Anda di halaman 1dari 3

Tugas Rutin Biologi

Nama : Rodiah Ritonga


Nim : 4191131020
Kelas : Pendidikan Kimia C 2019

BAB IV

1.Uraikan penanganan dan sistem kontainmen terhadap mikroorganisme menular dan bahan
biologi berbahaya.

2.Jelaskan keamanan pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan.

Jawaban
1.Penanganan dan sistem kontainmen terhadap mikroorganisme menular dan bahan biologi
berbahaya. Prinsip-prinsip biosafety yang diperkenalkan dalam sistem kontainmen laboratorium
dan penilaian risiko yang meliputi dasar-dasar sistem kontainmen termasuk praktek dan teknik
laboratorium yang benar, peralatan keselamatan, fasilitas yang melindungi pekerja laboratorium,
lingkungan, dan masyarakat dari terpaparnya mikroorganisme menular. “Saat ini kita hidup di
era ketidakpastian dan perubahan.  Agen infeksi dan penyakit baru telah muncul. Selain itu,
terjadi peningkatan jumlah orang yang bekerja dengan agen infeksi di riset publik maupun
swasta, kesehatan masyarakat, laboratorium klinis dan diagnostik, juga fasilitas penelitian satwa.
Bahkan di dunia telah muncul ancaman-ancaman baru bioterorisme.

 Bahaya biologis atau mikrobiologis terdiri dari parasit (protozoa dan cacing), virus, dan
bakteri patogen yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam bahan pangan, sehingga dapat
menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia. Beberapa bakteri patogen juga dapat
menghasilkan toksin (racun), sehingga jika toksin tersebut terkonsumsi oleh manusia dapat
menyebabkan intoksikasi. Intoksikasi adalah kondisi ketika toksin sudah terbentuk di dalam
makanan atau bahan pangan, sehingga mengindikasikan keadaan berbahaya. Sekalipun makanan
atau bahan pangan sudah dipanaskan sebelum disantap, toksin yang sudah terbentuk masih tetap
aktif dan bisa menyebabkan keracunan meski bakteri tersebut sudah tidak terdapat dalam
makanan.
Adanya virus dan protozoa dalam makanan atau bahan pangan masih belum banyak yang
diteliti dan diidentifikasi. Namun informasi tentang virus hepatitis A dan protozoa Entamoeba
hystolitica telah diketahui dapat mencemari air. Cacing diketahui terdapat pada hasil-hasil
peternakan, misalnya Fasciola hepatica yang ditemukan pada daging atau hati sapi. Adanya
cemaran cacing tersebut akan mengakibatkan infeksi pada manusia jika mengkonsumi.
Bahaya kimia pada umunya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang dapat
menimbulkan terjadinya intoksikasi. Bahan kimia penyebab keracunan seperti logam berat
(timbal/Pb dan raksa/Hg) umumnya berasal dari cemaran industri, residu pestisida, hormon, dan
antibiotika. Terbentuknya toksin akibat pertumbuhan dan perkembangan jamur atau kapang
penghasil toksin juga termasuk dalam bahaya kimia. Beberapa jamur atau kapang penghasil
toksin (mikotoksin) adalah Aspergillus sp., Penicllium sp., dan Fusarium sp., yang dapat
menghasilkan aflatoksin, patulin, okratoksin, zearalenon, dan okratoksin. Termasuk dalam
bahaya kimia adalah penggunaan bahan tambahan pangan yang melebihi kadar yang telah
ditetapkan oleh instansi terkait dan penggunaan bahan tambahan yang dilarang untuk
makanan/pangan.
Bahaya fisik terdiri dari potongan kayu, batu, logam, rambut, dan kuku yang
kemungkinan berasal dari bahan baku yang tercemar, peralatan yang telah aus, atau juga dari
para pekerja pengolah makanan. Meskipun bahaya fisik tidak selalu menyebabkan terjadinya
penyakit atau gangguan kesehatan, tetapi bahaya ini dapat menjadi pembawa atau carier bakteri-
bakteri patogen dan tentunya dapat mengganggu nilai estetika makanan yang akan dikonsumsi.

2.keamanan pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan.:

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau
minuman.

Anda mungkin juga menyukai