Anda di halaman 1dari 2

Nama: Nurussa’adah

Nim: 180502052

Kelas/Jurusan: IV-B Perbankan Syariah

RESUME STUDI HADITS EKONOMI KELOMPOK 12: TAFLIS

A. Pengertian Taflis
Secara etimologi, at-Taflis berarti pailit (muflis) atau jatuh miskin. Dalam hukum
positif, kata pailit mengacu kepada keadaan orang yang terlilit oleh utang. Dalam
bahasa fiqh, kata yang digunakan untuk pailit adalah iflas (berarti:tidak memiliki
harta/fulus), sedangkan orang yang mengalami pailit disebut pailit dan putusan
hakim yang menetapkan bahwa seseorang jatuh pailit disebut taflis.
Secara terminology, at-Taflis (penetapan pailit) didefinisikan oleh para ulama
fiqh dengan :

Keputusan hakim yang melarang seseorang bertindak hukum atas hartanya.

B. Dasar Hukum Penentuan seseorang Jatuh Pailit


Atas pengaduan orang yang berpiutang, menurut para ulama fiqh, seseorang yang
terlilit hutang pada mereka dapat diajukan sebagai tergugat kepada hakim, sehingga
ia dinyatakan jatuh pailit. Sebuah riwayat menyatakan bahwa Rasulullah SAW
menetapkan Mu’az Ibn Jabal sebagai orang yang terlilit utang dan tidak mampu
melunasinya (pailit). Kemudian Rasulullah SAW melunasi utang Mu’az Ibn Jabal
dengan sisa hartanya. Akan tetapi, karena para piutang merasa piutangnya tidak
sepenuhnya dapat mereka terima, mereka melakukan protes kepada Rasulullah
SAW. protes ini dijawan oleh Rasulullah SAW dengan mengatakan :

Tidak ada yang boleh diberikan kepada kamu selain itu. (HR. Ad-Daruqutni dan
Al-Hakim)
Berdasarkan hadis ini, para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa seorang hakim
berhakmenyatakan seseorang jatuh pailit dan tidak mampu membayar utang-
utangnya. Oleh sebab itu, hakim yang menyatakan seseorang jatuh pailit, berhak
melarang orang yang pailit itu bertindak hukum terhadap sisa hartanya, sesuai
dengan presentase untungnya.
Para ulama fiqh juga menyatakan bahwa dalam soal utang-piutang, seorang
hakim tidak boleh melakukan intervensi terhadap harta orang lain, karena kaidah
umum dalam syariat Islam menyatakan bahwa :

“Hak orang lain dipelihara secara syara’”

C. Syarat-Syarat Penetapan Pailit/ Taflis


a. Utangnya menghabiskan hartanya.
b. Ia dituntut untuk melunasi hutangnya.
c. Dinyatakan pailit dengan keputusan hakim.

D. Pernyataan Pailit/ Taflis

Ulama mazhab maliki mengemukakan pendapat melalui keputusan hakim atau


tidak.

Sebelum seseorang dinyatakan pailit para kreditor berhak melarang debitor pailit
bertindak secara hukum terhadap sisa hartanya,

a. Persoalan hutang piutang ini tidak diajukan kepada hakim dan pihak debitor
dan kreditor dapat melakukan as-shulb: perdamaian.
b. Pihak kreditor mengajukan gugatan kepada hakim, supaya debitor dinyatakan
pailit dan mengambil sisa hartanya untuk pembayaran hutang.

Anda mungkin juga menyukai