Judul The Relationship Between Histological Prostatitis And Lower Urinary
Tract Symptoms And Sexual Function Jurnal International Braz J Urol Volume 42 Tahun 2016 Penulis Sukru Kumsar, Osman Kose, Huseyin Aydemir, Fikret Halis, Ahmet Gokce, Oztug Adsan, Zeynep Kahyaoglu Akkaya Reviewer Dion Solli Ruruk Tipa (Kelompok 4) Tanggal 17 Mei 2020
Abstrak Jurnal yang berjudul “The Relationship Between Histological
Prostatitis And Lower Urinary Tract Symptoms And Sexual Function” ini berisi tentang bagaimana hubungan antara aspek histologi dari pasien yang memiliki penyakit prostatitis dengan keadaan saluran urinary bagian bawah dan keadaan seksual pasien tersebut. Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan Bahasa inggris (Bahasa Internasional). Pada bagian abstrak ini, penulis sudah mencantumkan hasil dari penelitian ini tapi masih dalam hal garis besarnya saja.
Pengantar Pada paragraph pertama penulis menjelaskan mengenai
histopatologi dari prostatitis. Dari penjelasan penulis bahwa prostatitis dapat telihat dari pemeriksaan mikroskopik, dimana terdapat infiltrasi dari ductus protatik dan adanya jaringan periprostatik khususnya pada leukosit. Pada paragraph kedua penulis menuliskan bahwa histologi dari prostatitis sering ditemukan dari specimen saat biopsi untuk keperluan bedah maupun autopsi. Pada paragraph berikutnya penulis menjelaskan bahwa inflamasi dari histologi prostatitis itu 45% disebabkan oleh adanya kanker. Pada paragraph keempat ini penulis menjelaskan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya prostatitis, seperti infeksi bakteri, inflamasi kimia, dan sebagainya. Pada paragraph berikutnya penulis menjelaskan bahwa pada bebrapa kasus prostatitis dapat berpengaruh terhadap adanya perkembangan dari hyperplasia jinak dari prostat. Pada paragraph berikutnya, disini penulis mulai menjelaskan hubungan sebab akibat antara gejala saluran kemih bagian bawah dengan disfungsi erektil. Disini penulis menuliskan bahwa gejala saluran kemih tersebut disebabakan oleh hyperplasia jinak dari prostat (BPH) yang dapat menganggu fungsi seksual dari seseorang. Pada paragraph terakhir dari bagian pendahuluan penulis menjelaskan latar belakang dari penelitian ini yaitu karena kurangnya studi kasus mengenai hubungan antara gejala saluran kemih yang disebakan oleh BPH.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis membagi sub pokok bahasan
menjadi beberapa bagian, yaitu : Peserta : Secara total, 138 pasien dengan serum PSA (ng/mL) di atas 4 dengan normal digital rectal exam (DRE) dan siapa yang dijadwalkan untuk transreksi biopsi prostat dilibatkan dalam penelitian ini. Terdaftar pasien dibagi menjadi dua kelompok: mereka dengan temuan histologis prostatitis (Grup A) dan mereka yang tanpa prostatitis (Grup B).
Metode ; Untuk mengevaluasi saluran kemih bagian bawah dan
fungsi seksual, skor gejala prostat internasional (IPSS) dan indeks fungsi ereksi internasional-5 (IIEF-5) kuesioner diisi oleh pasien sebelum biopsi dilakukan, masing-masing. Hasil uroflowmetri sebelum biopsi(laju aliran maksimal [Qmax] dan aliran rata-rata) tingkat [Qavg]) dan volume urin residual pasca-void (PVR), serta indeks massa tubuh (BMI) dan prostat volume diukur melalui ultrasonografi transrektal, direkam. Pasien yang menerima BPH atau perawatan prostatitis; mereka yang didiagnosis dengan kanker prostat atau atypia menurut hasil patologis; dan mereka yang memiliki neurologis yang serius, gangguan jantung, atau paru, hati atau ginjal kegagalan, diabetes, atau hipertensi dikeluarkan dari penelitian. Prostatitis didiagnosis setelah dilakukan pemeriksaan histologis pengamatan infiltrasi sel inflamasi dalam jaringan kelenjar prostat. IPSS dan skor IIEF, serta uroflowmetri mereka dan volume urin residual dibandingkan secara statistik.
Analisis Statistik : SPSS software (Statistical Package for the Social
Sciences; Versi 15.0, SPSS Inc., Chicago, IL, USA) digunakan untuk menganalisis data. The Kolmogorov–Tes Smirnov digunakan untuk mengevaluasi apakah data yang diperoleh memiliki distribusi normal. Uji t sampel independen (tidak berpasangan) digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan antara kelompok usia, BMI, PSA, prostat volume, parameter uroflowmetri, dan IPSS rata-rata dan skor IIEF, yang merupakan variabel kontinu. Tes chi-square digunakan untuk membandingkan merokok status, keparahan IPSS dan IIEF. Analisis regresi multivariat digunakan untuk menghitung sarana IPSS yang disesuaikan dan Skor IIEF. Usia, BMI, status merokok, nilai PSA, dan volume prostat digunakan sebagai variabel kontinu dan sebagai kovariat dalam model.
Hasil ; Di antara 138 pasien di antaranya transrectal biopsi jarum
prostat dilakukan karena kadar PSA yang tinggi, 34 dikeluarkan dari penelitian: 28 menderita adenokarsinoma prostat, dan 6 menderita prostat intraepithelial neoplasia (PIN). Dari pasien termasuk dalam penelitian (n = 104), 34,6% memiliki histologis prostatitis (Grup A) dan 65,4% tidak memilikinya (Grup B).
Tabel 1 menggambarkam bahwa Tidak ada perbedaan umur yang
signifikan, BMI, volume prostat, PSA, Qmax, Qavg dan PVR. Nilai IPSS rata-rata adalah 19 ± 7,4 di Grup A dan 17,6 ± 8,5 di Grup B. Meskipun berarti IPSS di Grup A secara numerik lebih tinggi dari itu di Grup B, hasil ini tidak signifikan secara statistik (t = 0,794, P = 0,066)
Tabel 2 menunjukkan bahwa di Grup A, 15,6% memiliki ringan,
43,1% sedang, dan 41,3% memiliki gejala yang parah menurut ke IPSS. Sebaliknya, di Grup B, 17,6% memiliki ringan, 35,3% memiliki sedang, dan 47,1% memiliki gejala yang parah. Tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok sesuai dengan keparahan IPSS
Tabel 3 menggambarkan ED ringan di 33,3%, sedang di 16,7%, dan
parah pada 19,4% pasien dan 30,6% tidak memiliki ED di Grup A sesuai dengan skor IIEF. Di Grup B, ED dilaporkan ringan di 35,3% dan sedang pada 23,5% pasien dan 41,2% tidak memiliki ED. Menurut hasil ini, DE parah secara signifikan tinggi pada kelompok A.
Diskusi ; Studi kami menemukan bahwa pasien dengan diagnosis
prostatitis histologis memiliki disfungsi ereksi yang lebih serius daripada yang tanpa prostatitis. Studi terbaru sering berfokus pada efek peradangan histologis prostat jaringan pada perkembangan BPH, LUT, dan fungsi seksual. Dengan tindak lanjut yang luas, Perawatan Medis Gejala Prostat (MTOPS) studi menemukan peradangan prostat pada 544 dari 1197 pasien dengan BPH. Korelasi adalah diamati antara prostatitis histologis dan klinis perkembangan BPH. Pasien dalam semua kelompok (plasebo, finasteride, doxazosin, dan kombinasi finasteride dan doxazosin) dengan peradangan lebih mungkin berkembang secara klinis gejala, retensi urin akut (AUR), atau operasi terkait BPH. Penelitian kami mengelompokkan pasien berdasarkan adanya prostatitis; 34,6% pasien pernah radang prostat. Rata-rata IPSS adalah 19 pada pasien dengan prostatitis dan 17,6 pada pasien tanpa prostatitis Perbedaan itu tidak signifikan secara statistik. Demikian pula, Edlin et al. dalam studi mereka mengevaluasi prevalensi peradangan prostat pada BPH dan adenokarsinoma prostat, dilaporkan prostatitis histologis pada 61% pasien dengan BPH dan bahwa prostatitis histologis menunjukkan minor korelasi dengan LUTS. Simpulan Pada bagian kesimpulan, penulis menyimpulkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan, di antara pasien yang melakukan biopsi, skor IIEF secara signifikan lebih rendah pada mereka yang mengalami peradangan pada tingkat jaringan dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki prostatitis. Penulis menimpulkan bahwa mekanisme yang mendasari kemajuan kerusakan jaringan disebabkan oleh peradangan dan BPH juga dapat mempengaruhi fungsi seksual dengan mekanisme serupa.
Kekuatan Penelitian 1.Model analisis yang diguakan tepat
2.Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud
dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami 3. Sampel yang digunakan sangat tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Kelemahan Penelitian 1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini. 2. Penulis kurang detail dalam memberikan penjelasan hasil yang didapat dalam melakukan penelitiannya yang disajikan dalam tabel. 3. Kurangnya teori yang disajikan
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4920572/