SKRIPSI
Disusun Oleh:
KURNIAWATI DAHLIFA
NIM. 083 112 006
i
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG PIUTANG
EMAS DI LINGKUNGAN CONDRO KELURAHAN KALIWATES
KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI
Oleh:
Kurniawati Dahlifa
NIM : 083 112 006
Disetujui Oleh:
Pembimbing
ii
iii
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
ABSTRAK
v
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
Persetujuan Pembimbing.......................................................................... ii
Pengesahan Tim Penguji ........................................................................... iii
Motto ....................................................................................................... iv
Persembahan ............................................................................................. v
Abstrak ...................................................................................................... vi
Kata Pengantar .......................................................................................... vii
Daftar Isi ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
E. Definisi Istilah ............................................................................... 10
F. Sistematika Pembahasan ............................................................... 11
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ...................................................... 13
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 13
B. Kajian Teori................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................... 42
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 42
C. Subyek Penelitian .......................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 43
E. Analisis Data ................................................................................. 45
F. Keabsahan Data............................................................................. 46
G. Tahap-tahap Penelitian .................................................................. 47
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA ................................... 49
A. Gambaran Obyek Penelitian.......................................................... 49
B. Penyajian Data dan Analisis.......................................................... 50
vii
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
C. Pembahasan Temuan..................................................................... 67
BAB V PENUTUP DAN SARAN ......................................................... 76
A. Kesimpulan.................................................................................... 76
B. Saran-saran .................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 78
viii
1
PENDAHULUAN
berada dalam masyarakat (sosial). Sebab semua individu tidak dapat hidup
ini menghasilkan bentuk kerja sama tertentu yang bersifat ajeg dan
menghadapi kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang diutamakan, ada yang
dinomorduakan, dan ada yang dapat dipenuhi di kemudian hari. Hal tersebut
1
Dadang, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural (Jakarta : Bumi Aksara,
2011), 25
2
Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang, (Jakarta : Kencana, 2013), 1-2.
1
2
َﺎب
ِ َﺷﺪِﻳ ُﺪ اﻟْﻌِﻘ
dan keinginan dalam hidupnya. Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya dengan transliterasi arab-latin,
(Bandung: Gema Risalah), 200.
4
Adi Wibowo, Skripsi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik pinjam-meminjam uang di Desa
Nglorog kec.Sragen kab.Sragen (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Fakultas Syari’ah Dan
Hukum, 2013),1-2.
3
ﻂ َوإِﻟَْﻴ ِﻪ
ُ ﺾ َوﻳـَﺒْ ُﺴ
ُ ِﺿﻌَﺎﻓًﺎ َﻛﺜِ َﲑةً وَاﻟﻠﱠﻪُ ﻳـَ ْﻘﺒ
ْ َض اﻟﻠﱠﻪَ ﻗـ َْﺮﺿًﺎ َﺣ َﺴﻨًﺎ ﻓَـﻴُﻀَﺎ ِﻋ َﻔﻪُ ﻟَﻪُ أ
ُ َﻣ ْﻦ ذَا اﻟﱠﺬِي ﻳـُ ْﻘ ِﺮ
bantuan berupa pinjaman baik berupa uang atau benda di jalan Allah, maka
Allah akan melipat gandakan pinjaman tersebut berupa rizki yang melimpah.
Maka dari itu setiap orang disunnahkan bahkan diwajibkan untuk memberikan
semua orang, karena tiap hari selalu ada saja masalah yang satu ini. Utang
piutang merupakan perjanjian antara pihak yang satu dengan pihak yang
Kedudukan pihak yang satu sebagai pihak yang memberikan pinjaman, sedag
pihak yang lain menerima pinjaman uang. Uang yang dipinjam akan
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 74.
4
diperjanjikannya.
Hutang piutang atau juga dikenal dengan istilah kredit ini biasanya
kepada orang lain, misalnya seseorang meminjamkan uang kepada pihak lain
maka ia dapat disebut telah memberikan hutang. Sedangkan istilah kredit lebih
yang disyariatkan oleh Islam dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan as-
kembali motor, meminjam uang 1 juta kembali 1 juta, dll. Sesuai dengan
jumlah, macam dan ukuran barang atau benda yag dipinjamnya seperti semula
atau paling tidak mendekati seperti semula. Menurut Al-Qur’an Surat Ar-Rum
ayat 39 :
6
Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang, 9.
5
Artinya: “Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada
sisi Allah...”7
kepada seseorang dengan harapan orang itu akan membalas dengan pemberian
demikian tidak berpahala di sisi Allah. Tambahan di sini adalah sesuatu yang
piutang sudah berlangsung sejak lama, mereka melakukan kegiatan ini untuk
kebutuhan hidup. Utang piutang di sini merupakan salah satu bentuk kegiatan
ekonomi, karena dari utang piutang inilah mereka mendapatkan uang untuk
sesuai yang diinginkan peminjam. Namun dalam praktik utang piutang kali
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 806-807.
6
atas transaksi utang piutang ini, debitur hanya mematuhi peraturan dan
emas, harga emas tersebut diberikan sesuai dengan uang yang diinginkan oleh
debitur (penerima pinjaman). Setalah itu emas yang diberikan dijual kepada
toko emas yang dituju maupun toko emas yang lain sebagaimana yang telah
kembali kepada toko emas yang disarankan oleh kreditur (pemberi pinjaman)
sehari atau dua hari sesuai dengan kondisi barang, dan untuk kelipatan harinya
maka potongan yang diberikan sesuai dengan ketentuan toko emas tersebut.
emas lagi melainkan berupa uang yang seharga dengan emas yang telah
Kegunaan dari pinjaman emas tersebut selain dijual kembali untuk mencukupi
7
sebagai perhiasan.
hidup seperti biaya anak sekolah, berobat, dan membeli barang penunjang
hidup baik primer maupun sekunder, namun ada juga yang menggunakannya
KABUPATEN JEMBER”
B. FOKUS PENELITIAN
sebagai berikut:
emas ?
C. TUJUAN PENELITIAN
piutang emas.
D. MANFAAT PENELITIAN
bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat lebih
8
STAIN, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Press, 2014), 45.
9
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), 291.
9
berikut:
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Masyarakat
islam.
yang lainnya dengan objek yang diperjanjikan yang pada umumnya adalah
yang diperjanjikan.10
islami, istilah ini dalam wacana ahli hukum Barat digunakan Islamic Law.
fiqh. Antara syari’ah dan fiqh memiliki hubungan yang sangat erat karena
fiqh formula yang dipahami dari syari’ah. Syari’ah tidak dapat dipahami
dengan baik tanpa melalui fiqh atau pemahaman yang memadai, dan
10
Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang, 9.
11
Abdul Djamali, Hukum Islam (Bandung: Mandar Maju, 2002), 11.
11
sangat dipengaruhi oleh tuntutan ruang dan waktu faqih (jamak fuqaha)
selanjutnya.
yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang
tafsili.12
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
sekilas bagi penulis dan pembaca karya tulis ini, sistematika pembahasan
dalam penelitian yang terdiri dari sub-sub bab yaitu latar belakang, fokus
12
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2012), 1-2.
12
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Eni Dwi Astuti tahun 2010 dengan judul “Ziyadah Dalam
kualitatif.
1
Eni Dwi Astuti, Ziyadah Dalam Utang Piutang Studi Kasus Utang Piutang di Desa Kenteng
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan,( Semarang: IAIN Wali Songo, 2010)
13
14
ini sebuah anjuran, bila memang kedua belah pihak tidak ada yang
pinjaman dari pihak yang berhutang itu tidak dianggap Riba karena
cukup tinggi hingga tak jarang para debitur merasa tertekan dengan
dan potongan yang telah sesuai dengan syarat dan rukun hutang
atau bank yang uangnya akan disetorkan pada bank atau koperasi
tersebut, tidak hanya itu saja kreditur tersebut juga memakai agunan
bekerjasama dengan pihak toko emas saja, serta tidak ada jaminan
1. Utang piutang
untuk dibayar.
berikan untuk anda tagih kembali. Atau dengan kata lain suatu
3
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, 333-334.
17
diperjanjikan.6
4
Noor Harisudin, Fiqh Muamalah 1 (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), 91-92.
5
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, 340-341.
6
Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang, 9.
7
Harisudin, Fiqh Muamalah 1, 92.
18
mendapat gantinya.9
Surat al-Hadid 11
ٌض اﻟﻠﱠﻪَ ﻗـ َْﺮﺿًﺎ َﺣ َﺴﻨًﺎ ﻓَـﻴُﻀَﺎ ِﻋ َﻔﻪُ ﻟَﻪُ َوﻟَﻪُ أَ ْﺟٌﺮ َﻛ ِﺮﱘ
ُ َﻣ ْﻦ ذَا اﻟﱠﺬِي ﻳـُ ْﻘ ِﺮ
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 74.
9
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, 334.
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1103.
19
ﺼ َﺪﻗَﺔُ ﺑِ َﻌ ْﺸ ِﺮ اَْﻣﺜَﺎ
اﻟ ﱠ: َﺎب اْﳉَﻨﱠ ِﺔ َﻣ ْﻜﺘـ ُْﻮﺑًﺎ
ِ ي ِﰉ َﻋﻠَﻰ ﺑ
َ ْﺖ ﻟَْﻴـﻠَﺔَ اُ ْﺳ ِﺮ
ُ َراَﻳ
ْض
ِ َﺎل اﻟﻘَﺮ
ُ ﻣَﺎﺑ،ُ ﻳَﺎ ِﺟ ِْﱪﻳْﻞ:ْﺖ
ُ ﻓَـ ُﻘﻠ.َض ﺑِﺜَﻤَﺎ ﻧِﻴَﺔَ َﻋ َﺸﺮ
ُ ِﳍَﺎ وَاﻟْﻘ َْﺮ
11
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12 (Bandung: Al-Ma’arif, 1993), 130
12
Ibid, 130.
20
)اﺧﺮﺟﻪ.َِﺧْﻴﻪ
ِ َﺧَﺮةِ وَاﷲُ ِﰱ ﻋ َْﻮ ِن اﻟْ َﻌْﺒ ِﺪﻣَﺎﻛَﺎ َن اﻟْ َﻌْﺒ ُﺪ ِﰱ ﻋ َْﻮ ِن أ
ِ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ و ْاﻻ
.(ﻣﺴﻠﻢ
Artinya: “Dari Abu Huraira berkata, “Rasulullah saw telah
bersabda,“Barang siapa melepaskan dari seorang
muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan
dunia, niscaya Allah melepaskan dia dari
kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa
memberi kelonggaran kepada seorang yang
kesusahan, niscaya Allah akan memberi
kelonggaran baginya di dunia dan akhirat, dan
barang siapa menutupi (aib) seorang muslim,
13
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), 132-
133
21
1) Shigat
dipandang sah setelah ijab Kabul, seperti pada jual beli dan
Kabul itu sah dengan lafaz utang dan dengan semua lafaz yang
sebagainya.
2) ‘Aqidain
14
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah (Bandung : Pustaka Setia, 2004), 153
15
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, 335.
16
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, 153.
22
yang satu sama lain dalam jenis yang sama tidak banyak
dihitung.
17
Moh Zuhri, Fiqh Empat Madzhab Jilid III, (Semarang : Asy Syifa’, 1994), 662.
18
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung : Pustaka Setia, 2004), 155.
23
َﺎب
ِ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ َﺷﺪِﻳ ُﺪ اﻟْﻌِﻘ
Artinya: “...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya.”21
19
Harisudin, Fiqh Muamalah 1, 93.
20
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, 336.
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 200.
22
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, 336.
24
ُﺐ
ْ َﻞ ُﻣﺴَﻤﻰ ﻓَﺎ ْﻛﺘُﺒُﻮﻩُ َوﻟْﻴَ ْﻜﺘ
ٍ ﻳَﺎ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ آ َﻣﻨُﻮا إِذَا ﺗَﺪَاﻳـَْﻨﺘُ ْﻢ ﺑِ َﺪﻳْ ٍﻦ إ َِﱃ أَﺟ
... ْل
ِ ِﺐ ﺑِﺎﻟْ َﻌﺪ
ٌ ﺑـَْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ ﻛَﺎﺗ
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar…”24
Apabila tidak ada 2 orang laki-laki, maka boleh satu orang laki-laki
23
http://matulessi.wordpress.com/2010/01/30/utang-piutang-menurut-islam/, (21 Januari 2015)
24
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 88.
25
http://matulessi.wordpress.com/2010/01/30/utang-piutang-menurut-islam/, (21 Januari 2015)
26
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 88
25
berikut:
27
http://matulessi.wordpress.com/2010/01/30/utang-piutang-menurut-islam/, (21 Januari 2015)
26
KUH Perdata).28
28
Gatot Suparmono, Perjanjian Utang Piutang, 30.
29
Eni Dwi Astuti,”Ziyadah Dalam Utang Piutang”,(Skripsi, IAIN Wali Songo, Semarang,2010),
33
30
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, 132
27
balas jasa yang diterimanya, maka yang demikian bukan riba dan
oleh Ahmad dan Muslim serta Ashhabus Sunah dari Abu Rafi’I,
berkata:
yang diambil dari unta sedekah itu. Lalu aku katakan: “aku tidak
bersabda:
31
A. Hasan, Terjemah Bulughul Maram (Pustaka Tamaam, 2000), 446.
32
Eni Dwi Astuti,”Ziyadah Dalam Utang Piutang”,(Skripsi, IAIN Wali Songo, Semarang,2010),
33.
28
sebagai berikut:
jumhur madzahib riba al-yad ini termasuk dalam kategori riba al-
nasi’ah.35
1) Riba Nasi’ah
33
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, 133.
34
Ibid, 133.
35
Harisudin, Fiqh Muamalah 1,109.
29
2) Riba Fadhl
tersebut adalah: (1) emas, (2) perak, (3) burr, jenis gandum, (4)
syair, jenis gandum, (5) kurma, (6) zabib, anggur kering, dan (7)
garam.37
(واﻟﺒﺨﺎري
Artinya: “emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum dan garam dengan garam sama-sama
dari tangan ke tangan. Siapa yang menambahkan atau
36
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 62.
37
Harisudin, Fiqh Muamalah 1, 110.
30
Firman Allah:
.ُ َوﺷَﺎ ِﻫ َﺪﻳْ ِﻪ َوﻛَﺎﺗِﺒَﻪ,ُﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ اَﻛِ َﻞ اﻟﱢﺮﺑَﺎ َوﻣ ُْﻮﻛِﻠَﻪ
َ ِْل اﷲ
ُ ﻟَ َﻌ َﻦ َرﺳُﻮ
yang sah menurut syara’, bila riba sudah berdarah daging pada
payah.
hidup masyarakat.
41
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 60-61.
32
hukum islam tersebut dapat dilihat dari dua segi yakni segi pembuat
hukum islam yaitu Allah dan Rasul-Nya dan segi manusia yang
diantaranya adalah:
42
Syamsul Ma’arif, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Uang Muka dalam Sewa Menyewa di
Famous Transportation Yogyakarta” (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, 2009), 8-9
43
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 61.
44
Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh (Jakarta: Kencana, 2007), 130.
33
segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti menarik
sebagai berikut:
manusia;
2. Apa yang baik menurut akal itu, juga selaras dan sejalan dengan
3. Apa yang baik menurut akal dan selaras pula dengan tujuan syara’
45
Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2, 345-356.
34
sesuatu itu lebih baik”, atau “mengikuti sesuatu yang lebih baik”, atau
“mencari yang lebih baik untuk diikuti, karena memang disuruh untuk
itu”.46
menurut akalnya.”
46
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 (Jakarta: Kencana, 2011), 324-325.
35
merupakan salah satu bentuk taqarrub kepada Allah swt seperti halnya
kesanggupan.48
qardh tidak ada khiyar sebab maksud dari khiyar adalah membatalkan
muqrid berhak meminta penggantinya waktu itu. Selain itu qardh pun
termasuk akad yang wajib diganti dengan harta mistil, sehingga wajib
atau barang itu sendiri, serupa tidak, selagi tidak terdapat perubahan,
ada syarat waktu dalam qardh dan syarat tersebut harus dilaksanakan.
...َﻞ ﱡﻣﺴَﻤﻰ
ٍ ﻳَﺎ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ آ َﻣﻨُﻮاْ إِذَا ﺗَﺪَاﻳَﻨﺘُﻢ ﺑِ َﺪﻳْ ٍﻦ إ َِﱃ أَﺟ
49
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah,153-154.
37
(salah satunya) adalah kaidah riba apabila barang itu termasuk dalam
50
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 88.
38
uang yang sama dengan nilai emas tersebut pada waktu pelunasan dan
qardh pada harta yang ditakar atau ditimbang harus sesuai dengan
51
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/pinjam-emas-termasuk-riba.htm#.VbQLYEC_DIV
(25 Maret 2015)
52
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah,155-156.
39
terjemahan dari al-fiqh al-islami, istilah ini dalam wacana ahli hukum
dipengaruhi oleh tuntunan ruang dan waktu yang meliputi faqih (jamak
yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang
tafsili. Menurut Ibnu Subhi yang dikutip Prof. Dr. Satria Efendi M.
dengan fiqh adalah ilmu hasil kajian penalaran (nadzar dan istidhah).
bersifat dharuri, seperti shalat lima waktu, zina haram, dan masalah-
53
Mardani, Kejahatan Pencurian dalam Hukum Pidana Islam (Jakarta : In Hill Co, 2008), 60.
54
Satria Efendi M. Zein, Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana, 2008), 4.
40
yang harus dipenuhi dan dipegang teguh oleh setiap orang. Prinsip-
b. Prinsip Halal
c. Prinsip Maslahah
55
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 13.
41
METODE PENELITIAN
metode ilmiah.1
B. Lokasi penelitian
1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2010), 6.
42
43
a. Kreditur
b. Debitur
c. Toko emas
fenomena itu perlu didekati oleh peneliti dengan terlibat langsung pada
situasi riil, tidak cukup meminta bantuan oarng atau sebatas mendengar
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), 218-
219.
44
2. Interview/Wawancara
dan mendalam.5
3. Studi Dokumentasi
3
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teoritik(Jakarta :PT. Rineka
Cipta,2006), 128.
4
Sugiyono, Metode Penelitian, 231.
5
Arikunto,Prosedur Penelitian, 227.
45
penelitian kualitatif.6
E. Analisa data7
antaralain :
1. Reduksi Data
6
Sugiyono, Metode Penelitian, 240.
7
Ibid, 246-253
46
2. Penyajian Data
F. Keabsahan data
yang telah ada.8 Adapun teknik triangulasi yang digunakan yaitu teknik
8
Ibid, 241.
47
berkaitan.
G. Tahap-Tahap Penelitian
yang peneliti lakukan terdiri dari tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan
9
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 331.
48
Kabupaten Jember.
3. Tahap penyelesaian
tinggi yang ketinggian tanah dari permukaan laut yaitu 3 m. Luas wilayah
2,7 ha, sawah dan lading 284 ha, bangunan umum 24 ha, pemukiman atau
perumahan 48 ha, jalur hijau 0,3 ha, pekuburan 11,2 ha, dan lain-lain 0,6
ha.
Kota Kecamatan 3 km, jarak dari Ibu Kota Propinsi 193 km, dan jarak dari
49
50
2010 dan sudah diperbaharui ini adalah sebanyak 13.220 orang. Terdiri
dari 6.327 orang laki-laki dan 6.890 orang perempuan dengan jumlah
orang, penganut agama Kristen 880 orang, penganut agama Hindu 219
orang, penganut agama Budha 146 orang, dan penganut agama Khatolik
388.
piutang yang objeknya berupa emas dan juga berbunga. Utang piutang
melakukan utang piutang emas ini sebagai modal usaha serta untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak begitu urgen, yaitu dipakai sendiri dan
650.000,00.1
Dari hasil penuturan Ibu Kholis salah satu kreditur berikut ini,
1
Observasi praktik utang piutang di Lingkungan Condro Kelurahan Kaliwates Kecamatan
Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 5 April 2015.
2
Hasil wawancara dengan Ibu Kholis selaku salah satu kreditur di Lingkungan Condro Kelurahan
Kaliwates Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 7 April 2015.
52
dengan Rp 1.000.000,00.3
para kreditur di lingkungan Condro adalah sama. Yaitu ketika ada seorang
berbeda di sini dengan utang piutang pada umumnya yaitu objek yang
emas
sebagai modal usaha, sehingga jalan yang paling dianggap mudah untuk
melakukan pinjaman pada kreditur tersebut itu lebih mudah dan tanpa
pengembalian hanya sekitar 3-4 bulan saja, dan tambahan atas pinjaman
5
Hasil wawancara dengan Ibu Amina selaku salah satu debitur di Lingkungan Condro Kelurahan
Kaliwates Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 10 April 2015.
54
mudah untuk dijadikan sebagai objek dalam utang piutang yaitu barang
Katannya kalau hutang emas tidak boleh, jadi kalau menurut saya
misalkan ada debitur akan hutang gula dengan nominal Rp
300.000,00 diperkirakan harga gula Rp 10.000,00/kg jadi yang
akan dibawa sebanyak 30kg, menyusahkan kalau seperti itu dan
juga apabila gula itu dijual kembali ruginya sangat besar sekali
bagi debitur apabila dijual dengan harga Rp 8.000/kg, harga
kebutuhan pokok juga kadang tidak stabil, jadi saya kasihan lebih
baik saya hutangkan berupa emas dan misalnya saya meminjamkan
kedapa orang yang membutuhkan uang untuk bayar anaknya
sekolah, saya tidak berani menghutangkan uang karna nanti
jadinya riba jadi lebih baik saya menggunakan barang saja yaitu
emas. Sekarang apa solusinya kalau bukan emas, jadi ya tetap saya
pilih emas untuk dihutangkan.9
6
Hasil wawancara dengan Bapak Imam salah satu debitur di lingkungan Condro Kelurahan
Kaliwates Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 10 April 2015.
7
Hasil wawancara dengan Ibu Tatik salah satu debitur di Lingkungan Condro Kelurahan
Kaliwates Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 10 April 2015.
8
Hasil wawancara dengan Ibu Kholis, 7 April 2015.
9
Ibid,.
55
Salah satu alternatif yang dipilih oleh para kreditur untuk memilih
dalam praktik utang piutang emas ini, selain pengembalian berupa uang
adanya tambahan yaitu berupa bunga yang diinginkan oleh para kreditur,
10
Hasil wawancara dengan Ibu Devi selaku salah satu kreditur di Lingkungan Condro Kelurahan
Kaliwates Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 7 April 2015.
11
Hasil wawancara dengan Ibu Puji Rahayu selaku salah satu kreditur di Lingkungan Condro
Kelurahan Kaliwates Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, pada tanggal 6 April 2015.
56
bahwa transaksi utang piutang ini didasari oleh kebutuhan yang mendesak
hiruk pikuk kehidupan manusia. Karena sudah lazim ada pihak yang
kekurangan dan ada pula pihak yang berlebih dalam harta. Ada pihak
ada pula pihak lain yang tengah dilapangkan rezekinya. Kondisi inilah
demikian utang piutang dapat dikatakan sebagai ibadah sosial yang dalam
harta mistil, yaitu sesuatu yang tidk terjadi perbedaan yang menyebabkan
yang ditimbang, ditakar dan dihitung. Qardh selain dari perkara di atas di
pandang tidak sah, seperti hewan, benda-benda yang menetap di tanah dan
lain-lain.
57
pada setiap benda yang tidak dapat diserahkan, baik yang ditakar meupun
yang ditimbang, seperti emas dan perak atau yang bersifat nilai, seperti
barang dagangan, hewan, atau benda yang dihitung. Hal itu didasarkan
pada hadits dari Abu Rafi bahwa Nabi SAW menukarkan (qardh) anak
unta. berkata “Rasulullah Saw pernah berutang unta seusia bikari kepada
saya untuk membayar kepada orang tersebut seekor unta bikari. Saya
hutang”.12
benda lainnya, yang tidak dihitung dan ditakar, dikalangan mereka ada dua
12
http://ariezuya.blogspot.com/2014/03/makalah-al-qardh-by-arie-zuya.html
13
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah,154-155.
58
nilainya pada hari akad qardh. Kedua, mengembalikan benda sejenis yang
Utang piutang juga memiliki nilai luar biasa guna bantu membantu
antar sesama yang kebetulan tidak mampu secara ekonomi atau sedang
membutuhkan. Dari sini maka utang piutang dapat dikatakan sebagai salah
menerimanya, maka itu adalah riba. Riba menurut para ulama fiqh
a. Ulama Hanabilah
ص
ُ اَﻟﱢﺰﻳَﺎ َدة ُِﰱ اَ ْﺷﻴَﺎءَﳐَْﺼ ُْﻮ
b. Ulama Hanafiyah
َِﺎل
ٍ َﺎل ﲟ
ٍ ﺿ ِﺔ ﻣ
َ َﺎو
َ ْض ِﰱ ُﻣﻌ
ٍ َﺎل ﺑ َِﻼﻋَﻮ
ٍ ﺼ ُﻞ ﻣ
ْ َﻓ
14
Ibid, 155-156.
15
http://bmtazkapatuk.wordpress.com/2009/12/16/utang-piutang-dalam-hukum-islam/,diakses pada
tanggal 17 Mei 2015.
16
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, 259-260.
59
keuntungan dalam bentuk apapun dari akad semacam ini. Karena pada
dasarnya akad utang piutang tersebut termasuk salah satu akad yang
di sekitar kita, bahkan umat Islam pun masih banyak yang melakukan
17
Qadir A, Tarjamah Bulughul Maram,446.
60
.
Yang dimaksud dalam ayat di atas bahwa riba di sini ialah riba
nasi'ah. menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya
haram, walaupun tidak berlipat ganda. riba itu ada dua macam: nasiah dan
fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang
emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat
18
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 97.
61
19
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 69.
62
seperti ini. Gambaran tentang seorang gila yang hilang akalnya. Sebuah
bunga uangnya.20
Atas dasar itu, dalam dunia bisnis, cara penerapan kaidah tersebut
benar, yang tidak menekan dan merugikan salah satu pihak. Misalnya,
20
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, 277.
63
bagi risiko rugi dari uang modal yang dipinjamkan. Dengan demikian,
ُﻫ ْﻢ: َﺎل
َ َوﻗ.ُ َوﺷَﺎ ِﻫ َﺪﻳْ ِﻪ َوﻛَﺎﺗِﺒَﻪ,ُﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ اَﻛِ َﻞ اﻟﱢﺮﺑَﺎ َوﻣ ُْﻮﻛِﻠَﻪ
َ ِْل اﷲ
ُ ﻟَ َﻌ َﻦ َرﺳُﻮ
.ٌَﺳﻮَاء
Artinya : “Rasulullah saw, melaknat orang yang memakan riba dan orang
yang memberi makan riba (membayar riba), kedua saksinya,
dan penulisnya. Beliau bersabda, ‘Mereka itu sama saja.’” (HR.
Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).22
Allah dan terjauhkan dari rahmat-Nya, tanpa diperdebatkan lagi. Hal ini
juga berkaitan dalam surat al-Baqarah ayat 276 bahwa di dalamnya Allah
21
Abdul Waid, Kumpulan Kaidah Ushul Fiqh, 177-178.
22
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, 280.
64
tidak menyukai orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.”
jalannya bukan melakukan riba nasi’ah maupun riba fadhl, yaitu menunda
kebaikan lebih banyak dan lebih tinggi nilainya, seperti yang telah
23
Ibid, 280-284.
65
Islam tidak perlu dkejar oleh pemberi utang, undang-undang atau lembaga
Perbuatan ini baik bagi diri pemberi utang itu dan bagi yang berutang. Hal
ini juga baik bagi seluruh masyarakat dan kehidupannya yang bergotong
mendapat sesuatu yang lebih baik atau lebih banyak sebab qardh
24
Ibid, 291-292.
66
dari pada unta yang diambil beliau. Selian itu, Jabir bin Abdullah berkata:
Kaliwates. Para ulama tersebut diantaranya KH. Sujak, KH. Rahbini, Bpk.
Musthofa serta suami dari Hj. Nur Na’imah yaitu KH. Syarkawi, yang
yaitu KH. Abdullah Samsul Arifin. Segala macam bentuk utang piutang
dalam riba, riba yang dimaksud adalah termasuk dalam riba fadl, praktik
seharusnya haram menjadi halal. Kesepakatan yang terjadi itu karna pihak
25
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, 156-157.
67
sisi saja akan tetapi harus dapat memberi manfaat terhadap sisi yang lain
juga baik itu kreditur maupun debitur, apabila dalam praktik utang piutang
maupun debitur maka hal tersebut perlu dihindari karena masih terdapat
banyak cara yang lain dalam praktik utang piutang yang sesuai dengan
prinsip syari’ah.
C. Pembahasan Temuan
bahwa pada akad utang piutang emas, pihak yang melakukan transaksi
utang emas ini terjadi antara dua pihak (kreditur dan debitur) yang mana
dalam melakukan transaksi ini atau perjanjian utang piutang baik kreditur
maupun debitur tanpa adanya perjanjian tertulis hitam di atas putih. Ijab
qabul terhadap transaksi ini dilakukan secara lisan diantara kedua belah
ditambah dengan bunga atau tambahan yang telah disepakati, dan waktu
26
Hasil wawancara dengan Nyai Hj. Nur Na’imah dan H. Syarkowi selaku pengasuh Ponpes
Hidayatul Mubtadi’in Kaliwates pada tanggal 7 Mei 2015.
68
َﺲ ِﻣْﻨﻪُ َﺷْﻴﺌًﺎ ﻓَِﺈ ْن ﻛَﺎ َن اﻟﱠﺬِي َﻋﻠَْﻴ ِﻪ اﳊَْ ﱡﻖ َﺳﻔِﻴﻬًﺎ أَْو
ْ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ اﳊَْ ﱡﻖ َوﻟْﻴَﺘ ِﱠﻖ اﻟﻠﱠﻪَ َرﺑﱠﻪُ وَﻻ ﻳـَْﺒﺨ
ﻀ ﱠﻞ
ِ ََﲔ ﻓَـَﺮ ُﺟ ٌﻞ وَا ْﻣَﺮأَﺗَﺎ ِن ﳑِﱠ ْﻦ ﺗـ َْﺮﺿ َْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟ ﱡﺸ َﻬﺪَا ِء أَ ْن ﺗ
ِ ْ ِرﺟَﺎﻟِ ُﻜ ْﻢ ﻓَِﺈ ْن َﱂْ ﻳَﻜُﻮﻧَﺎ َر ُﺟﻠ
ْﱏ أَﻻ
َ ﻂ ِﻋْﻨ َﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ َوأَﻗْـ َﻮُم ﻟِﻠ ﱠﺸﻬَﺎ َدةِ َوأَد
ُ ﺻﻐِ ًﲑا أ َْو َﻛﺒِ ًﲑا إ َِﱃ أَ َﺟﻠِ ِﻪ ذَﻟِ ُﻜ ْﻢ أَﻗْ َﺴ
َ ُﺗَ ْﻜﺘُﺒُﻮﻩ
ح أَﻻ
ٌ ْﺲ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ُﺟﻨَﺎ
َ ﺗـ َْﺮﺗَﺎﺑُﻮا إِﻻ أَ ْن ﺗَﻜُﻮ َن ﲡَِﺎ َرةً ﺣَﺎ ِﺿَﺮةً ﺗُﺪِﻳﺮُوﻧـَﻬَﺎ ﺑـَْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ ﻓَـﻠَﻴ
ُﻮق
ٌ ِﺐ وَﻻ َﺷﻬِﻴ ٌﺪ َوإِ ْن ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُﻮا ﻓَِﺈﻧﱠﻪُ ﻓُﺴ
ٌ ﺗَ ْﻜﺘُﺒُﻮﻫَﺎ َوأَ ْﺷ ِﻬ ُﺪوا إِذَا ﺗَـﺒَﺎﻳـَ ْﻌﺘُ ْﻢ وَﻻ ﻳُﻀَﺎ ﱠر ﻛَﺎﺗ
secara lebih khusus adalah mereka yang berhutang, agar yang memberi
pinjaman atau memberi piutang lebih tenang dengan penulisan itu. Karena
pihak yang terkait dengan akad baik itu kreditur dan debitur.
saling percaya. Dalam melakukan perjanjian utang piutang emas ini baik
debitur dan kreditur tanpa adanya perjanjian tertulis hitam di atas putih.
Ijab qabul terhadap transaksi ini dilakukan secara lisan di antara kedua
belah pihak. Selain tidak tertulis, transaksi utang piutang emas dengan
27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,88.
70
diantara pihak-pihak yang terikat dengan akad, baik itu pihak yang
dimulai.
3-4 bulan dari tanggal peminjaman. Mengenai objek yang digunakan telah
jelas yakni berupa emas dan uang. Jadi, dalam praktik utang piutang emas
dengan pengembalian uang dilihat dari segi akad menurut hukum islam
71
ketentuan, dan dalam perjanjian utang piutang ini dilakukan secara tidak
debitur serta tidak adanya saksi dalam perjanjian tersebut berlangsung. Hal
untuk menulisnya dan adanya saksi dalam setiap transaksi utang piutang
pula tidak jauh berbeda dengan keadaan ekonomi para debitur walau
baik cukup sulit. Bahkan ada beberapa dari masyarakat tersebut untuk
yang ada pada wilayah tersebut prosesnya mudah dan cepat tanpa
yakni emas dijadikan objek utang yang nantinya akan digunakan sendiri
oleh debitur atau dijual kembali, dan hasil dari penjualan emas tersebut
tambahannya.
pihak yang terkait dalam utang piutang emas tersebut, dalam praktiknya
dianggap kurang tepat karena “keridhaan” dalam kasus di atas masih ada
dilakukan dengan suka sama suka, akan tetapi pada dasarnya bukanlah
bahwa hal ini bukanlah riba namun keridhoan antara kedua belah pihak.,
itu ada karena dibuat, bukan murni dari inisiatif debitur. Sehingga hal
berarti dia mengambil sesuatu tanpa melalui jalur yang dibenarkan. Jika
ridho mereka pada sesuatu yang syari’at ini tidak dibenarkan. Jadi , ridho
dari orang yang berhutang tidaklah teranggap sama sekali. Sebab, menurut
Berbeda dengan jual beli, berapa pun tinggi harganya tetap sah, karena
sudah jelas barang yang mau dibeli walaupun labanya sampai tinggi,
karena jual beli tersebut termasuk akad tijarah (bisnis) dan akad timbal
74
adanya tambahan berarti akad ini telah keluar dari tujuan utamanya yaitu
Tapi dengan disyaratkan dengan adanya tambahan, maka hal ini akan
orang lain atau dalam hal ini adalah seorang debitur, karena si kreditur
akan mendapat laba dari tambahan yang diberikan oleh pihak penghutang
(debitur). Sehingga tujuan dari transaksi ini yang semula untuk tolong
75
keuntungan dalam bentuk apapun dari akad atau transaksi utang piutang
ini. Karena pada dasarnya akad utang piutang termasuk salah satu akad
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu dengan cara dicicil, adanya motif bunga selain keuntungan serta
hukum Islam.
Condro ini telah memenuhi rukun dan syarat sahnya akad dalam Islam
yaitu dengan adanya para pihak yag telah cakap melakukan tindakan
hukum, objeknya yang jelas dan dapat dimiliki serta shigatnya yang
76
77
kreditur kepada debitur adalah haram hukumnya dan hal tersebut adalah
dalam utang piutang emas yang ada di masyarakat Condro ini maka akan
yang diberikan oleh pihak pemberi utang, karena tujuan utama dari
B. Saran
agar tidak terjerumus kepada hal yang dilarang oleh Islam, merugikan diri
2. Bagi tokoh masyarakat tersebut agar lebih intens dan maksimal lagi untuk
Islam.
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. 2004. Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Eni Dwi Astuti. 2010. Ziyadah Dalam Utang Piutang (Studi Kasus Utang
Piutang di Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan).
Semarang: IAIN Wali Songo.
Shihab, Qurais M. 2000. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Volume 1. Ciputat: Lentera Hati.
DIGITAL LIBRARY INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
STAIN. 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: STAIN Jember
Press.
Syamsul Ma’arif. 2009. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Uang Muka dalam
Sewa Menyewa di Famous Transportation Yogyakarta. Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Zuhri, Moh. 1994. Fiqh Empat Madzhab Jilid III. Semarang: Asy Syifa’.
http://matulessi.wordpress.com/2010/01/30/utang-piutang-menurut-
islam/.html.
http://www.aufklarung.co.cc/2009/06/yang-dimaksud-riba-dalam-islam-html.
http://bmtazkapatuk.wordpress.com/2009/12/16/utang-piutang-dalam-hukum-islam/.
http://ariezuya.blogspot.com/2014/03/makalah-al-qardh-by-arie-zuya.html
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/pinjam-emas-termasuk-
riba.htm#.VbQLYEC_DIV