Rahayu Susanti
Rahayu Susanti
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Rahayu Susanti
NPM : 10.0102.0112
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan........................................................................................... ii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ........................................................................ iii
Halaman Riwayat Hidup ..................................................................................... iv
Halaman Persembahan......................................................................................... v
Motto.................................................................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ........................................................................................................ xi
Daftar Gambar .................................................................................................... xii
Daftar Lampiran................................................................................................... xiii
Abstraksi ............................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 11
ii
B. Telaah Penelitian Sebelumnya ....................................................... 28
C. Pengembangan Hipotesis ............................................................... 31
D. Model Penelitian............................................................................. 36
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 59
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 60
C. Saran................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
ABSTRAK
Oleh:
Rahayu Susanti
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
hidup entitas. Menurut Setiawan (2006) dalam Santosa dan Wedari (2007),
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
ekonomi (PSAK No.1, 2009). Laporan keuangan yang disusun haruslah dapat
karena itu, dibutuhkan pihak independen yakni auditor yang bertindak untuk
kelangsungan hidupnya, maka auditor akan memberikan opini audit non going
concern dan opini audit going concern akan diberikan kepada perusahaan yang
perusahaan.
Opini audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh
(going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
pelaporan audit (SPAP Seksi 341, 2011). Pengeluaran opini audit going
dalam penilaian atas ada atau tidaknya kesangsian besar mengenai kemampuan
pantas. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian atas kelangsungan hidup
dalam mengurangi dampak dari ketidak mampuan entitas tersebut. Jika auditor
sebagai sinyal positif bagi investor sebagai penanda bahwa perusahaan dalam
kondisi yang baik. Auditor yang baik dianggap memiliki kemampuan untuk
penting dalam riset auditing. Boynton, et al. (2002) menyatakan bahwa isu
entitas dalam melanjutkan kelangsungan usaha pada satu periode tertentu dan
mengeluarkan opini going conern penting untuk diketahui karena opini audit
mempengaruhi opini audit going concern sudah dilakukan baik di luar negeri
maupun di Indonesia. Namun, hasil penelitian dari satu peneliti dengan peneliti
dan faktor yang mendorong auditor dalam menerbitkan opini going concern
berbeda-beda.
kantor akuntan publik (KAP) dengan auditee yang sama. Lamanya perikatan
menyatakan opini audit going concern. Auditor cenderung akan merasa cemas
kehilangan fee yang besar. Pada penelitian Junaidi dan Jogiyanto (2010),
pengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern oleh
auditor, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama hubungan auditor dengan
yang memiliki kualitas audit yang tinggi. Pemberian status going concern
bukanlah suatu tugas yang mudah karena berkaitan erat dengan reputasi
perusahaan yang diaudit. Hal itu berarti bahwa saat ini nasib akuntan publik
audit. Junaidi dan Jogiyanto (2010) menyebutkan bahwa faktor reputasi auditor
mempengaruhi opini audit going concern jika pada perusahaan klien terdapat
(2004), Januari dan Fitrianasari (2008), Badera dan Rudyawan (2009) dan
et al. (1985) menyatakan bahwa KAP besar akan berusaha untuk menjaga
nama baik dan menghindari tindakan yang mengganggu nama besar mereka.
Oleh sebab itu KAP besar akan lebih cenderung bertindak obyektif dan berani
memberikan opini audit going concern jika memang menemukan masalah yang
menjadi salah satu dasar auditor dalam memberikan opininya atas kewajaran
besarnya nilai penjualan, nilai equity, atau nilai total aktiva. Santoso dan
dan Rudyawan (2009) dan Junaidi dan Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa
al. (1997), Behn et al.(2001) telah menggunakan current ratio dalam penelitian
keputusan opini audit going concern. Pada penelitian Januarti dan Fitrianasari
signifikan terhadap opini audit going concern. Hal ini menunjukan semakin
opini audit going concern oleh auditor. Namun penelitian yang dilakukan oleh
Rahayu (2007), Masyitoh dan Adhariani (2010), Amilin dan Indrawan (2008)
going concern, dimana hasil dari penelitian terdahulu masih berbeda beda
(2010), maka pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan. Pertama, pada
ditambahkan dalam penelitian ini dengan alasan adanya hasil yang belum
going concern. Kedua, periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain.
9
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
lanjut bagi pembaca tentang masalah yang berkaitan dengan opini audit
going concern.
2. Manfaat praktis
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi investor dan
manajemen perusahaan.
d. Universitas
yang sama di masa yang akan datang mengenai going concern yang
e. Peneliti
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi peneliti dapat
E. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan ini dibagi menjadi lima bab,
dimana antara bab yang satu dengan bab yang lain saling berkaitan erat.
BAB I : PENDAHULUAN.
penulisan.
yang bermanfaat.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur
1. Teori Agensi
dimana satu orang atau lebih prinsipal memerintah orang lain untuk
melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada
agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Hendriksen dan
jawab atas tugas tertentu sesuai dengan kontrak yang disepakati atau
kerja si agen.
memperbesar laba. Semakin tinggi jumlah laba yang dihasilkan oleh agen
maka agen dianggap berhasil atau berkinerja baik sehingga layak mendapat
terbaik principal. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai maka
agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahan agar seolah target yang
keputusan. Dari laporan keuangan ini dapat dilihat seberapa besar tingkat
Oleh karena itu, dibutuhkan pihak ketiga yang bersifat independen sebagai
yang tidak mudah terpengaruh dengan tenure (lama perikatan audit klien
(going concern).
Fanny dan Saputra (2005) menyatakan bahwa KAP yang mengklaim dirinya
sebagai KAP besar (seperti yang dilakukan The Big Four) akan berusaha
keras menjaga nama tersebut, sehingga hal ini akan berdampak pada jasa
Opini audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh
dalam jangka waktu pantas (tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa yang mengarah pada
a) Trend negatif
kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang
jelek.
3) Masalah intern
memperbaiki operasi
umum, maka auditor akan memberikan opini tidak wajar (adverse opinion).
3. Audit Tenure
Audit tenure adalah lamanya hubungan auditor dan klien yang diukur
dengan jumlah tahun (Junaidi dan Jogiyanto, 2010). Audit tenure dikaitkan
dengan dua konstruk yakni keahlian auditor dan insentif ekonomi. Audit
memperoleh pemahaman yang lebih baik dari proses bisnis klien, dan risiko.
auditor dengan klien. Semakin tinggi kualitas auditor maka perikatan akan
dan klien dalam jangka waktu yang lama dikhawatirkan akan menimbulkan
menjelaskan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari
suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-
turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tahun buku
untuk klien tersebut setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit
4. Reputasi Auditor
disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Badera
dan Rudyawan, 2009). Teoh dan Wong (1993) menyatakan bahwa para
kualitas audit. Auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk
mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang
peer review. Auditor pada KAP yang memiliki reputasi baik akan
obyektifitas. Auditor yang memiliki reputasi dan nama besar juga dapat
sebagai KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka para
auditornya akan berusaha keras untuk menjaga nama besar tersebut, mereka
mereka.
kecil sebagai berikut: (1) Kantor Akuntan Publik besar adalah kantor
Akuntan yang termasuk dalam big six accounting firm, dan (2) Kantor
Akuntan Publik kecil adalah kantor akuntan yang tidak termasuk dalam big
six accounting firm. (Choi et al., 2010 menggolongkan KAP besar adalah
big four auditors) dimana KAP yang besar menyediakan mutu audit yang
Adapun nama-nama KAP yang termasuk dalam kelompok The Big Four
yaitu:
Tuanakotta & Halim ; Osman Ramli Satrio & Rekan ; Osman Bing Satrio
& Rekan.
22
5. Disclosure
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha, sehingga
ditunjukkan oleh rasio keuangan. (Dye, 1991 dalam Juanidi dan Jogiyanto,
perusahaan.
6. Ukuran Perusahaan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log
adalah log of total asset. Krishnan dan Schauer (2000) berpendapat bahwa,
semakin besar perusahaa yang diaudit, maka kualitas audit yang diberikan
kecil.
pada perusahaan yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan karena auditor
lebih kecil, dengan alasan bahwa perusahaan besar akan lebih mudah
baik sehingga pihak kreditor akan lebih bisa percaya untuk memberikan
(Barnes dan Huan, 1993 dalam Fanny dan Saputra, 2005), menyatakan
ketika sebuah Kantor Akuntan Publik sudah memiliki reputasi yang baik,
diri dari hal-hal yang bisa merusak reputasinya tersebut, sehingga mereka
opini yang akan diterimanya adalah opini audit going concern, tanpa
dan Neal, 2000 dalam Setyarno, et al, 2006), menemukan bahwa ada
concern.
26
7. Likuiditas
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki (Darsono dan
Ashari, 2004).
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006) aktiva lancar adalah aktiva yang
diharapkan berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang singkat (biasanya
kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat (biasanya juga kurang
dari satu tahun). Rasio ini dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang
sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva
yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat (Brigham &
yang terdiri nama peneliti dan tahun penelitian, variabel independen serta hasil
penelitian.
Tabel 2.1
Telaah Penelitian Sebelumnya
Dependen:
Pemberian opini audit
going concern
4 Amilin dan Ady Independen: Tidak terdapat perbedaan yang
Indrawan Opini audit, signifikan antara KAP big four
(2008) profitabilitas, leverage, dan KAP non big four dalam
likuiditas pemberian opini audit terhadap
Dependen: penilaian going concern.
Penilaian going concern Penilaian profitabilitas, leverage,
dan likuiditas perusahaan tidak
terdapat perbedaan signifikan
terhadap penilaian going
concern antara perusahaan yang
diaudit oleh KAP big four dan
non big four
C. Pengembangan Hipotesis
31
perikatan audit pada perusahaan yang sama. Ketika KAP mempunyai jangka
yang lebih atas kondisi keuangan klien dan oleh karena itu mereka akan
jangka waktu hubungan yang lama dengan kliennya, hal ini akan
mendorong pemahaman yang lebih atas kondisi keuangan klien dan oleh
perikatan audit dengan auditee yang sama, maka akan semakin besar fee
kehilangan sejumlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi
disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Auditor
audit going concern jika pada perusahaan klien terdapat masalah yang
memiliki reputasi dan nama besar dapat menyediakan kualitas audit yang
Akuntan Publik besar dan memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik
auditor besar akan lebih independen, dan karenanya, akan memberikan kualitas
yang lebih tinggi atas audit. Auditor yang besar akan berusaha keras
usaha perusahaan.
concern
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size,
nilai pasar saham, dan lain-lain. Perusahaan yang lebih besar lebih banyak
menawarkan fee audit tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil.
Dalam kaitanya mengenai kehilangan fee audit yang signifikan tersebut, auditor
likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus memberikan
D. Model Penelitian
Variabel Independen
Audit Tenure
H1
Reputasi KAP
H2
Variabel Dependen
H4
Ukuran
Perusahaan
H5
Likuiditas
Gambar 2.1
Model Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
37
1. Populasi
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-
2011.
2. Sampel
B. Data Penelitian
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-
2011.
mengolah literatur, artikel atau jurnal dan media tertulis yang berkaitan
Opini audit going concern adalah opini audit yang dikeluarkan oleh
diberi kode 1, sedangkan opini non going concern diberi kode 0. Opini audit
39
going concern dalam penelitian ini terdapat pada opini wajar tanpa
2. Audit Tenure
Audit tenure adalah lamanya hubungan auditor dengan klien dalam hal
perikatan yang dilakukan. Variabel audit tenure dalam penelitian ini diukur
dengan menghitung tahun dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan
3. Reputasi auditor
disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor. Pada penelitian ini,
variabel dummy. Apabila auditor berasal dai KAP yang termasuk dalam The
big four Accounting Firm, akan diberi kode 1 sedangkan jika tidak termasuk
dalam The big four Accounting Firm akan diberi kode 0 (Junaidi dan
Jogiyanto, 2010)
3. Disclosure
sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau
40
perusahaan publik. (2) Bentuk dan isi laporan tahunan terdapat 33 item
informasi dalam laporan keuangannya , maka skor 1 akan diberikan dan jika
4. Ukuran Perusahaan
dalam penelitian ini dihitung menggunakan log natural dari asset total
6. Likuiditas
seberapa baik model yang digunakan cocok untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.
1. Statistik Deskriptif
penelitian ini, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan
2. Multikolinieritas
Sebelum dilakukan uji regresi logistik akan dilakukan uji asumsi klasik
ada tidaknya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
dilihat dalam matriks korelasi lebih dari 0,90 (Ghozali, 2009: 95)
atau gabungan antara keduanya.. Analisis regresi logistik tidak perlu asumsi
normalitas data dan uji asumsi klasik lain seperti ujiautokorelasi dan uji
standardized coefficients :
Keterangan :
α : Konstanta
β1 - β6 : Koefisien Regresi
Reputasi KAP : 1, bila KAP big four dan 0 bila non big four.
total.
Likuiditas : Likuiditas
ε : error
uji chi-square omnibus test statistic kurang dari 0,05 maka hipotesis awal
telah fit atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
Dari Hipotesis ini dijelaskan bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol
agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan
d. Matriks Klasifikasi
BAB IV
A. Sampel Penelitian
Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2011. Berdasarkan metode
tahun sebanyak 55 data observasi. Hasil seleksi sampel disajikan dalam Tabel
4.1.
Tabel 4.1
Seleksi Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2007-2011 174
Perusahaan yang mengalami delisting selama periode 2007-2011 (23)
Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan auditan 2007-2011 (15)
Tidak terdapat catatan laporan keuangan. (4)
Tidak terdapat laporan auditor independen. (3)
Perusahaan yang mengalami laba bersih negatif kurang dari dua
periode laporan keuangan dari 2007-2011 (117)
Laporan keuangan tidak disajikan dalam rupiah (1)
Jumlah 11
Tahun amatan 5
Total sampel selama periode amatan 55
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012
B. Statistik Deskriptif
yang dilihat dari minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi
4.2.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
47
concern sebesar 0,53, hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang
mendapatkan opini audit going concern. Rata-rata lama hubungan KAP dengan
melakukan perikatan dengan KAP dalam waktu 2 tahun. Nilai rata-rata reputasi
KAP sebesar 0,29 menunjukkan bahwa mayoritas KAP yang menjadi sampel
adalah KAP yang tidak bereputasi / non big four. Disclosure memiliki rata-rata
rata perusahaan sampel termasuk perusahaan besar karena memiliki nilai total
asset diatas 100 Miliar. Rasio likuiditas perusahaan sampel rata-rata sebesar
0,8890, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel kurang
likuid karena jumlah aktiva lancar yang tersedia tidak cukup untuk melunasi
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
SPSS versi 20.0 diperoleh hasil uji multikolonieritas pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas
Consta Tenu Rep_K Disclos Siz Likuidi
nt re AP ure e tas
Constan 1.000 -.258 .403 -.911 . .052
t -.258 1.00 -.246 .241 724 .064
Tenure .403 0 1.000 -.430 -.28 -.082
Rep_K -.911 -.246 -.430 1.000 5 -.118
AP .724 .241 .395 -.862 . .101
Disclos .052 -.285 -.082 -.118 395 1.000
ure .064 -.86
Size 2
Likuidit 1.0
as 00
.
101
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012
variabel independen tidak ada yang memiliki nilai lebih dari 0,95. Jadi dapat
multikolonieritas.
49
program SPSS for Windows 20.0 yang sajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Variables in the Equation
diperoleh persamaan:
1. Nilai α sebesar -26,263, berarti apabila tidak ada pengaruh dari audit tenure,
semakin lama, maka perusahaan akan menerima opini audit going concern.
bereputasi tinggi, maka perusahaan tidak akan menerima opini audit going
concern.
50
Windows 20.0 diperoleh hasil uji Omnibus Tests of Model Coefficients model
Tabel 4.5
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi- df Sig.
square
1 Step 26.437 5 .000
Block 26.437 5 .000
Mode 26.437 5 .000
l
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012
Hasil uji chi-square omnibus test statistic pada Tabel 4.5 menunjukkan
tersebut menunjukkan bahwa p value 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan H1
Windows 20.0 diperoleh hasil uji Nagelkerke R Square yang disajikan dalam
Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 50,9 persen,
Windows 20.0 diperoleh hasil uji Log Likelihood value yang disajikan dalam
Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir
(Likelihood) pada awal (Block number=0) dengan nilai -2LL pada akhir
H. Matrik Klasifikasi
Tabel 4.8
Matrik Klasifikasi
perusahaan sampel yang diamati dan diprediksi akan mendapatkan opini audit
perusahaan yang diamati dan diprediksi tidak akan mendapatkan opini audit
I. Uji Hipotesis
Uji ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Uji ini
independen dengan variabel dependen. Jika nilai probabilitas (sig wald) > =
0,05, maka Ha tidak diterima, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil uji hipotesis pada
Tabel 4.9
Uji Parsial
nilai koefisien sebesar 0,487 dengan sig wald sebesar 0,148. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa p value 0,148 > 0,05, maka H1 tidak diterima berarti
54
concern.
nilai koefisien sebesar -0,304 dengan sig wald sebesar 0,717. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa p value 0,717 > 0,05, maka H2 ditolak berarti reputasi
koefisien sebesar 46,391 dengan sig wald sebesar 0,011. Hasil tersebut
concern.
memiliki nilai koefisien sebesar -1,147 dengan sig wald sebesar 0,009. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa p value 0,009 < 0,05, maka H4 diterima berarti
going concern.
koefisien sebesar -2,116 dengan sig wald sebesar 0,010. Hasil tersebut
concern.
J. Pembahasan
lamanya perikatan dengan auditee. Hal ini terjadi karena menurut IAI
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu auditor sebagai akuntan publik akan
audit going concern. Hasil ini konsisten dengan penelitian Januarti dan
(2010).
56
berebeda antara hasil audit oleh auditor yang bereputasi maupun tidak
bereputasi. Hal ini terjadi karena menurut Fanny dan Saputra (2005) auditor
kelangsungan hidup auditee, maka opini yang akan diberikan pada auditee
adalah opini going concern. Hasil ini konsisten dengan penelitian Januarti
opini audit going concern. Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa
57
going concern. Hasil ini konsisten dengan penelitian Junaidi dan Jogiyanto
concern.
(Darsono dan Ashari, 2004). Perusahaan yang memiliki rasio lancar tinggi,
penerimaan opini audit going concern. Hasil ini memberikan bukti empiris
perusahaan yang likuid tidak akan menerima opini audit going concern.
dari penerimaan opini audit going concern oleh auditor. Hasil ini konsisten
concern.
59
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
penerimaan opini audit going concern periode 2007 – 2011 pada perusahaan
menunjukkan bahwa :
reputasi Kantor Akuntan Publik maka semakin besar kualitas audit yang
concern.
B. Keterbatasan
sedemikian rupa, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara
lain:
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hal ini berarti
61
keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama 6 tahun buku
tahun.
C. Saran
1. Variabel lain yang secara teoritis mungkin dapat memengaruhi opini audit
ditangani KAP.