Anda di halaman 1dari 7

ISSN No.

2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 33

PENGARUH THERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP


PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN SKIZOFRENIA
DI RSJ MUTIARA SUKMA PROPINSI NTB

Oleh :

I Made Eka Santosa


Dosen PNS dpk pada STIKES Mataram

Abstrak: Skizofrenia merupakan gangguan fungsi otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada
dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim
dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik diri Berdasarkan hubungan
antar pribadi normal.Sering kali diikuti dengan delusi dan halusinasi. Desain penelitian yang digunakan
adalah rancangan quasi eksperimen, dengan menggunakan pendekatan pre test post testdengan jumlah
populasi sebanyak 42 orang. Sampel dari penelitian ini adalah semua pasien skizoprenia yang mengalami
penurunan depresi di RSJ Mutiara Sukma Propinsi NTB sebanyak 32 orang. Tehnik sampling yang
digunakan pada penelitian ini menggunakanpurposive sampling .dengan waktu yang dibutuhkan selama 2
minggu (14 hari). Jenis instrumen yang digunkan untuk pengumpulan data adalah kuesioner dan lembar
observasi pengolahan data di olah dengan rumus uji wilcoxon.Berdasarkan pembahasan diketahui hasil
penelitian bahwa sebagian besar responden berdasarkan tingkat depresi yaitu tidak mengalami depresi
yaitu sebanyak 8 responden (50%) dan yang mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 8 responden (50%).
Sementara pada kelompok kontrol dapat diperoleh bahwa yang mengalami depresi ringan yaitu sebanyak
13 responden (81.25%) dan 3 responden (18.75%) yang mengalami depresi sedang. Berdasarkan hasil uji
statistik dengan uji wilcoxon smirnov tingkat depresi Dari kelompok eksperimen diperoleh hasil ada
perbedaan secara bermakna antara pre dan post perlakuan (p = 0,003 , p< 0,05). Menunjukkan bahwa
sesudah diberikan intervensi terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi maka diperoleh hasil ada
perbedaan secara bermakna p = 0,003 (p< 0,05). Harapan untuk responden supaya dapatmenerapkan
terapi aktivitas kelompok setiap minggu untuk mengurangi tingkat depresi yang muncul demi
kesembuhan.

Kata kunci : Terapi aktivitas kelompok, stimulasi persepsi, depresi

PENDAHULUAN
WHO dalam Iyus osep (2007) menyatakan Barat (15 persen),kabupaten Bima dan Dompu 13
paling tidak ada satu dari empat orang di dunia persen, Lombok Timur(13 persen), dan kabupaten
yang mengalami masalah mental, di perkirakan ada lain masih rendah. Besaran ini menunjukkan
sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami prioritas masalah kesehatan jiwa sangat tinggi di
gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu menurut Nusa Tenggara barat.
Uton Muchtan dalam Iyus yosep (2007) satu Kesehatan jiwa merupakan suatu unsur yang
pertiga dari penduduk di wilayah Asia tenggara sangat penting yang harus dimiliki dalam diri
pernah mengalami gangguan neuropsikiatri, setiap manusia.Kesehatan jiwa bukan hanya tidak
sebanyak tujuh provinsi mempunyai prevalensi ada gangguan jiwa, melainkan mengandung
Gangguan jiwa berat di atas prevalensi nasional, berbagai karakteristik yang positif yang
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera barat, menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
Sumatera selatan, Bangka belitung, Kepulauan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
Riau, DKI Jakarta,dan Nusa Tenggara Barat. keperibadiannya (Yosep, 2007).
Di Nusa Tenggara Barat sendiri berdasarkan Data yang didapatkan di RSJ Mutiara Sukma
hasil Riset Kementerian Kesehatan pada tahun Propinsi NTB pada tahun 2014, pasien gangguan
2007, gangguan jiwa berat terbanyak di kabupaten jiwa yang dirawat inap dalam enam bulan terakhir
Bima(1,5 persen), disusul Lombok Timur (1,2 pada bulan Juli sampai Desember berjumlah 532
persen), kota Mataram (0,9 persen), Dompu(0,8 orang. Jumlah penderita skizofrenia, 413 orang.
persen), sedangkan kabupaten lain seperti Lombok Sedangkan pada tahaun 2013, pasien dengan
Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Kota gangguan jiwa yang di rawat inap di bulan Januari
Bima lebih rendah(Rata-Rata 0,6 persen). Di sampai dengan desember 910, jumlah penderita
Lombok Tengah mencapai (23 persen), Lombok skizofrenia 116 orang (RSJP NTB, 2013).

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 1, Maret 2016


34 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal Tujuan Penelitian penelitian ini adalah untuk
14 April 2015 di RSJ Mutiara Sukma Propinsi mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
NTB, pasien yang menderita skizofrenia sebanyak (TAK) Stimulasi Persepsi Terhadap Perubahan
42 pasien, berdasarkan observasi oleh peneliti Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia di
terdapat 32 pasien yang masih mengalami Depresi RSJMutiara Sukma Provinsi NTB.
dilakukan pengukuran tingkat depresi dengan
menggunakan pedoman wawancara. METODE PENELITIAN
Jumlah pasien skizofreniayang dirawat di RSJ
Metode penelitian yang digunakan dalam
Mutiara Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat
penelitian ini merupakan penelitian Pra-
dengan Depresi cukup tinggi, hal ini tentunya perlu
Eksperimental dengan rancangan penelitian “one
mendapatkan perhatian tentang penanganan yang
group pre test-post test design” yaitu untuk
serius, karena semakin awal pasien ditangani,
mengungkapkan sebab akibat dengan cara
maka dapat mencegah klien mengalami tingkat
melibatkan satu kelompok subyek. Dalam
Depresi yang lebih berat, sehingga risiko Depresi
rancangan ini, kelompok subyek diobservasi
dapat di cegah. Penanganan pasien Depresi
sebelum dilakukan perlakuan, kemudian
dilakukan dengan kombinasi psikofarmakologi dan
diobservasi lagi setelah dilakukan perlakuan
intervensi psikososial seperti psikoterapi, terapi
(Nursalam, 2003).
keluarga, dan terapi-terapi aktivitas kelompok.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Penggunaan terapi aktifitas kelompok (TAK)
Jiwa Provinsi NTB dan yang menjadi subyek
stimulasi persepsi dalam praktik keperawatan jiwa
penelitian adalah Pasien skizofrenia yang
memberikan dampak positif dalam upaya
mengalami Depresi di RSJ Mutiara Sukma
pencegahan pengobatan, atau terapi serta
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pemulihan kesehatan jiwa seseorang.Meningkatnya
pasien skizofrenia yang mengalami Depresi di RSJ
penggunaan terapi modalitas merupakan bagian,
Mutiara Sukma berjumlah 42 orang.Sampel adalah
dan memberikan hasil yang positif terhadap
sebagian atau wakil populasi yang diteliti
perilaku pasien. Proses TAK stimulasi persepsi
(Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini yang akan
adalah merangsang atau menstimulasikan klien
menjadi sampel adalah pasien skizofrenia yang
melalui kegiatan yang disukainya dan
mengalami Depresi di RSJ Mutiara Sukma yaitu
mendiskusikan aktivitas yang telah dilakukan
sebanyak 32 orang.
untukmengubah perilaku yang destruktif dan
Tehnik sampling pada penelitian ini
maladaptif dengan aktivitas mengontrol Depresi
menggunakan Purposive sampling yaitu teknik
dengan melakukan kegiatan bercakap-cakap dan
penentuan sampel Sesuai Dengan Kriteria.
patuh minum obat.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian
Dengan aktivitas yang telah dilakukan
ini adalah Pra-Eksperimental dengan rancangan
tersebut klien mempunyai kemampuan untuk
penelitian “one group pre test-post test design”
menyelesaikan masalah-masalah yang diakibatkan
yaitu untuk mengungkapkan sebab akibat dengan
oleh paparan stimulasi kepadanya, serta klien dapat
cara melibatkan satu kelompok subyek. Dalam
mensensorikan stimulasi yang dipaparkan
rancangan ini, kelompok subyek diobservasi
kepadanya dengan tepat, klien dapat
sebelum dilakukan perlakuan, kemudian
menyelesaikan masalah yang timbul pada stimulasi
diobservasi lagi setelah dilakukan perlakuan
yang dialami sehingga bila klien mampu
(Nursalam, 2003).
mengontrol maka tingkat Depresi akan menurun
(Keliat, 2011).
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi
pesepsi merupakan cara untuk membina hubungan Instrumen penelitian yang digunakan dalam
yang terapeutik dimana terjadi penyampaian penelitian ini adalah Kuesioner dan lembar
informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran observasi.Pengumpulan data dengan observasi
dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain digunakan untuk mengukur tingkat Depresi pasien
(Stuart & sundeen,1998). skizofrenia sebelum dan sesudah pemberian terapi
Metode terapi aktivitas kelompok (TAK) terapi akttivitas kelompok stimulasi persepsi.
stimulasi persepsi selama ini sering dilaksanakan Koesioner digunakan untuk mengukur tingkat
oleh perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB, Depresi sebelum maupun sesudah diberikan terapi
dengan hal tersebut peneliti terdorong untuk aktifitas kelompok stimulasi persepsi.
melakukan penelitian tentang pengaruh Terapi Setelah data terkumpul, selanjutnya masing-
Aktivitas Kelompok ; Stimulasi Persepsi Terhadap masing gejala diberikan penilaian, apabila saat
Perubahan Tingkat Depresi Pada Pasien diobservasi dan wawancara terdapat depresi
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dengan penilaian :
Provinsi NTB. 1. 0 – 4 : Tdk ada depresi

Volume 2, No. 1, Maret 2016 http://www.untb.ac.id


ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 35
2. 5 – 7 : Depresi ringan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
3. 8 – 15 : Depresi sedang Kelompok Kelompok
4. >16 : Depresi berat(Wahid iqbal)2009. N Umur eksperimen kontrol
o Jml % Jml %
b. Identifikasi Variabel dan Definisi
1 < 20 tahun 0 0 0 0
Operasional
2 21 – 30 tahun 16 100 16 100
3 31 – 40 tahun 0 0 0 0
4 41-50 tahun 0 0 0 0
Total 16 100 16 100

b) Distribusi Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin.
Jenis kelamin Kelompok Kelompok
N eksperimen control
o Jml % Jml %
1 Laki – laki 13 81.25 12 75
2 Perempuan 3 18.75 4 25
Total 16 100 16 100

c) Distribusi Responden Berdasarkan


Pendidikan
Berdasarkan pendidikan responden dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
Pendidikan.
Kelompok Kelompok
N Pendidikan eksperimen control
o Jumlah % Jumlah %
1 SD 0 0 3 18.75
c. Analisa Data 2 SMP 7 43.75 5 31.25
3 SMA 9 56.25 8 50
Penelitian ini menggunakan uji wilcoxon.
Total 16 100 16 100
Adapun taraf kepercayaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah taraf signifikansi 5%. Ha
diterima apabila p< 0,05. d) Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Pekerjaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan jenis pekerjaan responden
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
a. Hasil
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
Lokasi Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Pekerjaan.
Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB Yang Berlokasi Kelompok Kelompok
di Kota Mataram, Tepatnya Jalan Akhmad Yani N Pekerjaan eksperimen control
No.1 Selagalas Mataram pada tanggal 10 s/d 22 o Jumlah % Jumlah %
Juni 2015. 1 Tidak bekerja 14 87.5 15 93.75
2 Wiraswasta 0 0 0 0
1. Data Umum 3 Tani 0 0 0 0
Responden dalam penelitian ini adalah 4 Buruh 2 12.5 1 6.25
pasien Skizoprenia di Rumah Sakit Jiwa Total 16 100 16 100
Provinsi NTB yang mengalami depresi yaitu 2. Data Khusus
Sebanyak 32 responden. a) Tingkat Depresi Pasien Skizoprenia
a) Distribusi Responden Berdasarkan Umur Sebelum Dilakukan Terapi Aktivitas
Tabel berikut akan menguraikan mengenai Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi.
penyebaran responden berdasarkan
kelompok umur responden sebagai berikut:

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 1, Maret 2016


36 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292
Tabel 6. Distribusi Tingkat Depresi Pasien (1). Pre test data kelompok kontrol dan
Skizoprenia Sebelum Dilakukan Terapi kelompok eksperimen tidak ada
Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi perbedaan secara bermakna (P =
Persepsi. 1,000 , P> 0,05).
` Kelompok Kelompok (2). Post test data kelompok kontrol dan
N Tingkat eksperimen control kelompok eksperimen ada perbedaan
o depresi Jumlah % Jumlah %
1 Depresi tidak 0 0 0 0
secara bermakna (p = 0,037 , p< 0,05)
ada Untuk melihat kelompok perlakuan,
2 Depresi 15 93.75 15 93.75
yang mana yang memberikan hasil
ringan
3 Depresi 1 6.25 1 6.25 yang bermakna, maka dilakukan uji
sedang lanjut dengan uji wilcoxon baik pada
4 Depresi berat 0 0 0 0 kelompok kontrol maupun kelompok
Total 16 100 16 100 eksperimen
b) Mengidentifikasi Tingkat Depresi Sesudah Uji wilcoxon digunakan untuk
Dilakukan Terapi Aktivitas kelompok menguji apakah ada perbedaan antara pre
(TAK) Stimulasi Persepsi. test pada kelompok kontrol dan post test
Tabel 7. Distribusi Tingkat Depresi pasien pada kelompok eksperimen.
Skizoprenia Sesudah Dilakukan Terapi Tabel 8. Distribusi hasil uji Wilcoxon Kelompok
Aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi Kontrol.
Persepsi
Kelompok Kelompok Tingkat Depresi Tingkat Depresi Pada
N Tingkat depresi eksperimen control Pada Pre Test Pre Test Total
o Jmlh % Jmlh % Tidak Ringan Sedang ρ
1 Depresi tidak ada 8 50 0 0 Depresi
2 Depresi ringan 8 50 13 81.25 Tidak Depresi 0 0 0 0 0,157
3 Depresi sedang 0 0 3 18.75 Ringan 0 13 2 15
4 Depresi berat 0 0 0 0 Sedang 0 0 1 1
Total 16 100 16 100 Total 0 13 3 16
c) Analisa Pengaruh Terapi Aktivitas Uji Wilcoxon
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Pada (1) Pre test data kelompok kontrol.
Pasien Skizoprenia Di RSJ Mutiara Sukma Tidak ada perbedaan secara bermakna
Provinsi NTB. (p = 0,157, p> 0,05).
Berdasarkan data khusus di atas, maka Tabel 9. Distribusi hasil uji Wilcoxon Kelompok
dapat dilakukan analisa data untuk Eksperimen.
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
yang signifikansi terhadap perlakuan yang Tingkat Tingkat Depresi Pada
diberikan antara pre test and post test Depresi Post Test Total ρ
Pada Post Tidak Ringan Sedang
sebagamana uji berikut ini : Test Depresi
Uji kolmogorov smirnov digunakan Tidak 0 0 0 0 0,003
untuk menguji apakah ada perbedaan Depresi
antara pre test – post test pada kelompok Ringan 8 7 0 15
kontrol dan kelompok eksperimen Sedang 0 1 0 1
Total 8 8 0 16
terhadap Perubahan tingkat depresi pada
pasien skizoprenia di rumah sakit jiwa Uji Wilcoxon
provinsi NTB baik pada pre test
(2) Post test data kelompok eksperimen.
maupunpost test.
Ada perbedaan secara bermakna(p =
Tabel 7. Distribusi hasil uji Kolmogorov smirnov. 0,003, p< 0,05).
Test Statisticsa b. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSJ
Mutiara Sukma Provinsi NTB terhadap Perubahan
tingkat depresi pada pasien skizoprenia dengan
jumlah responden 32 orang, Dalam penelitian ini,
Grouping Variable : Perlakuan responden dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu
kelompok eksperimen (16 orang) dan kelompok

Volume 2, No. 1, Maret 2016 http://www.untb.ac.id


ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 37
kontrol (16 orang), bahwa peneliti memberikan (2008), bahwa gangguan alam perasaan (mood
perlakuan berupa terapi Aktivitas Kelompok (TAK) disorder) dalam kurun waktu tertentu bisa
Stimulasi Persepsi terhadap 16 responden berubah dari satu episode ke episode lain
(kelompok eksperimen), dalam mendapatkan (bipolar), suatu saat penderita masuk dalam
responden sebanyak 32 orang, peneliti episode manik (berperilaku hiperaktif, agitasi
menggunakan purposive sampling, kelompok dan cemas) pada saat lain masuk dalam
eksperimen diberi perlakuan terapi Aktivitas episode depresif (perilaku hipoaktif, menarik
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi selama 25 diri). Hal ini juga dapat dijelaskan menurut
menit dengan perlakuan sebanyak 3 kali dalam (Mu’tadin, 2002 dalam Ahmad, D. 2012), cara
seminggu selama 2 minggu, sedangkan kelompok individu menangani situasi yang mengandung
perlakuan kontrol tidak diberikan perlakuan. tekanan tertentu ditentukan oleh sumber daya
Setelah peneliti mendapatkan responden untuk individu yang meliputi kesehatan fisik,
kelompok eksperimen selanjutnya diberikan terapi keterampilan dalam memecahkan masalah,
Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi, keterampilan sosial, dukungan sosial dan
dari hasil pemberian terapi Aktivitas Kelompok materi. Seperti diketahui bahwa orang yang
(TAK) Stimulasi Persepsipasien skizoprenia yang mengalami depresi karena berkurangnya
mengalami depresi dapat menunjukkan perilaku peran dalam kehidupan sehari – hari, klien
atau sikap dari yang sebelumnya maladaptif merasa dirinya tidak mampu lagi,
menjadi adaptif sehingga peneliti dapat melihat ketidaksiapan terhadap Perubahan pola hidup
perkembangan dari masing – masing responden ini bisa memacu gangguan psikologis,
selama pemberian terapi. Terapi Aktivitas manifestasinya klien akan menarik diri dari
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi merupakan semua kegiatan, merasa bersalah karena
cara yang sangat efektif untuk mengatasi depresi menganggur, murung, rendah diri dan apatis
karena dapat meningkatkan rasa penguasaan diri (Ahmad, D. 2012). Klien dengan depresi
yang dapat membantu mereka yang merasa tidak sedang dipengaruhi oleh banyak faktor
dapat mengendalikan hidup dan suasana hati diantaranya adalah pendidikan dan jenis
mereka, dapat meningkatkan kepercayaan diri. kelamin terkait dengan masalah tingkat
pendidikan dan Perubahan produksi hormon
1. Tingkat Depresi Pada Pasien Skizoprenia seks seseorang.
Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi. 2. Tingkat Depresi Pasien Skizoprenia Sesudah
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
tingkat Depresi Pasien Skizopreniapada Stimulasi Persepsi.
kelompok eksperimen terdiri dari Depresi Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa
ringan dan sedang. pasien skizoprenia yang tingkat Depresi pasien skizoprenia pada
mengalami Depresi ringan lebih banyak kelompok eksperimen terdiri dari tidak ada
dibandingkan dengan pasien skizoprenia yang Depresi dan Depresi ringan. pasien
yang mengalami Depresi sedang . skizoprenia yang mengalami tidak ada
Selanjutnya tingkat Depresi pada Depresi lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok kontrol terdiri dari Depresi ringan pasien skizoprenia yang mengalami Depresi
dan sedang. pasien skizoprenia yaqng sedang .
mengalami Depresi ringan lebih banyak Selanjutnya tingkat Depresi pada
dibandingkan dengan pasien skizoprenia yang kelompok kontrol terdiri dari Depresi ringan
mengalami Depresi sedang. dan sedang. pasien skizoprenia yang
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi mengalami Depresi ringan lebih banyak
yang telah dilakukan oleh peneliti, dimana dibandingkan dengan pasien skizoprenia yang
pada responden yang mengalami depresi mengalami Depresi sedang.
sedang mengatakan bahwa akhir – akhir ini Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi
mudah merasa sedih, gelisah, susah untuk yang dilakukan oleh peneliti pada responden
fokus pada satu kegiatan yang sedang yang mengalami depresi sedang dan ringan
dilakukan dan gampang lelah. Perilaku yang setelah diberikan Terapi Aktivitas Kelompok
dirasakan oleh responden terungkap dari hasil (TAK) Stimulasi Persepsi, dimana responden
observasi, kondisi fisik responden seperti yang sebelumnya terlihat gelisah, tidak dapat
responden yang takut saat berhadapan, fokus terhadap kegiatan yang sedang
murung, pandangan tidak fokus dan terlihat dilaksanakan, dan tidak mudah diajak
gelisah, lebih banyak menyendiri komunikasi atau menarik diri menjadi lebih
dibandingkan menceritakan masalahnya rileks, sedikit membuka diri, merasa tenang,
dengan orang lain, sesuai pendapat Hawari dapat berkomunikasi dengan lancar dan
kemampuan responden dalam merespon

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 1, Maret 2016


38 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292
dalam pemberian terapi. Terapi Aktivitas diberikan intervensi terapi aktivitas kelompok
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi adalah (TAK) stimulasi persepsi maka diperoleh hasil ada
metode dramatik spesifik dengan tujuan untuk perbedaan secara bermakna p = 0,003 (p< 0,05).
menggali masalah emosional yang dialami
seseorang (Kaplan dan Sadock, 1997). PENUTUP
Dengan demikian sikap atau perilaku seorang
depresi yang sebelumnya maladaptif menjadi a. Simpulan
adaptif dengan membuka diri dalam arti dapat Ada pengaruh yang signifikan dari Terapi
beronteraksi sosial dan kooperatif. aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terhadap Perubahan tingkat depresi pada Pasien
Stimulasi Persepsi dilakukan selama Skizoprenia di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma
penelitian pada responden depresi di Rumah Provinsi NTB. (p = 0,003, p< 0,05; uji wilcoxon
Saakit Jiwa Provinsi NTB yang diberikan kelompok eksperimen).
perlakuan selama 40 menit terhadap 16
responden dengan cara mengobservasi sejauh b. Saran
mana responden dapat merespon dan
kemampuan responden dalam Therapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi
mengekspresikan perasaannya agar dapat Persepsi dapat menjadi pilihan modalitas
bersosialisasi dengan orang lain. keperawatan di masing-masing ruang rawat inap
Menurut (Ahmad, D. 2012), menjelaskan RSJ Mutiara Sukma Propinsi NTB.
tingkat adaptasi sebagai standar variabel yang
mempunyai dampak stimulus baru dan DAFTAR PUSTAKA
tanggapan dari tanggapan sebelumnya Alimul Aziz. 2007. Metode penelitian
dibandingkan untuk tanggapan selanjutnya keperawatan Dan Teknik Analisis Data,
output langsung dari sistem, melibatkan Salemba Medika, Jakarta.
beberapa mekanisme koping yang
menghasilkan perilaku yang adaptif. Dalam Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian: Suatu
memelihara integritas seseorang, regulator dan Pendekatan Praktek, PT.Rineka Cipta,
kognator subsistem diperkirakan sering Jakarta.
bekerja sama.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Buku Panduan Skripsi, 2013. Buku Panduan
kolmogorov smirnov, tingkat depresi Penulisan Skripsi Sekolah Tinggi
responden sebelum dilakukan Terapi Aktivitas Kesehatan Mataram.
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsidiperoleh
hasil tidak ada perbedaan secara bermakna (p Depkes RI, 2001. Pedoman Advokasi Program
= 1,000 , p> 0,05) antara kelompok kontrol Kesehatan Kerja. Jakarta.
dengan kelompok eksperimen, dan sesudah
dilakukan intervensi Terapi Aktivitas Hawari D. 2008. ManajemenStres Cemas dan
Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Pada Depresi. FK UI. Jakarta.
Pasien Skiziprenia di RSJ Mutiara Sukma
Provinsi NTB, diperoleh hasil terdapat Kaplan & Sadock, 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7
perbedaan secara bermakna antara kelompok Jilid 1. Binarupa Aksara : Jakarta.
kontrol dengan kelompok eksperimen(p =
0,037 , p< 0,05). Kliat, (2011).keperawatan jiwa terapi aktivitas
Sementara itu, untuk melihat kelompok kelompok, EGC : Jakarta.
perlakuan, yang mana yang memberikan hasil yang
Maramis WF, 2005: catatan ilmu kedokteran
bermakna, maka dilakukan uji lanjut dengan uji
jiwa :jakarat:airlangga university press.
wilcoxon pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Hasil perhitungan menggunakan uji wilcoxon
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi
sesuai tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada
Penelitian Ilmu Kesehatan Pedoman
kelompok kontrol diperoleh hasil tidak ada
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
perbedaan secara bermakna pada awal dan akhir
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
perlakuan (p =0,157, p> 0,05).
Berdasarkan tabel 4.9 pada kelompok Purwaningsih, (2010). Asuhan keperawatan jiwa
eksperimen diperoleh hasil ada perbedaan secara dilengkapi terapi modalitas dan standar
bermakna antara pre dan post perlakuan (p =
operating procedure(SOP), EGC:Jakarta.
0,003 , p< 0,05). Menunjukkan bahwa sesudah

Volume 2, No. 1, Maret 2016 http://www.untb.ac.id


ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 39
Setiadi, 2010. Konsep dan penulisan riset
keperawatan,-edisi pertama- yogjakarta:
graham ilmu 2010.

Stuart, G.W & Sundeen. S.J (1998). “Principles &


Practices of Psychiatric Nursing (6th
ed)”.st.lois: Washington D.C Mosby
Company.

Videbeck, L. 2008. Buku Ajar keperawatan Jiwa,


Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Wasis,2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi


Perawat, Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi),


Refika Aditama, Bandung.

Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa, Refika


Aditama, Bandung.

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 1, Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai