Anda di halaman 1dari 16

ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran

Terpadu

Manajemen Angkutan Lebaran Terpadu


Integrated Lebaran Holiday Transportation Management

Muh. Kadarisman Dian Artanti Arubusman Dinar Dewi Kania


Universitas Muhammadiyah Jakarta STMT Trisakti STMT Trisakti
kadarisman.bkn@gmail.com stmt@indosat.net.id stmt@indosat.net.id

ABSTRACT
Transportion management during Lebaran (Eid Fitr) every year always almost faces
the same problem, massive use of roads. This results in among other neglected safety,
comfort, and safety of road users. This research includes qualitative research
procedures and descriptivel final presentation techniques. Data collection is conducted
by collecting reference material coherent with the discussion of the object under the
study. This research uses the content analysis method. This study uses the theory of
Transport Management and Effectiveness Theory; The results show that it s not easy to
move millions of people at the same time. The practice has been interfered with
distortion, both in terms of transportation management and public interest associated
with the violation of the rights of consumers of public transport users such as upper
limit tariff violations by operators, and passengers are abandoned in the middle of the
road before reaching destinations. The government must collaborate with the private
sector to solve the problems and promote a shift in people’s behavior to allow for
dispersed travel.
Keywords: Effectiveness, Transportation Management, Lebaran (Eid Fitr)

ABSTRAK
Manajemen angkutan Lebaran atau Idul Fitri selalu dihadapkan pada persoalan yang
sama, tingginya pengguna jalan dalam waktu yang hampir bersamaan bahkan secara
serempak menuju beberapa tempat tujuan. Hal tersebut berakibat pada kepadatan,
keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengguna jalan. Penelitian kualitatif ini
dilakukan secara deskriptif melalui metode analisis isi dengan teori efektivitas dan teori
manajemen transportasi. Hasil yang diperoleh terjadi distorsi pada praktik yang terjadi
selama ini, baik dari sisi manajemen transportasi maupun dari sisi kepentingan publik
yang terkait dengan pelanggaran hak-hak konsumen pengguna angkutan umum, di
antaranya pelanggaran tarif batas atas oleh operator.
Kata Kunci: Efektivitas, Manajemen Transportasi, Lebaran

Pendahuluan

Permasalahan umum di kota-kota pula. Sehingga, perlu diimbangi dengan


besar dunia, termasuk Indonesia, khusus- laju sarana transportasi (moda) dan
nya Jakarta, adalah transportasi. Semakin infrastrukturnya. Umumnya, masalah yang
dinamis suatu kota, maka, pergerakan timbul adalah ketika moda yang dipilih
masyarakatnya pun jadi semakin tinggi masyarakat adalah kendaraan pribadi.
1
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

Masalah pun jadi semakin pelik, ketika Persoalan ini harus ditangani dengan
pertumbuhan kendaraan pribadi tidak segera, jika tidak, rakyat akan terus
sebanding dengan pertambahan panjang menjadi korban. Tingginya angka korban
jalan yang ada. Hal inilah yang me- kecelakaan lalu lintas lebaran tersebut
latarbelakangi pemangku kebijakan mulai sungguh menge- naskan dan sekaligus
menekan penggunaan kendaraan pribadi mencemaskan; pada sepanjang lebaran
dan meningkatkan sarana serta prasarana 2009 terdapat 1.839 kejadian yang
angkutan umum yang lebih memadai. menelan korban sebanyak 770 orang
Hal tersebut hanya dapat dicapai meninggal, 859 luka berat, dan 1.697 luka
dengan cara melalui sistem transportasi ringan; pada 2010 terjadi 2.382 kejadian
antarmoda, dan sistem transportasi ang- dengan korban sebanyak 632 orang
kutan umum terpadu (multimoda). meninggal, 705 luka berat, dan 1.546 luka
Artinya, berbagai moda dapat ringan. Selanjutnya, pada 2011 angka itu
dikombinasikan dengan baik, efisien serta meningkat sangat tajam. Sampai dengan
efektif, sehingga orang dapat berpindah H+4 saja tercatat 4.869 kejadian yang
dari satu jenis angkutan ke angkutan menimbulkan korban sebanyak 633 orang
lainnya dengan cepat, murah, aman dan meninggal, 1.068 luka berat, dan 2.650
nyaman. Begitu pula yang terjadi setiap luka ringan. Namun, data korban yang
tahun dalam kegiatan angkutan lebaran didapat dari National Traffic Management
atau Idul Fitri, yang selalu dihadapkan Center Markas Besar Kepolisian Negara
pada persoalan yang sama; yaitu tingginya Republik Indonesia tersebut berbeda
pengguna jalan dengan waktu yang hampir dengan yang dikeluarkan oleh
bersamaan bahkan secara serempak Kementerian Perhubungan yang mencatat
menuju satu titik atau tujuan. Akibatnya, hanya 755 orang mening- gal.
faktor keamanan dan keselamatan Entah data mana yang benar, namun,
pengguna jalan menjadi terancam bahkan tingginya angka korban jiwa tersebut
terabaikan. sungguh mengenaskan. Ironisnya hanya
Karut marut persoalan mudik dalam waktu 10 hari, angka korban ke-
lebaran bukan lagi menjadi persoalan yang celakaan melonjak dengan sangat
se- derhana, sehingga tidak bisa hanya fantastik. Yang mengecewakan, pejabat
ditangani oleh satu kementerian/instansi resmi yang bertanggung jawab malahan
saja, bahkan juga tidak mungkin bisa terlalu me- nyederhanakan masalah,
selesai hanya dengan cara koordinatif dengan hanya menyalahkan dan lebih
antarinstansi terkait. Sebab, mudik lebaran banyak berbicara statistik korban
merupakan persoalan yang harus ditangani ketimbang membahas penyebab dan akar
dengan konsep strategis (berjangka masalahnya. Sehingga tidak
panjang), menyeluruh, dan terpadu. Oleh mengherankan, apabila kasus ke- celakaan
sebab itu, melalui satu garis kebijakannya, selama lebaran selalu me- nimbulkan
presiden perlu memerintahkan reaksi yang cukup keras dan meluas. Pada
pengendalian yang dalam istilah militer saat itu, komentar dari pejabat dan anggota
biasa disebut dengan satu komando. DPR, DPD maupun DPRD, masih
ditambah dengan cercaan pengamat dan
Mengingat, penanganan yang terjadi masyarakat pun ramai mewarnai
selama ini masih jauh dari menyeluruh dan pemberitaan media massa. Umumnya, me-
terpadu; yakni hanya berputar sekitar reka mengatakan penyebabnya adalah
perbaikan prasarana, menyediakan kereta prasarana perhubungan yang buruk,
dan kapal penyeberangan tambahan, keterbatasan dan ketidaksiapan sarana
pengawasan lapangan oleh aparat kepo- angkutan, serta faktor mengantuknya
lisian, serta penyertaan alutsista TNI. pengemudi, meski ada pula pejabat yang
menuding cuaca sebagai biang keladi.
2
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

Pada umumnya hanya sedikit yang sudah mulai tertib dalam berlalu lintas.
mengaitkan dengan rendahnya disiplin
berlalu lintas. Bahkan, tidak ada yang Bahwa puncak arus balik terjadi
mengatakan bahwa kepadatan penduduk pada saat beberapa instansi atau lembaga
terutama di Pulau Jawa juga menjadi salah sudah mulai beraktivitas, namun dalam
satu penyebabnya. Berdasarkan data yang prak- tiknya, masalah yang terlihat atau
ada, jumlah kecelakaan lalu lintas selama dirasakan oleh pengguna dan masyarakat
arus mudik lebaran 2013 mengalami adalah kondisi pelayanan sistem angkutan
penurunan 22 persen dibanding 2012. umum yang kurang efektif (Indrawijaya,
Padahal, angka 22 persen tersebut 2000), seperti: kenyamanan, tarif, waktu
merupakan jumlah penurunan peristiwa per- jalanan, waktu tunggu, aksesibilitas
kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. dan lain sebagainya. Dengan demikian
Pada arus mudik lebaran 2013, jumlah dapat dikemukakan bahwa efektivitas
kecelakaan motor berjumlah 2.517, manajemen transportasi lebaran adalah
sementara pada 2012 peristiwa kecelakaan merupakan ukuran mengenai seberapa
motor mencapai 3.207 unit. Terdapat baik/seberapa tepat tujuan manajemen
empat faktor penyebab turunnya jumlah transportasi lebaran (Nyoman, 2005)
kecelakaan saat arus mudik 2013. Faktor Nuchtaruddin, (1990) (dalam Sarana, dkk.
pertama, Kementerian Pekerjaan Umum 2008:9). yang telah ditetapkan dapat
sudah melakukan upaya perbaikan jalan; direalisasikan. Padahal, jika dilihat secara
baik jalur utama atau alternatif yang akandetail, masalah operasional tersebut adalah
dilalui pemudik. Termasuk menyiagakan merupakan hasil interaksi penyusunan
personil di tempat-tempat yang kemung- kebijakan. Dengan demikian,
kinan dapat terjadi gangguan kecelakaan bagaimanapun juga, penyelesaian masalah
khusus, seperti longsor atau banjir. angkutan lebaran harus dimulai dengan
mengkaji kebijakan makro sistem kota dan
Faktor kedua, banyak fasilitas kebijakan mana- jemen angkutan umum
mudik gratis yang diberikan oleh instansi yang ada, baru kemudian dilanjutkan
peme- rintah; seperti Kementerian dengan menyusun program secara teknis
Perhubungan atau perusahaan swasta, di lapangan.
sehingga kendaraan dan pengemudinya
ikut diangkut dengan menggunakan moda Penelitian ini adalah termasuk pene-
transportasi yang telah disiapkan oleh litian pustaka (library research) (Hassan,
instansi bersangkutan. Faktor ketiga, 2002:11) dan teknik penyajian finalnya
kesiapsiagaan aparat keamanan dalam secara deskriptif (Creswell, 2002:9).
menjalankan tugas dan fungsinya selama
arus mudik berlangsung. Selama Operasi
Ketupat berlangsung sejak 1 Agustus Hasil dan Pembahasan
2013, Polri menurunkan sekitar Lima Dimensi dalam Efektivitas Mana-
150 ribu personel untuk mengamankan jemen Angkutan Lebaran
jalur mudik dan balik. Bahkan Polri turut
menerjunkan personel tambahan sebanyak Berangkat dari pemahaman tentang
lebih dari enam ribu untuk membantu efektivitas manajemen angkutan lebaran
pengamanan di beberapa wilayah, salah sebagai suatu variabel, maka, dimensi
satunya Jawa Barat yang dimulai dari yang penulis bangun adalah 1. Output; 2.
Cikoko hingga Losari. Anggota personel Tu- juan; 3. Pengelolaan Kegiatan; 4.
tambahan tersebut masuk ke dalam operasi Pergerakan Orang dan atau Barang/Produk
pagar betis. Faktor keempat, yakni dari Suatu Lokasi ke Lokasi Lain; 5.
kesadaran pemudik yang semakin Menghasilkan Jaringan Transportasi
membaik. Selama arus mudik 2013, Lebaran di Darat, Laut, maupun Udara.
para pemudik
3
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

1. Dimensi Output memfasilitasi


Hasil penelitian menunjukkan,
bahwa dimensi output adalah
menitikberatkan tentang ukuran seberapa
jauh tingkat output dari organisasi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan
(Andreas, 2011:32). Dalam hal ini, output-
nya adalah terselenggaranya angkutan
lebaran; yaitu saat mudik lebaran maupun
saat kembali (arus balik) ke tempat tinggal
atau tempat tugasnya setelah selesai
lebaran. Mengingat bagi sebagian
masyarakat perkotaan, perayaan hari raya
lebaran sudah identik dengan aktivitas
mudik ke kampung halaman, maka, mudik
menjadi ritual yang diwajibkan. Berbagai
cara dan moda transportasi digunakan
untuk mudik Lebaran. Dari hasil observasi
menunjukkan, pada 2013, jumlah pemudik
meningkat ketimbang 2012. Jika tahun
2012 jumlah pemudik mencapai 16,6 juta,
pada lebaran 2013 pemudik meningkat
4,43% menjadi 17,39 juta orang.
Dari 17,39 juta pemudik tersebut, 3
juta lebih di antaranya adalah pemudik
dengan sepeda motor. Tentu bukan hal
mudah untuk memindahkan jutaan
manusia dalam waktu yang bersamaan.
Praktik yang terjadi selama ini
menunjukkan banyaknya terjadi distorsi,
baik dari sisi manajemen transportasi,
maupun dari sisi kepentingan publik. Yang
paling mengkhawatirkan adalah tingginya
kecelakaan lalu lintas yang menewaskan
korban dengan secara masal. Di samping
itu, juga terdapat beberapa pelanggaran
hak-hak konsumen pengguna angkutan
umum, mulai dari pelanggaran tarif batas
atas oleh operator, konsumen
ditelantarkan di tengah jalan (belum
sampai tujuan akhir), bus terlambat datang
ke terminal, dikenakan tarif terjauh, dan
berbagai kasus klasik lainnya.
Juga, soal keberadaan calo yang
sering memaksa konsumen untuk menaiki
PO bus tertentu. Sejatinya, kondisi yang
demikian tidak boleh dibiarkan.
Bagaimana pun, negara (dalam hal ini
pemerintah) bertanggung jawab untuk
4
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

prosesi mudik lebaran dengan tidak mungkin sarana transportasi hanya


selamat, aman, dan nyaman, dan disediakan oleh negara lewat BUMN.
memuaskan. Antre berjam-jam Karena, semakin banyak perusahaan jasa
untuk membeli tiket KA atau bus transportasi swasta yang dilibatkan, akan
adalah menjadi pemandangan semakin menjamin kemampuan melayani
umum, dan merupakan hal yang arus mudik yang membeludak dan
lumrah dan menjadi dinamika bersamaan waktu di setiap tahunnya.
pada saat-saat menjelang hari Maskapai penerbangan semakin
raya. Di sini pemerintah harus bertambah, demikian juga bus di jalan raya
berperan untuk membuat regulasi, atau angkutan laut. Banyaknya alternatif
dan mengawasi agar jasa alat transportasi, secara otomatis akan
transportasi bisa benar-benar siap men- dorong terjadinya persaingan, dan
dan mampu melayani lonjakan akhir- nya, masyarakat juga yang akan
permintaan, serta mengendalikan menikmati hasilnya karena angkutan bisa
agar harga tidak naik terlampau menjadi lebih mudah dan murah.
tinggi.
Dalam mengatasi hal ini, pemerintah
Selain itu, pemudik yang juga harus dibantu oleh terbangunnya
meng- gunakan kendaraan pribadi pergeseran perilaku masyarakat, yakni
juga mem- butuhkan jalan yang tidak terlalu fanatik dengan melakukan
relatif baik. Sehingga, walau mudik pada hari lebaran. Pulang kampung
harus macet di jalan, namun, hal bisa kapan saja, yang penting tidak
tersebut pasti sudah dimaklumi. melupakan daerah asal (kampung
Oleh sebab itu, dalam halaman) dan dalam frekuensi yang cukup.
menyelesaikan persoalan Apabila sikap rasional lebih mengemuka,
transportasi, pemerintah tidak maka, mereka pun akan menghindari
bisa sendiri dan membutuhkan mudik pada saat lebaran karena dianggap
dukungan dari sektor swasta malah me-
(Masry, 2003). Dengan kata lain,
nyusahkan dan memaksa diri. Mengingat, pemudik. Oleh karena itu, masyarakat
hal ini terkait dengan kultur bukan ritual, dapat memilih angkutan mudik dari jauh
sebab merayakan Idul Fitri dengan tradisi hari dan memilih moda transportasi yang
mudik dan bersilaturahmi semacam ini tepat berkaitan dengan kenyamanan
lebih menjadi ciri khas Indonesia. Namun, menuju ke kampung halamannya. Tidak
bangsa ini juga perlu berbangga karena hanya itu, para pemudik juga dapat
ingin tetap menjaga tradisi yang baik ini. menentukan waktu yang tepat untuk
Oleh karena itu, hari libur resmi melakukan perjalanan.
pemerintah pun dirasa perlu untuk
ditambah; yang semula hanya dua hari, 2. Dimensi Tujuan
menjadi lebih enam hari kerja kendati
disebut sebagai cuti bersama. Terkait dengan dimensi tujuan atas
variabel efektivitas, hasil penelitian ini
Dengan memperpanjang hari libur, menunjukkan bahwa tujuan lebaran
kemungkinan arus mudik yang menumpuk adalah terlaksananya pemudik berlebaran
pada hari-hari tertentu bisa lebih dihindari dengan aman, tertib, nyaman, dan lancar.
dan hal ini akan mengurangi tingkat Dapat dikemukakan, bahwa manajemen
kemacetan dan kepadatan, di samping angkutan pada lebaran 2013 dan dua
akan bisa berdampak pada tingkat tahun sebelumnya; 2012 dan 2011 dinilai
kenyamanan dan keamanan. Pada intinya, stagnan, bahkan yang paling tidak ada
kenyamanan dan keamanan transportasi di inovasi; khususnya adalah tentang
waktu mudik dapat ditentukan sendiri oleh kebijakan sepeda motor. Oleh sebab itu,
5
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

diperlukan tim khusus dalam menangani observasi yang telah dilakukan dapat
manajemen angkutan lebaran yang ditunjukkan bahwa selama 3 tahun ini
dipimpin langsung oleh Presiden atau terjadi stagnasi kebijakan, kecuali di
Wakil Presiden, agar terbangun suatu sektor kereta api yang memberlakukan
koordinasi yang baik antar kementerian aturan semua penumpang harus duduk.
dan pemerintah daerah. Senada dengan hal
tersebut, maka, dari Selanjutnya, sektor angkutan darat
paling tidak ada inovasi, sedang pada
sektor angkutan udara dan laut, masalah
koneksi angkutan lanjutan adalah
merupakan isu kritis. Sehingga,
penggunaan sepeda motor yang eksesif
tanpa kebijakan nasional yang kondusif
telah menjadi pemicu kecelakaan yang
tinggi. Dengan demikian, apabila
pemerintah memiliki sasaran kinerja
pengurangan angka kecelakaan dan jumlah
korban, maka, terdapat dua strategi pokok
yang bisa dijadikan sebagai bahan
pertimbangan. Pertama, pengurangan
jumlah pemudik bermotor; dan kedua
pengurangan jarak perjalanan yang
menggunakan motor. Dua strategi tersebut
disertai dengan pengetatan implementasi
Undang-Undang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan mengenai tatacara
penggunaan sepeda motor.
Untuk strategi pertama, upaya harus
diarahkan dengan memperbanyak
kapasitas angkutan umum, baik kereta api
(KA) maupun bus, sekurang-kurangnya
20%- 30%. Dengan demikian, kapasitas
itu akan terisi dengan pengguna motor
yang berpindah. Strategi kedua,
difokuskan pada inovasi teknologi yang
mampu mengangkut sepeda motor melalui
KA, bus dan truk, atau kapal laut dalam
jumlah masal dan tidak seperti sekarang
hanya kurang dari 2.000 kendaraan.
Karena dalam mengatur angkutan lebaran
sifatnya sangat lintas kementerian dan
bahkan melibatkan pemerintahan daerah,
maka, selain membutuhkan political
leverage, juga diperlukan adanya
perubahan fundamental dalam
kelembagaan penyelenggaraan angkutan
lebaran. Oleh karena itu, dipandang perlu
untuk membentuk tim khusus manajemen
angkutan lebaran yang perlu dipimpin oleh
sekurang-kurangnya
6
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

Menteri atau bahkan Presiden/Wakil dan Bekasi (Jabodetabek) juga


Presiden secara langsung. diperkirakan naik sebesar 1,78 persen atau
Dijelaskan di atas bahwa untuk sekitar
kereta api diperlukan perubahan dalam 495.399 orang dari 27.894.914 pemudik
sistem pengoperasiannya agar bisa menjadi 28.390.313 pebalik. Selain itu,
menaikkan existing capacity hingga 10%. moda transportasi yang dipilih paling
Salah satu yang menyebabkan kapasitas banyak mobil pribadi 23,8 persen, sepeda
KA rendah adalah karena kecepatan motor 21,5 persen, ASDP dan kapal laut
berbagai jenis KA yang ada berbeda antara 12,7 persen, kereta api 9,2 persen dan
satu dan lainnya. Hasil analisis pesawat udara 7,8 persen.
menunjukkan, bahwa di rentang 2013 pada Untuk mencapai tujuan tersebut,
H-7 hingga H+6, jumlah pemudik maka, diperlukan berbagai kebijakan
mencapai 13,61 juta orang atau naik strategis yang harus diambil oleh
8,55% dibanding periode yang sama tahun pemerintah dan tidak boleh ditunda,
sebelumnya (2012) yang masih 12,53 juta. setidaknya meliputi: pertama,
Pemudik tertinggi adalah yang pembangunan sarana dan prasarana
menggunakan moda angkutan jalan yaitu transportasi massal (mass transportation)
sebanyak 4,56 juta orang. Oleh sebab itu, seperti pembuatan rel ganda antara
agar pencapaian tujuan lebaran 2014 bisa Cikampek dan Surabaya serta peningkatan
dinikmati oleh masyarakat dengan secara kualitas gerbongnya, juga penambahan
optimal, maka, Kementerian Perhubungan sarana angkutan laut yang pasca Orde
meminta Kementerian Pendidikan dan Baru tidak pernah dilakukan.
Kebudayaan untuk menyatukan libur Pembangunan/pengadaan ini harus
sekolah dengan libur lebaran sehingga bisa disubsidi oleh pemerintah. Mengingat, hal
memperpanjang masa liburan yang ini juga tidak mungkin dibebankan kepada
diharapkan dapat mengurangi puncak arus PT. Pelni maupun PT KAI karena di luar
mudik. kapasitasnya, padahal pembangunan sara-
Misalnya, mulai 21 Juni sampai 31 na/prasarana tersebut bersifat urgen dan
Juli 2014 libur sekolah, kemudian dua segera.
minggu masuk sekolah lagi, setelah itu Ke dua, pembangunan sentra
libur lebaran. Dengan memperpanjang ekonomi baru di kawasan Indonesia timur.
masa liburan, diharapkan bisa mengurai Pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang
padatnya arus mudik, selain itu, pesat akan menarik minat penduduk Jawa
keuntungannya adalah; libur lebaran sehingga akan terjadi imigrasi spontan
menjadi lebih panjang, mencegah yang berdampak pada pengurangan
kemacetan dan pemudik bisa lebih leluasakepadatan penduduk di Jawa. Seperti
memanfaatkan waktu liburannya. Hari H diketahui bersama, jumlah pemudik
lebaran pada 2014 Senin dan Selasa (28- terbesar berasal dari wilayah Jabodetabek
29 Juli 2014), sedangkan puncak arus dan angka kecelakaan lalu lintas berikut
mudik diperkirakan pada H-3 atau 25 Julikorbannya sebagian besar terjadi di Pulau
2014 dan arus balik pada H+4 atau 2 Jawa. Oleh karena itu, pengurangan
Agustus 2014. kepadatan menjadi amat urgen. Ketiga,
Kenaikan jumlah pemudik diperkirakan merupakan yang paling penting adalah
mencapai hampir tujuh persen (6,99 kampanye penegakan disiplin berlalu
persen), yakni dari 25.599.014 pemudik lintas. Kegiatan ini tidak bisa hanya
pada 2013 menjadi 27.894.914 pemudik dengan kegiatan sesaat dan dengan cara
pada 2014. Pebalik yang akan mendatangi membentuk satgas seperti halnya Satgas
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Disiplin Nasional pada era Orde Baru.
Tangerang,
7
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

3. Dimensi Pengelolaan Kegiatan hampir semua Kementerian, Lembaga dan


Tidak ada yang bisa menepis, bahwa Instansi bergerak bersama-sama dalam
terdapat berbagai persoalan atau masalah menanganinya, namun, itu semua masih
dalam pengelolaan kegiatan manajemen tampak amat parsial. Tidak ada desain
angkutan lebaran secara terpadu, mulai besar atau cetak biru manajemen angkutan
dari tingkat kebijakan (policy level) yang lebaran secara integratif-komprehensif.
dilakukan melalui review kebijakan baik Dalam bahasa yang lebih mudah, peme-
yang diputuskan di tingkat pusat (dengan rintah tidak punya tindakan jangka
Undang-Undang; Peraturan Pemerintah; pendek, jangka menengah, bahkan jangka
Peraturan Menteri Perhubungan) maupun pan- jang. Sudah saatnya, seluruh
dengan Peraturan Daerah yang berkaitan Kementerian, Lembaga atau Instansi, perlu
dengan penyediaan sistem angkutan mengambil langkah yang akan disiapkan
lebaran, kemudian, tingkat pengelolaan untuk manajemen angkutan lebaran 2014
(management level) dan tingkat dan seterusnya. Diharapkan manajemen
operasional (operating level). angkutan lebaran akan berubah banyak.

Penelaahan akan dilakukan dengan Sejatinya, manajemen angkutan


mempergunakan analisis pada tingkat lebaran ini tidak bisa hanya ditangani oleh
pengelolaan (managerial level) (Nuch- Polri, Kementerian Perhubungan, Kemen-
taruddin, 1990) yang dilakukan dengan terian Pekerjaan Umum atau Kementerian
meninjau pengelolaan angkutan lebaran yang lainnya. Sudah saatnya ada otoritas
yang dilakukan oleh regulator yang dalam tunggal yang memegang
hal ini adalah jajaran Pemerintah Pusat, kendali/komando, bisa presiden atau
Pemerintah Daerah termasuk Dinas kementerian yang ditunjuk. Dari adanya
Perhubungan dan analisis pada tingkat otoritas tunggal ini, Pemerintah/Negara
operasional (operational level); untuk harus memberikan kewenangan tunggal
mengidentifikasikarakteristikpermasalahan dan mutlak untuk memanajemen segenap
pada operasi angkutan lebaran secara sumber daya yang tersedia (mulai dari
terpadu, baik angkutan darat, laut maupun dana/anggaran, sarana- prasarana, dan
udara, serta yang timbul dari sisi lainnya), sementara, ke- menterian,
permintaan maupun ketersediaan jaringan lembaga dan instansi lainnya tetap bisa
angkutan lebaran yang ada. mengelola sumber-sumber daya lainnya
sesuai dengan kewenangannya.
Dapat dikemukakan, dalam dimensi
Pengelolaan Kegiatan pada variabel Ma- Otoritas tunggal wajib dan harus
najemen Angkutan Lebaran pemerintah memiliki desain besar tentang manajemen
cenderung lamban dalam bertindak, angkutan lebaran, yang dideskripsikan
bahkan selalu berulang pada tiap tahunnya, melalui tindakan jangka pendek, jangka
misalnya perbaikan jalan, jembatan, dan menengah dan jangka panjang berikut
lain-lain. Hal ini menunjukkan, penge- sumber-sumber daya dan sumber-sumber
lolaan kegiatan berlebaran kurang optimal. dana yang tersedia. Angkutan lebaran
Kesan pertama yang mudah tertangkap perlu melibatkan segenap sumber daya,
adalah pemerintah selalu melakukan “as misalnya mobilisasi penduduk dalam
usual”. Dalam banyak kesempatan, jumlah masif dan singkat, mobilisasi
pemerintah juga cenderung reaksioner dan sarana angkutan dalam jumlah yang
tidak memiliki patron yang jelas tentang fantastis, mobilisasi modal yang tidak
manajemen angkutan lebaran. terkirakan jumlahnya, dan mobilisasi
segenap sisi kehidupan manusia. Dengan
Walau pada saat yang beersamaan demikian, tidak ada cara lain kecuali
negara perlu memiliki manajemen
angkutan lebaran yang
8
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

applicable dan visioner, dengan target- ini dapat berbanding lurus dengan angka
target utama yang jelas dan pasti. kecelakaan. Banyak program yang
Di samping itu, dalam manajemen dicanangkan demi memperbaiki fasilitas
transportasi tersebut juga perlu adanya transportasi, salah satunya yang bisa
pembangunan disiplin para pengguna menjadi sorotan adalah pencanangan
jalan; yaitu kegiatan jangka panjang yang sarana transportasi yang berkelanjutan.
harus melibatkan banyak instansi, Pemerintah memang telah berniat
terutama Kementerian Pendidikan dan mengarahkan transportasi ke arah publik
Kebudayaan sebagai penanggung jawab ketimbangprivat,sepertiadanyatransportasi
utama, dilakukan secara terencana dan monorel, busway dan transportasi terpusat
terpadu, dengan sasaran masyarakat luas, lainnya. Public transportation ini bisa
terutama pengguna jalan, dan terpenting menjadi alternatif perbaikan. Dengan kata
adalah anak sekolah. Pembangunan lain, kita perlu mengarahkan transportasi
disiplin berlalu lintas, merupakan bagian Indonesia menjadi public transportation,
dari pembangunan karakter yang harus diharapkan ide demikian bisa mengatasi
dimulai sejak dini melalui pendidikan persoalan transportasi baik di pada hari
formal maupun nonformal. raya dan masa depan transportasi
Indonesia. Kemacetan dan masalah-
masalah trans- portasi saat ini, berdampak
4. Dimensi Pergerakan Orang dan buruk kepada masyarakat luas. Semua
atau Barang/Produk dari Suatu disebabkan karena meningkatnya volume
Lokasi ke Lokasi Lain. kendaraan, khusus- nya kendaraan pribadi.
Meningkatnya jumlah kendaraan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berbanding lurus pula dengan angka
sebagian masyarakat Indonesia adalah
kecelakaan. Besarnya permintaan
perantau yang meninggalkan keluarga ke
masyarakat akan kebutuhan alat
kota lain. Sebagai perantau, maka, rasa
transportasi menjadi faktor utama.
rindu berkumpul bersama keluarga
Keadaan transportasi publik yang saat ini
menjadi sangat besar. Sehingga, setiap
begitu memprihatinkan, membuat
momentum hari libur mereka manfaatkan
masyarakat lebih tertarik untuk memiliki
untuk berkumpul bersama keluarga. Tidak
kendaraan pribadi. Hal ini menjadi pasar
terkecuali Hari Raya Idul Fitri. Apapun
empuk bagi para pengusaha kendaraan.
mereka usahakan, dan beragam alat
transportasi juga digunakan. Angka penjualan kendaraan
bermotor pada 2012 mencapai 850.000-
Demi kelancaran arus mudik, butuh
900.000 unit bahkan bisa mencapai angka
perhatian khusus dari semua pihak
satu juta unit. Sementara, di 2025
terutama pengelola transportasi dan
Indonesia akan memproduksi 4.177.000
utamanya pemerintah . Transportasi darat
unit mobil dan
adalah yang memang paling rawan dalam
7.575.000 unit motor. Hal ini
hal keselamatan pengguna fasilitas
menunjukkan betapa tidak ada sinkronisasi
transportasi. Hasil analisis menunjukkan
antara kebijakan di bidang perhubungan
bahwa pada 2013, pasca Idul Fitri, terjadi
dan industri. Jika industri kendaraan
1.098 kecelakaan lalu lintas di seluruh
dikurangi, dikhawatirkan mengurangi
Indonesia. Kerugian material mencapai
pendapatan rakyat dan negara. Namun
Rp. 4,17 Milliar. Selanjutnya, pada 2014
apabila terus dibiarkan, pada akhirnya bisa
diperkirakan pemudik di seluruh Indonesia
memperumit masalah transportasi. Solusi
mencapai 15,44 juta orang. Apabila tidak
pelebaran jalan, tidak tepat. Suatu saat
ada perhatian yang lebih dari pemerintah,
kapasitas jalan tidak akan mampu
maka, angka
menampung jumlah kendaraan yang
9
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

bertambah. Oleh sebab itu


harus dilakukan reformasi dalam asing. Senantiasa dikemukakan, bahwa
transportasi kita. Masyarakat yang Indonesia selalu kekurangan dana dan itu
condong pada privat transportation harus pun bila tidak terjadi korupsi. Semuanya
diarahkan menuju public transportation. menunjukkan ketidakseriusan pemerintah
Selaras dengan itu, pemerintah juga untuk mengatasi masalah negeri ini,
perlu meyakinkan atas kebijakan public khususnya masalah transportasi. Public
transportation ini. Kekhawatiran masya- Transportation bisa menjadi format ideal
rakat bahwa public transportation yang untuk mengawali reformasi transportasi
dicanangkan ini jangan hanya merupakan kita, dan yang terpenting adalah
proyek demi keuntungan segelintir orang, pemerintah memiliki political will serta
karena, ketika public transportation ini berani inde- penden dalam hal pengelolaan
diterapkan, ada sebagian rakyat yang akan sumber pamasukan keuangan negara.
kehilangan pekerjaannya dari transportasi
umum selama ini. Persoalan ekonomi,
membuat mereka berusaha agar tetap 5. Dimensi Menghasilkan Jaringan
mempertahankan pekerjaannya. Rakyat Transportasi Lebaran di Darat,
juga mengalami ketergerusan kepercayaan Laut, maupun Udara.
kepada pemerintah, akibatnya, sering
terjadi pemogokan, perlawanan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kericuhan ketika muncul niat pemerintah armada laut akan dijadikan salah satu
untuk mereformasi transportasi kita. Hal- solusi untuk mengatasi arus mudik pada
hal ini menjadi halangan pemerintah untuk lebaran 2014 ini. Pemerintah tengah
menerapkan kebijakan baru di bidang bekerja sama dengan instansi terkait yang
transportasi. diharapkan mampu mengoptimalkan
armada kapal laut maupun kereta api untuk
Bukan hanya itu, political will dan menghadapi mudik lebaran nanti. Hal ini
dana juga sering menjadi kendala. menyusul kondisi jalur pantai utara
Seyogianya, pemerintah mengurangi dan (pantura) yang masih mengalami
membatasi produksi kendaraan, terutama kerusakan dan perbaikan, yang dipastikan
kepada para pengusaha yang memang tidak akan selesai dalam waktu dekat.
lebih banyak dikuasai perusahaan asing. Buruknya kondisi jalur pantura menjadi
Selain itu, pemerintah juga harus mampu salah satu penyebab terjadinya kecelakaan
bertindak tegas terhadap rakyatnya, akan lalu lintas, terutama saat arus padat mudik
tetapi, lemah ketika berhadapan dengan lebaran. Kalau ada rencana semuanya
para pengusaha asing. Diharapkan, adanya dibeton, perlu waktu sangat lama dan
perjanjian Indonesia dengan Cina mungkin di atas lima puluh tahun baru
(CAFTA) di bidang industri dan selesai. Solusi yang dianggap tepat dan
perdagangan, tidak membuat keberanian mendesak untuk diambil adalah dengan
tersebut hanya merupakan harapan. mengoptimalkan armada kapal laut.
Selama ini, masalah dana juga menjadi
kendala dalam menjalankan setiap master Mudik lebaran, perlu diangkut
plan tranportasi. Padahal Indonesia bareng-bareng menggunakan kapal perang
memiliki kekayaan sumber daya alam beserta sepeda motornya sampai ke
yang melimpah, namun semua itu tidak beberapa pelabuhan dan baru dilanjutkan
dikelola untuk kemakmuran rakyat. ke beberapa kota/daerah tujuan. Walau
jaringan double track KA bisa selesai dan
Saat ini hampir tidak ada satupun keretanya siap, tetapi, jika jumlah
kegiatan di Indonesia yang tidak berada di penumpangnya kurang, tetap saja tidak
bawah cengkeraman atau pengaruh pihak bisa berjalan sesuai dengan yang
dharapkan.
10
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

Padahal, untuk menghadapi mudik lebaran sebanyak 40 unit. Ditetapkan juga, bahwa
2014, maka, perlu adanya penambahan armada penyeberangan yang disiapkan
berbagai moda angkutan umum. Dari tersedia 4 unit kapal motor penyeberangan
tahun ke tahun bus juga melimpah, per yang beroperasi di lintas barat selatan
Juni 2014 doble track rel kereta api dari perairan Aceh dan satu armada cadangan
Jakarta sampai Surabaya juga sudah clear yang tersedia di pelabuhan penyeberangan
diharapkan kereta api bisa menambah Uleelheue, serta 2 unit kapal cepat untuk
armadanya mengingat angkutan lebaran lintasan Uleelheue-Balohan.
dengan moda kereta api ini juga sangat
diminati. Hal ini mengingat, sampai Selanjutnya, pada angkutan udara
menjelang lebaran 2014, perbaikan jalur tersedia 3 maskapai penerbangan domestik
pantura tidak akan selesai . untuk rute Banda Aceh-Medan-Jakarta, 3
maskapai penerbangan untuk rute antar
Pada rentang 2012 lalu, jumlah kabupaten di dalam Aceh serta 2 maskapai
kejadian kecelakaan lalu lintas memang penerbangan untuk rute internasional
mengalami penurunan 34 persen. Namun Banda Aceh-Kuala Lumpur- Penang. Arus
hal ini bukan berarti kita harus lengah dan puncak mudik dan balik pada angkutan
bergembira, pasalnya, penurunan apalagi lebaran 2014 untuk angkutan jalan
fatalitas korban kecelakaan haruslah diprediksi terjadi pada H-4 dan arus balik
dieliminir. Mengingat, beberapa “Operasi pada H+4, untuk angkutan penyeberangan
Ketupat” yang biasa digunakan kepolisian lintasan Ulee lheue-Balohan arus mudik
dalam rangka pengamanan lebaran pada H-2 dan arus balik pada H+2, sedang
termasuk mudik dan arus balik, digelar untuk penyeberangan lintasan Labuhan
selama 16 hari, seyogianya, jika libur bisa Haji- Sinabang, Singkil - Pulo Banyak –
diperpanjang sedikit ditambah dengan Sinabang diperkirakan arus mudik terjadi
penyediaan armada yang gratis, baik pada H-4 dan arus balik pada H+5.
kereta api, kapal laut, juga bus atau penye- Sementara, untuk angkutan udara
lenggaraan angkutan lebaran terpadu di diperkirakan terjadi arus mudik pada H-4
beberapa tempat di Indonesia, terutama dan arus balik pada H+2.
daerah- daerah yang padat penduduk dan
akan melaksanakan mudik lebaran, maka, Tingginya lonjakan aktivitas penum-
korban kecelekaan diharapkan dapat pang angkutan umum pada tradisi mudik
ditekan serendah mungkin. lebaran, merupakan bentuk kepercayaan
masyarakat dalam mempergunakan moda
Pertama, di Aceh misalnya, telah transportasi massal berupa transportasi
dilakukan rapat koordinasi kesiapan darat, laut, sungai, danau dan
angkutan lebaran 2014. Rapat koordinasi penyeberangan untuk mencapai tempat
melibatkan beberapa instansi terkait se- tujuan tertentu. Untuk memberikan
Aceh beserta para UPT/BUMN Perhu- kenyamanan dan keamanan kepada
bungan yang ada di Aceh dan membentuk masyarakat, maka, melalui pihak/instansi
posko angkutan lebaran secara terpadu terkait, perlu kiranya pemerintah untuk
yang terpusat di kantor Dishubkomintel mempersiapkan secara matang mengenai
Aceh. Di samping itu, setiap posko sarana dan prasarana pendukung, agar
angkutan lebaran disiagakan petugas untuk penyelenggaraan transportasi angkutan
penertiban dan kelancaran angkutan lebaran Idul Fitri Tahun 2014 ini berjalan
lebaran dari H-7 sampai dengan H+7. tertib dan lancar. Perlu dipahami, bahwa
Kesiapan armada angkutan jalan untuk bagi umat Islam Indonesia, lebaran
pelayanan angkutan lebaran 2014 bukanlah sekadar acara ritual tahunan.
disediakan armada bus regular sebanyak Lebih dari itu, lebaran berarti berkumpul
3.689 unit dan armada cadangan dengan orangtua, sanak keluarga, dan
handai tolan, merupakan
11
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

kegiatan budaya yang mencerminkan nilai sarana


kekeluargaan sebagai ciri budaya luhur
bangsa yang sarat makna. Sebagai ajang
pertemuan untuk menghormati orangtua
atau saudara yang lebih tua, acara untuk
bermaaf-maafan, kesempatan bernostalgia
dan melepaskan rasa kangen terhadap
orang dekat yang dikasihi, dan sebagainya.
Ke dua, di Palembang, telah
disiapkan Angkutan Lebaran Terpadu
Tahun 2014. Dijelaskan bahwa seiring
dengan naiknya angka pengguna lalu
lintas jalan dan penumpang umum pada
tradisi mudik lebaran 2013, maka,
diharapkan adanya koordinasi dari
berbagai pihak serta bertanggungjawab
dalam melaksanakan tugas agar dapat
memberikan keamanan, kenyamanan dan
kelancaran kepada masyarakat dalam
merayakan lebaran dengan mudik ke
kampung halaman baik dengan
menggunakan mobil pribadi, bus, pesawat
udara dan lain-lain. Jasa Raharja sebagai
perusahaan asuransi kecelakaan lalu lintas
jalan dan penumpang umum, juga
berkontribusi dalam menekan angka
kecelakaan dan tingkat fatalitas korban
akibat kecelakaan pada tradisi mudik
lebaran 2014 nanti.
Salah satu bentuk kesiapan yang
dilakukan oleh Jasa Raharja dalam
menyambut lonjakan aktivitas penumpang
umum dari Palembang ke daerah-daerah
lain adalah dengan memberikan pelayanan
kesehatan cuma-cuma kepada masyarakat,
khususnya kepada pengguna angkutan
umum di terminal-terminal. Diharapkan,
dengan terjalinnya koordinasi antara
berbagai pihak terkait dalam persiapan
penyelenggaraan angkutan lebaran 2014,
masyarakat dapat dengan aman dan
nyaman mempergunakan moda
transportasi massal yang telah
dipersiapkan oleh pemerintah, tentu saja
ditunjang dengan jaminan perlindungan
dasar berupa santunan yang diberikan oleh
Jasa Raharja kepada penumpang angkutan
umum.
Dengan demikian, seolah-olah
12
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

dan prasarana transportasi angkutan lebaran tahun lalu, pada angkutan lebaran tahun
baik darat, laut, maupun udara selama ini 2014 ini pemudik yang menggunakan
tidak bisa dan tidak akan bisa memenuhi sepeda motor masih menjadi fokus
kebutuhan mobilitas selama angkutan perhatian semua pihak. Dengan tingkat
mudik. Sebab, jumlah pemudik sangat besar pertumbuhan jumlah pemilik sepeda motor
dan aktivitas mudik terjadi secara yang tetap tinggi, maka diperkirakan
bersamaan. Sehingga, yang dapat dilakukan mereka yang menggunakan sepeda motor
Pemerintah adalah melakukan pengaturan, untuk perjalanan mudik kali ini juga
sehingga kapasitas yang ada dapat berfungsi tinggi. Karena itu, Pemerintah tetap
seoptimal mungkin untuk melayani mengimbau agar masyarakat tidak
pemudik. Dijelaskan, bahwa penyeleng- menggunakan sepeda motor untuk
garaan angkutan lebaran di Indonesia perjalanan mudik.
merupakan fenomena transportasi yang
jarang ditemukan di negara lain. Pada masa Sepeda motor bukan alat transportasi
angkutan lebaran tersebut terjadi mobilitas yang didesain untuk perjalanan jauh,
puluhan juta manusia pada lokasi dan waktu sehingga dengan alasan faktor
yang relatif sama. keselamatan penggunaan sepeda motor
harus tetap dihindari. Untuk mengurangi
Diharapkan dengan adanya posko pemudik yang menggunakan sepeda
terpadu, permasalahan dan kendala yang motor, Pemerintah menyelenggarakan
muncul di lapangan selama angkutan mudik program mudik gratis khusus bagi
dapat cepat diketahui. Termasuk dapat cepat pengguna sepeda motor, dengan
pula dicarikan jalan keluarnya. Sehingga kapasitas kurang lebih
diharapkan Angkutan Lebaran 2014 dapat 30.000 sepeda motor. Untuk transportasi
terlaksana dengan lebih tertib, lancar, aman, darat, sepeda motor diangkut
dan selamat sampai tujuan. Seperti halnya menggunakan
truk sedangkan pemilik sepeda motor pergerakan arus mudik hingga arus balik, agar
diangkut dengan bus. Total yang diangkut perencanaan angkutan lebaran tahun 2014 berjalan
dengan truk 2.050 sepeda motor. Sepeda lancar.
motor dan penumpangnya juga diangkut
dengan kapal feri penyeberangan (Ro-Ro) Di Kementerian Perhubungan disiap- kan
dengan kapasitas 4.500 sepeda motor. Posko Terpadu tersebut tepatnya bertempat di lantai
7 Gedung Nanggala Kementerian Perhubungan di
Selain itu, juga dikerahkan armada Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pembukaan
transportasi laut yakni kapal KRI Banda posko terpadu sama seperti tahun-tahun
Aceh milik TNI dan Kapal Dobonsolo sebelumnya juga akan berakhir pada H+7 atau
milik PT Pelni yang dapat menampung tujuh hari setelah masa libur Idul Fitri. Posko
hingga 12.000 kendaraan sepeda motor. terpadu juga merupakan hasil kerja sama beragam
Sedangkan untuk moda kereta api yang instansi seperti dengan pihak Kepolisian RI dan
baru tahun ini dilaksanakan, akan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain
mengangkut sepeda motor para pemudik itu, di dalam posko tersebut akan dipantau
sebanyak 11.000 unit. Khusus untuk moda pergerakan beragam moda transportasi darat, laut,
kereta api, sepeda motor yang diangkut dan udara antara lain dengan penempatan sejumlah
adalah milik penumpang kereta api yang kamera CCTV di jalur mudik.
telah membeli tiket. Dijelaskan, untuk
mengangkut sepeda motor pemudik ini, Peningkatan jumlah penumpang yang
Kementerian Perhubungan tahun ini menggunakan moda transportasi udara akan
mendapatkan subsidi dari APBNP melonjak saat mudik lebaran 2014. Seperti pada
sebanyak Rp 25 miliar. Membuka posko tahun-tahun sebelumnya,
terpadu yang akan beroperasi mulai tujuh
hari sebelum Idul Fitri guna memantau
13
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Muh. Kadarisman, Dian Artanti Arubusman, Dinar Dewi ISSN 2355-4721
Kania

penumpang angkutan udara orangtua, sanak keluarga, dan handai


diprediksi akan mengalami tolan, merupakan kegiatan budaya yang
peningkatan persentase tertinggi mencerminkan nilai kekeluargaan sebagai
dalam musim mudik lebaran ciri budaya luhur bangsa yang sarat
2014. Jumlah penumpang makna.
angkutan udara pada mudik 2013
meningkat 11,7 persen Secara jelas dapat terlihat betapa pe-
menjadi merintah cenderung lamban bertindak
3.756.464 penumpang. mengelola angkutan lebaran, kesan
Sedangkan untuk angkutan laut, pertama yang selalu tertangkap adalah
jumlah pemudik diperkirakan pemerintah selalu melakukan as usual.
akan mengalami peningkatan Pemerintah dalam banyak kesempatan
hingga lima persen dari tahun cenderung reaktif dan tanpa patron yang
sebelumnya, dari jelas, bagaimana mengelola angkutan
1.585.554 penumpang di 2012 lebaran.
menjadi 1.664.832 pada 2013. Sudah saatnya, semua kementerian,
Sementara untuk angkutan darat lembaga dan instansi bergerak bersama-
diprediksi akan meningkat 3,72 sama menangani manajemen transportasi
persen dari 5.998.162 di 2012 lebaran tersebut, yang sayangnya semua
menjadi masih bersifat amat parsial. Tidak ada
6.221.563 penumpang pada 2013. desain besar atau cetak biru manajemen
angkutan lebaran yang integratif-
komprehensif, atau pemerintah belum
Simpulan memiliki desain jangka pendek, jangka
menengah, bahkan jangka panjang.
Bagi umat Islam Indonesia, Sehingga diperlukan pola, desain atau
lebaran bukanlah sekadar acara rencana yang terintegrasi dalam mengatasi
ritual tahunan. Lebih dari itu, angkutan lebaran ini.
lebaran berarti berkumpul dengan
Selaras dengan itu, perlu adanya jalan, yang dimulai dengan kegiatan
otoritas tunggal yang memegang kendali/ jangka pendek dan jangka panjang yang
komando yang tidak ada lain adalah melibatkan masyarakat luas dengan
Presiden, Wakil Presiden atau Kementerian Pendidikan dan
Kementerian yang ditunjuk. Dengan Kebudayaan khususnya tentang tertib
otoritas tunggal, diharapkan berlalu lintas. Dengan kata lain, karena
Pemerintah/Negara harus memberikan pembangunan disiplin berlalu lintas
kewenangan tunggal dan mutlak untuk merupakan bagian dari pembangunan
memanajemen segenap sumber daya yang karakter bangsa, maka, program tersebut
tersedia (mulai dari dana/anggaran, harus dimulai sejak dini.
sarana-prasarana, dan lain- nya),
sementara, kementerian, lembaga dan
instansi lainnya tetap bisa mengelola Daftar Pustaka
sumber-sumber daya lainnya sesuai ke- Budiharjo, Andreas. 2011. Organisasi :
wenangannya. Menuju Pencapaian Kinerja
Dengan demikian, maka, negara Maksimal. Jakarta: Prasetya Mulya
memiliki manajemen angkutan lebaran Publishing.
yang aplikatif dan visioner, dengan target- Creswell, John W. 2002. Researh
target utama yang jelas dan pasti. Dalam Design. Qualitative &
manajemen angkutan lebaran perlu adanya Quantitative Approaches. New
pembangunan disiplin para peng-guna
14
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
ISSN 2355-4721 Manajemen Angkutan Lebaran
Terpadu

York: Sage Publication, Inc. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi


Hassan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Materi Metodologi Penelitian. Remaja Rosdakarya.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Simbolon, Maringin Masry. 2003.
Indrawijaya, Adam I. 2000. Efektivitas Ekonomi Transportasi. Jakarta:
Organisasi. Jakarta: PT Bumi Ghalia Indonesia.
Aksara.

15
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 02, Juli
2014
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai