Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN KANTOR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN PADANG PARIAMAN


Abdul Naser, Elfida Agus, Desy Aryanti
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
E-mail : naserkoto@gmail.com, syntacpratama@gmail.com, desy73aryanti@gmail.com

Abstrak

Kantor Dewan Perwakilan Rakyat ( DPRD ) merupakan sarana gedung pemerintahan yang sangat
dibutuhkan dalam susunan demokrasi pemerintahan kabupaten Padang Pariaman, untuk itu di
butuhkan sebuah rancangan serta mewadahi semua aspirasi masyarakat dan meningkatkan mutu kerja
para anggota, dan dewan tanpa harus mengesampingkan kebutuhan masyarakat dalam tatanan
demokrasi berbangsa dan bernegara, serta di lingkungan pemerintahan kabupaten Padang Pariaman
maupun masyarakat. Dalam konsep perancangan mengutamakan fungsi dari bangunan, dan oleh
kerena itu perlu tema yang tepat maupun khusus untuk penerapan dalam konsep perancangan, untuk
itu penerapan tema metafora dalam bentuk arsitektur dianggap paling tepat dalam menyampaikan
kebudayaan serta filosofi yang kuat akan fungsi bangunan tersebut tentunya sesudah melakukan
kajian serta penelitian, penerapan metafora dalam bentuk desain arsitektur di tujukan untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya fungsi Dewan Perwakilan Rakyat dalam
tatanan berdemokrasi. Bentuk kapal yang dipilih sebagai metafora dalam konsep perancangan bentuk
merupakan perwujudan dari kebudayaan masyarakat Padang Pariaman. Konsep ruang dalam
mengikuti pola site yaitu mengarah ketimur dan barat dengan bukaan dari arah selatan serta fasade
bangunan mengarah keutara, untuk memasukan udara kedalam bangunan digunakan penerapan
secondary skin pada dinding bagian utara dengan motif ukiran minang .

Kata kunci : Perencanaan dan Perancangan, Demokrasi, Kabupaten Padang Pariaman, Metafora
Bentuk, Kebudayaan.

THE HOUSE OF REPRESENTATIVES PADANG APARIAMAN DISTRICT


Abdul Naser, Elfida Agus, Desy Aryanti
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
E-mail : naserkoto@gmail.com, syntacpratama@gmail.com, desy73aryanti@gmail.com

Abstract

The building for the House of Representatives (DPRD) is a means of government buildings that are
needed in the composition of the democratic government of Padang Pariaman district, for it is in need
of a design and accommodate all the aspirations of the people and improve the quality of the work of
the members, and the board without having to override the needs of society in order democratic nation
and state, as well as in the field Pariaman district administration and the community. In the design
concept prioritizes function of the building, and by because they were necessary theme is appropriate
and specific to the application of the concept of the design, to the implementation of the theme of the
metaphor in the form of architecture was considered most appropriate to convey the culture and
philosophy of strong function of the building certainly after reviewing as well as research, application
of metaphor in the form of architectural design aimed to increase public awareness of the importance
of the functions of the parliament in a democratic order. Preferred forms of the ship as a metaphor in
design concept form is a manifestation of the culture community meadow pariaman. The concept of
space in the site follows the pattern that leads to the east and west with the openings of the south
facade of the building and leads to the north, to incorporate air into the building to use the application
of secondary skin on the north wall with motifs carved minang.

Keywords: Planning and Design, Democracy, Padang Pariaman District, Metaphors Shape, Culture.

1
PENDAHULUAN Data yang dikumpulkan dari studi literatur
dan studi kasus dikumpulkan serta di analisa
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
untuk menjadi dasar-dasar dalam
menjunjung tinggi asas Demokrasi yaitu
menentukan kebutuhan ruang, standar
musyawarah mufakat. Dalam aktivitasya
besaran ruang, serta sirkulasi yang
kegiatan tersebut dirangkum dalam suatu
dibutuhkan dalam bentuk desain bangunan.
lembaga legislatif yang bernama DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat). Anggota DPR merupakan d. Survey Site
wakil-wakil rakyat dari seluruh Provinsi Melakukan survey terhadap site yang
(Kabupaten dan Kota) yang ada di Indonesia, dipilih, baik secara fisik maupun non fisik
dengan tujuan menyuarakan permasalahan- serta kebutuhan ruang di dalamnya. Survey
permasalahan yang terdapat pada setiap daerah dilakukan terhadap kondisi yang ada
di Indonesia. Pada tingkatannya lembaga ini sekarang dan pengembangannya, agar dapat
terbagi menjadi dua tingkatan. Pertama disebut diperolah data-data yang akan disesuaikan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik dengan kebutuhan dari bangunan ini.
Indonesia (DPR-RI) dan yang kedua disebut e. Analisa Site
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menganalisia site sesuai dengan data yang
(DPRD).Dalam Rangka mewujudkan kenerja telah dikumpulkan di atas. Analisis site
aparatur negara yang optimal, dalam dilakukan terhadap bentuk tapak dan lokasi
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat site yang ada sekarang.
khususnya pelayanan umum bidang sekretariat f. Penemuan Konsep Perancangan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Konsep perancangan di sesuaikan dengan
merujuk kepada PP No 79 Tahun 2008 dan tema yang diangkat yaitu metafora, tentunya
Perda Kabupaten Padang Pariaman No 02 dengan mempertimbangkan lingkungan
Tahun 2008. Salah satu sarana yang dibutuhkan untuk konsep perancangan yang akan
untuk melengkapi pertumbuhan pusat dikemukakan dalam bentuk desain nantinya
pemerintahan kabupaten yang baru adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
Kantor DPRD Kabupaten Padang Pariaman.
Kantor DPRD adalah salah satu sarana Site berada di wilayah Nagari Parit Malintang
diperlukan untuk melengkapi pertumbuhan Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten
pusat pemerintahan kabupaten yang baru, Padang Pariaman, tepatnya kompleks kantor
serta mensinergikan yang akan dibangun di Bupati Kabupaten Padang Pariaman dengan
wilayah Nagari Parit Malintang Kecamatan luas lahan 1.8 Hektar.
Enam Lingkung. Mempertingbangkan dampak site terhadap
lingkungan atau pengaruh lingkungan terhadap
METODE PENELITIAN site merupakan dasar dalam tinjauan konsep
makro, untuk itu pemilihan site yang berada di
a. Studi Literatur kawasan pemerintahan sangat lah tepat karena
Melakukan studi literatur dan pustaka baik dapat mensinergikan antara fungsi yang ada
melalui media buku, majalah, maupun pada site dengan fungsi lain yang terdapat pada
internet tentang bangunan DPR terutama kawasan site tersebut.
DPRD beserta persyaratan ruangnya. Serta Pendekatan Konsep Metafora Dalam Arsitektur
tentang kebutuhan manusia disaat Pendekatan Metafora Dalam Arsitektur ini
melakukan kegiatan membaca, baik berupa secara lansung dapat menjadi salah satu acuan
ruang gerak, pencahayaan, kenyamanan maupun simbol bagi pembangunan khusunya
audial dan thermal. pusat pemerintahan kabupaten, karena
b. Studi Kasus berbentuk mengikuti perkembangan zaman
Mengambil sampel beberapa bangunan serta menggambarkan metafora bentuk yang
DPRD di Indonesia, dan membandingkan menyimbolkan sosial budaya yang terdapat
satu sama lain agar dapat ditarik beberapa pada masyarakat Padang Pariaman khususnya
kesimpulan tentang kebutuhan, kesamaan, dikawasan tersebut, untuk itu pemilihan
perbedaan dan lain-lain. metafora bentuk harus tepat agar dapat
c. Analisis Data menyampaikan makna tersebut.

2
Kabupaten Padang Pariaman serta akses utama
untuk kawasan tersebut.

Gambar . Site Terukur


Sumber : Analisa Penulis, 2016

Site dikelilingi oleh beberapa kantor


pemerintahan seperti kantor Bupati,serta
beberapa kantor pemerintahan lainnya yang Gambar 3. Sirkulasi Kedalam Site
dalam tahap pengerjaan seperti kantor Dinas Sumber : Analisa Penulis, 2016
Pekerjaan Umum Dan Mesjid Raya Kabupaten Akses kedalam site dibagi menjadi dua yaitu
Paang Pariaman. akses masuk dan akses keluar site. Akses yang
Sesuai dengan peraturan pemerintah No 79 diberlakukan yaitu akses satu arah untuk
Tahun 2008 dan Perda Kabupaten Padang mengatur sirkulasi kedalam site dan kedalam
Pariaman No 02 Tahun 2008 yang menetapkan bangunan menjadi lancar . untuk itu diberikan
pusat pemerintahan Kabupaten Padang ruang yang cukup untuk sirkulasi kendaraan
Pariaman pada daerah Nagari Parit Malintang kedalam site yang cukup besar serta jalan satu
Kecamatan Enam Lingkung yang mana pusat arah untuk mencegah tumpukan kendaraan
pemerintahan sebelumnya berada di pusat kota pada sirkulasi kedalam site tersebut.
Pariaman. Dari analasa kebutuhan ruang dapat
Untuk itu pemilihan site yang berada pada disimpulakan bahwa kebutuhan ruang
kompleks perkatoran pemerintah sangat lah tergolong menjadi tiga yaitu :
tepat karena mendukung percepatan 1. Banguban untuk para pengguna
pembangunan serta optimalisasi pembangunan 2. Ruang terbuka hijau / sirkulasi untuk para
dearah kabupaten Padang Pariaman itu sendiri pejalan kaki
3. Parkir kendaraan

Gambar 4. Zoning
Gambar 2.Tautan Lingkungan
Sumber : Analisa Penulis, 2016
Sumber : Analisa Penulis, 2016
Jalan yang menuju site hanya ada dua jalan Proses analisis untuk main entrance
yaitu jalan dari simpang tugu ikan serta jalan mempertimbangkan arah jalan utama sehingga
pengembangan yang tembus kepusat kota, jalan bangunan dapat dengan mudah dijangkau dan
tersebut akan menjadi jalan primer dalam terlihat dengan jelas. Ada 1 jalan utama pada
rencana pengembangan Kawasan Ibukota site, dan diaambil sebagai entrance utama,.
Main entrance untuk pejalan kaki ditempatkan

3
di bagian taman, entah ini langsung diarahkan
ke taman bangunan. Dari main entrance
pengguna diharapkan dapat langsung melihat
ekspose fasade utama pada bangunan tanpa
terhalangi.

Gambar 7. Analisa Kebisingan


Sumber : Analisa Penulis,2016
Fasade bangunan menghadap kebagian utara
(poin A) karena pada bagian tersebut adalah
bagian berbentang lebar. Pada sisi timur dan
barat diarahakan sisi terpendak yang terdapat
pada bangunan agar sengat dan silau mata hari
Gambar 5. Site Plan tidak terlalu berpengaruh terhadap bangunan.
Sumber : Analisa Penulis, 2016
Orientasi bangunan secara prinsip mengarah
pada bagian jalan dan berhadapan lansung
kantor bupati padang pariaman, namun bebrapa
bagian lain mengarah sesuai arah lingkaran
dengan pola central pada bagian tengah
bangunan sebagai titik point utama.

Gambar 8. Oriantasi Arah Fasade Bangunan


Sumber : Analisa Penulis,2016
Berdasarkan analisa kebutuhan ruang, telah di
dapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Luas tapak terbangun menjadi 7200 m²
sesuai dengan KDP yang berlaku untuk
daerah tersebut.
2. Jumlah lantai bangunan terbagi menjadi
empat lantai sesuai dengan kebutuhan ruang
Gambar 6. Orientasi Bangunan jika mengacu dengan KDB yang berlakudan
Sumber : Analisa Penulis, 2016 jumlah luas kebutuhan ruang keseluruhan.
Suhu disekitar site cukup panas namun 3. Parkir kendaraan terbagi menjadi dua , yang
penghawaan atau angin yang datang dari barat pertama pada sisi dalam bangunan atau
(angin laut). Vegetasi menjadi pemecah disebut juga dengan basement dan yang
masalah penghawaan bagi ruang luar maupun kedua pada sisi luar bangunan
ruang dalam.
Hal itu dikarenakan vegetasi memberikan co²
yang dapat membawa hawa sejuk, berfungsi
sebagai filter bagi debu, buffering bagi
kebisingan dan dapat berfungsi sebagai
pengarah arah angin. Vegetasi diperlukan untuk
meningkatkan kualitas termal pada site serta
menjadi perlindungan untuk site untuk luar
bangunan.
Gambar 9. Organisasi Ruang
Sumber : Analisa Penulis,2016

4
Bangunan dibagi menjadi gabungan dua masa : 1. Inlet yaitu bukaan yang menghadap ke arah
1. Masa 1 berfungsi untuk Sekwan dan DPRD datangnya angin, sehingga berfungsi untuk
2. Masa 2 berfungsi untuk Fraksi DPRD memasukkan udara kedalam ruangan.
Pada masing-masing zonasi lantai, lantai 1 2. Outlet yaitu bukaan lain didalam ruangan
difungsikan untuk pengelola/Sekretariat Dewan yang berfungsi untuk mengeluarkan udara.
dan para aanggota Dewan. Selain untuk mencegah tempiasan air hujan,
taman didalam bangunan juga berfungsi
sebagai penetralisir serta penyaring udara dari
luar yang masuk kedalam banunan.

Gambar 10. Zoning Vertikal


Sumber : Analisa Penulis,2016
Pendekatan Metafora Dalam Bentuk Arsitektur
Dalam pendekatan Metafora Dalam bentuk
Arsitektur harus mempertimbangkan dasar
bentuk yang akan di metaforakan atau diangkat
sebagai tema, agar dapat menyampaikan
tipologi bentuk terhadap fungsi serta
mencerminkan sosial maupun kultur budaya Gambar 12. Konsep Penghawaan
masyarakat sekitar. Sumber : Analisa Penulis, 2016
Menjadikan bangunan menjadi simbol serta Dinding bagian sisi luar bangunan dimiringkan
menyampai metafora bentuk yang untuk mencegah tempiasan air masuk kedalam
melambangkan budaya dan kultur masyarakat. bangunan melalui secondaru skin. Untuk itu
Dapat mensinergikan atau fungsi yang saling diberikan taman pada sisi dalam bangunan agar
mendukung anatara bangunan pada site meminimalisir serta menampung air hujan yang
terhadap bangunan lingkungan sekitar misalnya masuk dari celah tersebut.
kantor bupati serta kantor DPKA dalam segi Penempatan serta pemilihan jenis vegetasi yang
penekanan bentuk arsitektur tepat dapat mempengaruhi efektifitas dari
fungsi vegetasi itu sendiri, untuk itu vegetasi
yang tepat harus lah berdaun rapat serta rimbun

Gambar 13. Pendekatan Konsep Vegetasi Untuk Ruang


Dalam
Sumber : Analisa Penulis, 2016
Vegetasi dibagian dalama bangunan berfungsi
sebagai wadah untik menampung tempiasan air
Gambar 11. Konsep Bentuk
Sumber : Analisa Penulis,2016 hujan yang masuk kedalam bangunnan, selain
itu pohon juga berfungsi sebagai media untuk
Pada ventilasi silang dikenal dua macam meningkatkan kualitas udara dalam ruang.
buakaan, yaitu :

5
Terdapat 2 jenis parkir yaitu parkir public dan
parkir pengelola. Parkir public ditempatkan di
sisi utara site sedangkan parkir pengelola
ditempatakan di selatan site. Parkir public
terdapat 3 jenis kendaraan yaitu untuk mobil,
motor dan bus. Kerana keterbatasan lahan,
sebagian besar parkir kendaraan ditempatkan
kedalam bangunan atau disebut juga dengan
istilah basement. Penerapan basement
merupakan soulusi untuk memenuhi kebutuhan
akan ruang parkir.
Untuk parkir kendaraan terdapat dua pola, yang
pertama pola parkir dengan sudut 45, pola
parkir yang kedua dengan sudut90. Pola parkir
Gambar14. Konsep Bukaan sudut 90 terdiri dari
Sumber : Analisa Penulis,2016
duabagian yaitu parkir di dalam bangunan
Ruang Terbuka hijau sebagai pendukung (basement).
penghawaan alami. Ruang terbuka hijau Penempatan tempat parkir kendaraan
mengantarkan sirkulasi udara yang masuk merupakan unsur dasar dalam penataan ruang
kedalam bangunan dan memfilter angin yang luar pada site, untuk itu diperlukan penataan
kencang, sehingga sesampai dalam ruang, yang tepat serta posisi yang strategis terhadap
adalah hembusan angina tau udara sejuk. bangunan. Untuk pola parkir kendaraan bisa
menerapkan pola parkir 45º serta 90º.

Gambar 15. Konsep Pedestrian


Sumber : Analisa Penulis, 2016
Vegetasi digunakan sebagai buffer dari
kebisingan dan debu yang dihasilkan oleh Gambar 17. Konsep Parkir Basement
kendaraan di jalan. Sumber : Analisa Penulis,2016
Penempatan tempat parkir kendaraan
merupakan unsur dasar dalam penataan
ruang luar pada site, untuk itu diperlukan
penataan yang tepat serta posisi yang
strategis terhadap bangunan. Untuk pola
parkir kendaraan bisa menerapkan pola
parkir 45º serta 90º.

Gambar18. Konsep Pola Parkir


Sumber : Analisa Penulis

Gambar 16. Konsep Parkir dan Pedestrian


Sumber : Analisa Penulis, 2016

6
Gambar 19. Site Plan
Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 20. Tampak Depan


Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 21. Tampak Samping Kiri


Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 22. Tampak Samping Kanan


Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 23. Tampak Belakang


Sumber : Analisa Penulis,2016

7
Gambar 24. Presfektif Sisi Barat Gambar 28. Presfektif Medan Nan Bapaneh
Sumber : Analisa Penulis,2016 Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 25. Presfektif Sisi Timur Gambar 29. Presfektif Medan Nan Bapaneh
Sumber : Analisa Penulis,2016 Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 26. Presfektif Sisi Barat Gambar 30. Presfektif Taman


Sumber : Analisa Penulis,2016 Sumber : Analisa Penulis,2016

Gambar 27. Presfektif Sisi Utara Gambar 31. Presfektif Taman


Sumber : Analisa Penulis,2016 Sumber : Analisa Penulis,2016

8
KESIMPULAN
Setelah dilakukan evaluasi baik itu konsep
maupun disain yang dikaitkan dengan skripsi
dan gambar pra rencana, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Kawasan Kantor Bupati Padang Pariaman
merupakan pusat kawasan pemerintahan
kabupaten, untuk itu perlu pertimbangan-
pertimbangan kusus dalam perencanaan.
2. Arsitektur memiliki peran penting dalam
mensinergikan semua fungsi bangunan yang
terdapat dalam kawasan tersebut, serta
pengembangan kawasan untuk kedepannya.
3. Karna merupakan bangunan yang tidak
dapat berdiri sendiri bangunan ini harus
memikirkan pendekatan yang ramah serta
memperhatikan perbatasan
bangunan yang akan di rancang dengan
fungsi bangunan yang telah ada.
4. Tema metefora menetapkan bentuk
sebagai subjek penentu dari desain diluar
fungsi yang harus bangunan yang harus
dipenuhi, akan tetapi tetap
mempertimbangkan kenyamanan pangguna
bangunannya, penetapan bentuk sebagai
subjek desain berakibat pada pentingnya
detail detail bangunan yang nantinya.
5. Desain Kantor DPRD ini nantinya
diharapkan dapat menjadi landmark yang
mepengaruhi perkembangan Kabupaten
Padang Pariaman

REFERENSI
Laurens, Joyce Marcella. (2005), “Arsitektur
dan Perilaku Manusia”, Grasindo, Jakarta
Panero, Julius. (2003), “Demensi Manusia &
Ruang Interior”, Erlangga, Jakarta
Juwana, Jimmy. S(2004),” Sistem Bangunan
Tinggi “, Jurusan Arsitektur FTSP Universitas
Trisakti, Jakarta
Neufert, Ernst. (1996),” Data Arsitek, Jilid 1 “,
Erlangga, Jakarta
Neufert, Ernst. (1999),” Data Arsitek, Jilid 2 “,
Erlangga, Jakarta
Neufert, Ernst. (2002),” Data Arsitek, Jilid 2 “,
Erlangga, Jakarta
White, Edward T. (1994),” Analisis Tapak “,
Intermatra, Jakarta
White, Edward T. (1995),” Sumber Konsep “,
Intermatra, Jakarta
Sikumbang, Nasril (2008),” Bahan kuliah
Teknologi Bangunan ( upper structure ) “,
Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bung
Hatta, Padang

Anda mungkin juga menyukai