Anda di halaman 1dari 4

CHECK LIST

KETRAMPILAN 1
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Nama : _________________________________________________________
NIM : _________________________________________________________
Kelompok : _________________________________________________________
Tanggal : _________________________________________________________

Nilai pada
JENIS KEGIATAN evaluasi
I II III
Persiapan
1. Mencuci tangan dan membersihkan stetoskop dengan kapas alcohol.
2. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan,
pasien diminta untuk mengikuti perintah yang akan diberikan.
4. Menyuruh pasien mengosongkan kandung kencing (meminta untuk miksi atau
membuka aliran kateter).
5. Meminta pasien berbaring supine dengan nyaman dan meletakkan bantal dibawah
kepala dan meletakkan tangan disisi badan atau diatas dada.
Inspeksi abdomen
6. Melihat kulit abdomen dan mencatat adanya: jaringan parut (bentuk dan lokasi),
striae, dilatasi vena, rash, dan lesi lain.
7. Melihat kontur abdomen: flat, rounded, protuberant, atau scaphoid, abdomen
simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak.
8. Melihat umbilicus, kontur dan lokasi, tanda-tanda inflamasi dan adanya hernia.
9. Melihat adakah gerakan peristaltic usus atau pulsasi yang tampak di dinding
abdomen.
Auskultasi abdomen (diperiksa sebelum perkusi/palpasi)
10. Meletakkan diafragma stetoskop secara hati-hati pada abdomen.
11. Mendengarkan suara usus minimal di 4 kuadran perut dan mencatat hasilnya
(normal, meningkat, menurun, negatif) dan karakternya (metallic sound, dll).
12. Mendengarkan kemungkinan adanya bruit pada proyeksi aorta abdominalis, arteri
renalis dekstra dan sinistra, arteri iliaca dan arteri femoralis.
Mendengarkan “venous harm” (bunyi bruit pada vena porta akibat hipertensi
porta).
13. Mendengarkan adanya friction rub diatas hepar dan limpa.
Perkusi abdomen
14. Melakukan perkusi pada seluruh kuadran untuk menilai distribusi timpani dan
dullness.
15. Melakukan perkusi secara seksama daerah dada anterior bagian bawah. Pada sisi
kanan akan terdapat pekak hepar, pada sisi kiri terdapat timpani akibat udara gaster
dan fleksura coli sinistra.
16. Memperhatikan peralihan daerah timpani menjadi redup pada setiap penonjolan
daerah abdomen.
Perkusi shifting dullness jika curiga adanya ascites
17. Melakukan perkusi abdomen dari titik medial (paling tinggi) menuju ke sisi lateral
kiri/kanan abdomen. Menentukan batas perubahan suara perkusi dari timpani ke
dullness dan memberi tanda.
18. Merubah posisi tubuh pasien (berbaring miring ke kiri/kanan).
19. Melakukan perkusi lagi mulai dari titik lateral / titik perkusi terakhir sebelum merubah
posisi pasien (bila ada asites terjadi perubahan suara perkusi dari timpani ke dullness
dan memberi tanda)
20. Disebut shifting dullness positif bila terjadi perubahan suara di lateral yang tadinya
dullness menjadi timpani dan di medial yang tadinya timpani menjadi dullness.
Perkusi Hepar (mengukur Liver span)
21. Melakukan identifikasi batas bawah hepar dengan melakukan perkusi pada Linea
Medioclavicular kanan mulai setinggi bawah umbilicus kearah atas. Beri tanda daerah
perbatasan timpani menjadi redup.
22. Melakukan identifikasi batas atas hepar dengan melakukan perkusi pada garis Linea
Medioclavicular kanan mulai dari ICS II kanan k arah bawah. Beri tanda daerah
perbatasan sonor menjadi redup.
23. Mengukur batas atas dan bawah hepar (liver span). Normal liver span sepanjang 8-12
cm.
Perkusi limpa (mengetahui pembesaran limpa kearah anterior)
24. Menentukan daerah Traube’s space (daerah yang berbentuk bulan sabit yang terletak
diantara titik pertemuan costae VI-MCL kiri s/d titik pertemuan costa IX/AAL).
Melakukan perkusi didaerah traube’s space tersebut.
25. Perkusi daerah traube’s space secara normal terdengar timpani (oleh karena terdapat
udara lambung), bila terdengar dullness maka kemungkinan limpa membesar kearah
anterior atau lambung terisi makanan atau cairan.
Palpasi Ringan (pastikan kulit abdomen lentur dengan cara menekuk kedua lutut pasien)
26. Meletakkan tangan bagian palmar dan lengan bawah pada bidang yang sejajar (rata),
dengan jari terletak rata pada permukaan abdomen.
27. Melakukan palpasi ke seluruh permukaan abdomen dengan gerakan ringan dan
lembut pada semua kuadran. Saat menggerakkan tangan dari satu tempat ke tempat
lain, angkat jari sedikit saja dari kulit.
28. Mengidentifikasi adanya: organ superficial, massa, daerah yang nyeri tekan, atau
daerah yang memberikan “resistensi” terhadap tekanan tangan (bedakan apakah ini
merupakan gerakan “voluntary guarding” ataukah “involuntary muscular spasm”).
Palpasi Dalam (Identifikasi massa)
29. Bila pada palpasi ringan meraba adanya massa, maka lanjutkan identifikasi massa
tersebut secara detail dengan palpasi dalam. Catat lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi,
nyeri tekan, pulsasi, dan mobilitasnya saat digerakkan dengan tangan.
Palpasi Dalam (Identifikasi Hepar)
30. Meletakkan tangan kanan pada abdomen pasien, tepat di bawah level umbilicus dan
sejajar dengan otot rectus pada MCL kiri.
31. Melakukan palpasi abdomen dari bawah ke arah hepar, sambil pasien diminta
inspirasi dalam (sebaiknya pasien diajak bicara selama pemeriksaan untuk
mengalihkan perhatian).
32. Mencatat sifat-sifat hepar: permukaan halus atau berdungkul, konsistensi, tepi hepar,
dan adanya nyeri tekan.
Palpasi Dalam untuk Identifikasi kantung empedu, bila curiga adanya cholecystitis
33. Melakukan palpasi subcostal di daerah hipokondrium kanan, menyuruh pasien
melakukan inspirasi dalam dengan tujuan supaya kandung empedu bergerak
kebawah menyentuh jari pemeriksa.
34. Dikatakan Murphy’s sign positif bila pasien mengeluh sakit akibat sentuhan kandung
empedu dengan jari pemeriksa.
Palpasi Dalam (Identifikasi Limpa secara Schuffner)
35. Meletakkan tangan kanan pada abdomen, tepat di bawah level umbilicus dan sejajar
dengan otot rectus pada MCL kanan.
36. Melakukan palpasi menyilang kearah lien, sambil pasien diminta inspirasi dalam
(sebaiknya pasien diajak bicara selama pemeriksaan untuk mengalihkan perhatian).
37. Bila dapat meraba limpa, menentukan tingkat pembesaran Limpa (schuffner berapa)
dan mencatat sifat-sifat Limpa: permukaan, konsistensi, tepi, dan adanya nyeri tekan.
Palpasi Dalam (Identifikasi Limpa secara Hackett)
38. Meletakkan tangan kanan pada abdomen pasien, tepat dibawah level umbilicus dan
sejajar dengan otot rectus pada MCL kanan.
39. Melakukan palpasi abdomen dari bawah ke arah hepar, sambil pasien diminta
inspirasi dalam (sebaiknya pasien diajak bicara selama pemeriksaan untuk
mengalihkan perhatian).
40. Bila dapat meraba limpa, menentukan tingkat pembesaran Limpa (Hackett berapa)
dan mencatat sifat-sifat Limpa: permukaan, konsistensi, tepi, dan adanya nyeri tekan.
Pencatatan
41. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan abdomen, termasuk ukuran hepar dan limpa.
Penutup
42. Menerangkan kelainan yang ditemukan dan pemeriksaan apa yang selanjutnya harus
dikerjakan. Mengucapkan terima kasih. Mencuci tangan.
Keterangan:

-I, II, III menunjukkan evaluasi ke-sekian.

-Cara pemberian nilai disetiap point :

0 : Tidak mengerjakan sama sekali baik secara lisan maupun aktifitas skill.

1 : Hafalan check list tidak lengkap dan mengerjakan skill juga tidak benar.

2 : Mampu menghafal check list secara lengkap, namun mengerjakan skill-nya tidak benar.

3 : Hafalan check list tidak lengkap, namun mampu mengerjakan skill secara benar.

4 : Mampu menghafal check list secara lengkap dan mengerjakan skill secara benar.
5 : Sama seperti nilai 4, namun diikuti penjelasan hasil pemeriksaan secara lisan.

-Bila mendapatkan nilai dibawah 3 pada point tertentu, disuruh mengulang pada point tersebut.

-Bila mengulang sampai 3 kali tetap mendapatkan nilai dibawah 3, dianggap tidak mampu (gugur?)

TUTOR,

( )

Anda mungkin juga menyukai