Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

1. Laporan Pendahuluan

Pengertian

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Chronic Obstruktive Pulmonary


Disease (COPD) PPOK adalah penyakit paru kronik dengan karakteristik adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non reversibel atau reversibel parsial,
serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (GOLD,
2009). Selain itu menurut Arita Murwani (2011) Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
merupakan satu kelompok penyakit paru yang mengakibatkan obstruksi yang menahun dan
persisten dari jalan napas di dalam paru, yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
bronchitis, emfisema paru, asma terutama yang menahun, bronkiektasis.

KASUS

Tn. A usia 60 tahun dirawat di ruang ICU RS B hari ke 3 dengan diagnosa medis PPOK.
Pasien mengatakan sesak napas, batuk berlendir, nyeri dada bila batuk , penurunan berat badan,
nafsu makan menurun dan mudah merasa lelah. Pasien mengatakan ia mulai merasakan keluhan
tersebut sejak 3 hari yang lalu. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien batuk berlendir sudah
cukup lama sekitar 2bulan yang lalu dan pasien mengalami penurunan berat badan sekitar 10kg. BB
saat ini 44kg dan TB 168. Keluarga pasien mengatakan pasien riwayat perokok berat sejak SMA.
Pasien juga riwayat minum alkohol .

Klien tampak sulit bernapas, tampak klien memegang dadanya ketika batuk,tampak
pasien tidak menghabiskan makananya, terdengar bunyi ronchi di kedua lapang paru. TTV :

TD 140/90 mmHg, P 27 x/menit, N 88 x/menit, S 370C.


1. FORMAT LAPORAN ANALISIS KASUS
RUANG INTENSIVE CARE UNIT

Tanggal Pengkajian :
Nama Pasien/Usia :
Diagnose Medis :

2. Pengkajian Primer

Breath Pergerakan Dada Simetris : Tampak ekpansi paru teratur


(B1) dan pergerakan dada cepat

3. Tidak Simetris :

Pemakaian otot bantu Tidak ada


napas

Palpasi Vocal Premitus


Kiri : Simetris Kanan :Simetris
Kanan :Simetris

Nyeri tekan : Tidak ada

Krepitasi :Tidak ada

Perkusi Redup
Sonor
Pekak
Suara nafas Vesikuler
Wheezing
Ronchi
Rales
Froction rub
Lokasi : Kedua lapang paru basal
Batuk Produktif
Non Produktif
Sputum Coklat
Kental
Berdarah
Encer
Warna lain

Alat bantu napas Ada


Tidak ada
Jenis : Nassal Kanul 4 liter

Lain – lain
Pasien tampak sesak dengan frekuensi pernapasan 27x/i

Blood Suara jantung S1 S S S


(B2) 2 3 4
Tunggal
Gallop
Murmur

Irama jantung Ireguler

Regular

CRT < 3 detik


> 3 detik
JPV Normal
Meningkat

CVP Ada
Tidak ada

Nilai :

Edema

EKG
Lain – lain

Brain Tingkat kesadaran Kualitatif : Composmentis


(B3)

Kuantitatif : 15
E:4
V:5
M:6

Reaksi pupil :  Kanan


Ada : tampak refleks pupil mengecil
saat
diberikan cahaya

Tidak ada :

 Kiri
Ada : Tampak refleks pupil mengecil
saat diberikan cahaya

Tidak ada :

Refleks fisiologis Ada : Tricep (+), Bicept (+),


Patella (+), Achiles (+)

Tidak ada

Refleks patologis Ada

Tidak ada : Babinsky (-)

Meningeal sign Ada

Tidak ada

Lain – lain

Bladder Urin Jumlah :


(B4)

Warna :

Kateter Ada, hari ke :

Jenis :
Tidak ada

Kesulitan BAK Ya

Tidak
Lain – lain

Bowel Mukosa bibir Lembab


(B5) Kering
Lidah Kotor
Bersih
Keadaan gigi Lengkap
Gigi palsu

Nyeri tekan Ya
Tidak ada
Abdomen Distensi
Tidak distensi
Peristaltik usus Normal
Menurun
Meningkat
Nilai
Mual Ya
Tidak
Muntah Ya
Jumlah : cc
Frekuesnsi :
Tidak

Hematemesis Ya
Jumlah :
Frekuensi :
Tidak

Melena Ya
Jumlah : cc
Frekuensi :
Tidak

Terpasang NGT Ya
Tidak

Terpasang Colostomi Bag Ya


Tidak
Lokasi :

Diare Ya
Jumlah :
Frekuensi :
Tidak

Konstipasi Ya
Sejak :

Tidak
Asites Ya
Tidak
Lain – lain Kurang nafsu makan

Bone Turgor Baik


(B6) Jelek

Perdarahan kulit Ada


Tidak ada
Jenis :
Icterus Ya
Tidak ada

Akral Hangat
Kering
Merah
Dingin
Pucat
Basah

Pergerakan sendi Bebas


Terbatas
Skala

Fraktur Ada
Tidak ada
Jenis
Lokasi (Gambar)

Luka Ada
Tidak ada
Jenis
Lokasi (Gambar)
Lain – lain

4. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Data yang diperoleh saat pengkajian primer) :


a. B-1 :
Data :

 Ekspansi paru teratur dan pergerakan dada cepat

 Suara napas ronchi

 Tampak batuk berlendir dan kental

 Tampak sesak , rekuensi napas 27x/i

 Terpasang O2 nassal kanul 4 liter


 Batuk produktif

 WBC : 12.300uL

Diagnosan Keperawaan : Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d mukus berlebih

b. B-2 : -

c. B-3 : -

d. B-4 : -

e.B-5 :
Data :
-Mual tidak disertai muntah
- Kurang nafsu makan

Diagnosa Keperawatan : Mual b/d rasa makanan/minuman yang tidak enak

f. B-6 : -

5. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan (Berdasarkan Diagnosa)

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d mucus berlebih


NOC : Satatus Pernapasan (kepatenan jalan napas)
Keparahn Infeksi

NIC : Manajemen Jalan Napas

1. Monitor Pernapasan dan auskultasi suara napas

2. Berikan semiowler untuk memaksimalkan ventilasi

3. Lakukan isioterapi dada

4. Ajarkan batuk efektif

5. Kolaborasi pemberian obat (nebulizer jenis ekspektoran)

Perlindungan Infeksi

1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik

2. Tingkatkan asupan nutrisi

3. Kolaborasi pemberian obat antibiotik


b. Mual b/d rasa tidak enak makanan/minuman
NOC : Keparahan Mual
NIC : Manajemen Mual

1. Identifasi penyebab mual

2. Monitor asupan makanan

3. Dorong porsi makan dengan porsi sedikit sedikit tetapi sering

4. Kolaborasi pemberian obat

4. Evaluasi Tindakan ( Kondisi Yang Didapatkan Setelah Tindakan Yanmg Dilakukan


Untuk Mengatasi Masalah Keperawatan )

5. Pengkajian Sekunder ( Meliputi Pengkajian Riwayat Keperawatan dan Head To


Toe) :

1). Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

a. Sebelum Sakit :

Pasien mengatakan sudah lama ia merasakn batuk berlendir tetapi tidak pernah
ke puskesmas/RS untuk memeriksakan kesehatannya. Pasien mengatakan batuknya
mulai memberat sejak ± 2 bulan yang lalu tetapi pasien hanya di rumah dan minum
obat. Pasien mengatakan sejak 2bulan terakhir ia mengalami penurunan nafsu makan
sehingga berat badannya menurun. Keluarga pasien mengatakan pasien riwayat
merokok dan minum minuman beralkohol sejak SMA.

b. Riwayat Penyakit Saat ini :

 Keluhan Utama : Sesak Napas

 Riwayat Keluhan Utama :

Pasien mengatakan ia merasakan sesak napas pada sejak 3 hari yang


lalu. Pasien mengatakan merasa sesak nafas disertai batuk berlendir, nyeri
dada ketika batuk, mual, nafsu makan menurun, dan mudah merasa lelah
sehingga ia dibawa ke RS. Saat pengkajian masih didapatkan pasien sesak
napas, batuk berlendir, nyeri dada saat batuk, nafsu makan menurun, BB
menurun, dan pasien merasa lelah. TTV : TD 140/90 mmHg, P 27 x/menit,

N 88 x/menit, S 370C.
 Riwayat Penyakit yang Pernah Dialami : Tidak ada

 Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada

2). Pola Nutrisi dan Metabolik

a. Sebelum Sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit ia makan teratur 3x dalam sehari dengan porsi
nasi, lauk dan sayur. Pasien mengatakan sering mengkonsumsi alkohol.

b. Sejak Sakit :

Pasien mengatakan sejak 2 bulan terakhir ia mengalami penurunan BB


sekitar 10kg karena ia malas makan. Pasien mengatakan sejak ia sakit ia
jarang makan dan tidak menghaiskan makannnya. Pasien mengatakan ia
merasa mual .

Observasi : Tampak pasien tidak menghabiskan makanannya,. Tampak


pasien kurus .

IMT : 15.6

3). Pemeriksaan Penunjang

 WBC : 12.300uL

 Foto Thorax : PPOK eksaserbasi akut

 AGD :

 pH : 7,36

 PCO2 : 46 mmHg

 PAO2 : 65 mmHg

 HCO3- : 28mmol/L

 Be : +2

Kesimpulan : Asidosis Respiratorik Terkompensasi

6. Diagnosa Keperawatan ( Diagnosa Utama Data yang Didapat dari Pengkajian


Sekunder)

a. Gangguan Pertukaran gas b/d Perubahan Membran Alveolar-Kapiler


NOC : Status Pernapasan : Pertukaran Gas

NIC : Manajemen Asam Basah : Asidosis Respiratorik

1). Monitor pola nafas

2). Pertahankan kepatenan jalan nafas

3). Berikan terapi oksigen yang sesuai

4). Posisikan pasien pada perfusi ventilasi yang optimal

5). Berikan agen mikroba dan bronkodilator dengan tepat

b. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kerbutuhan Tubuh b/d Faktor Biologis

NOC : Status Nutrisi

NIC : Manajemen Nutrisi

1). Monitor intake dan output pasien

2). Anjurkan kepada pasien makan sedikit tetapi sering

3). Anjurkan kepada pasien untuk menkonsumsi makanan yang


tinggi protein dan kalori

4). Kolaborasi dengan ahli gizi

5). Kolaborasi pemberian obat (seperti vit/suplemen makanan)

Anda mungkin juga menyukai