Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 2
Della Rosa N 1710713001 Kartini Muladame S S 1710713031
Khusnul Khotimah 1710713002 Larasati Maulita 1710713034
Anisa Vidyakova A P 1710713004 Iffana Dini A
1710713037
Dewi Febrianna I 1710713007 Rosa Septiani 1710713052
Thianamira Nur P 1710713009 Raza Adhanzio K 1710713130
Lily Pavitasari Q 1710713010 Bonaldi Sinurat 1710713135
Desty Safitri 1710713012 Dhesti Nisrina A 1710713145
Khairana Anggraini 1710713021 Gian Jordan 1710713148
Nikhmatul Huda 1710713023
2020
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah kami selaku penyusun makalah
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penyusun
makalah dalam menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan kesatuan sistem, semuanya saling
berkaitan, saling berhubungan, saling ketergantungan, adanya keanekaan,
perlunya keserasian, keharmonisan, dan keberlanjutan dari sistem tersebut.
Secara filosofis kajian terhadap lingkungan hidup yang menjadi ancaman dari
suatu rencana kegiatan pembangunan atau suatu proyek adalah entropy atau
kerugian atau ketidakseimbangan yang ditimbulkan dari kegiatan yang
menggunakan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup (LH) untuk
kepentingan pembangunan (Rizal, 2016).
Analisis dampak lingkungan hidup dari suatu rencana kegiatan
pembangunan adalah masalah efisiensi penggunaan sumber daya alam secara
ekonomi dan secara ekologi (disebut ekoefisiensi). Ekoefisiensi merupakan
daya guna yang dihitung dari perbandingan antara nilai output (materi atau
energi) dan input (dalam satuan persen). Pada dasarnya, setiap proses-proses
kegiatan pembangunan dapat dipastikan menggunakan sumber daya alam
(SDA) dan menghasilkan entropy (berupa kerugian material-energi) yang
kemudian entropy ini dilepas ke lingkungan sekitar kegiatan tersebut. Dampak
negatif entropy dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup berupa
pencemaran (media udara, air, dan tanah), dan pada waktu yang bersamaan
akan berdampak pada penipisan cadangan sumber daya alam (SDA),
timbulnya bencana alam, dan menimbulkan ketidakseimbangan iklim
lingkungan (Rizal, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rona Lingkungan Hidup Awal
Dalam melakukan analisis dampak lingkungan terdapat uraian rona
lingkungan hidup yang harus disusun secara rinci dan mendalam di suatu
lokasi rencana usaha atau kegiatan memuat komponen lingkungan, seperti:
a. Komponen geo-fisik-kimia meliputi sumber daya geologi, tanah, air
permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan.
b. Komponen biologi meliputi vegetasi atau flora, fauna, tipe ekosistem,
keberadaan spesies langka dan habitatnya.
c. Komponen sosio-ekonomi-budaya meliputi tingkat pendapatan,
demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs
budaya.
d. Komponen kesehatan masyarakat, meliputi adanya perubahan tingkat
kesehatan masyarakat.
2.2 Komponen Fisika Kimia
2.3 Komponen Biologi
2.4 Komponan Sosial dan Ekonomi
1. Konsep Wilayah
a. Pengertian
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkaan administratif dan atau aspek fungsional (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007).
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang atau jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007).
b. Pembagian Wilayah
1) Wilayah Formal (Uniform Region)
2
Wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau
homogenitas tertentu. Misalnya berdasarkan kriteria fisik atau alam
maupun kriteria sosial budaya.
a) Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada
kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya
wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim dingin,
dan wilayah vegetasi mangrove.
b) Wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya misalnya
wilayah suku Banjar, wilayah industri tekstil, dan wilayah
pertanian sawah basah.
2) Wilayah Fungsional (Nodal Region)
Wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling
berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.
Misalnya wilayah Jabodetabek secara fisik memang berbeda
(heterogen), namun secara fungsional saling berhubungan dalam
memenuhi kebutuhan hidup di setiap wilayah.
c. Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor atau nama lengkapnya Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya – LIPI adalah: pusat konservasi ex situ
tumbuhan dengan 5 pilar fungsi: konservasi, penelitian, pendidikan,
ekoturisme dan jasa lingkungan. Merupakan instansi pemerintah yang
berada di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI). Awal berdirinya 18 Mei 1817 merupakan cikal bakal lahirnya
lembagalembaga riset botani, pertanian dan kehutanan di Indonesia.
Hingga kini, warisan koleksi dan bangunan bersejarah di dalamnya
masih tetap dijaga dan dipelihara; ditakdirkan untuk membangun dan
berbagi pengetahuan sehingga terjalin interaksi harmonis dan saling
menguntungkan antara manusia dan tumbuhan serta ekosistem yang
terbentuk di dalam kawasan seluas 87 hektar untuk kini dan generasi-
generasi selanjutnya; didukung oleh sekitar 430 pegawai, manajemen,
peneliti, pencatat, perawat dan pemelihara koleksi, hortikulturis dan
3
arboris, fasilitator dan interpreter, tenaga IT, administrasi dan humas,
serta tenaga keamanan dan kebersihan.
(LIPI, 2015)
Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun
botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Memiliki 15.000
jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Pada saat kepemimpinan tokoh-
tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun
Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan
Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies
Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan
tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman
yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa
sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu
besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan
kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
• Herbarium
• Museum
• Laboratorium Botani
• Kebun Percobaan
• Laboratorium Kimia
• Laboratorium Farmasi
• Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi,
Kabupaten Pasuruan
• Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
• Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal
IPB).
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai
berbagai nama dan julukan, seperti:
• ’s Lands Plantentuin
• Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
• Botanical Garden of Buitenzorg
• Botanical Garden of Indonesia
4
• Kebun Gede
• Kebun Jodoh
(Wikipedia, 2020a)
Total jumlah koleksi umum di Kebun Raya Bogor
• 13.718 spesimen
• 3.366 spesies
• 1.250 genera
• 219 famili
Total jumlah koleksi anggrek
• 9682 spesimen
• 589 spesies
• 106 genera
Penambahan koleksi
• 318 spesimen koleksi baru
• 659 spesimen hasil eksplorasi
(LIPI, 2015)
2. Konsep Kependudukan
Menurut Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan
(2015), penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2).
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,
persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Faqih (2010) berpendapat bahwa
kependudukan atau demografi berasal dari Bahasa Yunani, demos yang
berarti rakyat dan grafein yang berarti menulis, demografi adalah tulisan-
tulisan tentang rakyat/penduduk
Berikut data kependudukan Kota Bogor menurut Badan Pusat
Statistik Kota Bogor:
Tabel 1 Penduduk Kota Bogor Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Jiwa)
Kelompok 2014
5
Umur Penduduk Kota Bogor Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan
0-4 43086 42316 85402
05-9 45767 44216 89983
10-14 46880 45367 92247
15-19 43268 41867 85135
20-24 46333 44971 91304
25-29 45080 43624 88704
30-34 48561 46988 95549
35-39 42981 41595 84576
40-44 40289 39016 79305
45-49 32707 31665 64372
50-54 27161 26320 53481
55-59 21025 20376 41401
60-64 15144 14673 29817
65-69 9147 8876 18023
70-74 7253 7021 14274
75+ 8797 8350 17147
Jumlah 523479 507241 1030720
Tabel 2 Banyaknya Rumahtangga Menurut Apakah ada ART yang Mendapat Pelayanan
Kesehatan Gratis di Kota Bogor, 2010
6
Tabel 3 Banyaknya Rumahtangga yang Pernah Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis Menurut
Jenis Kartu yang Digunakan di Kota Bogor, 2010
Tabel 4 Tabel Banyaknya Rumahtangga yang Pernah Membeli Beras Murah/Raskin di Kota
Bogor, 2010
Tabel 5 Tabel Banyaknya Rumahtangga yang Pernah Membeli Beras Murah/ Raskin Menurut per
KG yang Biasanya Dibeli di Kota Bogor, 2010
7
BAB III
METODE
3.1 Komponen Fisika Kimia
3.2 Komponen Biologi
A. Penyaringan Air
Sebelum melakukan praktik penyaringan air dibutuhkan air tanah dari
kawasan museum zoologi dan air kali dari kawasan Kebun Raya Bogor.
Sampel air diambil pada Selasa, 3 Maret 2020.
1. Alat dan Bahan
a. Air tanah 1 liter
b. Air kali 1 liter
c. Sabut kelapa
d. Pecahan keramik
e. Pasir kali hitam
f. Areng batok kelapa
g. Sterofoam
h. Batu kerikil
i. Pasir laut
j. Tawas
k. Kapas
l. Gelas
m. Botol ukuran 1 liter
n. Kertas pH universal
o. Gunting
2. Percobaan pertama
a. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
8
b. Potong bagian bawah botol.
c. Isi botol yang sudah di potong dengan urutan kapas, sabut
kelapa, pecahan keramik, pasir kali hitam, areng batok kelapa 2
cm, sterofoam, batu kerikil 2 cm, pasir laut, dan tutup dengan
kapas.
d. Uji pH air tanah dan air kali sebelum dilakukan penyaringan dan
amati bau air tersebut.
e. Setelah dilakukan uji pH, letakan gelas penampung di bawah
botol penyaringan, kemudian alirkan air tanah ke dalam botol
penyaringan dan tampung air tersebut ke gelas.
f. Setelah air tampak bersih, lakukan pengukuran pH air tanah yang
telah melalui proses penyaringan.
g. Lakukan tahap yang sama untuk penyaringan air kali.
3. Percobaan kedua
a. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Potong bagian bawah botol.
c. Isi botol yang sudah di potong dengan urutan kapas, sabut
kelapa, pecahan keramik, pasir kali hitam, areng batok kelapa 2
cm, sterofoam, batu kerikil 2 cm, pasir laut, tawas dan tutup
dengan kapas.
d. Uji pH air tanah dan air kali sebelum dilakukan penyaringan dan
amati bau air tersebut.
e. Setelah dilakukan uji pH, letakan gelas penampung di bawah
botol penyaringan, kemudian alirkan air tanah ke dalam botol
penyaringan dan tampung air tersebut ke gelas.
f. Setelah air tampak bersih, lakukan pengukuran pH air tanah yang
telah melalui proses penyaringan.
g. Lakukan tahap yang sama untuk penyaringan air kali.
3.3 Komponen Sosial dan Ekonomi
Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara
terhadap responden. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
berupa kuesioner. Lokasi pengambilan data dilakukan di Kebun Raya Bogor
9
Jawa Barat. Sampel yang digunakan sebanyak 30 responden. Responden
terdiri dari pekerja, pengunjung, dan masyarakat. Tujuan dilakukannya
pengambilan data pada survei ini adalah untuk mengetahui manfaat yang
dirasakan dengan adanya lingkungan hijau.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komponen Fisika Kimia
A. Dasar Potensi Pencemaran Lingkungan
B. Peta Rona Lingkungan
C. Efek jika terjadi Perubahan Dampak Lingkungan
D. Keseimbangan Daya Dukung Lingkungan dan Daya Resilien terhadap
Perubahan Lingkungan
E. Hasil Pengukuran
4.2 Komponen Biologi
A. Dasar Potensi Pencemaran Lingkungan
B. Peta Rona Lingkungan
Kebun Raya Bogor merupakan tempat konservasi ex-situ tumbuhan
tropika yang memiliki luas 87 hektar. Jumlah koleksi tumbuhan yang
berada di Kebun Raya Bogor yaitu 213 family, 1202 genus, 3156 spesies,
dan 12141 spesimen (LIPI, 2020a). Koleksi tersebut terdiri dari anggrek,
tanaman buah, tanaman air, tanaman merambat, tanaman obat, dan
tanaman palem.
1. Anggrek
Anggrek yang dikoleksi di Kebun Raya Bogor sejumlah 412 jenis
terdiri dari 92 marga. Salah satu koleksi anggrek yang berada di
Kebun Raya Bogor seperti marga Phalaenopsis, Doritis, Kingidium,
Paraphalaepnosis, Grammatophyllum, Cymbidium (LIPI, 2020c).
Tabel Spesies Anggrek di Kebun Raya Bogor
10
(L.)SW. Sweet
Cymbidium Orchidacea Garammatophyllu Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
atropurpurum e m papuanum J.J. s cornucervi e
Rolfe Smith
Cymbidium Orchidacea Garammatophyllu Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
bicolor ssp e m scriptum BI. s fimbriata e
pubescens J.J Smith
Rchb.f.
Cymbidium Orchidacea Garammatophyllu Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
chloranthum e m speciosum BI. s fuscata e
Lindl. Rchb.f.
Cymbidium Orchidacea Garammatophyllu Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
dayanum e m stapeliaeflorum s gigantea e
Rchb.f. J.J. Smith
Cymbidium Orchidacea Kingidium Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
ensifolium (L.) e deliciosum s javanica e
Sw J.J. Smith
Cymbidium Orchidacea Paraphalaenopsis Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
finlaysonianu e laycockii s marculata e
m Lindl. Rchb.f.
Cymbidium Orchidacea Phalaenopsis Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
hartinahianum e amabilis s modesta e
Comber & J.J Smith
Nasution
Cymbidium Orchidacea Phalaenopsis Orchidaceae Phalaenopsi Orchidacea
lancifolium e amboinensis s sumatrana e
Hook.f. J.J.Smith Korth &
Rchb
2. Tanaman Buah
Kebun raya bogor memiliki 102 jenis tanaman buah yang terdiri
dari tanaman budidaya maupun yang masih liar. Dengan tujuan untuk
mempertahankan dan mengembangkan potensi tanaman buah yang ada
(LIPI, 2020e).
11
Tabel Spesies Tanaman Buah di Kebun Raya Bogor
3. Tanaman Air
Tanaman air dalam suatu ekosistem digunakan sebagai sumber
makanan dan tempat berteduh bagi berbagai hewan air, selain itu
tanaman air juga berguna untuk menjadi tanaman koleksi atau tanaman
budidaya (LIPI, 2020d).
Tabel Spesies Tanaman Air di Kebun Raya Bogor
4. Tanaman Merambat
Tanaman merambat menjadi salah satu koleksi tanaman di Kebun
Raya Bogor. Berikut beberapa spesies tanaman membat:
12
Tabel Spesies Tanaman Merambat di Kebun Raya Bogor
5. Tanaman Obat
Kebun Raya Bogor memiliki koleksi tumbuhan obat di XXIV.A
sebanyak 175 jenis terdiri dari 55 suku dan 144 marga; koleksi
tumbuhan obat di vak XXIV.B. sebanyak 228 jenis terdiri dari 65 suku
dan 172 marga; di luar vak XXIV seperti Asam (Tamarindus indicia),
pule (Alstonia scholaris), sintok (Cinnamomum sintoc) dan pulai pipit
(Rauvolfia sumatrana).
Tabel Spesies Tanaman Obat di Kebun Raya Bogor
6. Tanaman Palem
Kebun Raya Bogor memiliki koleksi palem sebanyak 1215
spesimen, yang terdiri atas 286 jenis (92 marga).
Tabel Spesies Tanaman Palem di Kebun Raya Bogor
13
caryotaefolia cateche nobilis
Borassodendron Arecaceae Ocosperma Arecaceae Pinanga Arecaceae
borneence horridum patula
Sumber: (LIPI, 2020h)
14
4.3 Komponan Sosial dan Ekonomi
A. Dasar Potensi Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan (Undang-undang RI, 2009). Terjadinya kerusakan lingkungan
ditetapkan dalam kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi
kriteria baku kerusakan ekosistem dan kerusakan akibat perubahan iklim.
Kebun Raya Bogor memiliki peran penting dalam perlindungan
flora dan plasma nuftah yang merupakan kekayaan alam yang amat
berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mendukung pembangunan nasional. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan di Kebun Raya Bogor, terdapat beberapa kondisi yang
berpotensi terjadi pencemaran. Tingginya tingkat pengunjung
mempengaruhi produksi sampah yang ada di Kebun Raya Bogor,
banyaknya pengunjung yang membuang sampah plastik maupun kaleng
dengan sembarang, meskipun pihak Kebun Raya telah menyediakan
tempat sampah yang terbagi menjadi sampah organik dan sampah non
organik. Sampah-sampah non organik yang berserakan akan tetap utuh
hingga 300 tahun apabila tidak di kelola dengan baik. Hal tersebut akan
mencemari tanah dan menimbulkan beberapa gangguan seperti,
terganggunya kehidupan organisme terutama mikroorganisme dalam
tanah yang akan mempengaruhi flora di Kebun Raya, berubahnya sifat
kimia atau fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman,
dan dapat merubah serta mempengaruhi keseimbangan ekologi.
Selain itu, Kebun Raya Bogor dialiri oleh sungai ciliwung yang
merupakan salah satu sumber perairan. Meskipun sungai secara alami
memiliki daya pulih (purifikasi) untuk mengasimilasi semua pencemar
yang masuk kedalamnya, namun purifikasi membutuhkan waktu yang
cukup lama dan bergantung pada input bahan pencemar dari lingkungan
sekitarnya. Apabila masukan bahan pencemar dari lingkungan secara
15
terus-menerus, maka daya purifikasinya pun tidak mampu mengimbangi
laju beban pencemaran (Konservasi, Hutan, Ekowisata, & Kehutanan,
2017). Seperti halnya pada penumpukan sampah akibat tingginya angka
pengunjung, sungai tersebut berpotensi tercemar apabila pengunjung tidak
dapat menjaga kelestarian lingkungan terutama air.
16
Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah
sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota
Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki
15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Pada saat
kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan
pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan
lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae,
25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan
2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan
tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-
tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di
antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi
kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan
Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di
Kebun Raya yaitu:
Herbarium
Museum
Laboratorium Botani
Kebun Percobaan
Laboratorium Kimia
Laboratorium Farmasi
Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan
di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal
bakal IPB).
’s Lands Plantentuin
17
Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
Botanical Garden of Buitenzorg
Botanical Garden of Indonesia
Kebun Gede
Kebun Jodoh
(Wikipedia, 2020a)
b) Kependudukan
Kota Bogor terdiri dari beberapa suku bangsa yaitu Jawa,
Sunda, Betawi, Minang, Melayu, Batak, Bugis, Tionghoa,
Arab, dan lain-lain. Untuk bahasa sehari-harinya menggunakan
bahasa Sunda, Indonesia.
Terdiri dari beberapa agama yaitu Islam 92,26%, Kristen
Protestan 4,10%, Katolik 2,42%, Budha 1,02%, Hindu 0,12%,
dan Konghucu 0,05%.
Luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk
menurut kecamatan di Kota Bogor
(BPS, 2020)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
kecamatan yang memiliki luas paling besar adalah Kecamatan
Bogor Barat, sedangkan jumlah penduduk paling banyak
18
berada di Kecamatan Bogor Barat, kemudian dari kepadatan
penduduk per populasi ada di Kecamatan Bogor Tengah.
Kepadatan Penduduk Kota Bogor 2016
(BPS, 2020)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk per populasi
paling tinggi ada di Kecamatan Bogor Tengah yaitu 12.876.
(BPS, 2020)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
jumlah penduduk meningkat paling tinggi ada di Kecamatan
19
Bogor Barat, sedangkan laju pertumbuhan penduduk pada
tahun 1999-2000 yang meningkat paling banyak adalah
Kecamatan Bogor Barat dan pada tahun 2000-2010 yang
meningkat paling banyak adalah Kecamatan Tanah Sareal.
c) Ekonomi
Pekerjaan
a) Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2014-2015
(BPS, 2020)
Berdasarkan tabel yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik dapat disimpulkan bahwa lapangan kerja yang
paling banyak pekerja laki-lakinya adalah perdagangan
besar dan lain-lain. Sedangkan lapangan kerja yang paling
banyak pekerja perempuannya adalah jasa kemasyarakatan
dan lain-lain.
b) Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja Menurut Status
Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2014-2015
(BPS, 2020)
20
Berdasarkan tabel yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja beserta
status pekerjaan utamanya yang paling banyak pekerja
laki-lakinya adalah buruh, karyawan, pegawai, dan pekerja
bebas di non-pertanian. Sedangkan angkatan kerja beserta
status pekerjaan utamanya yang paling banyak pekerja
perempuannya adalah buruh, karyawa, pegawai.
Pertumbuhan Ekonomi
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added)
yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu
wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari
kombinasi faktor produksi dan bahan baku dalam proses
produksi. Penghitungan nilai tambah adalah nilai produksi
(output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini
mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah
dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan
dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan
nlai tambah bruto dari masing-masing sektor dan
menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi,
akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar
harga pasar. Berikut laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor
menurut lapangan usaha:
21
(BPS, 2020)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
menunjukkan bahwa dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha
meningkat pada kategori pertanian, industri pengolahan,
konstruksi, dan penyediaan akomodasi dan makan minum,
sedangkan menurun pada kategori pertambangan, pengadaan
listrik dan gas, pengadaan air, perdagangan besar, transportasi
serta informasi dan komunikasi. Hal tersebut dapat terjadi karena
bergantung pada pendapatan domestik dan pendapatan regional.
22
(BPS, 2020)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
rata-rata pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam sub
makanan meningkat secara siginifikan, hal tersebut dapat dilihat
melalui jumlah rata-rata per tahunnya dalam tabel tersebut
terutama dalam jenis makanan ikan-ikanan.
Untuk Golongan Kelompok Non-makanan
(BPS, 2020)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
bahwa dari tahun 2009-2013 rata-rata pengeluaran yang dilakukan oleh
masyarakat dalam sub non-makanan meningkat secara siginifikan, hal
tersebut dapat dilihat melalui jumlah rata-rata per tahunnya dalam tabel
tersebut terutama untuk jenis barang-barang yang tahan lama.
C. Efek jika terjadi Perubahan Dampak Lingkungan
Jika terjadi perubahan dampak lingkungan akan menyebabkan
potensi perubahan terhadap lingkungan yang terdapat pada Kebun Raya
Bogor. Contohnya dampak dari pemanasan global terhadap flora yang ada
di dalam kawasan, beberapa juga akan diperkirakan punah karena tidak
mampu beradaptasi, sebaliknya spesies yang mampu bertahan akan
berkembang tak terkendali. Kemerosotan biodiversitas di suatu
wilayah sebagai dampak dari perubahan tata guna lahan dan perubahan
iklim menjadi ancaman yang akan terjadi di masa mendatang.
Munculnya spesies invasif juga dapat menyebabkan keberadaan
23
spesies asli di daerah tersebut menjadi terancam. Spesies yang lebih
adaptif terhadap perubahan lingkungan akan mendominasi suatu
daerah tertentu. Spesies yang tidak dapat beradaptasi akan mati dan
rentan punah jika jumlahnya semakin menipis dan tidak bereproduksi
kembali. Hal ini akan menyebabkan hilangnya biodiversitas spesies di
suatu wilayah.
D. Keseimbangan Daya Dukung Lingkungan dan Daya Resilien
terhadap Perubahan Lingkungan
Kebun Raya Bogor merupakan salah satu tempat wisata yang
gemar dikunjungi masyarakat. Pengunjung Kebun Raya Bogor berasal
dari berbagai macam daerah bahkan ada yang dari luar negeri. Banyak
nya pengunjung ini tidak mempengaruhi keseimbangan antara Daya
Dukung Lingkungan dan Daya Resiliensi Lingkungan. Kenapa dikatakan
seimbang karena berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung,
pekerja dan warga sekitar Kebun Raya Bogor menyatakan bahwa mereka
tidak merasa terganggu walaupun pengunjungnya ramai. Justru dengan
banyaknya pengunjung atau wisatawan yang datang ke Kebun Raya
Bogor dapat memberikan dana tambahan untuk perawatan wilayah Kebun
Raya tersebut. Lalu mereka juga menyatakan bahwa kesegaran udara
Kebun Raya Bogor tetap terjaga serta nyaman untuk dikunjungi.
E. Hasil Analisa
24
pendidikan
2 Apakah ada keluhan yang - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
dirasakan dengan keluhan keluhan yang keluhan
perubahan tempat? selama itu sangat
untuk mengganggu
memperbaiki hanya ada debu
lingkungan di jalanan saja
Kebun Raya
Bogor
3 Apa manfaat dari Kebun - Kunjungan - Kunjungan - Setiap
Raya Bogor dengan meningkat meningkat pada kunjungan
adanya pengaruh dari sangat baik saat musim wisatawan
kunjungan? Apakah untuk kemarau dan akan
meningkat atau menurun? pemberian masa liburan memberika
manfaat anak sekolah n pengaruh
Kebun Raya - Kunjungan positif
Bogor kepada menurun saat terhadap
pengunjung musim hujan kelestarian
tiba lingkungan
Kebun
Raya Bogor
4 Apakah Kebun Raya - Ya, untuk - Ya, untuk - Ya,
Bogor memiliki manfaat menciptakan meningkatkan manfaatnya
secara ekonomi? lapangan kerja pendapatan/ untuk
penghasilan membangu
pekerja serta n lapangan
menciptakan pekerjaan
lebih banyak dan
lapangan kerja meningkatk
an taraf
hidup
masyarakat
nya
25
pengunjung lingkungan hijau bermanfaat sebagai penyedia oksigen serta dapat
menjadi sarana rekreasi yang terjangkau.
Segala sesuatu yang berada di sekitar kita yang mempengaruhi sikap dan
perilaku kita merupakan lingkungan. Di sekitar kita terdapat banyak sekali
tumbuhan, kita merasa sejuk, teduh, dan nyaman jika berada di tempat yang
rindang oleh pepohonan. Kanopi pohon melindungi kita dari sinar matahari yang
terik. Selain itu, tumbuhan mengeluarkan oksigen yang sangat manusia butuhkan
di lingkungan hidup ini, tumbuhan juga menyerap karbondioksida sehingga udara
sekitarnya menjadi sejuk. Tumbuhan juga bermanfaat sebagai sumber makanan
bagi manusia dan hewan (Waluya, 2011). Kebun Raya Bogor juga tercatat sebagai
kebun botani terbaik nomor enam di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara.
Sebagai suatu kawasan konservasi, Kebun Raya Bogor memiliki peranan penting
bagi dunia pengetahuan karena Kebun Raya Bogor merupakan lembaga penelitian
dan pelestarian sumber daya hayati yang selama bertahun-tahun terus
berkembang. Bagi kota Bogor, Kebun Raya Bogor merupakan sebuah bagian
penting, karena selain memberikan lapangan pekerjaan dan menambah pemasukan
pendapatan daerah melalui jasa rekreasi, Kebun Raya Bogor juga banyak
memberikan manfaat ekologis yang tidak ternilai sebagai paru-paru kota,
regulator iklim setempat, komponen sikus air serta sebagai sumber
keanekaragaman hayati (Ardianti, 2005).
26
dengan kebutuhan konservasi tumbuhan di Kebun Raya Bogor. Kemudian, jika
ditinjau dari segi keluhan yang mengganggu pada saat terjadi perubahan tempat
atau sedang ada pembangunan ataupun perbaikan bagi masyarakat, pekerja, dan
pengunjung hampir memiliki persepsi yang sama yaitu tidak ada keluhan serta
tidak mengganggu kenyamanan mereka selama berada di area Kebun Raya bogor
tersebut.
Begitu pula dengan manfaat Kebun Raya Bogor yang dipengaruhi oleh
kunjungan wisatawan, terkadang saat musim hujan Kebun Raya Bogor akan sepi
pengunjung tetapi sebaliknya jika saat musim kemarau dan masa liburan anak
sekolah maka kunjungan wisatawan akan meningkat. Dengan meningkatnya
kunjungan wisatawan maka manfaat Kebun Raya Bogor tersebut akan meningkat
bagi pendidikan, penghijauan, serta pelestarian berbagai tanaman langka begitu
pun keadaan sebaliknya. Jumlah pengunjuang Kebun Raya Bogor pada akhir 2017
berjumlah 1.269.711 pengunjung dengan persentase terhadap capaian total adalah
124,48%. Kenaikan jumlah pengunjung pada tahun 2017 sudah terlihat sejak
bulan Januari, meskipun bulan Februari, Mei, Juli, dan Agustus jumlah
pengunjung relatif tidak jauh. Bulan Februari dan Agustus adalah saat yang
hampir bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru bagi pelajar sekolah dan
mahasiswa. Sedangkan bulan Mei adalah bersamaan dengan saat ujian akhir SD,
SMP, SMA sehingga pengunjung akan menurun pada saat itu (LIPI, 2017).
Manfaat Kebun Raya Bogor yang ditinjau dari segi ekonomi menurut
pendapat masyarakat, pekerja, dan pengunjung sangatlah banyak terutama dalam
hal menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan penghasilan masyarakat
sekitarnya. Kawasan Kebun Raya Bogor merupakan objek wisata yang sampai
saat ini terus mengalami peningkatan pengunjung, dimana frekuensi jumlah
pengunjung wisatawan domestik terus meningkat sehingga memiliki peluang nilai
ekonomi kawasan yang tinggi. Dilihat dari kondisi kunjungan yang dilakukan
oleh wisatawan domestik maka dapat dikaji untuk mengetahui manfaat nilai
ekonomi kawasan yang diberikan oleh wisatawan dan mengetahui pengaruh
terhadap kegiatan perekonomian masyarakat di sekitarnya (Masmaulidia, 2017).
BAB V
27
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari segi sosial ekonomi, dapat disimpulkan bahwa Kebun Raya Bogor
memiliki peran penting dalam perlindungan flora dan plasma nuftah yang
merupakan kekayaan alam yang amat berharga bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mendukung pembangunan nasional.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Kebun Raya Bogor, terdapat
beberapa kondisi yang berpotensi terjadi pencemaran salah satunya adalah
permasalahan sampah. Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah
sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya
mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
Kota Bogor terdiri dari beberapa suku bangsa yaitu Jawa, Sunda, Betawi,
Minang, Melayu, Batak, Bugis, Tionghoa, Arab, dan lain-lain. Untuk bahasa
sehari-harinya menggunakan bahasa Sunda, Indonesia. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kebun Raya Bogor
banyak sekali manfaat bagi masyarakat, pekerja, dan tentunya bagi
pengunjung terutama manfaat ekonomi yang saat ini dirasakan. Selain
manfaat, perubahan yang ada di Kebun Raya Bogor tidak mengganggu
masyarakat, pekerja, dan pengunjung. Jika kunjungan ramai maka banyak
manfaat yang dapat disampaikan dari area Kebun Raya Bogor itu sendiri.
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2020). Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Retrieved March 2, 2020, from
https://bogorkota.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab1
Konservasi, D., Hutan, S., Ekowisata, D. A. N., & Kehutanan, F. (2017). Peranan
kebun raya bogor dalam purifikasi air sungai ciliwung di segmen kebun raya
bogor aditya bagus sujati.
29
LIPI. (2017). Lokasi PKT Kebun Raya-LIPI. Retrieved March 2, 2020, from
http://krbogor.lipi.go.id/id/Lokasi-PKT-Kebun-RayaLIPI.html
30
Undang-undang RI. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun
2004 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
BPS. (2020). Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Retrieved March 2, 2020, from
https://bogorkota.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab1
Konservasi, D., Hutan, S., Ekowisata, D. A. N., & Kehutanan, F. (2017). Peranan
kebun raya bogor dalam purifikasi air sungai ciliwung di segmen kebun raya
bogor aditya bagus sujati.
LIPI. (2017). Lokasi PKT Kebun Raya-LIPI. Retrieved March 2, 2020, from
http://krbogor.lipi.go.id/id/Lokasi-PKT-Kebun-RayaLIPI.html
31
LIPI. (2020d). Koleksi Tanaman Air Kebun Raya Bogor.
32
Wikipedia. (2020b). Kota Bogor - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas. Retrieved March 2, 2020, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor
LAMPIRAN
33
Pengambilan data oleh mahasiswa UPNVJ Proses pengambilan data kepada
pengunjung Kebun Raya Bogor
34
Proses pengambilan data kepada pengunjung
Kebun Raya Bogor
35
Proses pengambilan data kepada pekerja Kebun Raya Bogor
36