Anda di halaman 1dari 9

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA

DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA

Montisa Mariana

Fakultas Hukum, Universitas Swadaya Gunung Jati


E-mail korespondensi: montisa.mariana@gmail.com

Abstrak

Sistem politik Indonesia mengalami perubahan semenjak UUD 1945 diamandemen. Salah
satu perubahan yang terlihat adalah diperkuatnya system check and balances diantara
lembaga-lembaga Negara. Hal ini bertujuan agar terciptanya Pemerintahan yang saling
mengawasi satu sama lain sehingga tidak terciptanya kekuasaan yang hanya bertumpu di
satu tangan, baik di bidang eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Didalam pelaksanaannya,
check and balances sudah berjalan dengan relatif baik antar lembaga Negara yang ada.
Namun tetap harus ada penguatan fungsi yang dimiliki oleh DPD sebagai salah satu
lembaga perwakilan dan pembatasan wewenang terhadap Mahkamah Konstitusi.

Kata Kunci : check and balances, lembaga negara, sistem politik.

PENDAHULUAN sewenang–wenang yang menyampingkan


konvensi dan konstitusi. Ketiga,
Indonesia adalah sebuah Negara pemerintahan berkonstitusi berarti
hukum.. Dengan kata lain, segala sesuatu pemerintahan tersebut dilaksanakan atas
yang berlangsung di Indonesia didasarkan kehendak rakyat, bukan berupa paksaan–
atas hukum atau konstitusi. Lahirnya paksaan yang dilaksanakan pemerintahan
negara hukum banyak dipengaruhi oleh despotic.
berbagai ideologi, falsafah bangsa, Gerakan reformasi yang
maupun keadaan suatu negara. Secara menumbangkan mantan Presiden Soeharto
embrionik, gagasan negara hukum telah dan orde baru telah menciptakan suatu
dikemukakan oleh Plato, ketika ia kesempatan bagi Indonesia untuk keluar
mengintrodusir konsep Nomoi. Dalam dari masa otoriter dan menuju penataan
Nomoi, Plato mengemukakan bahwa kembali sistem politik yang demokratis
penyelenggaraan negara yang baik ialah dan transparan. Harus disadari bahwa
yang didasarkan pada pengaturan (hukum) Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945
yang baik. Ada tiga unsur dari yang telah menjadi dasar referensi
pemerintahan yang berkonstitusi. Pertama, bernegara harus direvisi secara
pemerintahan dilaksanakan untuk menyeluruh sebagai suatu upaya awal
kepentingan umum. Kedua, Pemerintahan untuk memperkuat tatanan demokrasi.
dilaksanakan menurut hukum yang Selain itu, harus disadari pula bahwa di
berdasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam Negara Hukum, Konstitusi
umum, bukan hukum yang dibuat secara memegang peranan yang penting sebagai

20
sumber dari segala aturan yang ada. Jika b. Tetap mempertahankan bentuk
ada hal yang ingin diperbaiki dalam negara kesatuan.
system sebuah Negara, tentunya harus c. Mempertegas sistem pemerintahan
merujuk kepada Konstitusi Negara presidensial.
tersebut terlebih dahulu. d. Meniadakan penjelasan dan
Mengapa reformasi konstitusi itu memasukkan hal-hal normatif
harus dilakukan? Jawabannya adalah penjelasan ke dalam pasal-pasal
karena : UUD.
1. Dari segi historis, sejarah pembuatan e. Amandemen UUD 1945 dilakukan
UUD 1945 didesain oleh para pendiri dengan cara adendum.
negara sebagai UUD yang bersifat Sejak sidang umum 1999 hingga
sementara karena ditetapkan dan tahun 2002, MPR telah mengubah dan
dibuat dalam situasi penuh menambah sejumlah pasal di dalam UUD
ketergesaan. 1945. Perubahan pertama (sidang umum
2. Dari segi substansi dan isinya UUD 1999) mengubah 9 (sembilan) pasal yaitu
1945 memiliki keterbatasan dan tentang masa jabatan presiden dan
kelemahan yang tidak dapat dipakai penguatan DPR. Perubahan kedua sidang
sebagai rujukan konstitusional yang tahun 2000 yaitu terhadap 25 (dua puluh
memadai. lima) pasal baru yang mengatur tentang
3. Sebuah konstitusi negara yang HAM, pemerintahan daerah, sistem
demokratis mengatur secara jelas dan pertahanan keamanan dan kewenangan
tegas relasi kekuasaan yang ditandai DPR. Sedangkan pada perubahan ketiga
dengan adanya mekanisme kontrol sidang tahun 2001 dilakukan perubahan
(check and balances) seimbang di terhadap 23 (dua puluh tiga) pasal tentang
antara lembaga-lembaga negara yang sistem kekuasaan kehakiman,
dibentuk. Pengaturan itu menjadi pembentukan Dewan Perwakilan Daerah,
penting untuk memberikan Mahkamah Konstitusi serta perubahan
perlindungan terhadap hak asasi kedudukan MPR. Dan dalam perubahan
manusia, sebagaimana hakikatnya keempat (sidang tahunan 2002) dilakukan
sebuah konstitusi yang merupakan perubahan terhadap 18 (delapan belas)
buah kesepakatan (contract social) pasal yang memutuskan tentang pemilihan
antara warga masyarakat dan negara. presiden secara langsung oleh rakyat,
Idealnya, reformasi konstitusi MPR yang hanya terdiri dari DPR dan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan DPD, sistem ekonomi dan keuangan serta
itu. Sekaligus sebagai pertanda bahwa pendidikan.
negara yang semula otoriter berubah Salah satu alasan mengapa UUD
menjadi negara yang demokratis. 1945 dimanademen adalah UUD 1945
Dalam proses reformasi konstitusi menaruh kekuasaan tertinggi di tangan
ini, Indonesia memilih jalan perubahan MPR yang sepenuhnya melaksanakan
(amandemen), dan amandemen UUD 1945 kedaulatan rakyat melalui Presiden
menganut 5 (lima) prinsip dasar, yaitu: (eksekutif). Kekuasaan yang terpusat pada
a. Tidak mengubah pembukaan UUD Presiden mengakibatkan Presiden
1945. memiliki hak yang sangat besar di dalam

21
mengatur kehidupan berbangsa dan pemerintahan dapat saling mengawasi
bernegara. Kekuasaan tersebut dijalankan kinerja antar lembaga. Selain itu melalui
oleh mantan Presiden Soeharto (pada system ini diharapkan penumpukan
waktu itu) melalui berbagai hak prerogatif kekuasaan ataupun superioritas wewenang
sekaligus hak untuk membentuk Undang- tidak akan terjadi atau dapat diminimalisir.
Undang. Besarnya kekuasaan yang Berdasarkan latar belakang yang
dimiliki oleh Presiden mengakibatkan telah diuraikan sebelumnya, maka dalam
tidak terjadinya check and balances pada tulisan kali ini, penulis hendak
lembaga-lembaga negara, dan akhirnya mengangkat permasalahan mengenai
mengakibatkan terpusatnya kekuasaan di mekanisme check and balances antar
tangan satu orang sehingga pemerintahan lembaga-lembaga negara dan efektifitas
yang tercipta bukanlah pemerintahan yang pelaksanaan check and balances.
demokratis melainkan pemerintahan yang
PEMBAHASAN
otoriter.
Amandemen UUD 1945 membawa A. Sistem Politik Indonesia Pasca
implikasi yang sangat luas terhadap semua Amandemen UUD 1945
lembaga negara dan di dalam system Perkembangan politik nasional di
poilitik Indonesia. Pada salah satu sisi, ada era reformasi berjalan seiring dengan
lembaga negara yang memiliki tambahan sistem politik Indonesia yang telah
kewenangan secara signifikan di dalam berubah, terutama setelah adanya
konstitusi. Sementara di sisi lain, ada pula amandemen atau perubahan UUD 1945.
lembaga negara yang mengalami Jadi titik pijak konstitusionalnya adalah
pengurangan kewenangan dibandingkan adanya produk perubahan UUD 1945,
sebelum amandemen. Amandemen UUD yang pada Sidang Tahunan MPR 2002
1945 tidak hanya berdampak pada ditetapkan produk amandemen ke-4 UUD
penambahan atau pengurangan 1945, yang kemudian dikenal sebagai
kewenangan beberapa lembaga negara UUD Negara Republik Indonesia 1945.
tetapi juga memunculkan lembaga negara
Dalam konteks ini, secara khusus
baru. Bahkan, ada juga lembaga negara
dapat dicatat bahwa perubahan konstitusi
yang dihapus keberadaannya karena dinilai
kita, sebelumnya belum pernah
tidak relevan lagi untuk kebutuhan
terbayangkan, mengingat peluang untuk
penyelenggaraan negara ke depannya.
amandemen konstitusi kecil sekali. Yang
Bertambahnya lembaga negara di
menjadi pertanyaan, mengapa amandemen
dalam sistem ketatanegaraan Republik
perlu dilakukan? Karena di dalam sebuah
Indonesia dan tidak terdapatnya lembaga
Negara hukum, segala sesuatunya harus
tertinggi di dalam negara, mengakibatkan
dilandasi oleh Hukum. Sehingga
terjadinya kesejajaran kedudukan diantara
perubahan system atau tata kelola
lembaga-lembaga negara. Oleh karena itu,
pemerintahan harus didahului dengan
sistem perimbangan kekuasaan antar
perubahan terhadap aturan yang
lembaga-lembaga negara dapat dilakukan.
ada/konstitusi. Setidaknya terdapat empat
Check and Balances harus
alasan dalam hal ini. Pertama, Di
dilakukan antar lembaga Negara agar
Indonesia telah berlangsung praktik
Lembaga Negara sebagai pelasana
ketatanegaraan yang mengarah pada

22
kekuasaan yang sentralistik, otoriter, dan Terkait dengan lembaga-lembaga
tertutup. Kedua, secara akademis, UUD Negara di dalam UUD 1945, terdapat
1945 mengandung beberapa kelemahan beberapa perubahan dan penghapusan
dan kekurangan. Ketiga, secara historis, lembaga Negara. MPR yang dahulu
para pendiri negara (penyusun UUD 1945) tercatat sebagai lembaga tertinggi Negara,
menyatakan UUD ini bersifat sementara, sekarang menjadi sejajar kedudukannya
sehingga memungkinkan adanya bersama dengan Presiden, Dewan
perubahan. Keempat, UUD 1945 dianggap Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
kurang mampu mengakomodir Daerah, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah
perkembangan global yang semakin Agung, Komisi Yudisial dan Badan
kompleks. Pemeriksa Keuangan.
Adapun garis besar Sistem Politik Dihilangkannya lembaga tertinggi
Indonesia menurut Hasil Amandemen Ke- Negara mengakibatkan tidak adanya
4 UUD 1945, adalah sebagai berikut: lembaga Negara yang superior diantara
lembaga Negara yang lain, sehingga
1. Sistem pemerintahan adalah sistem terciptanya mekanisme check and
presidensial balances dalam rangka menjalankan
2. Sistem kepartaian adalah sistem pengawasan antar lembaga Negara.
multipartai (banyak partai).
3. Konstitusi menganut sistem B. Pelaksanaan Check And Balances
demokrasi langsung. Antar Lembaga Negara
4. Sistem perwakilan dimodifikasi Konstitusi memiliki arti penting
dengan disepakatinya pembentukan dalam kehidupan bernegara. K.C Wheare
lembaga baru yakni Dewan
menjelaskan istilah konstitusi, secara garis
Perwakilan Daerah (DPD). besarnya dapat dibedakan ke dalam dua
Anggota DPD dan anggota DPR pengertian, yakni : Pertama, istilah
adalah merupakan anggota konstitusi dipergunakan untuk
lembaga MPR. Anggota DPD menunjukkan kepada seluruh aturan
dipilih melalui pemilu yang mengenai sistem ketatanegaraan. Kedua,
demokratis. MPR bukan lagi
istilah konstitusi menunjuk kepada suatu
lembaga tertingi Negara; dokumen yang memuat aturan mengenai
5. Sistem peradilan juga dimodifikasi ketatanegaraan. Sementara itu, konstitusi
dengan disepakati pembentukan terkadang dapat disebut juga sebagai
lembaga baru, yakni Mahkamah States Fundamental Norms, yaitu pokok
Konstitusi (MK) akidah yang mendasar dari suatu negara.
6. Adanya amanat penyelenggaraan Suatu ketentuan dapat disebut sebagai
otonomi daerah secara luas. States Fundamental Norms apabila
Dengan adanya perubahan UUD memenuhi syarat sebagai berikut :
1945, maka kehidupan dalam Pertama, Dibuat oleh para pembentuk
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara atau para pendiri negara. Kedua, Isinya
memasuki era baru dengan sistem politik memuat asas kefilsafatan, asas politik
ketatanegaraan yang baru pula, yang lebih negara, tujuan yang hendak dicapai negara,
memberikan peluang bagi kehidupan yang dan pernyataan masih akan dibentuk
demokratis.

23
sebuah konstitusi. Ketiga, Posisinya 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
terpisah dari batang tubuh, walaupun Majelis Permusyawaratan Rakyat
secara utuh dapat menjadi pasangan. menjadi sejajar kedudukannya dengan
Berkenaan dengan pembatasan lembaga-lembaga negara yang lain,
kekuasaan negara, transisi demokrasi di seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK,
Indonesia yang dilakukan melalui BPK dan KY. Ini dapat diartikan sebagai
Amandemen UUD 1945 telah penghilangan supremasi MPR, dan
memproduksi lahirnya lembaga-lembaga digantikan dengan supremasi konstitusi.
negara baru. Berbagai komisi bertebaran, Amandemen UUD 1945 juga
berbagai mahkamah baru bermunculan. Di menghilangkan kewenangan dari MPR
dalam amandemen UUD 1945 pun banyak untuk menetapkan GBHN, dan
muncul pengaturan mengenai lembaga- mengangkat Presiden. Selain itu, susunan
lembaga negara yang baru, diantaranya keanggotaannya pun berubah, yaitu terdiri
adalah mengenai Mahkamah Konstitusi, dari anggota DPR dan DPD. Jadi pada
Komisi Yudisial dan Dewan perwakilan hakikatnya, MPR memang tetap dapat
daerah. disebut sebagai suatu institusi, meskipun
Pengembalian kedaulatan rakyat kedudukannya tidak lagi disebut tertinggi.
membutuhkan penataan kelembagaan MPR hanya memiliki kewenangan
secara komprehensif. Penataan itu yang terbatas, begitu pula dalam sistem
diperlukan agar tidak terjadi gesekan antar check and balances. Menurut Jimly
lembaga negara yang berpotensi Asshidiqqie, MPR tetap dapat dipahami
menghambat demokratisasi yang sedang sebagai satu institusi, yaitu sebagai nama
berjalan. Penataan kelembagaan negara dari lembaga parlemen Indonesia. Pada
diperlukan agar tidak terjadi saling berebut pokoknya, kedaulatan rakyat Indonesia
kewenangan antara komisi-komisi yang disalurkan melalui lembaga MPR, namun
sudah ada maupun yang akan terbentuk. strukturnya diorganisasikan terdiri dari dua
Selain itu, adanya mekanisme kamar, yaitu DPR dan DPD. Sehingga
check and balances pasca amandemen dapat kita simpulkan bahwa, MPR hanya
UUD 1945 mengakibatkan terjadinya memiliki keterkaitan secara lembaga
perimbangan kekuasaan di antara dengan DPR, DPD dan Presiden.
lembaga-lembaga negara, hal tersebut
2. Dewan Perwakilan Rakyat
berarti tidak ada lagi lembaga negara yang
memiliki kekuasaaan superior Kewenangan DPR pasca
dibandingkan yang lainnya. amandemen UUD 1945 menjadi semakin
Lalu bagaimanakah fungsi dan kuat dibandingkan sebelumnya. Hal yang
wewenang lembaga-lembaga negara pasca paling jelas terlihat adalah dengan
amandemen UUD 1945? Dan diperkuatnya fungsi DPR dalam bidang
bagaimanakah pelaksanaan check and legislasi (membentuk UU), karena
balances dari satu lembaga negara ke sebelumnya, DPR hanya berhak
lembaga negara yang lain? memberikan persetujuan saja. Setelah
amandemen ini, pemerintah tetap berhak
mengajukan RUU, namun apabila RUU
sudah disetujui oleh DPR namun

24
pemerintah tidak mensahkannya, RUU 3. Dewan Perwakilan Daerah
tersebut tetap menjadi UU. Berbicara tentang DPD, Anggota
Selain itu, amandemen UUD 1945 DPD dipilih secara langsung melalui
juga mempertegas fungsi DPR, yaitu pemilu. DPD memiliki wewenang untuk
fungsi legislasi, anggaran, dan membahas RUU yang berkaitan dengan
pengawasan. Apabila dilihat dari adanya otonomi daerah, hubungan pusat dan
sistem check and balances antar lembaga- daerah, dan RUU lain yang mempunyai
lembaga negara, DPR memiliki keterkaitan keterkaitan dengan daerah. RUU tersebut
dengan DPD dalam menyusun RUU yang diajukan kepada DPR. Dan setelah itu,
ada kaitannya dengan daerah, selain itu barulah dibahas bersama-sama oleh DPD
DPR harus mendengarkan saran DPD
dan DPR.
berkaitan dengan penyusunan RAPBN.
Dengan Presiden, DPR memiliki DPD sejatinya adalah salah satu
kewenangan untuk mengawasi jalannya lembaga perwakilan yang berisi orang-
pemerintahan, jalannya pelaksanaan dari orang pilihan rakyat. Namun kekuasaan
APBN dan UU. Selain itu, berkaitan DPD jika dibandingkan dengan DPR,
dengan adanya check and balances antar sangatlah kecil. Ketidak berimbangan
lembaga-lembaga negara, DPR juga kekuasaan antar lembaga perwakilan ini
memiliki kewenangan dengan : mengakibatkan terjadinya superioritas
a. Presiden, berkaitan dengan kekuasaan DPR. Tentunya hal ini harus
pemberian pertimbangan terhadap dihindari karena kita pada prinsipnya
pengangkatan Duta Besar (Pasal 13 menganut system bicameral. Perlu
ayat 2), menerima Duta Besar dari dipikirkan kembali sebagai salah satu
negara lain (pasal 13 ayat 3), bentuk evaluasi terhadap Amandemen
pemberian amnesti dan abolisi UUD 1945.
(pasal 14 ayat 2) 4. Mahkamah Agung
b. Mahkamah Agung, berkaitan
Mahkamah Agung adalah lembaga
dengan pengangkatan hakim agung
negara yang memilliki kekuasaan untuk
(Pasal 24A).
menyelenggarakan peradilan untuk
c. Komisi Yudisial, berkaitan dengan
menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24
pengangkatan anggota Komisi
ayat 1). Mahkamah Agung juga
Yudisial (Pasal 24B).
berwenang mengadili pada tingkat kasasi.
d. Mahkamah Konstitusi, terkait
Selain itu, sebagai salah satu bentuk check
apabila Presiden dan atau wakil
and balances, Mahkamah Agung dapat
presiden diduga melakukan
mengajukan 3 nama calon Hakim
pengkhianatan kepada negara,
Mahkamah Konstitusi.
korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan 5. Mahkamah Konstitusi
tercela ( pasal 7B) Apabila kita melihat ketentuan
e. Badan Pemeriksa Keuangan, Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945
berkaitan dengan pengangkatan dan Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2003
anggota BPK (dengan tentang Mahkamah Konstitusi, maka dapat
mempertimbangkan saran DPD) kita simpulkan bahwa kedudukan

25
Mahkamah Konstitusi adalah merupakan independensi yang kuat. Selain itu,
salah satu lembaga negara yang melakukan pengajuan hakim Mahkamah Konstitusi
kekuasaan kehakiman (selain Mahkamah yang berasal dari 3 lembaga Negara
Agung), Mahkamah Konstitusi juga memberikan satu pengertian bahwa terjadi
merupakan kekuasaan kehakiman yang pengawasan di dalam tubuh Mahkamah
merdeka, dan sebagai penegak hukum dan konstitusi.
keadilan. Yang menjadi permasalahan di
Dengan merujuk pada hasil tubuh Mahkamah Konstitusi adalah
perubahan ketiga UUD 1945 sebagaimana besarnya wewenang yang dimiliki namun
ditentukan pada pasal 24C ayat 1 dan tidak dibarengi dengan kuatnya
Pasal 7B ayat 1 dan 4 maka kewenangan
pengawasan terhadap hakim mahkamah
Mahkamah Konstitusi dalam sistem Konstitusi. Sehingga perlu dievaluasi
ketatanegaraan Indonesia dapat kembali terkait fungsi dan wewenang
dielaborasi dalam enam hal, yaitu : Mahkaman Konstitusi di dalam UUD
1. Melakukan pengujian Undang- 1945.
Undang terhadap UUD 1945
2. Memutuskan sengketa kewenangan 6. Badan Pemeriksa Keuangan
antar lembaga negara Anggota BPK dipilih DPR dengan
3. Memutus pembubaran partai politik memperhatikan pertimbangan DPD. BPK
4. Memutus perselisihan tentang hasil berwenang mengawasi APBN dan APBD
pemilihan umum serta menyampaikan hasilnya tersebut
5. Memeriksa, mengadili dan memutus kepada DPR dan DPD. BPK
pendapat DPR bahwa presiden dan berkedudukan di ibukota negara dan
atau wakil presiden telah melakukan memiliki perwakilan di setiap propinsi.
pelanggaran hukum
7. Komisi Yudisial
6. Memeriksa, mengadili dan memutus
pendapat DPR bahwa presiden dan Berdasarkan Amandemen UUD
atau wakil presiden telah tidak lagi 1945, Komisi Yudisial berwenang
memiliki syarat sebagai presiden dan mengusulkan pengangkatan Hakim Agung
atau wakil presiden. dan mempunyai wewenang lain dalam
Dari ketentuan pasal 7B dapat rangka menjaga dan menegakkan
diketahui bahwa tugas dan wewenang kehormatan, keluhuran martabat serta
Mahkamah Konstitusi sangat berat karena perilaku hakim. Dari ketentuan di atas
tidak hanya berdimensi yuridis tetapi juga dapat disimpulan bahwa Komisi Yudisial
berdimensi politis. Oleh karena itulah mempunyai hubungan dengan DPR dan
hakim konstitusi berjumlah 9 (sembilan) MA berkaitan dengan pengangkatan
orang yang ditetapkan oleh presiden Hakim Agung. Selain itu, komisi Yudisial
berdasarkan usulan masing-masing tiga pun memiliki kewenangan untuk menjaga
orang dari mahkamah Agung, DPR dan harkat dan martabat hakim sehingga ada
Presiden dengan ketua dan wakil ketuanya fungsi pengawasan yang dilakukan KY
dipilih dari dan oleh hakim konstitusi. Hal terhadap hakim.
tersebut dimaksudkan agar Mahkamah Untuk mengoptimalkan
Konstitusi benar- benar memiliki pelaksanaan check and balances, maka ada

26
dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, keberadaan lembaga-lembaga Negara di
perlunya penyempurnaan atas UU Susduk dalam amandemen UUD 1945 termasuk
MPR, DPR, DPD dan DPRD dan UU mengevaluasi Tupoksi nya, agar dapat
Mahkamah Konstitusi. Kedua, perlunya terciptanya keseimbangan dan keselarasan
penyempurnaan atas UUD 1945 hasil antar lembaga Negara.
amandemen. Penyempurnaan ditujukan
dalam upaya penguatan DPD dan DAFTAR PUSTAKA
penegasan batas-batas kewenangan MK. Fajar, A. M. 2006. Hukum Konstitusi dan
Karena mau tidak mau harus disadari Mahkamah Konstitusi. Konstitusi
bahwa terjadi ketimpangan wewenang Press Citra Media, Jakarta.
antar DPR dan DPD, padahal apabila kita Tahib, D. 2003. Mahkamah Konstitusi
melihat dari substansinya, tujuan dalam Sistem Ketatanegaraan
pembentukan ke dua lembaga tersebut Indonesia, Seminar Regional,
sama, yaitu mewakili aspirasi masyarakat Program Doktor Ilmu Hukum
Indonesia. Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
KESIMPULAN Thaib, D., Hamidi, J. & Huda, N. Teori
Berdasarkan uraian di atas, dapat dan Hukum Konstitusi. Jakarta: PT
disimpulkan bahwa sistem politik Raja Grafindo Persada.
didasarkan pada beberapa hal, yaitu Chaidir, E. 2007. Hukum dan Teori
dianutnya sistem presidensial dalam sistem Konstitusi. Yogyakarta: Kreasi
pemerintahan, sistem kepartaian yang Total Media
multipartai, dianutnya sistem demokrasi Arifin, F. 2002. Reformasi Konstitusi :
langsung melalui pemilihan umum secara Melalui Komisi Konstitusi, Sebuah
langsung, dimodifikasinya lembaga Keniscayaan. Jakarta: CLJS.
pembentuk undang-undang dengan Syafiie, I. K. 2004. Birokrasi
hadirnya DPD, dibentuknya Mahkamah pemerintahan Indonesia. Mandar
Konstitusi dan diterapkannya otonomi Maju, Bandung.
daerah secara luas. Ashidiqqie, J. 2004. Format Kelembagaan
Pasca amandemen UUD 1945 Negara dan Pergeseran Kekuasaan
pelaksanaan check and balances antar Dalam UUD 1945. Yogyakarta:
FH UII Press.
lembaga-lembaga negara relatif lebih baik
dibandingkan dengan pelaksanaan check Mahfud, M. M.D. 1999. Amandemen
and balances sebelum amandemen UUD Konstitusi Menuju Reformasi Tata
Negara Yogyakarta: UII Press.
1945. Adanya kewenangan namun masih
dalam satu mekanisme kerja sesungguhnya Mahfud, M. M.D. 2007. Perdebatan
merupakan cerminan dari pelaksanaan Hukum Tata Negara Pasca
Amandemen Konstitusi. Jakarta:
check and balances. Walaupun harus
Pustaka LP3ES.
diakui masih ada beberapa kelemahan di
dalamnya seperti timpangnya kewenangan Huda, N. 2002. Politik Ketatanegaraan,
Diktat kuliah Fakultas Hukum
DPR dan DPD dan superiornya wewenang
Universitas Islam
yang dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi. Indonesia.Yogyakarta.
Mengatasi hal tersebut, perlu
dilakukan kajian ulang terhadap
27
. Hukum Tatanegara Kajian Tanjung, A. 2008. Refleksi Masa Depan
Teoritis dan Yuridis Terhadap Politik Indonesia.
Konstitusi Indonesia,PSH FH UII, http:///www.bangakbar.com/article/
Yogyakarta, 1999 10/tahun/2008/indext.html

28

Anda mungkin juga menyukai