waktu untuk pemindahan penyangga,
yang membuat jam operasi mesin ekstraksi meningkat dan mampu
melakukan ekstraksi kontinu, sehingga produktifitas batu bara meningkat
drastis.
Selain itu, karena waktu pemindahan penyangga yang pendek dan
jarak antar penyangga yang dekat, tidak mudah terjadi ambrukan atap,
sehingga dari segi keamanan juga menguntungkan.
Penggunaan sistem ini akan meningkatkan biaya investasi fasilitas
ekstraksi batu bara dan waktu persiapan permukaan kerja. Akan tetapi,
apabila diinginkan produksi batu bara yang efisien dan bervolume besar,
sebaiknya menggunakan sistem ekstraksi batu bara ini.

1. Kondisi alam yang diperlukan untuk ekstraksi batu bara dengan


self advancing support
Untuk menggunakan ekstraksi batu bara dengan self advancing
support, perlu dipenuhi kondisi alam seperti berikut :
(1) Kemiringannya harus landai (di bawah 20°)
(2) Lapisan batu baranya tebal, sebaiknya lebih dari 2m
(3) Lapisan batu baranya stabil (tidak ada sesar atau tidak ada perlipatan
serta pengembangan dan penyusutan yang mendadak)
(4) Sisipannya tipis, serta hampir tidak ada intrusi batuan beku dan
silicified wood
(5) Atap dan lantai (sifat dan kondisi batuan atap dan lantai) yang baik
(6) Tidak terdapat akuifer di dalam lapisan batu bara
(7) Tidak ada resiko terhadap semburan gas dan ledakan batuan
(8) Dapat menjamin field (lapangan) yang mampu beroperasi secara
kontinu dalam waktu lama (diharapkan minimal lebih dari setengah
tahun)

Halaman 25 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

2. Pokok pertimbangan dalam pemilihan fasilitas ekstraksi batu bara


Dalam pemilihan fasilitas ekstraksi batu bara, perlu
dipertimbangkan persyaratan sebagai berikut :
(1) Face conveyor harus mempunyai kapasitas angkut yang cukup
terhadap kapasitas pemotongan cutter
(2) Antara cutter dan face conveyor harus tersedia ruang yang cukup
untuk mengalirkan batu bara dengan lancar
(3) Cutter harus mempunyai kemampuan yang cukup untuk mencapai
produksi batu bara yang direncanakan
(4) Harus tersedia ruang yang cukup di antara kappe self advancing
support dan permukaan atas cutter
(5) Fasilitasnya harus sekecil dan sepadat mungkin, agar bisa
menyesuaikan diri terhadap perubahan kemiringan lapisan batu
bara dan lain-lain
(6) Fasilitasnya harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
ketebalan lapisan batu bara
3. Pengaturan permukaan kerja
Pada umumnya, permukaan kerja sistem lorong panjang diset pada
blok ekstraksi yang dilingkupi oleh 2 buah butt level dan permukaan kerja.
Dari kedua butt level, yang ada di sisi dangkal disebut tail gate dan yang
ada di sisi dalam disebut head gate.

Panjang permukaan kerja 110 ~ 180m


Jalan Gate
udara Face conveyor Drum cutter

Bagian penggerak Bagian penggerak


sisi dangkal sisi dalam
Gob
Shield-type self-advancing support Gate
armored
conveyor

Drum cutter

Halaman 26 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Gambar 12
Model permukaan kerja sistem lorong panjang termekanisasi

Panjang permukaan kerja diatur sekitar 150~250m, sedangkan


layout fasilitas termasuk cutter, self advancing support dan lainnya
ditunjukkan pada gambar 11.
Head gate digunakan untuk jalan udara masuk dan lorong
pengangkutan batu bara, sedangkan tail gate digunakan untuk jalan udara
buang dan pengangkutan mesin serta material. Sebagai conveyor di
dalam permukaan kerja sudah lama digunakan side chain conveyor,
namun karena ada masalah keausan trough, saat ini banyak digunakan
double center chain conveyor.
Ditinjau dari segi kemampuan penyangga, kemudahan kerja dan
perawatan, maka ketebalan lapisan yang sesuai adalah sekitar 2~3m,
namun saat ini di luar negeri ada juga yang beroperasi pada ketebalan
4m.
Panjang permukaan kerja ditentukan dengan mempertimbangkan
kapasitas angkut conveyor, kecepatan maju permukaan kerja, serta
kemampuan penggalian lubang bukaan yang berhubungan dengannya,
kondisi sesar dan sulit tidaknya pemeliharaan lapangan.
Kemudian, W cut method dan single cut method yang merupakan
metode pemotongan, serta cara pemindahan conveyor dan penyangga
yang merupakan bagian dari manajemen permukaan kerja akan diuraikan
belakangan, karena metode pemotongan dan manajemen permukaan
kerja ini berkaitan erat dengan penyanggaan permukaan kerja.
Berikut ini akan diperkenalkan mengenai efisiensi ekstraksi dan
biaya fasilitas permukaan kerja untuk ekstraksi batu bara kombinasi shield
frame dan drum cutter pada ekstraksi batu bara sistem lorong panjang
(Longwall).

Halaman 27 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Jam operasi efektif drum cutter (hanya untuk pemotongan, tidak


termasuk pemuatan) untuk 1 gilir adalah 2~3 jam, dan kemajuan
permukaan kerja rata-rata per hari dengan operasi 3 gilir adalah sekitar
7,0m.

G. Latihan
1. Jelaskan konsep penambangan batubara metode longwall
2. Jelaskan kelemahan dan keunggulan penambangan batubara
sistem maju!
3. Apa sajakah yang dimaksud penambangan batubara pada kondisi
khusus?

Halaman 28 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

BAB V
PENYANGGAAN PERMUKAAN KERJA

A. Tekanan Batuan Pada Permukaan


Sama seperti pada penggalian lubang bukaan, di sekitar
permukaan kerja ekstraksi batu bara sistem lorong panjang juga terjadi
redistribusi tekanan di sekitar rongga yang terbentuk, sehingga
terbentuklah kubah tekanan berupa zona bebas tekanan pada permukaan
kerja atau rongga (gua) tua. Jadi, di dalam dinding batu bara di sebelah
depan permukaan kerja terjadi zona tekanan batuan tinggi, yang
berpindah ke depan bersama majunya permukaan kerja. Selain itu, di
dekat pemukaan kerja, batuan bagian atas di dalam zona bebas tekanan
menjadi keadaan cantilever, sehingga di titik topangnya menerima
tekanan. (Perhatikan gambar 12)

Zona
bebas
tekanan

Tekanan
meningkat

Gambar 13
Zona bebas tekanan dan tekanan batuan

Tekanan batuan di sekitar permukaan kerja ini dapat dikendalikan


melalui cara pengaturan permukaan kerja atau sistem penyanggaan, serta

Halaman 29 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

pengaturan kecepatan maju permukaan kerja. Dengan melakukan


pengaturan yang tepat terhadap permukaan kerja, keamanan di
permukaan kerja dapat ditingkatkan.

B. Penyanggaan Steel Prop-Kappe


Permukaan kerja adalah ruang kerja untuk ekstraksi batu bara yang
harus dijaga keamanannya. Penyangga yang digunakan untuk maksud itu
harus tahan terhadap tekanan batuan permukaan kerja dan lagi dapat
menyesuaikan diri terhadap gerakan maju permukaan kerja.
Berbagai macam penyangga digunakan, yang masing-masing
mempunyai kesesuaian terhadap kondisi permukaan kerja dan sistem
ekstraksi tambang batu bara tertentu, namun dalam hal ini terutama
digunakan steel prop dan kappe, atau self advancing support yang dapat
dimanfaatkan berulang-ulang dan lebih kuat dari pada kayu yang tidak
dapat dimanfaatkan kembali.
Dalam kesempatan ini, terutama akan dibahas mengenai steel prop
dan kappe yang memiliki mobilitas tinggi di lapisan miring.

Gambar 14
Steel Prop-Kappe
1. Ringkasan prosedur penyanggaan dengan steel prop dan kappe
(1) Pemasangannya harus dilakukan dengan mantap.

Halaman 30 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Apabila gaya angkatnya kurang, gaya topang juga akan kurang yang
mana dapat mengundang penurunan atap dan mempercepat kondisi
atap memburuk, sehingga penting untuk mengencangkan kembali pada
waktu pemasangannya. Selain itu, apabila pemasangannya tidak
sempurna, timbul kemungkinan penyangga roboh akibat getaran
peledakan atau beban tidak normal. Terutama pada lapisan
berkemiringan sedang, ada bahaya timbulnya kecelakaan, seperti steel
prop yang roboh ke arah kemiringan sejati bersama atap, oleh karena itu
perlu hati-hati.
(2) Usahakan pencegahan penurunan atap di atas steel prop, sedapat
mungkin dilakukan tanpa meletakkan potongan kayu tebal yang dapat
menjadi bantalan di atas steel prop.
Walaupun misalnya terpaksa harus memberikan ganjalan karena
permukaan atap tidak rata, harus mempertimbangkan untuk menahan
penurunan atap seminimum mungkin.
(3) Pada prinsipnya, kappe harus dipasang serapat mungkin ke
permukaan atap.
Akan tetapi, untuk menahan batuan lepas (loose rock) pada atap yang
rapuh, diperlukan papan penahan, dan apabila ada rongga di bagian
atas kappe karena permukaan atap tidak rata, kappe menjadi tidak
stabil, sehingga untuk mencegahnya harus disumpal dengan potongan
kayu ganjalan.
(4) Pada waktu memperpanjang kappe, arah kappe harus diperhitungkan
agar selalu tegak lurus terhadap permukaan kerja.
Apabila ternyata terjadi kemiringan, dibetulkan dengan memanfaatkan
“goyangan” kappe, dan apabila tidak bisa dibetulkan dengan cara ini,
didirikan secara tunggal untuk mencegah ketidakaturan barisan.
(5) Mengenai pin penyambung kappe, cotter pin dan shoe
Pin penyambung kappe, cotter pin dan shoe harus ditancapkan dengan
kekuatan yang tepat (tidak berlebihan), dengan berpikir akan dicabut
kembali.

Halaman 31 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Pin penyambung harus dipasang dari arah yang nantinya mudah dicabut
pada waktu membongkar steel prop. Selain itu, jangan lupa melepas
kembali cotter pin dan shoe setelah steel prop didirikan. Hal ini untuk
memberikan kemampuan tekuk pada bagian sambungan kappe, sesuai
dengan penyusutan steel prop akibat tekanan batuan, agar dapat
mencegah kerusakan kappe.
(6) Mengenai kappe dan penopangan kappe pada steel prop
Karena benda-benda ini terbuat dari logam, penopangannya
kemungkinan besar membentuk kontak titik atau kontak garis. Terutama
di lapisan batu bara kemiringan sedang, apabila steel prop tidak didirikan
tegak lurus terhadap lapisan batu bara, kappe seolah-olah terputar,
sehingga harus dipasangi pasak agar tidak lepas dari penopang kappe.
Selain itu, pada pemasangan steel prop harus diusahakan agar
tidak memberi beban eksentrik. Beban eksentrik dapat melemahkan
kekuatan topang steel prop, sehingga sering merusak steel prop. Untuk
menghindari beban eksentrik, kalau lapisan batu baranya landai, perlu
diperhatikan agar steel prop didirikan tegak lurus terhadap lapisan batu
bara.
Selain itu, posisi pendirian steel prop terhadap kappe akan
berpengaruh besar terhadap pencegahan kerusakan kappe. Pada
umumnya, steel prop didirikan pada posisi 1/3 atau 1/4 panjang kappe,
diukur dari sisi gob.
Gambar 15 menunjukkan prosedur ekstraksi batu bara dengan
steel prop dan kappe, serta posisi penopangan kappe.
(i) Memperpanjang kappe

Halaman 32 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

(ii) Ekstraksi batu bara selesai

(iii) Memindahkan conveyor

(iv) Mendirikan steel prop

(v) Membongkar steel prop dan kappe

Gambar 15
Memasang Kappe
2. Pemeliharaan steel prop dan kappe
(1) Steel prop yang digunakan harus yang sesuai dengan beban di
permukaan kerja serta sistem kerja. Jangan sekali-kali menggunakan
steel prop atau tiang kayu yang berbeda karakter bersama-sama.
Steel prop yang daya topangnya kecil akan segera menyusut
(memendek) akibat beban, sehingga apabila di antaranya terdapat steel

Halaman 33 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

prop yang daya topangnya tinggi, beban hanya bekerja pada steel prop
tersebut, sehingga dapat menyebabkan kerusakan. Selain itu,
penurunan atap menjadi tidak beraturan, yang dapat menjadi penyebab
memburuknya kondisi atap.
(2) Setelah selesai pemotongan, atap di bagian tersebut harus
secepatnya disangga dengan memanjangkan kappe.
Bekerja di bawah atap telanjang itu, bukan saja berbahaya, tetapi
dengan membiarkannya telanjang, berarti merupakan penundaan waktu
untuk menyangga, yang dapat memperburuk kondisi atap.
(3) Pendirian steel prop harus dilakukan secepat mungkin.
Apabila kappe dibiarkan terlalu lama dalam keadaan diperpanjang,
atau peledakan dan pembongkaran tiang dilakukan tanpa mendirikan
tiang, dapat menjadi penyebab meningkatnya tekanan atap secara
mendadak, yang mengakibatkan kappe rusak, sehingga terjadi
penurunan atap dan pemburukan kondisi atap.
(4) Untuk mencegah pemburukan kondisi atap, jarak antar steel prop
harus dibuat sama, agar tekanan atap diterima secara merata dan
besarnya penurunan atap juga merata.
Begitu pula untuk barisan, kalau dibuat menjadi satu garis lurus, akan
memudahkan terpotongnya atap di tempat yang telah diekstraksi.
(5) Mengenai sudut pendirian steel prop
Karena alasan konstruksi steel prop dan kappe, apabila bekerja
beban eksentrik padanya, ada kemungkinan terjadi kemerosotan
drastis pada karakteristik dan kekuatannya.
Beban eksentrik ini tidak terjadi apabila steel prop didirikan tegak
lurus terhadap permukaan kappe. Akan tetapi, di permukaan kerja
yang miring, ternyata beban atap bisa memberikan tekanan kepada
lapisan batu bara dari berbagai arah, sehingga pendirian tiang harus
mempertimbangkan hal ini.

Sudut pendirian tiang pada permukaan kerja dengan steel prop dan
kappe, yang kira-kira dianggap pantas adalah sebagai berikut :

Halaman 34 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

TABEL III
KEMIRINGAN DAN PENYANGGA
Kemiringan permukaan kerja Sudut pendirian tiang penyangga
0° ~ 10° 90°
10° ~ 35° 85° ~ 87°
35° ~ 90° 90°

Pada gambar 16 berikut ditunjukkan satu contoh sudut pendirian


steel prop di permukaan kerja yang ada kemiringannya.

Gambar 16
Sudut pendirian steel prop

3. Pokok perhatian dalam pembongkaran steel prop dan kappe


Pekerjaan pembongkaran adalah pekerjaan yang berbahaya.
Untuk menjalankan pekerjaan di permukaan kerja dengan lancar, tiap
pekerjaan harus dilakukan secara teratur sambil menjaga
keseimbangan.
Tidak boleh melanggar standar pekerjaan dengan melakukan
ekstraksi bagian yang penyangganya tidak dapat dibongkar. Kalau
tetap memaksa diekstraksi, luas atap yang harus disangga akan
bertambah, sehingga meningkatkan beban. Selain itu, tekanan atap
menjadi besar hampir sebanding dengan lamanya waktu sejak tiang
didirikan, sehingga pekerjaan pembongkaran disertai bahaya.

Halaman 35 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Pokok-pokok yang menjadi perhatian dalam pembongkaran


adalah :
(1) Dalam pekerjaan pembongkaran, pelepasan tiang terutama harus
dilakukan secara teratur. Pada tiang sisa yang tidak dicabut akan
bekerja tekanan yang besar, yang beresiko merusak steel prop.
Selain itu, pada waktu menarik tiang yang tersisa, ada kemungkinan
tiang roboh atau ada batuan yang ambruk masuk, sehingga
berbahaya.
(2) Sebelum pembongkaran tiang, lakukan pemerikasaan dengan teliti.
Selain steel prop yang akan dicabut, diperiksa juga kondisi
penyanggaan steel prop di sekitarnya, kondisi atap dan kondisi
ambrukan di gob, untuk memastikan bahwa para pekerja berada di
posisi yang aman. Selain itu, harus memberitahu kepada orang-orang
di sekitar.
(3) Ada kemungkinan ambrukan yang terjadi lebih besar dari pada
cakupan yang diperkirakan, oleh karena itu tempat pijakan kaki harus
dirapikan dulu.
(4) Steel prop yang dicantoli lever block akan berbahaya kalau dapat
bergerak pada waktu lever block dikendalikan, oleh karena itu
pastikan sudah cukup kencang.
(5) Pada waktu mencabut tiang di bagian sesar atau atap yang tidak
teratur, adakalanya bekerja beban dari arah yang tidak disangka atau
berpengaruh ke bagian yang kelihatannya tidak berhubungan.
Selain itu, adakalanya terkena beban tidak normal atau terpukul
batuan yang ambruk dari gob, jadi jangan lupa mendirikan steel prop
pembantu di dekat permukaan kerja atau pada baris ke dua, serta
memberi penguat (brace strut) antar kappe.
Selain itu, menyambung steel prop dengan tali juga kadang-kadang
sangat berguna.

C. Self Advancing Support

Halaman 36 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Self advancing support adalah penyangga permukaan kerja yang


dapat dimajukan dan diposisikan tiang besinya seiring dengan kemajuan
permukaan kerja, melalui pengendalian katup otomatis atau manual yang
mendapat suplai air bertekanan tinggi dari pompa tekanan tinggi.
Di antara pekerjaan di permukaan kerja steel prop dan kappe,
pekerjaan penyanggaan seperti pendirian tiang, pencabutan tiang dan
pemanjangan kappe yang merupakan pekerjaan terberat dan mengambil
porsi besar, ternyata mendominasi hampir setengah dari seluruh
pekerjaan.

Gambar 17
Power Roof Support
Apabila digunakan self advancing support, pekerjaan seperti ini
dapat diselesaikan hanya dengan serangkaian pengoperasian katup,
sehingga banyak tenaga kerja yang dapat dikurangi. Selain itu, kestabilan
sebagai benda konstruksi juga meningkat, oleh karena itu dari segi
peningkatan produktifitas dan pemeliharaan keselamatan kerja juga
sebaiknya self advancing support ini diterapkan secara aktif.
Akan tetapi, belum tentu self advancing support ini dapat digunakan
di sembarang tempat. Pada tempat yang curam, atau melewati sesar atau
ada perubahan ketebalan lapisan yang diekstraksi, steel prop dan kappe
lebih adaptif.

Halaman 37 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

D. Manajemen Permukaan Kerja


Tidaklah berlebihan kalau dikatakan, bahwa untuk
mempertahankan produksi yang stabil pada ekstraksi batu bara sistem
lorong panjang, tergantung dari pengendalian atap. Berikut ini akan
diuraikan mengenai manajemen atap.

1. Pola pikir dasar


Dengan membesarkan secukupnya tinggi ambrukan atap langsung
di gob melalui pengendoran geser (shear) oleh gaya topang penyangga
permukaan kerja, dan menstabilkan atap besar di atas batuan ambruk
yang volumenya bertambah (bulking factor-fragmentasi), maka besarnya
tekanan batuan dapat dikendalikan untuk memelihara atap.
Apakah kecepatan kemajuan permukaan kerja sebaiknya besar
atau kecil dari segi pemeliharaan atap, hal ini tergantung dari sifat atap
langsung tersebut. Apabila atap langsungnya kokoh, sementara
kecepatan kemajuannya besar, maka dapat menimbulkan pengaruh
buruk, seperti timbulnya atap gantung karena peruntuhan atap di gob
yang buruk.
Apabila atap gantung yang luas ambruk serentak, timbul fenomena
ledakan batuan yang dapat menimbulkan tekanan besar mendadak pada
permukaan kerja, yang mengakibatkan fenomena yang tidak terduga,
seperti rusaknya self advancing support dan mencuatnya lantai
permukaan kerja.
Selain itu, adakalanya dapat timbul tekanan udara pada waktu
ambrukan atap gob, sehingga perlu hati-hati pada waktu memulai menset
permukaan kerja baru.
Apabila atap langsung terdiri dari batuan rapuh yang mudah
ambruk seperti serpih atau lapisan kombinasi serpih dan batu pasir, maka
setelah pemotongan dengan cutter segera memindahkan penyangga dan
mengencangkan penyangga dengan kuat, agar dapat mencegah
ambrukan atap di permukaan kerja.

2. Prinsip pengarahan di lapangan

Halaman 38 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Prinsip pengarahan di lapangan yang dituntut untuk pemeliharaan


atap di permukaan kerja adalah :
(1) Meluruskan permukaan kerja
Apabila permukaan kerja tidak membentuk garis lurus, peruntuhan
atap gob menjadi buruk dan sering mengundang tekanan besar lokal
serta pemburukan atap permukaan kerja.
(2) Menjaga ketebalan lapisan yang tepat
Apabila ketebalan lapisan ekstraksi batu bara tidak disesuaikan
dengan tinggi self advancing support, maka dalam hal ketebalan
lapisan terlalu tinggi, gaya topang self advancing support tidak dapat
diteruskan kepada atap, sehingga menjadi penyebab pemburukan
atap, dan sebaliknya apabila ketebalan lapisan terlalu rendah, dapat
menjadi penyebab self advancing support menyusut (memendek)
sampai habis akibat tekanan batuan.
(3) Mengencangkan self advancing support
Menggunakan katup penegak otomatis (senantiasa dalam keadaan
berdiri tegak). Melakukan pengencangan ulang apabila atap kurang
baik, sambil melihat situasi
(4) Mengganti segera komponen self advancing support yang tidak
baik
Apabila ada sambungan slang atau katup-katup tiang besi yang tidak
baik, atau terdapat kebocoran oli, dapat timbul gejala kurangnya gaya
topang dan tidak bisa berpindahnya self advancing support.
(5) Meyingkirkan serbuk batu bara di atas kappe utama dan di bawah
landasan
Apabila banyak serbuk batu bara yang menumpuk di atas kappe
utama atau terhampar di bawah landasan penyangga, serbuk batu
bara ini menjadi bantalan yang membuat gaya tekan ke atas oleh self
advancing support berkurang, sehingga menyebabkan pemburukan
atap.
(6) Memindahkan penyangga secepatnya

Halaman 39 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

Apabila atapnya merupakan atap rapuh yang mudah terkelupas dan


ambruk, setelah pemotongan dengan cutter, harus segera dilakukan
pemindahan dan pengencangan penyangga, untuk mencegah
ambruknya atap di sebelah depan self advancing support.
(7) Melaksanakan pengganjalan dengan mantap pada waktu atap
terkelupas dan ambruk
Apabila pada atap di atas atau di sebelah depan self advancing
support terjadi kelupasan dan ambrukan, harus segera dilakukan
pemasangan ganjalan yang mantap dengan material yang sesuai.
Apabila pemasangan ganjalan tidak dilaksanakan segera atau tidak
mantap, tinggi atau luas ambrukan dapat bertambah, sehingga
semakin menambah pekerjaan yang sulit.
Selain itu, usahakan jangan melakukan pengganjalan yang berlapis-
lapis.
3. Ekstraksi di permukaan kerja ekstraksi batu bara yang atap dan
lantainya rapuh
Pengendalian atap permukaan kerja ekstraksi batu bara adalah
masalah yang paling penting dalam ekstraksi batu bara.
Pada dasarnya, baik untuk atap dan lantai yang kokoh maupun
yang rapuh, yang penting ekstraksi batu bara harus dilakukan dengan
memajukan permukaan kerja sambil menjaga keadaan sebelum digali
rongga di bawah tanah (tekanan batuan di bawah tanah sebelum
penggalian berada dalam keadaan setimbang).
Artinya, penyanggaan di permukaan kerja yang dilakukan oleh
tiang besi harus mengangkat atap dengan kuat, kemudian atap di gob
segera diambrukkan dengan tinggi yang cukup, dan beban atap di
bagian atas gob distabilkan di atas batuan yang telah ambruk, agar
tidak terjadi penurunan atau getaran pada atap permukaan kerja.
Akan tetapi, dibanding dengan ekstraksi batu bara pada atap dan
lantai yang kokoh, pada kasus atap dan lantai yang rapuh, penyangga
akan terbenam masuk ke atap dan lantai, sehingga tidak dapat
diperoleh gaya topang yang diperlukan untuk menimbulkan ketinggian

Halaman 40 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

ambrukan yang cukup. Sehingga, gejala gangguan terhadap produksi


seperti kelupasan batuan atap (ambrukan kecil) akan tampak
menyolok.
Oleh karena itu, pokok perhatian umum untuk permukaan kerja
ekstraksi batu bara yang atap dan lantainya rapuh dapat diuraikan
sebagai berikut : (di sini terutama disebutkan untuk kasus
penyanggaan dengan steel prop dan kappe)

(1) Sebagai penyangga permukaan kerja, sebaiknya dipilih self


advancing support dari pada penyangga tiang besi tunggal (steel
prop dan kappe).
Keuntungan self advancing support adalah bukan hanya teletak pada
kemudahan pemindahan penyangga, tetapi dapat menjaga kerapatan
penyangga di dalam permukaan kerja selalu tetap.
(2) Apabila menggunakan penyangga tiang besi tunggal, maka standar
pemasangan penyangga dibuat untuk menjaga agar kerapatan
pemasangan penyangga konstan, dan kerapatan pemasangan
penyangga terhadap atap yang rapuh ditingkatkan.
Di tempat yang kerapatan pemasangan penyangganya rendah,
mudah terjadi konsentrasi tekanan batuan, sehingga dikhawatirkan
mudah terjadi ambrukan atap.
(3) Pada waktu memasang penyangga, apabila lantainya rapuh, digali
dulu sampai muncul lantai yang kokoh, baru mendirikan penyangga di
atasnya.
(4) Apabila butir (3) sulit dilaksanakan, berikan alas di bawah steel prop
(dari kayu, besi, ……alas dari besi lebih efektif)
(5) Apabila kondisi atapnya buruk, walau hanya bagian atap, secepatnya
dipotong dulu dengan pick atau alat lain, dan memperpanjang kappe.
(6) Pada waktu ujung kappe terlalu kosong, misalnya karena dinding
batu bara tercoak (bolong bagian atas), segera kappe diperpanjang,
dan apabila diperlukan kappe yang diperpanjang tersebut diberi tiang
pada permukaan dinding batu bara (di depan face conveyor).

Halaman 41 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

(7) Apabila batuan yang tumpah dari atap banyak, rentangkan papan
tipis, kerai bambu atau jaring logam.

E. Latihan
1. Sebutkan dua macam penyanggaan pada permukaan kerja
penambangan batubara!

BAB VI
PENUTUP

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penambangan batubara


secara garis besar ada dua macam metode yang sering digunakan yaitu
metode Room & Pillar dan Metode Longwall.
Telah dibahas pula tentang sistem penyanggaan di dalam tambang
batubara bawah tanah. Metode penambangan batubara bawah tanah saat
ini umumnya menggunakan sistem Full Mekanis yaitu dengan
menggunakan Power Roof Support dan Drum Cutter , selain itu ada juga
yang semi mekanis, yaitu dengan menggunakan Steel Prop-Kappe dan
Pick atau peledakan.
Saat ini di Indonesia masih relatif sedikit perusahaan yang
menggunakan metode penambangan bawah tanah. Tetapi dengan
seiringnya waktu, teknolgi tambang terbuka akan beralih ke Tambang
Bawah Tanah karena cadangan yang bisa ditambang secara tambang
terbuka kian menipis. Oleh karena itu tenaga-tenaga ahli yang menguasai

Halaman 42 - 43
Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah

teknologi tambang bawah tanah harus segera dipersiapkan mulai dari


sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Howard L. Hartman, “Introductory Mining Engineering”, John Wiley &


Sons, New York 1987.

2. Nedo, “Bahan Pelajaran Pelatihan Umum Teknik Pertambangan


Batubara”, Proyek Alih Teknologi Pertambangan Batubara,
Japan, 2004

Halaman 43 - 43

Anda mungkin juga menyukai