PKM Kelompok
PKM Kelompok
Manfaat Protein Ikan Bandeng ( Chanos chanos ) sebagai Fish Cakes dengan
Penambahan Pewarna Alami sebagai Kekebalan Tubuh
BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Universitas Airlangga
Surabaya
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan ra
hmat serta hidayahnya kepada kita semua, program kreatifitas mahasiswa gagasan tertulis den
gan judul “Manfaat Protein Ikan Bandeng (Chanos chanos) sebagai Fish Cakes dengan
Penambahan Pewarna Alami ” ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tiada hambatan suatu
apapun. Mengingat masih mengingat keadaan yang tengah terjadi saat ini yaitu pandemi covi
d-19, sehingga penulis mendapatkan sebuah ide untuk membuat bahan pangan yang mudah d
an mempunyai nilai ekonomis tinggi . Oleh karena itu penulis mencoba menyusun program k
reativitas mahasiswa gagasan tertulis ini, dengan harapan dapat memberikan informasi tentan
g manfaat protein pada ikan bandeng tersebut.
Penulis berharap semoga gagasan tertulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat secara u
mum terkait secara khusus. Penulis menyadari bahwa penyusunan program kreativitas mahasi
swa gagasan tertulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan mas
ukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun agar gagasan tertulis ini lebih baik lag
i. Akhirnya penulis megucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam
penyusunan program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis ini, dan penulis berharap semoga
gagasan tertulis ini dapat membantu menambah wawasan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya ikan yang hidup pada wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat
keragaman hayati (bio-diversity) yang paling tinggi, sumberdaya tersebut paling tidak menca
kup hampir 37% dari spesies ikan di dunia. Pada wilayah perairan laut Indonesia terdapat beb
erapa jenis ikan bernilai ekonomis tinggi antara lain ikan tuna, cakalang, udang, tongkol, teng
giri, kakap, cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan hias
dan jenis kerang termasuk juga rumput laut. (Barani, 2004).
Potensi budidaya perikanan Indonesia cukup besar karena didukung oleh kondisi alam
Indonesia yang memiliki keragaman fisiografis yang menguntungkan untuk akuakultur dan ju
ga suhu air wilayah tropis relatif tinggi dan stabil sepanjang tahun memungkinkan kegiatan b
udidaya berlangsung sepanjang tahun. Tipologi bentang lahan dan pesisir yang beragam turut
serta memberi peluang untuk pengembangan komoditas budidaya yang beragam jenisnya. (N
urdjanah dan Rakhmawati, 2006).
Salah satu komoditas ikan air laut budidaya memiliki peluang yang sangat besar dikem
bangkan untuk pemenuhan gizi masyarakat adalah ikan bandeng (Chanos chanos). Ikan band
eng (Chanos chanos) merupakan salah satu ikan budidaya yang digemari oleh masyarakat seh
ingga menjadi salah satu komoditas budidaya unggulan. Ikan bandeng memiliki potensi untuk
dikemabangkan sebagai bahan baku untuk produka olahan yang lebih bervariasi. Komoditas
perikanan ini mudah untuk dibudidayakan serta harganya terjangkau oleh lapisan masyarakat
kebawah dan juga kandungan gizinya cukup untuk membantu pertumbuhan anak-anak. (Susa
nto, 2010).
Ikan bandeng memiliki kandungan gizi berupa kandungan kalsium dan protein dalam se
tiap 100 g daging ikan bandeng sebesar 20 mg dan 20 g. (Saparinto, 2006). Ikan bandeng jug
a memiliki kandungan protein sekitar 20-24% yang terdiri dari asam amino glutamat 1,23% d
an lisin 2,25% (Hafiludin 2015; Prasetyo et al. 2015), selain kandungan protein, ikan bandeng
juga kaya akan kandungan asam lemak omega 3 yang mencapai 14,2% dari total lemak (Nusa
ntari et al. 2016).
GAGASAN
Masalah kerawanan pangan di Indonesia
Masalah kerawanan pangan masih menjadi isu global yang menjadi perhatian utama saa
t ini yang tidak hanya terjadi di negara miskin dan negara berkembang saja namun juga di ne
gara maju. Pentingnya masalah kerawanan pangan ini menjadi poin utama yang dibahas perte
muan tingkat dunia yang tertuang dalam MDGs dan SDGs. Di negara berkembang, lebih dari
setengah pendapatan rumah tangga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka da
n hal ini menyebabkan keadaan rawan jika terjadi fluktuasi harga secara tiba-tiba yang dapat
mendorong orang masuk dalam kemiskinan dan menghambat upaya pengentasan kemiskinan.
Kerawanan pangan menunjukkan ketidakteraturan akses terhadap jumlah dan kualitas pangan
dan hal ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia (Hapsari dan Rudiarto, 2017).
Untuk itulah masalah rawan pangan segera dicarikan solusinya, agar ketersediaan pang
an dapat diwujudkan di seluruh wilayah tanah air. Misalnya, implementasi UU Pokok Agraria
No. 5 th. 1960, agar para petani memiliki cukup lahan pertanian untuk keperluan produksi pa
ngan. Perlu adanya perubahan mind set masyarakat, agar yang namanya pangan itu tidak han
ya sekedar beras, jagung, tapi ubi-ubian, sagu, dan lain-lain, perlu juga dibudidayakan untuk
memenuhi kebutuhan pangan kita. Keanekaragaman pangan inilah yang mungkin bisa menja
di makanan alternatif untuk terbebas dari ancaman kelaparan (Suharyanto, 2011).
KESIMPULAN
Konsumsi protein masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dengan menambah konsu
msi protein hewani khususnya protein dari ikan. Seiring meningkatnya kebutuhan global akan
bahan protein ikan, sumber terbesar dewasa ini ialah surimi. Surimi mempunyai potensi yang
besar untuk dikembangkan sebagai sumber protein yang bermutu dan baik untuk kesehatan di
bandingkan dengan makanan dari daging lainnya. Permintaan yang terus meningkat menimbu
lkan masalah pasok dan harga karena jenis ikan yang baik untuk dijadikan surimi terbatas, se
hingga mengancam ketersediaan stok global. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemanfaa
tan ikan bandeng oversize sebagai bahan baku surimi kemudian melakukan penganekaragama
n dengan pembuatan fish cakes dengan penambahan pewarna alami yang mengandung antiok
sidan. Konsumsi fish cakes ini aman dan baik untuk tubuh sehingga dengan mengkonsumsi p
roduk ini kesehatan masyarakat akan meningkat dan konsumsi protein masyarakat Indonesia
dapat menigkat. Berdasarkan estimasi dan perhitungan, fish cakes dengan jumlah persaji seba
nyak 60 gram mampu menyumbang 9,2 gram protein atau sekitar 17% dari total kebutuhan pr
otein sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, T. I. 2012. Mutu Fisik dan Mikrostruktur Kamaboko Ikan Kurisi (Nemipterus nemat
ophorus) dengan Penambahan Karaginan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indon
esia, 15(1): 17-26.
Anggraeny, O., C. Dianovita, E. N. Putri, M. Sastrina, dan R. S. Dewi. 2016. Korelasi Pembe
rian Diet Rendah Protein Terhadap Status Protein, Imunitas, Hemoglobin, dan Nafsu
Makan Tikus Wistar Jantan. Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(2): 105-122.
Atma, Y. 2015. Studi Penggunaan Angkak sebagai Pewarna Alami dalam Pengolaan Sosis D
aging Sapi. Jurnal Tekonologi, 7(2): 76-85.
Barani, H. M,. 2004. Pemikiran Percepatan Pembangunan Perikanan Tangkap Melalui
Gerakan Nasional. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Sekolah Pasca Sarjana/S3
Institut Pertanian Bogor. 1-24.
Chin, M. L., K. Clark, dan D. Layman. 2010. Dietary Protein Recommendation for Adequate
Intake and Optimal Health, A Tool Kit for Healthcare Professionals. ENC. Park Ridg
e.
Djazuli, N., M. Wahyuni, D. Monintja, dan A. Purbayanto. 2009. Modifikasi Teknologi Peng
olahan Surimi dalam Pemanfaatan “By-Catch” Pukat Udang di Laut Arafura. Jurnal P
engolahan Hasil Perikanan Indonesia, 12(1): 17-30.
Djunaidah, I. S. 2017. Tingkat Konsumsi Ikan di Indonesia: Ironi di Negeri Bahari. Jurnal Pe
nyuluhan Perikanan dan Kelautan, 11(1): 12-24.
Hafiludin. 2015. Analisis kandungan gizi pada ikan bandeng yang berasal dari habitat yang
berbeda. Jurnal Kelautan, 8(1): 37-43.
Hapsari, N. I. dan I. Rudiarto. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerawanan dan Keta
hanan Pangan dan Implikasi Kebijakannya di Kabupaten Rembang. Jurnal Wilayah d
an Lingkungan, 5(2): 125-140.
Hikmayani, Y., T. Aprilliani, dan T. R. Adi. 2017. Alternatif Solusi bagi Keberlanjutan Indus
tri Surimi di Indonesia. Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi Kelautan dan Peri
kanan, 3(1): 39-50.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Gizi Di Indonesia. Jakarta Selatan: Kem
enterian Kesehatan Republik Indonesia; 2016. 1-10 p.
Nurdjanah, M.L. dan Rakhamawati, D. 2006. Membangun Kejayaan Perikanan Budidaya. Di
dalam 60 Tahun Perikanan Indonesia (Eds. Cholik et al.). Masyarakat Perikanan Nusa
ntara. 189-200.
Nusantari E, Abdul A, Harmain RM. 2016. Ikan bandeng tanpa duri (Chanos chanos) sebagai
peluang bisnis masyarakat Desa Mootinelo, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gor
ontalo. Agrokreatif, 3(1): 78-87.
Oktasari, T., Suparmi, dan R. Karnila. 2015. Pembuatan Isolat Protein Ikan Gurami (Osphron
emus gouramy) dengan Metode pH Berbeda. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Peri
kanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau,2(2): 1-12.
Prasetyo DY, Darmanto YS, Swastawati F. 2015. Efek perbedaan suhu dan lama pengasapan
terhadap kualitas ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) cabut duri asap. Jurnal Aplika
si dan Teknologi Pangan, 4(3): 94-98.
Pujilestari, T. 2015. Review : Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam untuk Keperluan In
dustri. Dinamika Kerajinan dan Batik, 32(2): 93-106.
Ramdja, A. F., R. M. A. Aulia, dan P. Mulya. 2009. Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak den
gan Menggunakan Etanol. Jurnal Teknik Kimia 3(16): 52-58
Saparinto, Cahyo,. 2006. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suharyanto, H. 2011. Ketahanan Pangan. Jurnal Sosial Humaniora 4(2): 186-194.
Sumaryanto. 2009. Diversifikasi sebagai Salah Satu Pilar Ketahanan Pangan. Forum Penelitia
n Agro Ekonomi 27(2): 93-108.
Susanto, Eko,. 2010. Pengolahan Bandeng Duri Lunak (Channos channos Forsk). Semarang :
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Jurusan Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang.
Widati, A. S., E. S. Widyastuti, Rulita, dan M. S. Zenny. 2011. Pengaruh penambahan tepung
tapioka terhadap kualitas keripik bakso daging ayam dengan metode penggorengan va
kum. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 21(2): 11-27.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP