Anda di halaman 1dari 23

Artikel Fanpage

1. Kebenaran (Kesejatian) hanya dapat menjelma dalam kesadaran meditasi, bukan


dalam kesadaran yang spekulatif, tidak pernah. Pada saat engkau berfikir atau
memikirkannya, engkau tersesat. Kebenaran menjelma hanya saat engkau dalam keadaan
tanpa pikiran dan pemikiran, ketika tidak ada yang mengendalikan di dalam dirimu.
Ketika tidak ada satu pun riak dalam danau kesadaran di dalam diri. Kesejatian itu adalah
tanpa wujud, tanpa nama. Semua nama adalah usaha kita untuk berkomunikasi dengan
keheningan abadi, tapi semua itu gagal.

Para sufi memiliki seratus nama Tuhan, tidak benar-benar seratus, tapi sembilan puluh Sembilan.
Saya menyebutnya dengan sembilan puluh sembilan nama Kekosongan. Yang nyata, yang
keseratus, adalah kosong. Apa sebenarnya ini, tidak dikatakan, tidak diungkapkan. Ia di biarkan.
Sembilan puluh sembilan nama diberikan, kemana yang keseratusnya? Itu lah nama yang
sebenarnya- yang mana tidak dapat di ucapkan, yang tidak dapat diungkapkan. Jika diungkapkan
ia akan menjadi jelek, kotor. Bagaimana yang paling sejati dapat diungkapkan? Dan sekali
diungkapkan, bagaimana ia tetap sejati?

Lao Tzu mengatakan “Saya tidak mengetahui namanya – tidak ada yang tahu – oleh karenanya
saya akan memanggilnya Tao”. Ia harus dipanggil sebagai sesuatu, tapi tidak ada nama yang
merupakan nama yang sebenarnya. Ketika semua nama telah hilang dari pikiranmu, dan engkau
hanya melihat, ada, tidak melakukan apa-apa, engkau memperoleh pandangan sekilas,
penembusan pertama oleh yang tidak terbatas ke dalam yang terbatas. Engkau menjadi penuh
makna. Penembusan pertama oleh langit ke bumi, dan cangkang benih telah pecah, dan engkau
bertumbuh. Dan pertumbuhan itu seperti sesuatu yang seketika terjadi, tidak ada yang engkau
lakukan, engkau hanya mengizinkan ia terjadi. Ini adalah hal pertama yang perlu di ingat.

Dari: The Wisdom of the Sand (ceramah mengenai Sufi), Volume 1 Chapter 7: The Mad King's
Idol.

2. Beradalah bersama tubuhmu. Keluar dari pikiranmu dan masuk ke dalam indra-
indramu. Itulah satu-satunya jalan menjadi religius. Ini akan terlihat bertentangan,
paradox, tapi biarlah saya mengatakan ini; satu-satunya jalan menjadi religious adalah
dengan berada di dunia, dan benar-benar ada di dalam dunia ini- karena Tuhan
bersembunyi di dalam dunia. Tidak ada “dunia yang lain”. Dunia yang lain adalah bagian
terdalam dari dunia ini, ia tidak terpisah dari dunia ini.

Saya menentang semua praktek penyiksaan diri (asketik). Dan dimasa yang akan datang praktek-
praktek menyiksa diri akan dirawat di rumah sakit jiwa. Dan dari seratus orang yang engkau
sebut sebagai manusia suci, Sembilan puluh Sembilan orang diantaranya adalah orang sakit jiwa,
tapi karena engkau percaya engkau tidak dapat melihat apa yang terjadi. Sekali engkau percaya
pada suatu hal, kepercayaan itu akan membuat kejadian (fenomena).
Jika engkau membuang semua kepercayaan (believe) dan engkau mulai melihat dengan
kejernihan, engkau akan terkejut: Umat manusia menderita bukan karena orang-orang yang tidak
religious, umat manusia menderita di tangan orang-orang yang disebut religious. Penderitaan
terbesar umat manusia muncul dari dipisahkannya tubuh dan jiwa. Umat manusia telah menjadi
sakit mental karena orang-orang suci mu itu, karena gereja-gerejamu itu (Institusi-institusi
agama), dan kitab suci-kitab sucimu itu. Dan saya tidak mengatakan bahwa tidak pernah ada
orang-orang yang benar-benar suci, mereka pernah ada: Jesus atau Diogenes, Buddha dan
Krisha, Zarathustra dan Lao Tzu- orang-orang ini mencintai kehidupan. Dan Tradisi yang
mengatakan sesuatu yang lain adalah diciptakan oleh orang-orang yang sakit jiwa.

Sekarang orang-orang Kristen mengatakan Jesus tidak pernah tertawa: Ini benar-benar omong
kosong. Omong kosong ini adalah yang dipaksakan orang-orang Kristen kepada Jesus. Mereka
telah menggambarkan Jesus sebagai seorang yang sedih, bermuka masam. Jesus yang di dalam
gereja adalah Jesus yang palsu. Gereja-gereja telah menciptakan Jesus yang tiruan yang menurut
mereka sendiri. Jesus yang sebenarnya, Jesus yang asli, adalah manusia yang penuh canda tawa,
manusia yang penuh perayaan. Kenyataannya, tidak bisa sebaliknya.

Pesanku kepadamu adalah: Nikmati kehidupan sepenuh mungkin dan engkau akan semakin
dekat dan dekat dengan keillahian, engkau akan semakin dekat dengan rumah (pencerahan).

Diambil dari: The Wisdom of the Sands (Ceramah tentang Sufi), Volume 1 Chapter 2; Trust in
Allah.

3. Cinta bukanlah benar-benar urusan utama bagi anak muda, ketertarikan anak
muda adalah sex. Ketika seorang anak muda mengatakan “Saya mencintaimu” kepada
seorang gadis, ia hanya berencana bagaimana mengajaknya ketempat tidur. Semua ini
omong kosong, ia tahu, tapi ini harus dilakukan, ini adalah bagian dari permainan. Jika
engkau meminta seorang gadis dengan tiba-tiba “Bagaimana dengan Sex?”, perempuan
itu mungkin akan berteriak atau memanggil polisi; ajakan sex sangat tidak diharapkan.
Engkau harus merayunya. Dan si perempuan juga akan berfikir jika engkau merayu
terlalu lama, ia menjadi bosan. Jika engkau terus-terusan mengatakan “aku mencintaimu,
aku mencintaimu” dan tidak ada tanda-tanda untuk mengajaknya ketempat tidur, dia akan
bosan. Pengantarnya tidak boleh terlalu panjang. Pengantar itu seharusnya tidak seperti
bukunya George Bernard Shaw, dimana inti bukunya hanya terdiri dari seratus halaman
tetapi kata pengantarnya dua ratus halaman. Siapa yang mau dengan buku itu? Sebuah
pengantar adalah sebuah pengantar dan harus mempermudah (tidak terlalu panjang).

Ketertarikan anak muda adalah pada sex, bukan cinta. Cinta adalah sebuah alasan, Cinta adalah
sebuah kesopanan, Cinta adalah sebuah tradisi, tapi keinginan yang sebenarnya dari anak muda
adalah sex. Cinta adalah seperti gula yang kita gunakan untuk membungkus pil yang pahit, itulah
ketertarikan anak muda. Cinta sejati mereka adalah sex.
Bukanlah suatu kebetulan anak-anak muda diseluruh dunia telah menyebut sex dengan
“bercinta” (making love). Itu lah cinta mereka. Kedalamannya mereka tidak tahu. Anak-anak
muda memang tetap dangkal.

Sex itu dangkal, begitu juga dengan anak-anak muda. Anak-anak muda tidak dapat memiliki
kedalaman, dan anak-anak muda tidak dapat memiliki pemahaman yang kalem. Anak-anak muda
itu gelisah, masa muda adalah masa yang mengairahkan (menggemparkan). Bagus!! Saya tidak
mengatakan itu salah. Ini menciptakan kemungkinan untuk bertumbuh. Engkau harus melewati
banyak pengalaman, manis dan pahit. Engkau harus melewati banyak tahap kegelisahan,
kenikmatan, kehebohan; hanya dengan begitu satu moment akan datang ketika engkau mulai
mengerti. Pengalaman-pengalaman itu menyiapkanmu, pengalaman-pengalaman itu
membersihkanmu. Engkau harus melewati api masa muda untuk menjadi emas murni di masa
tua. Orang yang benar-benar tua adalah bijaksana, ia memiliki cahaya di dalam dirinya. Ia telah
menjalani hidupnya, ia telah matang. Ia tahu apa itu kehidupan; ia tahu kegembiraannya;
kesedihannya, naik dan turunnya, ia tahu nerakanya kehidupan dan surganya kehidupan. Ia telah
melihat semuanya. Dengan melihat semuanya, pemahaman yang luar biasa, kasih saying dan
cinta tumbuh di dalam dirinya.

Diambil dari: The Wisdom of the Sands (Ceramah tentang Sufi) Volume 1, Chapter 5. The Oasis
Exist in Your Awareness

4. Saya katakan kepadamu bahwa Sufi bukanlah sebuah sistem, karena semua sistem
menciptakan perbudakan. Sistem (sistem kepercayaan,-agama) menciptakan penjara di
sekelilingmu. Sufisme adalah kebebasan. Sufisme tidak menciptakan sistem apapun di
sekelilingmu. Sufisme tidak mengatakan padamu untuk percaya (believe) pada suatu
sistem tertentu. Ya, Sufisme berbicara tentang kepasrahan (trust), tapi bukan tentang
kepercayaan (belief). (*Dalam konteks ini, penerjemah kesulitan untuk membedakan arti
kata trust dan believe dalam bahasa Indonesia. Kata trust disini akhirnya diterjemahkan
sebagai kepasrahan, yang mengandung makna “kemampuan untuk yakin dan
memasrahkan diri, atau ”nrimo” dalam bahasa jawa”. Harap maklum.)

Rasa pasrah dan yakin (trust) adalah sesuatu hal yang berbeda. Kepercayaan (belief) adalah
kepercayaan pada sebuah teori, pada sebuah pilosofi, pada sebuah pandangan terhadap dunia:
engkau percaya (believe) pada Islam, engkau percaya (believe) pada Hindu, engkau percaya
(believe) pada Kristen. Tapi ketika engkau pasrah (trust), engkau pasrah (trust) pada kehidupan.
Engkau tidak percaya (believe) pada kehidupan, tapi pasrah (trust) pada kehidupan. Dan ingat,
kepercayaan adalah dari kepala, rasa pasrah adalah dari hati. Kualitas mereka berbeda, sangat
bertentangan. Jangan pernah menjadi satu bagian dari sistem kepercayaan. Jangan pernah
menjadi seorang Hindu, seorang Muslim, seorang Jaina atau seorang Buddhist. Ketika engkau
menjadi bagian dari sistem kepercayaan engkau telah menjadi budak.

Jika engkau dapat menemukan sebuah tempat, sebuah ruang, dimana kepercayaan tidak
dipaksakan kepadamu, tetapi rasa pasrah dan nrimo ditumbuhkan, beradalah disitu. Itu adalah
tempat yang tepat dimana engkau dapat benar-benar bertumbuh dan bertumbuh menuju
kebebasan. Tidak ada pertumbuhan yang lain, bertumbuh dalam kebebasan adalah satu-satunya
pertumbuhan”-OSHO

Diambil dari : The Wisdom of the Sands (Ceramah tentang Sufism) Vol 1. Chapter 1: The Tale
of the Sands

5. Kesadaran adalah jalan yang sesungguhnya. Bukan mencandu juga bukan meninggalkan,
tapi tetaplah sadar.Lakukanlah apa pun yang engkau lakukan, lakukan dengan penuh
kesadaran. Jika engkau melangkah dalam gairah birahi, melangkahlah dengan penuh
kesadaran, dan gairah birahi menjadi doa, dan gairah birahi menjadi memiliki kualitas
yang berbeda. Di timur kita menyebut kualitas yang seperti itu dengan sebutan Tantra.
Nama sex bukan lagi sex, dan ia sama sekali bukan seksual. Begitu engkau memasuki
birahi dengan penuh kesadaran, engkau telah benar-benar merubah kualitasnya. Ia bukan
lagi sekedar bersifat fisik, ia bukan lagi pelepasan yang bersifat fisik, ini adalah sebuah
pengalaman yang mendalam dengan kehidupan. Ini adalah pengalaman yang luar biasa
tentang tanpa-pikiran (no-mind). Ini adalah pintu kemungkinan menuju ruang yang maha
agung.

Di dalam orgasme yang mandalam, jika engkau sadar, engkau akan tahu untuk yang pertama
kalinya apa itu ekstasi (*suatu keadaan ekstatik, kenikmatan & kebahagiaan yang luar biasa).
Jika tidak engkau hanya mendengarkan kata-kata itu tanpa mengetahui arti yang sesungguhnya.
Hanya dalam orgasme yang mendalam, jika engkau sadar, jika api kesadaranmu menyala terang,
engkau akan mengetahui bahwa sex bukanlah hanya sekedar sex. Sex adalah lapisan terluar, jauh
di dalam ia adalah cinta, dan jauh lebih dalam lagi ia adalah doa, dan di bagian yang terdalam ia
adalah Tuhan itu sendiri. Sex dapat menjadi suatu pengalaman kosmik, maka itu lah Tantra. Sex
plus kesadaran, dan sesuatu yang luar biasa mulai terjadi.

Diambil dari : Ectasy; the Forgotten Language (ceramah tentang Kabir). Chapter 3. Natural,
Spontaneous, Aware

6. Seorang Sufi mistik, Bayazid, sering berbicara kepada muridnya tentang kesadaran
(awaraness), dan mereka bertanya “tapi apa itu kesadaran? Engkau terus menerus
membicarakan tentang ini.”

Suatu hari Bayazid membawa murid-muridnya ke sungai. Disisi sebelah sini ada bukit kecil dan
disisi seberang juga ada bukit kecil. Ia berkata “Kita akan menggantungkan jembatan kayu yang
panjang- hanya selebar telapak kaki- dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan engkau harus
berjalan diatasnya. Dengan begitu engkau akan mengetahui apa itu kesadaran.”

Murid-murid berkata “tapi kita sudah berjalan di seluruh hidup kita, dan kami belum juga
mengetahui.”

Bayazid berkata “tunggu” dan dia melakukan percobaan. Banyak dari mereka mulai merasa
sangat ketakutan, dan mereka berkata “kami tidak dapat berjalan. Hanya selebar telapak kaki?.”
Tapi seberapa lebar yang engkau butuhkan untuk dapat berjalan diatasnya? Ketika engkau
berjalan di atas tanah, engkau dapat berjalan diatas garis yang lebarnya setelapak kaki dengan
mudahnya. Kenapa, kenapa engkau tidak bisa berjalan diatas jembatan yang lebarnya sama yang
digantung di antara dua bukit? Kenapa engkau tidak dapat berjalan di atasnya?

Beberapa orang mencoba. Setelah melangkah beberapa langkah, dua tiga langkah mereka
kembali, dan mereka berkata “ini berbahaya”. Lalu Bayazid berjalan di atas jembatan itu dan
beberapa orang mengikutinya, dan ketika mereka sampai di seberang, mereka sungkem di kaki
Bayazid dan mereka berkata “Guru, sekarang kami memahami apa itu kesadaran (Awareness).
Bahaya begitu besar sehingga kami tidak dapat melangkah dengan lengah dan mengantuk.”

Pada beberapa moment yang sangat berbahaya engkau menjadi sadar (waspada, terjaga), jika
tidak berbahaya cenderung tidak sadar dan lengah. Kesadaran artinya sebuah intensitas, sebuah
keterjagaan dengan intensitas sehingga tidak ada pikiran yang mengganggu. Engkau hanya sadar
(terjaga, waspada), tanpa pikiran.

Cobalah! Engkau dapat mencobanya dimana saja. Melangkah di jalan, melangkahlah seolah-olah
ada bahaya. Dan sebenarnya ada bahaya. Karena setiap saat engkau dapat saja mati, setiap saat
kematian ada disana. Jika engkau mencoba sedikit saja memahami engkau akan paham. Sangat
tidak mungkin untuk tidak sadar (terjaga dan waspada) jika engkau melihat kematian itu
mungkin di setiap saat. Dengan begitu engkau tidak bisa lagi hidup seperti orang mabuk

Diambil dari Osho : Ectasy; the Forgotten Language (Ceramah tentang Kabir). Chapter 3.
Natural, Spontaneous, Aware.

7. Tatkala engkau menerima dirimu, engkau menjadi pribadi yang indah. Ketika
engkau berbahagia dengan tubuhmu sendiri, engkau juga akan bahagia. Banyak orang
akan mencintaimu karena engkau mencintai dirimu. Sekarang engkau marah pada dirimu,
engkau tahu engkau jelek, engkau tahu dirimu menjijikan, mengerikan. Ini akan mengusir
oran-orang, pemikiran yang seperti ini tidak akan membantu orang-orang supaya lebih
mencintaimu, tapi akan menjauhkan mereka. Walaupun ketika mereka datang mendekat
padamu, saat mereka merasakan vibrasimu, mereka akan menyingkir menjauh.

Tidak perlu mengejar siapa-siapa. Pengejaran terjadi hanya karena kita belum benar-benar
mencintai diri kita. Jika tidak begitu, orang orang akan datang. Hampir sangat mustahil bagi
orang-orang itu untuk tidak mencintaimu jika engkau benar-benar mencintai dirimu.

Mengapa ada banyak orang datang kepada Buddha, dan kenapa ada banyak orang datang kepada
Saraha, dan mengapa ada banyak orang datang kepada Jesus? Orang-orang ini (Buddha, Saraha
& Jesus) benar-benar mencintai diri mereka sendiri. Mereka benar-benar sangat mencintai dan
mereka sangat berbahagia dengan diri mereka sendiri sehingga menjadi sangat alami tatkala
orang lewat di dekat mereka akan ditarik, seperti sebuah magnet, mereka menarik orang-orang
untuk mendekat. Mereka sangat terpesona dengan diri mereka sendiri, bagaimana engkau bisa
untuk tidak terpesona? Hanya dengan sekedar ada bersama mereka adalah sebuah kesenangan
dan kebahagiaan besar.

.
Di ambil dari : THE TANTRA VISION Vol 2. (Ceramah Osho tentang Nyanyian-Nyanyian
Saraha) Chapter 7: Intelligence is Meditation

8. Kecemburuan bukanlah bagian dari Cinta, Kecemburuan adalah bagian dari


kepemilikan. Kepemilikan tidak ada hubungannya dengan Cinta. Engkau ingin memiliki.
Melalui kepemilikan engkau merasa kuat: wilayahmu (teritori) menjadi lebih besar. Dan
jika orang lain berusaha menguasai wilayahmu, engkau menjadi marah. Atau jika
seseorang memiliki rumah yang lebih besar dari rumahmu, engkau menjadi cemburu atau
iri hati. Atau jika seseorang berusaha menghilangkan kepemilikanmu atas barang-
barangmu, engkau menjadi cemburu dan marah. Jika engkau mencintai, cemburu itu
tidak mungkin terjadi, sama sekali tidak mungkin.

Kecemburuan tidak ada hubungannya dengan Cinta. Jika engkau mencintai perempuanmu,
bagaimana mungkin engkau dapat cemburu? Jika engkau mencintai laki-lakimu, bagaimana
engkau dapat menjadi cemburu? Jika perempuanmu tertawa bersama orang lain, bagaimana
mungkin engkau dapat menjadi cemburu? Engkau akan berbahagia; perempuanmu bahagia,
kebahagiaannya adalah kebahagianmu. Bagaimana mungkin engkau dapat menentang
kebahagiaanya?

Engkau tidak benar-benar mencintai perempuanmu, atau laki-lakimu, atau temanmu. Jika engkau
benar-benar cinta, tentu kebahagiaanya adalah kebahagiaanmu. Jika engkau benar-benar cinta,
engkau tidak akan menciptakan kepemilikan. Cinta mampu memberikan kebebasan yang
sepenuhnya. Hanya cinta yang mampu memberikan kebebasan yang sepenuhnya. Dan jika
kebebasan tidak diberikan, ini bukanlah cinta tetapi sesuatu yang lain. Ini adalah salah satu
bentuk perjalanan ego.

Engkau memiliki seorang wanita yang cantik. Engkau ingin memamerkannya ke setiap orang, ke
seluruh kotamu, bahwa engkau memiliki seorang wanita yang cantik – seperti sebuah barang
yang dimiliki. Seperti ketika engkau memiliki sebuah mobil, dan engkau di dalam mobilmu,
engkau ingin semua orang tahu bahwa tidak ada orang yang memiliki mobil yang seindah ini.
Kasusnya sama seperti wanitamu. Engkau memberikannya berlian, tapi bukan karena cinta. Ia
menghiasi dirinya untuk ego mu (keangkuhanmu). Engkau membawanya dari satu klab ke klab
yang lain, tetapi ia harus tetap melekat padamu dan terus menerus menunjukkan bahwa ia adalah
milikmu. Setiap pelanggaran atas hak mu dan engkau marah, engkau dapat membunuh
wanitamu, yang engkau pikir engkau mencintainya.

Ada ego yang besar yang berkerja dimana-mana. Kita mau orang menjadi seperti benda. Kita
miliki mereka seperti benda, kita menurunkannya dari manusia menjadi benda. Sikap ini juga
berlaku bagi kepemilikan terhadap benda.

Dan engkau bertanya: KENAPA KECEMBURUAN SELALU MENGIKUTI CINTA SEPERTI


SEBUAH BAYANGAN?

And you ask: WHY DOES JEALOUSY ALWAYS FOLLOW LOVE AS A SHADOW?
Tidak pernah. Cinta sama sekali tidak membuat bayangan. Cinta itu sangat bening, tembus
pandang, sama sekali tidak dapat menimbulkan bayangan. Cinta bukan sesuatu yang padat, ia
sangat bersifat bening. Tidak ada bayangan yang ditimbulkan oleh cinta. Cinta adalah satu-
satunya fenomena di bumi ini yang tidak menimbulkan bayangan.

Di ambil dari : THE TANTRA VISION Vol 2. (Ceramah Osho tentang Nyanyian-Nyanyian
Saraha) Chapter 8. Love Makes No Shadow

9. Ingatlah kata-kata ini : “Ekspansi Kesadaran”. Dengan ekspansi itu, engkau meluas.
Suatu hari, ketika kesadaranmu absolut, mutlak dan tidak ada lagi bayangan kegelapan di
dalam dirimu, tatkala tidak ada lagi ketidak-sadaran di dalam dirimu, semuanya sudah
menjadi sadar, tatkala cahaya bersinar terang, tatkala engkau terang dari kesadaran di
dalam dirimu – engkau akan segera melihat bahwa langit pun bukan batasanmu, tidak ada
batasan bagimu.

Inilah keseluruhan pengalaman para mistikus-mistikus dari semua zaman. Ketika Jesus
mengatakan: “Aku dan Bapa-ku di surga adalah satu,” inilah yang Ia maksudkan. Ia mengatakan:
“Aku tanpa batas.” Ini adalah cara mengatakan hal yang sama, cara yang methapora, sebuah cara
yang bersifat simbolik: “Aku dan Bapa-ku di surga bukan dua tetapi satu- Aku, tinggal di dalam
tubuh yang kecil ini dan Ia, ada di seluruh alam semesta, adalah bukan dua tetapi satu. Sumberku
dan Aku adalah satu. Aku seluas Alam semesta itu sendiri.

Itulah artinya ketika mistikus-mistikus dari tradisi Upanisad mengatakan: “Aham Brahmasmi-
Aku adalah yang tertinggi, Aku adalah Tuhan.” Ini diungkapkan dalam suatu keadaan pikiran
yang maha sadar , keadaan yang tidak ada lagi ketidaksadaran. Inilah artinya ketika Sufi Mansur
Al-Hallaj mengatakan “Ana-al-Haqq – Aku adalah kebenaran, Aku adalah kesejatian”

Diambil dari: THE TANTRA VISION, Vol 1. (Ceramah OSHO tentang Nyanyian-Nyanyian
Saraha- Talks on the Royal Song of Saraha) Chapter 4. Love is Death

10. OSHO YANG TERKASIH, DAPATKAH ENGKAU MENJELASKAN


MENGENAI KEMATIAN DAN SENI MENGHADAPI PROSES KEMATIAN
ITU?

BELOVED OSHO, CAN YOU SAY SOMETHING ABOUT DEATH AND THE ART OF
DYING?

Deva Vandana (nama si penanya), hal pertama yang perlu diketahui tentang kematian adalah
kematian itu adalah kebohongan, tidak benar adanya. Tidak ada kematian, kematian adalah hal
yang paling bersifat khayalan (ilusi). Kematian adalah bayangan dari kebohongan yang lain.
Nama dari kebohongan yang lain itu adalah ego. Kematian adalah bayangan dari ego. Karena
adanya ego, kematian muncul disana. Rahasia untuk mengetahui kematian, untuk memahami
kematian, bukanlah pada kematian itu sendiri. Engkau harus menyelami lebih dalam dari
keberadaan ego. Engkau harus menengok, melihat, mengamati, sadar akan apa sebenarnya ego
itu. Dan ketika engkau menemukan bahwa ego itu tidak ada, tidak pernah ada, hanya seolah-olah
ada karena engkau tidak sadar, ia terlihat ada karena engkau membiarkan dirimu dalam
kegelapan, ketika engkau mengerti bahwa ego hanyalah ciptaan dari pikiran yang tidak sadar,
maka ego lenyap dan diikuti dengan lenyapnya kematian.

Dirimu yang sejati adalah abadi. Kehidupan tidak pernah dilahirkan juga tidak pernah mati.
Samudera tetap ada, ombaklah yang datang dan pergi – tetapi apa itu yang disebut ombak?
Hanya wujud, angin yang bermain-main dengan samudera. Ombak tidak memiliki keberadaan
yang mendasar atau susbstansial. Begitu juga dengan kita, kita adalah ombak, sesuatu yang
bermain-main. Tetapi jika kita melihat lebih dalam ke dalam ombak yang ada adalah samudera,
dan kedalamannya yang abadi dan misteri yang tak dapat diduga. Lihatlah lebih dalam ke dalam
dirimu dan engkau akan menemukan samudera. Dan samudera itu ada, dan selalu ada. Engkau
tidak dapat mengatakan ia pernah ada, engkau tidak dapat mengatakan ia akan ada. Engkau
hanya dapat menggunakan satu keterangan waktu, yaitu waktu saat ini. Ia ada.

Inilah yang dicari-cari oleh semua agama. Pencarian itu adalah untuk mencari apa yang benar-
benar ada, yang sejati. Kita telah menerima segala sesuatu yang bukan sebenarnya, bukan yang
sejati, dan yang terbesar yang menjadi pusatnya adalah ego. Dan tentu saja ia menimbulkan
bayangan yang besar, dan bayangan itu adalah kematian.

Mereka yang mencoba memahami kematian secara langsung tidak akan dapat masuk kedalam
misteri dari kematian. Mereka akan bergulat dengan kegelapan. Kegelapan itu tidak ada, engkau
tidak dapat bergulat dengannya. Bawa cahaya, dan kegelapan tidak ada lagi. Bagaimana kita
dapat mengetahui ego? Bawa kesadaran kedalam hidupmu. Setiap tindakan harus dilakukan tidak
dengan begitu otomatis dibandingkan dengan tindakan sebelum-sebelumnya, dan engkau
memiliki kuncinya. Jika engkau berjalan, jangan berjalan seperti robot. Jangan berjalan seperti
engkau biasanya berjalan, jangan lakukan secara mekanis. Bawa sedikit kesadaran kedalamnya,
perlahan, biarlah setiap langkah diambil dengan kesadaran penuh.

Buddha selalu mengatakan kepada murid-muridnya bahwa jika engkau mengangkat kaki kirimu,
di dalam hatimu katakan “kiri”. Ketika engkau mengangkat kaki kananmu, di dalam benakmu
katakan “kanan”. Pertama-tama ucapkanlah, sehingga engkau menjadi terbiasa dengan proses
yang baru ini. Lalu perlahan-lahan biarkan kata-kata itu lenyap, ingatlah saja “kiri, kanan, kiri,
kanan.” Coba lakukan dalam tindakan-tindakan kecil. Engkau tidaklah harus melakukan tindakan
yang besar. Makan, mandi, berenang, berjalan, berbicara, mendengar, memasak makananmu,
mencuci bajumu—cobalah membuatnya menjadi tidak otomatis. Ingatlah kata “menjadikannya
tidak otomatis” (deautomatization), inilah seluruh rahasia untuk menjadi sadar.

Diambil dari : The Book of Wisdom. (Ceramah mengenai tujuh point latihan pikiran Atisha).
Bab 14. Guru-guru yang lain dan lain-lainnya. Diberikan pada 24 Pebruari 1979 pagi, di Buddha
Hall.
11. Meditasi adalah sumbernya, kasih sayang mengalir melimpah dari sumber itu.

Meditation is the source, compassion is the overflow of that source.

Orang-orang yang tidak meditatif tidak memiliki energi untuk cinta, untuk kasih sayang, untuk
perayaan. Orang-orang yang tidak meditative tidak terhubung dengan sumber energi di dalam
dirinya, ia tidak terhubung dengan sang samudera. Ia hanya memiliki sedikit energi yang berasal
dari makanan, dari udara, dari hal-hal materi- ia hidup dengan energy-energi fisik. Energi fisik
memiliki batasan. Energi fisik terbentuk pada suatu waktu tertentu, lalu habis dalam beberapa
waktu berikutnya. Energi fisik ini ada diantara kelahiran dan kematian. Energy fisik itu seperti
lampu minyak yang menyala karena ada minyaknya, begitu minyaknya habis, nyala apinya pun
lenyap.

Orang-orang yang meditatif mengetahui sesuatu yang tidak terbatas, mereka terjembatani dengan
sumber energi yang tidak pernah abis. Mereka menyala terus, nyala mereka tidak pernah lenyap.
Nyala itu tidak dapat lenyap, karena nyala itu tidak pernah muncul atau berawal. Nyala itu tidak
pernah mati, karena nyala itu tidak pernah tercipta.

Bagaimana menjembatani seseorang dengan sumber energi kehidupan yang tidak pernah habis
itu, yang berlimpah, yang begitu kaya? Engkau dapat menyebut energi yang tidak pernah habis
itu sebagai Tuhan, atau engkau dapat menyebutnya kebenaran atau hakikat, atau dengan apa pun
engkau ingin menyebutnya. Tapi satu hal yang pasti, bahwa setiap manusia adalah ombak dari
sesuatu yang tidak terbatas. Jika sang ombak melihat ke dalam, ia akan menemukan sesuatu yang
tidak terbatas itu. Jika sang ombak ini terus menerus melihat ke luar ia akan tetap tidak
terhubung, tidak terhubung dari kerajaannya sendiri, tidak terhubung dari sifat alaminya.

Jesus menyebut sifat alami itu sebagai kerajaan Tuhan. Ia berkali-kali mengatakan “Kerajaan
Tuhan ada di dalam dirimu. Pergilah ke dalam.” Meditasi tidak lain adalah jembatan untuk
melangkah ke dalam. Sekali meditasi itu terjadi, satu-satunya hal yang tersisa untuk terjadi
adalah kasih sayang.

Buddha, asal mula guru di garis perguruann Atisha, mengatakan, jika kasih sayang belum
menjelma di dalam dirimu, jangan pernah puas dengan meditasi saja. Engkau baru pergi
setengah jalan, engkau masih harus berjalan sedikit lebih jauh lagi. Jika meditasi yang engkau
lakukan itu benar, maka akan berlimpah dengan aliran kasih sayang. Seperti halnya ketika lampu
dinyalakan dan langsung memancarkan cahaya, cahaya lampu itu lansung melenyapkan
kegelapan, begitu lampu di dalam diri menyala, kasih sayang adalah sinarnya.

Kasih sayang adalah satu-satunya bukti bahwa meditasi telah menjelma, menjadi ada, telah
terjadi. Cinta adalah harum yang membuktikan bahwa teratai dengan seribu kelopak di dalam
dirimu yang paling dalam telah mekar, musim semi telah tiba, dan engkau bukan lagi orang yang
sama dari sebelumnya, personaliti telah lenyap dan individu telah lahir, dan engkau tidak lagi
tinggal di dalam gelap, engkau adalah cahaya.
Diambil dari : The Book of Wisdom. (Ceramah mengenai tujuh point latihan pikiran Atisha).
Chapter 5. Sowing White Seeds
.

12. Heninglah. Keheningan Adalah Satu-Satunya Doa.


Be Silent. Only Silence Is Prayer.

Jika engkau pergi ke tempat ibadah dan doamu menjadi keinginan, doamu tidak akan pernah
didengar. Karena doa hanya mungkin ada jika keinginan tidak ada. Sebuah keinginan tidak akan
pernah menjadi doa. Jika engkau meminta sesuatu, engkau akan melewatkannya. Engkau tidak
berdoa. Dan Tuhan mengetahui apa pun yang menjadi keinginanmu.

Ada seorang suci Sufi, Bayazid namanya, dan ia selalu mengatakan: “Tuhan mengetahui apa pun
kebutuhanku, jadi aku tidak pernah berdoa. Karena hal itu adalah bodoh. Apa yang harus
dikataka kepada-Nya? Ia telah mengetahuinya. Jika aku mencoba mencari tahu sesuatu yang Ia
tidak ketahui, itu juga adalah bodoh. Bagaimana mungkin engkau menemukan hal yang seperti
itu? Oleh karenanya aku tidak pernah khawatir. Apapun yang aku butuhkan, Ia selalu memberi.”

Tapi pada suatu ketika, Ia sangat sangat miskin, lapar, dan ditolak oleh orang-orang di kota yang
dilewatinya. Tidak ada yang mau memberinya tempat menginap. Malam itu begitu gelap dan ia
duduk dibawah pohon, di pinggir kota yang tempatnya berbahaya. Dan seorang muridnya
berkata; “lalu bagaimana dengan situasi ini? Jika Ia (Tuhan) mengetahui bahwa pencinta-Nya,
Bayazid, sedang dalam kesulitan seperti ini, orang-orang di kota telah menolaknya, ia lapar dan
tanpa makanan, duduk dibawah pohon, binatang buas banyak berkeliaran, ia tidak dapat tidur –
Tuhan macam apa yang engkau bicarakan yang mengetahui segala sesuatu yang engkau
butuhkan?”

Bayazid tertawa dan berkata, “Ia mengetahui bahwa hal inilah yang aku butuhkan saat ini. Inilah
kebutuhanku. Jika tidak, bagaimana mungkin ini terjadi? Mengapa situasi ini begini? Tuhan
mengetahui kapan engkau membutuhkan kemiskinan, dan Tuhan mengetahui kapan engkau
membutuhkan kekayaan. Dan Tuhan mengetahui kapan engkau harus berpuasa dan Tuhan
mengetahui kapan engkau harus pergi ke pesta makan-makan. Ia mengetahui, dan inilah
kebutuhanku saat ini.

Engkau tidak dapat meminta. Jika engkau meminta, engkau tidak akan diberikan. Meminta
menandakan bahwa engkau belum siap untuk menerimanya. Doa haruslah keheningan.
Keheningan adalah doa. Jika kata-kata muncul, dengan seketika keinginan mengikutinya, karena
kata-kata adalah kendaraan keinginan. Dalam keheningan, bagaimana mungkin engkau memiliki
keinginan? Sudahkah engkau mencobanya? Dalam keheningan, dapatkah engkau menginginkan
sesuatu? Bagaimana engkau dapat memiliki keinginan dalam keheningan? Dibutuhkan bahasa.
Bahasa adalah milik dunia keinginan. Oleh karena itu, mereka yang telah mengetahui
menekankan pada menjadi hening, karena dengan tidak adanya kata-kata dalam pikiranmu,
keinginan lenyap seluruhnya; jika tidak, pada setiap kata akan dikuti oleh keinginan
dibelakangnya.
Apa pun yang engkau katakana, bahkan jika engkau pergi ke tempat ibadah, ke masjid dan ke
gereja dan engkau mengatakan, ‘Aku tidak menginginkan apa-apa’ itu adalah sebuah keinginan.
Lihatlah, amati – ada keinginan yang tersembunyi. Dan engkau telah mendengar bahwa sampai
engkau berhenti menginginkan, tidak akan diberikan. Itu kenapa engkau mengatakan ‘aku tidak
menginginkan’ untuk mendapatkannya. Tapi keinginan mengintai dari belakang, di dalam
bayangan kata-kata. Jika tidak, untuk apa mengatakan ‘aku tidak menginginkan apa pun’?

Jadilah Hening. Keheningan adalah satu-satunya doa.


Diambil Dari: Sampai Engkau Mati (Ceramah tentang Jalan Sufi). Bab 1. Sampai Engkau Mati

13. Seluruh Kehidupan Ini Adalah Sebuah Tarian.


Seorang sufi besar – engkau pasti telah mendengar namanya, Al Hilaj Mansur – Ia di
bunuh oleh orang-orang muslim (Mohammedans) karena ia mengatakan ANA L’HAQ,
'Aku adalah Tuhan'. Jika engkau memasuki misteri terdalam dari kehidupan, engkau
bukanlah hanya seorang penyaksi (sesuatu yang melihat), karena si penyaksi selalu ada di
luar – engkau menjadi satu dengan kehidupan inni. Engkau tidaklah berenang di sungai
kehidupan ini, bukan engkau yang mengapung di sungai kehidupan ini, bukanlah engkau
yang berjuang di sungai kehidupan ini. Tidak, tapi engkaulah sungai itu. Seketika engkau
menyadari bahwa riak-riak itu adalah bagian dari sungai. Berlaku juga kebalikannya,
Sungai itu adalah bagian dari riak-riak itu. Bukan saja kita adalah bagian dari Tuhan,
tetapi Tuhan juga adalah bagian dari kita.

Ketika Al Hijaj Mansoor mengatakan “Aku adalah Tuhan”, orang-orang muslim membunuhnya.
Orang-orang sufi selalu dibunuh oleh orang-orang religious, oleh orang-orang yang disebut
religious itu. Karena mereka tidak dapat mentoleransi hal ini, mereka tidak dapat mentoleransi
seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan. Ego mereka merasa diserang.
Bagaimana mungkin seorang manusia menjadi Tuhan? Tetapi ketika Al Hilaj mengatakan “Aku
adalah Tuhan” ia tidak mengatakan bahwa “Aku adalah Tuhan dan engkau tidak”’ Ia tidak
mengatakan “Aku adalah Tuhan dan pohon-pohon ini tidak”’ ia tidak mengatakan “Aku adalah
Tuhan dan kerikil-kerikil ini, bebatuan ini adalah tidak.” Mengatakan bahwa “Aku adalah
Tuhan” ia menyatakan bahwa semuanya ini adalah Illahi, suci. Segala sesuatu ini Ilahi.

Orang-orang ini, orang yang fanatic ini, yang mempercayai dogma- mereka mengatakan Tuhan
menciptakan manusia, jadi manusia adalah ciptaan, bukan pencipta, dan ini dianggap tidak
senonoh, dan puncak ketidak senonohan adalah ketika menyatakan “Aku adalah Tuhan”, lalu
orang-orang itu membunuh Mansoor. Dan apa yang Mansoor katakana ketika orang-orang itu
membunuhnya? Ia berkata dengan lantang ke langit, “Engkau tidak dapat menipuku! Bahkan
dalam diri para pembunuh itu yang terlihat hanya diri-Mu, Engkau tidak dapat menipuku.
Engkau ada disini di dalam para pembunuh ini. Dan apa pun yang dari-Mu, datanglah, Tuhanku,
aku akan mengetahui-Mu, karena aku telah mengetahui dan mengenal-Mu.”

Sufi tidak memikirkan tentang bagaimana alam semesta ini, tapi menjadi alam semesta. Sufi
bukan tentang memikirkan, juga bukan tentang melakukan sesuatu terhadap alam semesta ini.
Sufi bukanlah tentang berfikir maupun tentang bertindak. Sufi adalah yang ada, menjadi ada.
(menyadari ke-ada-an, menjadi sadar bahwa kita ada, - being). Dan saat ini, tanpa usaha apapun,
engkau dapat menjadi sufi. Jika engkau berhenti berfikir, dan engkau membuang ide tentang
melakukan sesuatu, jika engkau membuang ide sebagai si pemikir (sesuatu yang berpikir) dan
ide tentang si pelaku (sesuatu yang bertindak), jika engkau cukup menjadi ada, seketika itu
engkau adalah sufi. Dan ini lah yang aku upayakan sembari aku berbicara tentang sufi: bukan
untuk mendoktrinmu, bukan utuk membuatmu lebih berpengetahuan tentang sufi, tetapi
membuat sufi yang ada di dalam dirimu keluar.

Para sufi menyayi, mereka tidak memberikan ceramah, karena kehidupan ini lebih mirip seperti
nyanyian ketimbang ceramah. Dan mereka menari, dan mereka tidak berbicara tentang dogma,
karena tarian lebih hidup, lebih menyerupai alam semesta ini, lebih mirip dengan burung-burung
yang bernyanyi diatas pohon, dan angin yang bertiup diantara pohon-pohon pinus, lebih mirip air
terjun, atau mendung yang menurunkan hujan, atau rumput yang bertumbuh. Seluruh kehidupan
ini, seluruh alam semesta ini adalah sebuah tarian, yang bergetar, yang berdenyut, dengan
kehidupan yang tanpa batas.

Diambil Dari: Until You Die (Ceramah tentang Jalan Sufi). Bab 1. Until You Die

14. Buka Penutupmu

Kesejatian, kebenaran yang maha tinggi, kehakikian (Truth) tidaklah di tutup-tutupi. Ia tidak
tersembunyi. Kehakikian selalu ada di depan matamu. Jika engkau melewatkannya, sama sekali
bukan salahnya, tapi karena matamu lah yang tertutup. Penutup itu bukan pada wajah sang
hakiki, penutup itu ada padamu. Dan penutup itu bukan hanya satu, ada banyak yang
menutupimu, jutaan penutup.

Jika kesejatian, kehakikian itu disembunyikan, maka satu Buddha, satu Muhamad, atau satu
Zarathustra, sudah cukup. Sekali di buka, maka setiap orang akan mengetahuinya. Maka ia akan
seperti penemuan-penemuan di bidang ilmiah – engkau tidak perlu untuk menemukannya lagi
dan lagi. Albert Einstein menemukan sesuatu (teori relativitas), lalu yang ditemukannya itu
menjadi milik umum. Lalu bahkan anak sekolah dasar mengetahui tentang hal itu. Tidak perlu
ditemukan lagi dan lagi. Sekali ditemukan, maka tidak perlu ditemukan lagi.

Tapi apa yang terjadi? Seorang Buddha menemukannya, seorang Muhamad menemukannya
kembali. Engkau harus menemukannya kembali. Apa maksudnya? Maksudnya adalah:
penutupnya bukan ada pada sang hakiki itu, kalau tidak begitu satu orang saja yang
menemukannya maka setiap orang dapat menyadarinya, tapi penutupnya ada padamu. Oleh
karena itu, setiap orang harus membuka penutupnya masing-masing, dan yang hakiki harus
ditemukan lagi dan lagi oleh setiap orang dari mu. Realisasi (menyadari) yang hakiki itu tidak
dapat menjadi milik umum. Ia tidak dapat menjadi sesuatu yang dimiliki bersama-sama. Ia tetap
dimiliki secara individu.

Diambil dari: Until You Die. (Ceramah tentang Jalan Sufi) Bab 5. Kebenaran Tidak Ditutupi
15. OSHO tentang Mistikus Sufi, Hakim Sanai (Bagian.1)
Hakim Sanai: Bagiku nama ini semanis madu, semanis nektar. Hakim Sanai sangat unik,
Unik di dalam dunia Sufi. Tidak ada sufi lain yang mampu mencapai ketinggian ekspresi
dan kedalaman pemahaman seperti yang telah ia capai. Hakim Sanai telah mampu
melakukan hal-hal yang hampir tidak mungkin.

Jika saya harus menyelamatkan dua buku dari dunia para mistikus, maka buku itu adalah yang
berikut ini. Yang satu adalah buku dari dunia Zen, jalan kesadaran: HSIN HSIN MING karya
SOSAN. Yang mana saya telah berbicara mengenai ini (Baca : HSIN HSIN MING) yang isinya
adalah intisari dari Zen, jalan kesadaran dan meditasi. Buku yang lainnya atau yang kedua adalah
buku dari HAKIM SANAI yang berjudul HADIQATU’L HAQIQAT: Taman kebenaran yang
terpagari (The Walled Garden of Truth) atau dalam singkatnya, HADIQA; sang Taman. Kita
akan membahas buku ini pada hari ini.

HADIQA adalah keharuman utama dari jalan-jalan cinta. Seperti halnya Sosan yang telah
mampu menangkap bagian yang paling inti dari Zen, Hakim Sanai telah mampu menangkap
bagian yang paling inti dari Sufi. Buku-buku seperti itu tidaklah ditulis, mereka dilahirkan. Tidak
ada yang mampu menulis buku-buku yang seperti itu. Buku-buku yang seperti itu tidak di cetak
di dalam pikiran, oleh pikiran. Buku-buku yang seperti itu datang dari yang melampaui pikiran.
Buku-buku yang seperti itu adalah hadiah. Mereka terlahir secara misterius seperti seorang bayi,
atau seekor burung, atau setangkai mawar. Mereka datang kepada kita, mereka adalah hadiah.
Oleh karenanya, pertama-tama kita akan memasuki cerita kelahiran yang misterius dari buku
HADIQA: Sang Taman. Ceritanya sangatlah indah.

Diambil dari Unio Mystica Vol 1. (Ceramah mengenai Mistikus Sufi, Hakim Sanai) Bab 1.
Membersihkan Cermin Hati

16. OSHO tentang Mistikus Sufi, Hakim Sanai (Bagian.2)

Sultan dari Ghazna (sekarang dikenal sebagai Ghazni di wilayah Afganistan), Bahramshab
namanya, sedang menggerakkan pasukannya memasuki India dalam sebuah ekspedisi
penaklukkan. Hakim Sanai, seorang penyair istana (penasehat) juga ikut dengannya, menemani
sultan dalam sepuah perjalanan penaklukan. Mereka melewati sebuah taman, sebuah taman yang
dipagari dengan tembok (a walled garden).

Itu lah arti dari firdaus; taman yang dipagari. Dan dari Firdaus muncullah kata ‘Paradise’
(Surga).

Mereka sedang terburu-buru, dengan pasukannya yang besar sang Sultan sedang bergerak untuk
menaklukkan India. Ia tidak punya waktu. Tetapi sesuatu yang aneh terjadi, dan ia harus
berhenti, tidak ada jalan untuk menghindari keanehan itu.
Suara nyayian datang dari taman dan menarik perhatian Sultan. Sultan adalah seorang pencinta
music, tapi ia belum pernah mendengar sesuatu yang seperti ini. Ia memiliki musisi-musisi hebat
di istananya, dan penyanyi dan penari yang hebat-hebat, tapi tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan ini. Suara nyanyian dan music dan tarian ini ia dengar hanya dari luar
taman, dari balik tembok, tapi itu memaksanya untuk menghentikan pasukannya. Nanyian itu
menimbulkan kegembiraan yang luar biasa.

Setiap suara dari tarian dan music dan nyanyian begitu memabukkan, seperti anggur yang di
tuangkan ke mulut Sultan; Sang Sultan menjadi mabuk. Fenomena itu bukan milik dari dunia ini,
sesuatu yang melampaui dunia ini juga ikut di dalamnya, sesuatu yang dari langit mencoba
menyentuh bumi, sesuatu dari yang tidak diketahui mencoba menjadi satu dengan yang
diketahui. Sultan harus berhenti lalu mendengarkannya. Ada kegembiraan yang luar biasa di
dalamnya, sangat manis dan juga menyakitkan, begitu menyayat hati. Ia ingin meneruskan
perjalanannya, karena ia sedang terburu-buru, ia harus mencapai India sesegera mungkin, karena
saat itu adalah saat yang tepat untuk menaklukkan musuh. Tapi tidak ada jalan. Ada kekuatan,
keanehan, daya tarik yang tidak dapat ditolak didalam suara itu yang membuatnya untuk pergi ke
taman itu.

Adalah Lai-Khur yang bernyanyi, seorang mistikus sufi agung, tapi oleh masyarakat hanya
dikenal sebagai pemabuk dan orang gila. Lai-Khur adalah salah satu nama terbesar dalam sejarah
dunia. Tidak banyak yang dapat diketahui tentangnya. Orang seperti Lai-Khur tidak
meninggalkan banyak jejak. Kecuali untuk cerita ini, tidak banyak cerita yang diketahui.

Tetapi Lai-Khur telah tinggal di dalam ingatan para Sufi, selama berabad-abad. Ia terus
menghantui dunia para sufi, karena tidak pernah lagi terlihat seseorang seperti dirinya. Dia
begitu mabuknya sehingga tidaklah salah jika orang-orang menyebutnya sebagai seorang
pemabuk. Ia mabuk 24 jam sehari, mabuk oleh sang Illahi. Ia berjalan seperti seorang pemabuk,
ia hidup seperti seorang pemabuk, benar-benar cuek dengan dunia ini. Dan setiap ujaran dan
perkataannya benar-benar gila. Ini adalah puncak dari kegembiraan dan kebahagiaan tertinggi,
ketika ekspresi seorang mistikus (sufi) hanya dapat dipahami oleh mistikus lainnya. Bagi
masyarakat biasa kata-kata mereka terlihat tidak relevan, kata-kata mereka terlihat omong
kosong (gibberish).

Engkau pasti terkejut mengetahui bahwa kata ‘gibberish’ dalam bahasa inggris adalah berasal
dari nama seorang mistikus sufi, Jabbar. Ini karena dari ujaran dan kata-kata jabar kata ‘giberish’
dalam bahasa Inggris muncul. Bahkan Jabbar pun tidak ada apa-apanya jika dibandingkan
dengan Lai-Khur.

Bagi orang bodoh, ujaran dan kata-kata Lai-Khur dianggap kasar, menghina, mencemarkan
kesucian, bertentangan dengan tradisi, bertentangan dengan segala formalitas, tata-krama dan
etika, bertentangan dengan apa yang diketahui dan yang dipahami sebagai agama. Tetapi bagi
mereka yang tahu, kata-katanya tidaklah lain melainkan emas murni. Ia hanya dapat dipahami
oleh sedikit orang yang terpilih saja, karena hanya sangat sedikit orang yang dapat bertumbuh
dan bangkit mencapai ketinggian dimana ia tinggal dan hidup. Ia tinggal di puncak Everest, di
puncak Everest kesadaran, puncak tertinggi kesadaran, melampaui awan-awan. Hanya mereka
yang cukup beruntung dan cukup berani untuk mendaki gunung itu yang mampu memahami apa
yang dikatakannya. Bagi masyarakat biasa ia hanyalah orang gila. Bagi yang mengetahui, Ia
(Lai-Khur) adalah sebuah kendaaraan Tuhan, dan segala yang datang darinya adalah kebenaran
(kehakikian) yang murni; kebenaran dan hanya kebenaran.

Diambil dari Unio Mystica Vol 1. (Ceramah mengenai Mistikus Sufi, Hakim Sanai) Bab 1.
Membersihkan Cermin Hati

17. Laki-laki saja tidak dapat mengalir, ia membutuhkan kehadiran seorang wanita.
Tanpa wanita laki laki menjadi tidak mengalir dan tertutup. Sama juga halnya dengan
wanita yang tanpa laki laki menjadi tidak mengalir dan tertutup. Kebersamaan mereka
menjadikan energy mereka bersemi dalam wujud cinta. Apa yang kita sebut cinta antara
pria dan wanita adalah aliran yin dan yang bersama-sama. Dan cinta ini jika tidak di
bakukan (diformalkan, diinstitusikan) dapat memiliki dampak spiritualitas yang
signifikan.

Ketertarikan antara pria dan wanita terhadap satu sama lain adalah apa yang membuat mereka
bersama sehingga energi yang terpendam di dalam diri mereka mengalir menuju arus cinta dan
kehidupan. Itu kenapa laki-laki merasa relax dengan wanita dan wanita merasa nyaman dengan
pria. Terpisahkan dan sendiri mereka merasa galau, berat dan gelisah. Bersama-sama mereka
merasa ringan seringan bulu, tanpa beban. Kenapa? Karena sesuatu di dalam diri mereka, energy
yang sangat halus menjadi hidup dan mengalir, sebagai hasilnya mereka merasa seperti di rumah
dan bahagia.

Diambil dari: Krishna; The Man and His Philosopy, Bab 9. The Cosmos is a Dance of Opposites.

18. APAKAH PERMASALAHAN-PERMASALAHAN ITU BENAR-BENAR ADA


(NYATA)?

Mereka (permasalahan-permasalahan) itu hanya ada ketika engkau tidak sadar


(unconscious) – mereka benar-benar nyata. Jika ada ketidaksadaran disitu, mereka
menjadi nyata. Sama halnya seperti mimpi ketika engkau tidur – apakah mereka nyata?
Ya, ketika engkau tertidur mereka benar-benar nyata. Tapi ketika engkau bangun, terjaga,
engkau mengetahui bahwa mereka tidak nyata. Mereka adalah bagian dari kesadaran
tidur (kesadaran saat manusia tidur). Persis sama seperti itu, permasalahan-permasalahan
ada ketika engkau tidak terpusat, tidak terjaga. Jika engkau terpusat, terjaga, waspada,
sebagai penyaksi saja, permasalahan-permasalahan menghilang, menguap.

APAKAH SEMUA PERMASALAHAN-PERMASALAHAN HANYALAH PERMAINAN


PIKIRAN?
Ya. Mereka semua itu adalah permainan pikiran. Dan pikiran adalah nama lain bagi
ketidaksadaran (unconsciousness).

Diambil dari: The Perfect Master Vol 1. (Ceramah tentang cerita-cerita Sufi). Chapter 6. Only
One Ecstasy (Menjawab pertanyaan murid)
19. Di India, ada tiga kata yang sangat penting: Yang satu adalah TANTRA, yang
sedang kita bicarakan ini, yang lainnya adalah MANTRA, dan yang ketiga adalah
YANTRA.

TANTRA artinya teknik untuk mengembangkan kesadaranmu. MANTRA artinya menemukan


suara di dalam dirimu, irama di dalam dirimu, getaran di dalam dirimu. Begitu engkau
menemukan MANTRAMU, ini akan menjadi bantuan yang luar biasa, dengan hanya engkau
mengucapkan MANTRA tersebut engkau akan ada di dunia yang sepenuhnya berbeda. Ia
menjadi kunci, sebuah jalan pintas, karena dengan mengucapkan MANTRA tersebut, engkau
masuk ke dalam getaran alamimu. Dan yang ketiga adalah YANTRA. Patung-patung ini adalah
YANTRA-YANTRA. YANTRA artinya sebuah bentuk atau rupa yang dapat menciptakan suatu
keadaan (kondisi bathin/pikiran/perasaan) di dalam dirimu. Sebuah bentuk tertentu, jika engkau
melihatnya, akan menciptakan sebuah keadaan di dalam dirimu.

Tidakkah engkau menyadari? Melihat lukisan-lukisan Picasso engkau akan mulai merasa tidak
nyaman. Berkonsentrasi pada sebuah lukisan Picasso selama setangah jam dan engkau akan
merasa sangat aneh- sesuatu menjadi gila. Engkau tidak akan dapat melihat pada lukisan Picasso
selama setengah jam. Jika engkau menyimpan lukisan Picasso di kamar tidurmu engkau akan
memperoleh mimpi buruk. Engkau akan memperoleh mimpi yang sangat berbahaya; di kejar-
kejar hantu, disiksa oleh Adolf Hitler dan sejenisnys; seorang korban perang di kamp
konsentrasi- dan hal-hal yang semacam itu.

Ketika engkau melihat sesuatu, bukan saja bentuk/rupa itu ada diluar – ketika engkau melihat
sesuatu, bentuk/benda/rupa tersebut akan menciptakan situasi tertentu di dalam dirimu. Gurdjief
menyebutnya ‘Seni yang Objektif’. Dan engkau mengetahui ini: Mendengarkan music pop yang
modern, sesuatu terjadi di dalam dirimu – engkau makin bergairah secara sexsual. Tidak ada apa-
apa melainkan suara dari luar, tetapi suara itu mengenai sesuatu di dalam, menciptakan sesuatu
di dalam dirimu. Mendengarkan music klasik, sexuallitasmu menjadi berkurang, kurang
bergairah. Kenyataannya, dengan music klasik yang bagus engakau hampir lupa dengan sex,
engkau menjadi tenang, hening, dirimu menjadi dimensi yang berbeda. Engkau ada dalam suatu
tempat yang berbeda.

Melihat patung Buddha adalah melihat YANTRA. Wujud dari patung itu, geometrinya,
menciptakan suatu bentuk di dalam dirimu. Dan bentuk patung itu menciptakan getaran-getaran
tertentu. Ini bukan imaginasi, ini terjadi pada dirimu, patung-patung Buddha itu menciptakan
getaran tertentu di dalam dirimu.

Lihat kondisi Buddha yang duduk dengan keadaan begitu hening, dengan postur yoga tertentu.
Jika engkau terus melihat patung tersebut, engkau akan menemukan sesuatu yang sama juga
sedang terjadi di dalam dirimu.

~OSHO~

Diambil dari:The Tantra Vision Vol. 2. Chapter 6. I am Enough Alone


20. Audience: Osho, apakah kmu percaya akan Tuhan?

Osho: Aku tidak percaya terhadap sikap percaya. Itu harus dimengerti terlebih dahulu.

Tidak ada org yg bertanya kepadaku, "Apakah kamu percaya akan matahari? Apakah kmu
percayan akan bulan?" tidak ada org yg menanyakan hal itu kepadaku. Berjuta2 org yg pernah
aku temui, dan selama 30 tahun aku terus-menerus menjawab beribu pertanyaan. Tidak ada org
yg bertanya kepadaku, "Apakah kmu percaya akan bunga mawar?" Pertanyaan itu tidak perlu,
karena kmu dapat melihat bunga mawar itu ada di sana atau tidak ada di sana. Hanya fiksi, bukan
fakta, yg mengharuskan untuk dipercayai.

Tuhan adalah fiksi terbesar yg pernah dibuat oleh manusia; oleh karena itu kamu harus percaya
kepadanya. Dan mengapa manusia perlu membuat fiksi Tuhan ini? Pasti ada suatu keperluan
tertentu. Aku tidak memiliki keperluan tersebut, sehingga tidak ada pertanyaan yg muncul, tetapi
biarkan aku menjelaskan kepadamu mengapa org2 menjadi percaya akan Tuhan.

Salah satu komponen penting yg perlu dipahami mengenai pikiran manusia adalah bahwa pikiran
tersebut selalu mencari dan mengeksplorasi makna dari hidup. Ketika tidak ada makna, kmu lgsg
merasa..lalu apa yg kmu lakukan di sini? Lalu mengapa melanjutkan hidup? Lalu mengapa
melanjutkan bernafas? Lalu mengapa esok pagi kamu harus bangun tidur lagi dan mengikuti lagi
rutinitas yg sama - teh yg sama, sarapan yg sama, pasangan yg sama, anak2 yg sama, ciuman
palsu kepada pasangan yg sama. Dan juga kantor yg sama, pekerjaan yg sama, lalu malam
menjemput, dan terasa bosan, sangat bosan sampai kmu kembali pulang ke rumah - kenapa
melakukan smua hal ini? Pikiran memiliki pertanyaan: apa makna dari semua ini?

Maka, manusia kemudian mencari makna. Dia menciptakan Tuhan sebagai fiksi untuk
memenuhi kebutuhannya atas makna. Tanpa Tuhan, dunia menjadi sebagai suatu kecelakaan.
Bukan lagi ciptaan dari suatu Tuhan yg maha bijak yg menciptakannya untuk pertumbuhanmu,
perkembanganmu, atau apapun. Hilangkan Tuhan dan dunia menjadi suatu kecelakaan, tidak
bermakna. Dan pikiran memiliki ketidakmampuan untuk hidup tanpa makna, sehingga ia
menciptakan segala bentuk fiksi - Tuhan, nirvana, surga, taman firdaus, kehidupan lain setelah
kematian- sehingga membentuk keseluruhan sistem. Tetapi itu adalah fiksi untuk memenuhi
kebutuh psikologis tertentu.

Aku tidak bisa mengatakan "Tuhan itu ada" dan aku tidak bisa mengatakan "Tuhan itu tidak
ada." Menurutku, pertanyaan itu tidak relevan. Itu merupakan fenomena yang fiktif. Pekerjaanku
sangatlah berbeda.

Pekerjaanku adalah untuk membuat pikiranmu sangat dewasa sehingga kamu dapat hidup yg
tanpa makna, tetapi dengan begitu indah.

Apakah makna dari sebuah mawar, atau melayangnya sebuah awan di langit? Tidak ada makna
tetapi terdapat keindahan yg besar. Tidak ada makna sama sekali - sungai itu terus mengalir.
Tetapi ada kegembiraan yg sangat besar, makna tidak diperlukan! Dan kecuali seseorg mampu
hidup tanpa menanyakan makna, dari momen ke momen, dengan indah, dengan gembira, tanpa
alasan apapun...Hanya bernafas pun cukup! Kenapa kamu harus bertanya, dan untuk apa?
Kenapa kamu membuat hidup itu suatu bisnis?

Apakah cinta itu tidak cukup? Haruskah kamu bahkan menanyakan makna dari cinta? Dan
apabila tidak ada makna dari cinta, maka tentunya hidup menjadi tak bercinta. Kamu
menanyakan pertanyaan yg salah. Hidup sebagai dirinya sendiri sudah cukup; ia tidak perlu
makna lain untuk membuatnya indah atau menyenangkan. Burung2 yg bernyanyi di pagi
hari...apa maknanya? Seluruh keberadaan, bagiku, tak bermakna. Dan semakin aku menjadi
sunyi dan seirama dengan keberadaan, semakin jelas pula bahwa tidak perlu ada makna. Itu
sudah cukup apa adanya.

Janganlah membuat fiksi-fiksi. Begitu kamu membuat suatu fiksi maka kamu harus membuat
seribu satu fiksi lainnya untuk menopangnya karena ia tidak memiliki penopang di realita.

From the book: Belief, Doubt, and Fanaticism - Is It Essential to Have Something to Believe in?
Osho Life Essentials

21. Apakah benar engkau tidak memiliki waktu? Benar? Engkau tidak memiliki waktu
untuk bermeditasi, untuk bermeditasi satu jam saja? Pikirkanlah sekali lagi. Tanyakan
lagi dan lagi kepada pikiran, apakah ini masalahnya sehingga saya tidak memiliki waktu?
Saya tidak melihatnya begitu. Saya belum pernah melihat seseorang yang tidak memiliki
waktu yang lebih dari cukup. Saya melihat orang-orang bermain kartu, dan mereka
berkata “saya membunuh waktu.” Mereka pergi kebioskop dan berkata; mau ngapain?”
Mereka membunuh waktu, bergosip, membaca koran yang sama lagi dan lagi,
membicarakan hal-hal yang sama yang telah mereka bicarakan di seluruh hidup mereka,
dan mereka berkata “kami tidak ada waktu.” Untuk hal-hal yang tidak penting mereka
ada cukup waktu. Mengapa?

Dengan hal-hal yang tidak penting, pikiran tidak dalam keadaan bahaya. Ketika engkau berpikir
tentang meditasi, pikiran menjadi sadar. Sekarang engkau bergerak dalam sebuah dimensi yang
berbahaya, karena meditasi artinya kematian bagi pikiran. Jika engkau bergerak ke dalam
meditasi, cepat atau lambat pikiran harus lenyap, dan sepenuhnya beristirahat. Pikiran menjadi
waspada dan mengatakan banyak hal kepadamu; “mana ada waktu? Dan bahkan ketika ada
waktu, lalu hal-hal yang lebih penting yang harus diselesaikan. Pertama, tunda sampai nanti.
Engkau dapat bermeditasi kapan saja. Uang lebih penting. Kumpulkan uang terlebih dahulu, lalu
bermeditasi sewaktu senggang. Bagaimana engkau dapat bermeditasi tanpa uang? Jadi berilah
perhatian pada uang, lalu bermeditasi nanti saja.”

Meditasi dapat ditunda dengan mudah, karena engkau merasa ini tidak berkaitan langsung
dengan kebutuhan bertahan hidup. Roti (makanan) tidak dapt ditunda, engkau akan mati. Uang
tidak dapat ditunda, ia dibutuhkan untuk keperluan dasar, Meditasi dapat ditunda, engkau dapat
bertahan hidup tanpa bermeditasi. Sungguh, engkau dapat bertahan hidup tanpa meditasi dengan
mudah.

Ketika engkau memasuki meditasi yang mendalam, engkau tidak akan bertahan di atas bumi ini
setidaknya, engkau akan lenyap. Dari lingkaran kehidupan, dari roda samsara ini, engkau akan
lenyap. Meditasi adalah seperti kematian, oleh karenanya pikiran menjadi takut. Meditasi adalah
seperti cinta, oleh karenanya pikiran menjadi takut. “Tunda,” pikiran berkata begitu, dan engkau
akan menunda dalam waktu yang tak terbatas. Pikiranmu selalu berkata begitu. Dan jangan pikir
aku mengatakan ini mengenai orang lain. Aku mengatakan ini khususnya untukmu.

Diambil dari: Vigyana Bhairava Tantra, vol 1


Chapter 4. The Deceptions Of The Mind (Tipuan Pikiran)

22. Pada awalnya tidak ada perbedaan besar antara si pengecut dengan si pemberani.
Kedua-duanya memiliki rasa takut. Bedanya adalah si pengecut mendengarkan rasa
takutnya dan mengikutinya. Si Pemberani mengenyampingkan rasa takutnya dan tetap
melangkah maju. Rasa takut tetap ada disitu, ia mengetahui ada rasa takut, tetapi si
pemberani melangkah menuju ketidak pastian (sesuatu yang tidak diketahui) daripada
mengikuti rasa takutnya. Keberanian bukan berarti tanpa rasa takut, tetapi melangkah
maju menuju ketidak pastian ketimbang mengikuti rasa takut.

Ketika engkau pergi ke lautan yang belum terpetakan, seperti yang dilakukan Kolombus,
ada rasa takut disitu, rasa takut yang sangat besar, karena kita tidak pernah tahu apa yang
akan terjadi dan engkau meninggalkan pantai yang aman dan nyaman. Tentu saja engkau
akan baik-baik saja, tetapi ada satu hal yang hilang, PATUALANGAN. Pergi ketempat
(keadaan) yang tidak engkau ketahui akan memberikanmu sensasi. Jantungmu akan
berdebar, dan engkau akan hidup kembali, benar-benar hidup. Setiap bagian dari jiwamu
hidup kembali karena engkau menerima tantangan dari yang tidak pernah diketahui (the
unknown)

Menerima tantangan dari sesuatu yang tidak diketahui kepastiannya adalah keberanian.
Rasa takut ada disitu, tetapi jika engkau menerima tantangan itu lagi dan lagi, perlahan-
lahan rasa takut itu akan sirna. Kenikmatan yang diberikan oleh ketidak pastian, oleh
sesuatu yang tidak dapat diketahui (the unknown) membuatmu lebih kuat, memberimu
suatu integritas tertentu, membuat kecerdasanmu tajam. Engkau akan mulai merasa
bahwa kehidupan bukan hanya kebosanan. Hidup adalah sebuah petualangan. Perlahan-
lahan rasa takut lenyap dan engkau akan mencari petualangan-petualangan baru.

Keberanian adalah mempertaruhkan apa yang diketahui untuk apa yang tidak diketahui,
yang familiar untuk yang tidak familiar, yang nyaman untuk perjalanan yang sulit dan
tidak nyaman menuju tujuan yang tidak diketahui. Kita tidak pernah tahu apakah kita
dapat melewatinya atau tidak. Ini adalah sebuah taruhan, tetapi hanya mereka yang berani
bertaruh dapat mengatahui apa itu hidup.

~OSHO~
[Come, Come, Yet Again Come, Talk #4]
23. Ketika Buddha akan wafat, Ananda mulai menangis dan tersedu. Ia telah hidup
bersama Buddha selama 40 tahun, seperti bayangan, dan Ananda berkata; ‘Aku tidak
dapat mencapai pencerahan, dan sekarang engkau pergi. Engkau telah bersamaku 24 jam
sehari selama 40 tahun dan masih saja aku melewatkannya, belum mencapai pencerahan.
Sekarang tidak ada harapa lagi. Jika Engkau tidak disini, selama berkehidupan-kehidupan
aku akan ada dalam kegelapan. Terombang ambing kesana kemari. Dan sekarang
sepertinya tidak ada kemungkinan lagi. Semua pintu tertutup. Aku belum mencapai
pencerahan.

Buddha tersenyum dan berkata; ‘Mungkin ketika Aku pergi, engkau akan mampu
mencapainya. Seperti yang Ku lihat, Diriku telah menjadi hambatan bagimu. Engkau
terlalu melekat padaku, ketika Aku pergi, biarkan Aku lenyap sepenuhnya. Engkau
jangan melekat. Lupakan Aku sepenuhnya. Dan jadilah cahaya penerang bagi dirimu
sendiri.

Dan dikatakan, di hari berikutnya Ananda menjadi tercerahkan. Buddha wafat, dan tidak
ada lagi yang bisa dilekati oleh Ananda, hambatan terakhir rontok.

Guru-guru Zen mengatakan; ‘jika engkau berjumpa Buddha di jalan, segera bunuhlah Ia.’
Karena Ia begitu Indah, begitu mudah untuk dicintai, engkau akan mudah melekat
padanya. ‘segera bunuhlah Ia’.
Guru-guru Zen mengatakan, ‘jika disuatu kesempatan engkau mengucapkan nama
Buddha, bersihkanlah dan cuci mulutmu, sesegera mungkin!’

Apa yang dimaksud oleh Guru-guru Zen ini? Dan mereka memuja Buddha, mereka terus
meletakan bunga bungaan di Buddha, dan mereka terus membungkuk di hadapan
Buddha, dan terus menerus memasrahkan diri kepada-Nya. Mereka terus menyanyikan
“Buddham Saranam Gachami”; Aku berlindung di kakimu, Buddha. Mereka terus
menerus mengatakan ini. Dan lihat, ini sangatlah bertentangan, paradox, tetapi jika
engkau dapat melihat maksudnya, ini sangatlah sederhana.

Kita mernghormati seseorang yang tercerahkan karena Ia telah menunjukkan sang jalan.
Kita merasa bersyukur Ia telah menunjukkan jalan di kegelapan, Ia telah menjadi cahaya
dalam kegelapan – tetapi kita jangan melekat padaNya. Karena jika engkau melekat
padaNya, seseorang yang seharusnya menjadi pintu malahan ia menjadi tembok
penghalang. Dan engkau melewatkan semuanya.

(Catatan: Ananda adalah murid Buddha Gautama yang mengikuti-Nya seperti bayangan,
Ananda juga adalah sepupu dari Buddha Gautama)

Diambil dari: Nirvana, The Last Nightmare (Nirvana, Mimpi Buruk Terakhir,-Ceramah
tentang Zen) Chapter 5. Killing the Buddha (Membunuh Buddha)

24. Pertanyaan: Bhagawan, engkau mengatakan bahwa cinta adalah kebebasan, tetapi
musuh-musuhmu dan para pengkritik mengatakan bahwa praktek yang dilakukan oleh
gerakanmu lebih diinspirasi oleh Mr. Hefner pemilik Playboy ketimbang oleh seorang
pemimpin spiritual. Apa tanggapand an reaksimu mengenai hal ini?

OSHO: Saya seorang playboy spiritual. Apakah ada yang salah? Saya menyebut diri saya Zobra
sang Buddha dan itu yang saya usahakan diseluruh hidup saya: Membawa Zobra dan Buddha
semakin dekat. Saya tidak menginginkan adanya pemisahan antara spiritual dan yang material.
Saya menginginkan yang spiritual dan yang material sebagai satu kesatuan yang menyeluruh,
dan memang begitu. Pemisahan menyebabkan ketidakwarasan pada manusia. Dan semua agama
adalah criminal dalam cara pandang yang seperti itu. Mereka telah membingungkan manusia:
tubuhmu adalah lain, jiwamu juga lain. Engkau harus bertentangan dengan badanmu, engkau
harus selibat. Engkau harus puasa, engkau harus menyiksa tubuh. Semakin engkau siksa
tubuhmu, semakin spiritual engkau. Bagi saya itu hanyalah sampah, hanya omong kosong. Tidak
ada gunanya menyiksa tubuh, karena tubuh dan jiwa bukanlah dua hal yang terpisah.

Keberadaan ini (Existence, alam, dunia) adalah satu. Tubuh adalah jiwa yang kelihatan, dan jiwa
adalah tubuh yang tidak kelihatan, ini adalah satu misteri. Jangan membaginya dan jangan
mempertentangkan keduanya. Jadi ketika saya mengatakan “Spiritual Playboy,” saya tidak
bercanda. Itulah sudut pandang saya yang paling mendasar terhadap kehidupan. Apa yang salah
jika Buddha menari di disco? Ini akan terlihat indah, seorang gadis cantik, dan kenapa Buddha
harus takut?Apakah meditasinya tidak cukup kuat, dan dia akan ditarik oleh nafsu? apakah Ia
takut terjatuh dari pencerahannya? Artinya Ia tidak tercerahkan sama sekali, karena tidak ada
jalan untuk jatuh kembali dari pencerahan. Begitu engkau mencapainya, engkau tidak dapat
jatuh. Pencerahan adalah dirimu yang sesungguhnya. Engaku mau jatuh kemana lagi? Sekali
engkau mengetahuinya, engkau mengetahuinya. Dan setelah itu, apa pun yang engkau lakukan,
pengetahuan itu selalu ada disitu. Apa pun yang engkau lakukan, wanginya akan selalu
mengikutimu. Dan tidak ada tindakan Perbuatan, act) yang tidak spiritual; bahkan bercinta (sex
dengan rasa) bukanlah hal yang tidak spiritual. Pada kenyataannya, jika bercinta adalah tindakan
yang tidak spiritual maka semua tindakan yang lain adalah tidak spiritual. Bercinta seharusnya
menjadi hal yang paling spiritual. Karena bercinta sangat nikmat, sangat lembut. Tetapi agama-
agama telah melakukan pemisahan, dan menciptakan di satu sisi para suci yang hanya tulang
kering, dan disisi lain adalah pendosa.

Dari: The Last Testament Vol 3 # 25

25. Hubungan antara Guru dan murid bukanlah sebuah hubungan yang dipenuhi
harapan-harapan, pamrih dan keinginan (expectations). Harapan-harapan dan
keinginan adalah racun yang menghancurkan semua hubungan (relationship). Cintamu
berubah menjadi kebencian begitu ada harapan-harapan disana. Persabahatan menjadi
permusuhan. Begitulah hebatnya harapan merubah semua yang indah menjadi jelek.
Tapi diseluruh hidupmu penuh dengan berbagai harapan, pamrih dan keinginan.
Pikiranmu tidak mengetahui hal lain selain berharap. Oleh karenanya, ketika engkau
datang kepada Guru pikiranmu membawa berbagai harapan dan keinginan, membawa
kebiasaan lamanya. Dan ada banyak orang yang berpura-pura menjadi Guru. Ini harus
menjadi kriteria: Jika ada seseorang yang siap untuk memenuhi harapan-harapan dan
keinginanmu, maka ia bukanlah seorang guru, ia hanya mengeksploitasimu, memerasmu,
memperalatmu.

Tidak ada Guru yang mengatakan, “Aku akan memenuhi semua harapan-harapanmu.” Ia,
seorang Guru yang sejati hanya akan mengatakan, “Aku akan menghancurkan semua
harapan-harapanmu, keinginan-keinginanmu.” Karena hanya dengan menghancurkan
berbagai harapan dan keinginan-keinginan itu pikiran lamamu yang busuk dan rusak
dapat dihancurkan.

~OSHO~ [The OSHO UPANISHAD. Chapter 19. Responsibility; The Very First Step to
Freedom]

26. CINTA ~ KEBEBASAN (1)

Cinta memberikan kebebasan, bukan hanya memberikan tapi menguatkan kebebasan.


Dan segala sesuatu yang menghancurkan kebebasan bukanlah cinta. Itu pasti sesuatu
yang lain. Cinta dan kebebasan selalu bersama-sama. Mereka adalah dua sayap pada
seekor burung yang sama. Kapanpun jika engkau melihat cintamu bertentangan dengan
kebebasan, artinya engkau melakukan sesuatu yang lain atas nama cinta.

Biarkan ini menjadi kriteriamu: kebebasan adalah kriterianya.. Cinta memberimu


kebebasan, membebaskanmu. Dan ketika engkau benar-benar dirimu sendiri, engkau
akan berterimakasih kepada orang yang membantumu menjadi siapa dirimu. Dan rasa
terimakasih itu adalah hampir religius. Engkau merasakan di dalam diri orang lain ada
keillahian. Ia telah membebaskanmu, dan cinta tidak menjadi kepemilikan.

Ketika cinta berkurang ia menjadi kepemilikan, cemburu, pergulatan kekuasaan, politik,


dominasi, manipulasi, seribu satu macam hal lainya yang kesemuanya jelek. Ketika cinta
membumbung tinggi, mencapai langit yang terjernih, inilah kebebasan, kebebasan yang
sepenuhnya. Inilah Moksha, inilah kebebasan absolut.

OSHO (The Search. Chapter 6. Come In)

27. CINTA ~ KEBEBASAN (2)

Tantra adalah cinta termurni. Tantra adalah sebuah metode untuk memurnikan cinta dari
semua racun-racunnya. Jika engkau sedang mencintai, cinta yang saya bicarakan ini,
cintamu akan membantu orang lain menjadi terintegrasi. Cintamu akan menjadi kekuatan
yang menyatukan bagi orang lain. Di dalam cintamu orang-orang akan datang dan
bersama, karena cintamu akan memberikan kebebasan; Dan di bawah naungan cintamu,
di bawah lindungan cintamu, orang lain akan mulai bertumbuh.
Semua pertumbuhan membutuhkan cinta, tapi cinta yang tanpa syarat. Jika cinta
memiliki syarat maka pertumbuhan tidak dapat terjadi secara total, karena syarat-syarat
itu akan menghalangi jalannya pertumbuhan. Cintai tanpa syarat. Jangan mengharaphan
sesuatu apa pun sebagai imbalannya. Banyak yang akan datang, itu hal lain. Jangan
menjadi pengemis. Di dalam cinta jadilah seorang kaisar. Berikan saja dan lihatlah apa
yang terjadi, ribuan kali akan kembali. Tapi engkau harus mempelajarinya. Jika tidak
engkau akan melewatkan segala sesuatunya; engkau memberi sedikit dan menunggu yang
banyak sebagai imbalannya, dan penantianmu, harapanmu, menghancurkan semua
keindahannya.

~OSHO~
[The Search. Chapter 6: Come In]

Anda mungkin juga menyukai