Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang
seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Risiko adalah “peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi yang dapat
berpengaruh negatif” . Risiko adalah “fungsi dari probabilitas (chance, likelihood)
dari suatu kejadian yang tidak diinginkan, dan tingkat keparahan atau besarnya
dampak dari kejadian tersebut.
Risiko di Rumah Sakit:
Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif.
Risiko non klinis/corporate risk adalah semua issu yang dapat berdampak terhadap
tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai korporasi.
Kategori risiko di rumah sakit ( Categories of Risk ) :
Patient care care-related risks
Medical staff staff-related risks
Employee Employee-related risks
Property Property-related risks
Financial risks
Other risks
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri (The Joint Commission
on Accreditation of Healthcare Organizations/JCAHO).
Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, penilaian, analisis
dan pengelolaan semua risiko yang potensial dan kejadian keselamatan pasien.
Manajemen risiko terintegrasi diterapkan terhadap semua jenis pelayanan dirumah
sakit pada setiap level Jika risiko sudah dinilai dengan tepat, maka akan membantu
rumah sakit untuk menentukan prioritas dan perbaikan dalam pengambilan keputusan
untuk mencapai keseimbangan optimal antara risiko, keuntungan dan biaya. Dalam
praktek, manajemen risiko terintegrasi berarti:
Menjamin bahwa rumah sakit menerapkan system yang sama untuk mengelola
semua fungsi-fungsi manajemen risikonya, seperti patient safety, kesehatan dan
keselamatan kerja, keluhan, tuntutan (litigasi) klinik, litigasi karyawan, serta risiko
keuangan dan lingkungan.
Jika dipertimbangkan untuk melakukan perbaikan, modernisasi dan clinical
governance, manajemen risiko menjadi komponen kunci untuk setiap desain proyek
tersebut.
Menyatukan semua sumber informasi yang berkaitan dengan risiko dan
keselamatan, contoh: “data reaktif” seperti insiden patient safety, tuntutan litigasi
klinis, keluhan, dan insiden kesehatan dan keselamatan kerja, “data proaktif” seperti
hasil dari penilaian risiko; menggunakan pendekatan yang konsisten untuk pelatihan,
manajemen, analysis dan investigasi dari semua risiko yang potensial dan kejadian
aktual.
Menggunakan pendekatan yang konsisten dan menyatukan semua penilaian risiko
dari semua jenis risiko di rumah sakit pada setiap level.
Memadukan semua risiko ke dalam program penilaian risiko dan risk register
Menggunakan informasi yang diperoleh melalui penilaian risiko dan insiden untuk
menyusun kegiatan mendatang dan perencanaan strategis.
Tahapan manajemen resiko klinis pada Apendiktomi
1. Identifikasi risiko
3. pengendalian
4. telaah akibat
5. menghilangkan penyebab
6. Pencegahan Kerugian
7. Pengurangan Kerugian
8. Pengaturan Kegiatan
9. Alih Resiko
10. Pendanaan Resiko
3. Evaluasi
Bertujuan untuk membandingkan tingkat atau level dari suatu risiko yang
ditemukan dengan kriteria risiko yang tidak dapat dihindari. Hasil akhir dari tahap ini
adalah menyusun prioritas risiko sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang lebih
lanjut. akan mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan
risiko.
Pre Operasi:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis dan dilakukan intervensi
manajemen nyeri.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dan dilakukan intevensi kontrol
kecemasan.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai prosedur
dan diberikan intervensi pendidikan kesehatan.
Intra Operasi:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dan tindakan pembedahan dan
dilakukan intervensi pertahankan teknik steril selama jalannya tindakan pembedahan.
2. Resiko cedera akibat kondisi perioperatif berhubungan dengan gangguan
persepsi/sensorik akibat anestesi dan dilakukan intervensi kontrol resiko jatuh.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif
dan dilakukan intervensi monitor TTV dan hidrasi.
Post Operasi:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif: penatalaksanaan
appendiktomi dan intervensi yang dilakukan
Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Tindakan Appendiktomi pada Appendicitis
Akut di Kamar Operasi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr.Moewardi
Surakarta 5
yaitu pertahankan teknik steril, monitor TTV.
2. Ketidakefektifan thermoregulasi berhubungan dengan paparan lingkungan dingin,
pemberian obat-obatan yang menyebabkan vasodilatasi dan dilakukan intervensi
dengan management suhu lingkungan.
3. Mual berhubungan dengan peningkatan asam lambung akibat efek pemberian
anestesi dan dilakukan intervensi monitor status hidrasi serta pantau TTV.
http://www.lean-indonesia.com/2012/11/risk-management-manajemen-risiko-
rumah.html