Disusun Oleh
NIM : 191450052
Kelas : PDN IA
Kelompok 2
1
1
2
3
3
2.1.1 pertalite..................................................................................................................4
2.1.2 Premium.............................................................................................................4
2.1.3 Pertamax.............................................................................................................5
2.1.4 Avtur..................................................................................................................5
2.1.5 Avgas..................................................................................................................6
2.1.6 Gasoline..............................................................................................................6
2.1.7 Solar...................................................................................................................7
2.1.8 Fame...................................................................................................................8
2.2 8
2.2.1 Prinsip kerja spektrotometri FTIR.................................................................10
2.3 Hukum Lambert Beer............................................................................................15
16
17
17
18
19
4.1 Pengukuran Spektrum Standard.........................................................................19
4.2 Pengukuran Spektrum Produk X........................................................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................27
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................27
5.2 Saran......................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Pertalite
Pertalite diluncurkan pada tanggal 24 Juli 2015, merupakan bahan
bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta berwarna hijau terang
dan jernih ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan kompresi 9:1
hingga 10:1. Bahan bakar Pertalite memiliki angka oktan yang lebih
tinggi daripada bahan bakar Premium 88, sehingga lebih tepat digunakan
untuk kendaraan bermesin bensin yang saat ini beredar di Indonesia.
Dengan tambahan additive, Pertalite mampu menempuh jarak yang lebih
jauh dengan tetap memastikan kualitas dan harga yang terjangkau.
2.1.2 Premium
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan
bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia
dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena
memperoleh subsidi dari APBN. Premium merupakan BBM dengan
oktan atau Research Octane Number (RON) terendah di antara BBM
untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya,
Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin
bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan
bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
2.1.3 Pertamax
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax,
seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak
bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannya di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan
pada tanggal 10 Desember 1999 sebagai pengganti Premix 1994 dan
Super TT 1998 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
Premium. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki
kompresi 9,1-10,1, terutama yang telah menggunakan teknologi setara
dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters
(pengubah katalitik).
2.1.4 Avtur
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi
energy. Biasanya bahan bakar mengandung energy panas yang dapat
dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar dilakukan
manusia sebagai proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar
tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen
diudara. Proses lain untuk melepaskan energy dari bahan bakar adalah
eksotermal dan reaksi nuklir ( seperti fisi nuklir atau fusi nuklir).
Hidrokarbo ( termasuk didalamnya bensin dan solar) sejauh ini
merupakan bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan
bakar yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
2.1.5 Avgas
Avgas (Aviation Gasoline) merupakan bahan bakar minyak jenis
khusus yang didisain untuk pesawat terbang dan mobil balap. Klasifikasi
pesawat terbang yang menggunakan bahan bakar avgas ini khususnya
pesawat terbang yang memiliki piston atau mesin wankle. Sementara
pesawat terbang dengan mesin turbin biasanya menggunakan avtur (fraksi
kerosine). Komponen utama avgas adalah alkylate yang pada dasarnya
merupakan campuran dari berbagai isooctane dan beberapa hasil distilasi
minyak bumi yang berupa reformate. Avgas memiliki density sebesar
6.02 lb/ US gal pada 15 °C , atau setara dengan 0.721 kg/l.
Sifat penting hidrokarbon dalam avgas
1. Angka oktan tinggi
2. Trayek suhu titik didih dibatasi
3. Kandungan panas per lb harus max
4. Kestabilan tinggi
5. Selain hidrokarbon, didalam Aviation Gasoline terdapat pula
additives. Contoh : TEL,berfungsi untuk memperbaiki sifat anti
knock dari avgas
6. Anti oxidant seperti 2,6 - di - tetra - butyl phenol dan lain-lain serta
zat warna.
2.1.6 Gasoline
Bensin atau gasoline (Amerika) atau petrol (Inggris) adalah salah
satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan
bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun
dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan
C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri
dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk rantai.
Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah,
maka akan dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin
mengandung 42.4 MJ. Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan
berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut
dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom
karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang berbeda-beda.
Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat
yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”;
bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin
“berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon
adalah metana, etana, propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan
kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107,
-67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18
berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.Dengan
bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya,
sehingga pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi.
Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan
berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
2.1.7 Solar
Minyak solar ialah fraksi minyak bumi berwarna kuning coklat yang
jernih yang mendidih sekitar 175-370° C dan yang digunakan sebagai
bahan bakar mesin diesel. Umumnya, solar mengandung belerang dengan
kadar yang cukup tinggi. Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk
bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas
1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada
pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan
pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil,
Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel. 2. Sifat Bahan Bakar Minyak
Solar Diantara sifat-sifat bahan bakar solar yang terpenting ialah
kualitas penyalaan, volatilitas, viskositas, titik tuang dan titik kabut.
2.1.8 Fame
Fatty acid methyl ester (FAME) merupakan bahan bakar alternatif
pada mesin diesel yang terbarukan. merupakan senyawa ester alkil yang
berasal dari minyak nabati dengan alkohol yang dihasilkan melalui
proses esterifikasi/transesterifikasi dan mempunyai sifat fisika
mendekati minyak solar diesel. Secara umum, metil ester dibuat dari
reaksi transesterifikasi, yakni reaksi alkohol dengan trigliserida
membentuk metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa.
Namun, reaksi tersebut sangat dipengaruhi oleh kadar asam lemak
bebas yang terkandung dalam trigliserida. Reaksi esterifkasi
merupakan merupakan suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester dengan bantuan katalis asam. Dalam penelitian ini,
bahan baku CPO Off Grade lapisan atas dengan kadar asam lemak bebas
sebesar 5.838 %. Dan pengertian esterifikasi diacu sebagai reaksi antara
asam lemak bebas dengan alcohol membentuk metil ester dan air dengan
bantuan katalis asam.
METEDOLOGI
Kelompok 1: Avtur
Gambar grafik diatas merupakan sempel murni Avtur dari kelompok 1.
Seperti yang dijelaksakan sebelum bahwa sebelum memasukan sempel untuk
diuji maka dilakuakan terlebih dahulu scanning untuk mendapatkan scan
background terlebih dahulu. Grafik produk Avgas dimulai pada angka 80,
sedangkan puncak tertingginya hampir mendekati 88. Pada identifikasi
spectrum FTIR dari avgas murni di dapat hasil sebagai berikut :
Bilangan gelombang ± 3600 nm, adanya gugus O-H (3000 – 3600) sebagai gugus
Asam karboksilat.
Bilangan gelombang ± 3200 nm, adanya gugus O – H (3000 - 3600) sebagai
gugus Asam karboksilat.
Bilangan gelombang ± 3100 nm, adanya gugus O – H (3000 – 3600) sebagai
gugus Asam karboksilat
Bilangan gelombang ± 2700 nm, adanya gugus O – H ( 2500 – 2700) sebagai
gugus Asam karboksilat.
Bilangan gelombang ± 2600 nm, adanya gugus O – H (2500 – 2700) sebagai
gugus Asam karboksilat.
Bilangan gelombang ± 1760 nm, adanya gugus C = O (1690 – 1760) sebagai
gugus Aldehida, Keton, Asam karboksilat, Ester.
Bilangan gelombang ± 1500 nm, adanya gugus C = C (1500 – 1600) sebagai
gugus Aromatik.
Bilangan gelombang ± 1450 nm, adanya gugus C – H (1340 – 1470) sebagai
gugus alkana.
Bilangan gelombang ± 1000 nm, adanya gugus C – F (1000 – 1340) sebagai
gugus Alkil halida.
Bilangan gelombang ± 890 nm, adanya gugus C = C (860 – 900) sebagai gugus
aromatic.
Kelompok 2 : Avgas
Grafik diatas merupakan hasil sempel yang dimiliki dari kelompok 2.
Sebelum melakukan pengujian pada sempel produk tersebut dilakukan
terlebih dahulu scanning dan setelah itu dimasukan semepel yang akan diuji.
Setelah selesai melakukan pengujian sempel produk tersebut tenyata
terdientifikasi dengan alat spetrofotometri FTIR adalah produk avgas murni.
Avgas adalah bahan bakar pesawat untuk jenis pesawat bermesin piston
engiene, memiliki komponen utama senyawa karbon rantai panjang dan pada
tahap produksi menggunakan proses distilasi pada titik didih 40 - 170°C,
dengan RON dan MON yaitu 600 rpm dan 900 rpm. Dari semuanya itu dapat
kita lihat pada grafik diatas bahwa panjang gelombang 4000cm-1 -750cm-1.
Dengan tinggi gelombang 80 sedangkan pucakanya mendekati atau samapai
dengan 88. Dengan senyawa yang dapat diidentifikasi :
Bilangan Daerah Serapan Gugus Fungsi Nama Gugus
Gelombang (Cm-1) Fungsi
3000 - 2500 cm-1 2000 – 3600 O-H Alkhol fenol (ikatan
hydrogen)
1500 - 1000 cm-1 1350 – 1470, C–H Alkana
1300 -1000 C–O Eter Dan Ester
1000 – 750 cm-1 750 C–H Aromatik
700-750
750–800
800–860
860–900
Vinil
900
965
990
Kelompok 3 : Pertalite
ini merupakan grafik dari sampel yang dimiliki oleh kelompok
kelompok 3. Produk yang kami identifikasi dengan FTIR adalah produk
Kelompok 4 : Premium
Kelompok 5: Pertamax
Ini adalah grafik dari sampel yang dimiliki oleh kelompok saya,
kelompok 5. Produk yang terdentifikasi dengan FTIR adalah produk
pertamax murni.
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax,
seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak
bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannya di kilang minyak. Spectrum standar Rentang gelombang
Pertamax sama seperti solar, yaitu 4000-750cm-1. Grafik dimulai pada
angka 80 dan puncak tertinggi dari grafik berada di antara 80-87. Hal ini
menandakan bahwa kenaikan konsentrasi pada produk solar tidak setinggi
solar dan premium. Kandungan senyawa dalam produk pertamax dilihat
dari panjang gelombangnya yaitu :
Sempel produk X
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dengan melakukan pengujian pada sempel produk
murni dan sempel produk X dengan menggunakan alat spetrotometri FTIR yang
mempermudah kita dalam melukan pengujian sempel. Berdasarkan hasil
praktikum dari ke lima kelompok yang telah diberikan masing 1 sempel produk
murni dan satu sempel produk hasil yang didapat dari uji ini adalah:
5.2 Saran
Lebih ditambahkan lagi fasilitas alat spektrofotometri tersebut agar lebih cepat
mengerjakan uji sempel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA