Anda di halaman 1dari 31

Asuransi Sektor Kelautan & Perikanan

15 Mei 2020

1
Pokok Bahasan
1. Asuransi Nelayan
2. Asuransi Perikanan Bagi Pembudidaya Ikan Kecil
3. Pengembangan Asuransi Business Interuptions untuk Wabah Penyakit

2
Asuransi Nelayan

3
Jaminan Pertanggungan Asuransi Nelayan Tahun 2016

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) telah ditetapkan sebagai pelaksana asuransi


bagi nelayan berdasarkan surat penunjukkan dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan nomor 4120/PL.420/d5/PPK/IX/2016 tanggal 15 September 2016.

Program asuransi nelayan ditargetkan untuk 600.000 nelayan dengan harga


pertanggungan sebesar Rp200.000.000,- dan jumlah premi sebesar Rp175.000,- yang
sepenuhnya ditanggung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Adapun jaminan
pertanggungan yang di-cover yaitu kecelakaan diri dengan rincian sebagai berikut:

Jaminan Pertanggungan Tahun 2016


No Pertanggungan Keterangan
1. Kematian – Kecelakan Laut 100% HP atau Rp200.000.000
2. Kematian – di luar kecelakaan laut 80% HP atau Rp160.000.000
3. Cacat tetap Maksimal 50% HP atau maksimal Rp100.000.000
4. Biaya perawatan/pengobatan Maksimal 10% HP atau maksimal Rp20.000.000
Jaminan Pertanggunan Asuransi Nelayan Tahun 2017
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan perubahan
jaminan pertanggungan asuransi nelayan pada tahun 2017 dikarenakan tingginya loss ratio tahun 2016
yang mayoritas disebabkan oleh meninggal alami diluar kegiatan penangkapan ikan dengan kategori
umur 56-65 tahun. Adapun jaminan pertanggungan asuransi nelayan tahun 2017 adalah sbb:

Santunan kecelakan akibat melakukan aktivitas penangkapan ikan


1. Kematian akibat kecelakaan Rp200.000.000
2. Kematian akibat selain kecelakaan (Max)
a. Usia 17-45 tahun Rp160.000.000
b. Usia 46 – 55 tahun Rp40.000.000
c. Usia 56 – 65 tahun Rp20.000.000
3. Cacat Tetap Rp100.000.000
4. Biaya Pengobatan Rp20.000.000
Santunan kecelakan akibat selain melakukan aktivitas penangkapan ikan
1. Kematian akibat kecelakaan Rp160.000.000
2. Kematian akibat selain kecelakaan (Max)
a. Usia 17-45 tahun Rp160.000.000
b. Usia 46 – 55 tahun Rp40.000.000
c. Usia 56 – 65 tahun Rp20.000.000
3. Cacat Tetap Rp100.000.000
4. Biaya Pengobatan Rp20.000.000
Jaminan Pertanggungan Asuransi Nelayan Tahun 2019
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) kembali ditetapkan menjadi pelaksana asuransi nelayan tahun 2019
pada bulan April 2019.
Premi tahun 2019 adalah sebesar Rp140.000 (seluruhnya disubsidi negara)

Santunan kecelakan akibat melakukan aktivitas penangkapan ikan


1. Kematian akibat kecelakaan Rp200.000.000
2. Cacat Tetap (Max) Rp100.000.000 (max)
3. Biaya Pengobatan (Max) Rp20.000.000 (max)

Santunan kecelakan akibat selain melakukan aktivitas penangkapan ikan


1. Kematian akibat kecelakaan Rp160.000.000
2. Cacat Tetap (Max) Rp100.000.000 (max)
4. Biaya Pengobatan (Max) Rp20.000.000 (max)

Manfaat Pertanggungan Lain/Tambahan


Risiko Kematian selain kecelakaan Rp5.000.000
Asuransi nelayan telah mendapatkan persetujuan produk dari OJK melalui surat nomor
S-1516/NB.111/2019 tanggal 5 April 2019
Kriteria Nelayan pada Asuransi Nelayan
Kriteria nelayan yang di-cover oleh Asuransi Nelayan:
1. Memiliki kartu nelayan yang masih berlaku;
2. Memiliki rekening tabungan atau membuat surat pernyataan kesanggupan memiliki rekening tabungan;
3. Menggunakan kapal penangkapan ikan berukuran paling besar 10 gross tonnage (GT);
4. Berusia paling tinggi 65 tahun;
5. Periode pertanggungan yaitu 1 (satu) tahun dimulai sejak tanggal penetapan surat keputusan Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap;
6. Tidak pernah mendapatkan bantuan program asuransi dari Pemerintah atau pernah mendapatkan
program asuransi dari Pemerintah namun polis asuransinya sudah berakhir masa berlakunya atau jenis
risiko yang dijamin berbeda;
7. Bagi nelayan yang telah mendapatkan bantuan premi asuransi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
tahun 2016 tidak boleh diusulkan kembali dan diharuskan mengikuti program asuransi nelayan secara
mandiri;
8. Tidak menggunakan alat penangkapan ikan yang dilarang berdasarkan peraturan perundang-undangan;
dan
9. Patuh pada ketentuan yang tercantum dalam polis asuransi.
Capaian Asuransi Nelayan Tahun 2016
No Provinsi Realisasi 2016 (Nelayan) Premi (Rupiah)
1 Aceh 21.634 3.785.950.000
2 Sumatera Utara 14.935 2.613.625.000
3 Sumatera Barat 6.148 1.075.900.000
4 Riau 7.726 1.352.050.000
5 Jambi 1.201 210.175.000
6 Sumatera Selatan 2.645 462.875.000
7 Bengkulu 2.832 495.600.000
8 Lampung 7.887 1.380.225.000
9 Bangka Belitung 8.277 1.448.475.000
10 Kepulauan Riau 12.123 2.121.525.000 Capaian Asuransi Nelayan sampai dengan 31
11 DKI Jakarta 3.128 547.400.000
12 Jawa Barat 35.074 6.137.950.000 Desember 2016 mencapai 409.116 orang
13 Jawa Tengah 36.872 6.452.600.000
14 DI Yogyakarta 747 130.725.000
15 Jawa Timur 78.873 13.802.775.000
nelayan dan total premi mencapai
16 Banten 7.897 1.381.975.000
17 Bali 9.389 1.643.075.000 Rp71.595,30 juta. Adapun nilai klaim asuransi
18 Nusa Tenggara Barat 9.477 1.658.475.000
19 Nusa Tenggara Timur 2.820 493.500.000 nelayan tahun 2016 sampai dengan
20 Kalimantan Barat 7.977 1.395.975.000
21 Kalimantan Tengah 5.026 879.550.000 31 Desember 2017 adalah sebesar
22 Kalimantan Selatan 10.788 1.887.900.000
23 Kalimantan Timur 6.930 1.212.750.000 Rp261.471,92 juta.
24 Kalimantan Utara 3.002 525.350.000
25 Sulawesi Utara 6.152 1.076.600.000
26 Sulawesi Tengah 20.801 3.640.175.000
27 Sulawesi Selatan 23.900 4.182.500.000
28 Sulawesi Tenggara 19.213 3.362.275.000
29 Provinsi Gorontalo 4.571 799.925.000
30 Sulawesi Barat 5.906 1.033.550.000
31 Maluku 10.796 1.889.300.000
32 Maluku Utara 4.468 781.900.000
33 Papua 957 167.475.000
34 Papua Barat 8.944 1.565.200.000
JUMLAH 409.116 71.595.300.000
Capaian Asuransi Nelayan Tahun 2017
(Program berjalan Juli 2017)
No Provinsi Target Jumlah Nelayan Realisasi Thd Target Jumlah Premi (Rp) Jumlah Nelayan Klaim Klaim (Rp)
1 Jawa Timur 59.550 52.313 87,85% 9.154.775.000 100 8.730.137.723
2 Jawa Tengah 53.700 46.204 86,04% 8.085.700.000 158 10.258.699.067
3 Sulawesi Selatan 37.450 37.811 100,96% 6.616.925.000 61 4.400.214.800
4 Sulawesi Tenggara 20.450 31.874 155,86% 5.577.950.000 81 5.516.809.000
5 Sumatera Utara 33.650 23.432 69,63% 4.100.600.000 158 9.107.068.533
6 Sulawesi Utara 14.950 22.043 147,44% 3.857.525.000 81 4.226.658.667
7 Jawa Barat 17.550 19.901 113,40% 3.482.675.000 73 4.446.081.815
8 Aceh 21.370 19.214 89,91% 3.362.450.000 88 7.199.981.666
9 Nusa Tenggara Barat 18.100 17.794 98,31% 3.113.950.000 42 3.215.251.916
10 Nusa Tenggara Timur 15.350 17.080 111,27% 2.989.000.000 11 880.000.000
11 Sulawesi Barat 16.600 16.746 100,88% 2.930.550.000 27 1.308.912.565
12 Riau 19.350 16.178 83,61% 2.831.150.000 36 2.060.000.000
13 Kepulauan Riau 16.800 15.639 93,09% 2.736.825.000 40 2.477.045.139
14 Kep. Bangka Belitung 13.400 14.781 110,31% 2.586.675.000 36 2.402.612.537
15 Sulawesi Tengah 11.000 14.470 131,55% 2.532.250.000 74 6.492.208.500
16 Banten 10.850 11.442 105,46% 2.002.350.000 37 1.829.904.966
17 Maluku Utara 8.500 11.027 129,73% 1.929.725.000 20 1.995.059.000
18 Sumatera Barat 10.800 10.515 97,36% 1.840.125.000 29 1.464.155.000
19 Kalimantan Timur 12.670 9.863 77,85% 1.726.025.000 18 1.118.575.000
20 Lampung 10.175 9.465 93,02% 1.656.375.000 13 1.210.458.000
21 Papua 8.050 9.003 111,84% 1.575.525.000
22 Maluku 4.950 8.379 169,27% 1.466.325.000 9 960.997.000
23 Kalimantan Selatan 7.420 8.289 111,71% 1.450.575.000 60 6.198.350.000
24 Gorontalo 5.600 7.638 136,39% 1.336.650.000 31 2.173.724.115
25 Kalimantan Tengah 4.500 7.543 167,62% 1.320.025.000 14 529.547.034
26 Sumatera Selatan 6.350 7.470 117,64% 1.307.250.000 19 1.580.000.000
27 Bali 8.645 7.046 81,50% 1.233.050.000 11 408.413.027
28 Kalimantan Barat 11.050 6.702 60,65% 1.172.850.000 21 1.220.269.400
29 Bengkulu 5.100 5.799 113,71% 1.014.825.000 8 308.273.429
30 Kalimantan Utara 4.700 5.650 120,21% 988.750.000 1 5.349.000
31 Papua Barat 3.320 3.982 119,94% 696.850.000 16 1.270.367.820
32 Jambi 4.800 2.260 47,08% 395.500.000 4 262.200.000
33 D.I. Yogyakarta 1.750 1.247 71,26% 218.225.000 2 49.952.450
34 DKI Jakarta 1.500 1.200 80,00% 210.000.000
Total 500.000 500.000 100,00% 87.500.000.000 1.379 95.307.277.169
Capaian Asuransi Nelayan Tahun 2017 per 31 Desember 2017 mencapai 500.000 orang nelayan atau 100% dari target 500.000 nelayan dan
total premi mencapai Rp87,500 juta serta klaim sebesar Rp95.307,27 juta
Capaian Asuransi Nelayan Tahun 2018
(Program berjalan Agustus 2018)
Realisasi Thd
No Provinsi Target Jumlah Nelayan Jumlah Premi (Rp) Jumlah Nelayan Klaim Nilai Klaim (Rp)
Target %
1 Sulawesi Tengah 11,000 9,846 1,723,050,000 89.51% 21 951,862,000
2 Banten 10,850 6,926 1,212,050,000 63.83% 28 2,206,666,350
3 Aceh 21,370 10,903 1,908,025,000 51.02% 29 2,523,022,000
4 Bengkulu 5,100 2,591 453,425,000 50.80% 6 141,731,000
5 Gorontalo 5,600 2,386 417,550,000 42.61% 14 875,000,000
6 Bali 8,645 3,366 589,050,000 38.94% 5 520,457,000
7 Sulawesi Utara 14,950 5,707 998,725,000 38.17% 18 1,156,000,000
8 Jawa Tengah 53,700 20,007 3,501,225,000 37.26% 28 1,272,859,338
9 Jambi 4,800 1,676 293,300,000 34.92% 4 260,000,000
10 Jawa Timur 59,550 17,780 3,111,500,000 29.86% 30 1,864,407,854
11 Sulawesi Selatan 37,450 11,007 1,926,225,000 29.39% 16 765,940,055
12 Sumatera Utara 33,650 9,523 1,666,525,000 28.30% 44 3,435,724,220
13 Sumatera Selatan 6,350 1,785 312,375,000 28.11% 6 462,303,390
14 Maluku 4,950 1,356 237,300,000 27.39% 2 3,925,500
15 Sulawesi Tenggara 20,450 5,216 912,800,000 25.51% 7 560,000,000
16 Kalimantan Barat 11,050 2,521 441,175,000 22.81% 3 60,000,000
17 Maluku Utara 8,500 1,872 327,600,000 22.02% 6 440,000,000
18 Nusa Tenggara Barat 18,100 3,815 667,625,000 21.08% 11 563,214,586
19 Nusa Tenggara Timur 15,350 2,827 494,725,000 18.42% 4 240,000,000
20 Lampung 10,175 1,873 327,775,000 18.41% 3 50,923,000
21 Kalimantan Selatan 7,420 1,338 234,150,000 18.03% 2 60,000,000
22 Papua Barat 3,320 576 100,800,000 17.35% 4 280,000,000
23 Papua 8,050 1,265 221,375,000 15.71%
24 Sumatera Barat 10,800 1,682 294,350,000 15.57% 2 40,000,000
25 Kalimantan Tengah 4,500 699 122,325,000 15.53% 2 200,000,000
26 Kalimantan Utara 4,700 722 126,350,000 15.36% - -
27 Jawa Barat 17,550 2,695 471,625,000 15.36% 4 300,000,000
28 D.I. Yogyakarta 1,750 260 45,500,000 14.86% 1 160,000,000
29 Riau 19,350 2,785 487,375,000 14.39% 13 860,000,000
30 Kepulauan Riau 16,800 1,575 275,625,000 9.38% 4 400,550,000
31 Kalimantan Timur 12,670 876 153,300,000 6.91% 6 720,741,031
32 Sulawesi Barat 16,600 1,101 192,675,000 6.63% - -
33 Kep. Bangka Belitung 13,400 306 53,550,000 2.28% - -
34 DKI Jakarta 1,500 - - 0.00%
TOTAL 500,000 138,863 24,301,025,000 27.77% 323 21,375,327,324

Capaian Asuransi Nelayan Tahun 2018 mencapai 138,863 orang nelayan atau 27,77% dari target 500.000 nelayan (program
berjalan Agustus 2018) dan total premi mencapai Rp24.301,01 juta dan klaim sebesar Rp21.375,33 juta.
Capaian Asuransi Nelayan Tahun 2019
(Program berjalan Juli 2019)
Realisasi Thd Target
No Provinsi Target Jumlah Nelayan Jumlah Premi (Rp) Jumlah Nelayan (Rp) Nilai Klaim (Rp)
%
1 Kalimantan Selatan 7,420 5,949 832,860,000 80.18% - -
2 Maluku 4,950 3,702 518,280,000 74.79% - -
3 Kalimantan Tengah 4,500 3,072 430,080,000 68.27% - -
4 Kep. Bangka Belitung 13,400 7,165 1,003,100,000 53.47% - -
5 Bali 8,645 4,446 622,440,000 51.43% 2 165,000,000
6 Kalimantan Utara 4,700 2,293 321,020,000 48.79% 1 5,000,000
7 Papua Barat 3,320 1,580 221,200,000 47.59% - -
8 Sulawesi Tenggara 20,450 9,125 1,277,500,000 44.62% 4 18,700,000
9 Jawa Barat 17,550 7,299 1,021,860,000 41.59% 4 215,000,000
10 Nusa Tenggara Barat 18,100 7,172 1,004,080,000 39.62% 1 5,000,000
11 Gorontalo 5,600 2,069 289,660,000 36.95% - -
12 Kalimantan Timur 12,670 4,595 643,300,000 36.27% - -
13 Riau 19,350 6,755 945,700,000 34.91% - -
14 Sumatera Barat 10,800 3,617 506,380,000 33.49% 1 5,000,000
15 Sulawesi Selatan 37,450 11,827 1,655,780,000 31.58% 1 10,000,000
16 Nusa Tenggara Timur 15,350 4,822 675,080,000 31.41% - -
17 Bengkulu 5,100 1,583 221,620,000 31.04% 1 5,000,000
18 Sulawesi Utara 14,950 4,472 626,080,000 29.91% - -
19 Jambi 4,800 1,343 188,020,000 27.98% - -
20 Kepulauan Riau 16,800 4,630 648,200,000 27.56% - -
21 D.I. Yogyakarta 1,750 480 67,200,000 27.43% - -
22 Lampung 10,175 2,731 382,340,000 26.84% - -
23 Papua 8,050 2,010 281,400,000 24.97%
24 Jawa Timur 59,550 14,856 2,079,840,000 24.95% 7 250,000,000
25 Maluku Utara 8,500 2,115 296,100,000 24.88% 1 5,000,000
26 Sulawesi Tengah 11,000 2,703 378,420,000 24.57% - -
27 Aceh 21,370 5,050 707,000,000 23.63% 2 205,000,000
28 Sumatera Selatan 6,350 1,424 199,360,000 22.43% - -
29 Sumatera Utara 33,650 6,816 954,240,000 20.26% 1 5,000,000
30 Sulawesi Barat 16,600 3,204 448,560,000 19.30% - -
31 Jawa Tengah 53,700 8,374 1,172,360,000 15.59% 3 15,595,546
32 Kalimantan Barat 11,050 1,325 185,500,000 11.99% - -
33 Banten 10,850 1,261 176,540,000 11.62% 1 5,000,000
34 DKI Jakarta 1,500 135 18,900,000 9.00%
TOTAL 500,000 150,000 21,000,000,000 30.00% 30 914,295,546
Capaian Asuransi Nelayan 2019 mencapai 150.000 orang nelayan atau 30% dari target 500.000 nelayan (program baru berjalan Juli
2019) dan total premi mencapai Rp21.000,00 juta dan klaim per 30 November 2019 mencapai Rp914 juta.
Pertumbuhan Asuransi Nelayan tahun 2016 - 2018

• Jumlah nelayan yang mengikuti asuransi nelayan subsidi premi dari Pemerintah tahun
2017 mengalami peningkatan 22,21% namun capaian nelayan yang mengikuti asuransi
dimaksud pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 72,23%.
• Hal tersebut dikarenakan berdasarkan ketentuan Kementerian Kelautan dan Perikanan
diketahui bahwa nelayan yang telah mendapatkan bantuan premi tidak dapat diusulkan
kembali. Ketentuan dimaksud sedang dalam kajian mengingat animo yang cukup tinggi
dari nelayan atas asuransi tersebut.
Fitur Asuransi Nelayan Komersial

Opsi Harga Pertanggungan Premi (per tahun)


Opsi 1 Rp200.000.000 Rp175.000
Besar Santunan diberikan sesuai manfaat sebagai berikut:
a. Kematian akibat kecelakaan
o Saat aktivitas penangkapan ikan di perairan (A.1): 100% HP
o Selain aktivitas penangkapan ikan di perairan (A.2): 10% HP
b. Cacat Tetap : Maks. 50% HP (sesuai Tabel Manfaat)
c. Biaya Pengobatan akibat Kecelakaan: Maks. 10% HP (sesuai bukti pembayaran)
d. Extra Benefit - Kematian akibat selain Kecelakaan : 10% HP
Opsi 2 Rp100.000.000 Rp100.000
Besar Santunan diberikan sesuai manfaat sebagai berikut:
a. Kematian akibat kecelakaan
o Saat aktivitas penangkapan ikan di perairan (A.1): 100% HP
o Selain aktivitas penangkapan ikan di perairan (A.2): 10% HP
b. Cacat Tetap : Maks. 50% HP (sesuai Tabel Manfaat)
c. Biaya Pengobatan akibat Kecelakaan: Maks. 10% HP (sesuai bukti pembayaran)
d. Extra Benefit - Kematian akibat selain Kecelakaan : 10% HP
Opsi 3 Rp50.000.000 Rp75.000
Besar Santunan diberikan sesuai manfaat sebagai berikut:
a. Kematian akibat kecelakaan
o Saat aktivitas penangkapan ikan di perairan (A.1): 100% HP
o Selain aktivitas penangkapan ikan di perairan (A.2): 10% HP
b. Cacat Tetap : Maks. 50% HP (sesuai Tabel Manfaat)
c. Biaya Pengobatan akibat Kecelakaan: Maks. 10% HP (sesuai bukti pembayaran)
d. Extra Benefit - Kematian akibat selain Kecelakaan : 10% HP
Kriteria Peserta Asuransi Nelayan Komersial

Kriteria Peserta Asuransi Nelayan


A Warga Negara Indonesia (WNI)
B Memiliki Kartu Tanda Penduduk, Kartu Nelayan/Kartu Pelaku Usaha Kelautan
dan Perikanan (Kartu KUSUKA)

C Merupakan Nelayan kecil, Nelayan Tradisional dan Nelayan buruh


D Memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan penangkapan ikan di
perairan laut dan perairan darat

E Berusia minimal 17 (tujuh belas) tahun dan maksimal 65 (enam puluh lima)
tahun pada saat pendaftaran asuransi.

F Diutamakan tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB), Koperasi


Nelayan, Perusahaan dan kelompok kolektif lainnya

Target premi dari program asuransi nelayan mandiri


adalah sebesar Rp10.000.000.000
Asuransi Nelayan Komersial Tahun 2018
Jumlah
No Provinsi Jumlah Peserta Premi (Rp) Nilai Klaim (Rp)
Peserta
1 JAWA TENGAH 5.163 805.575.000 41 863.706.866
2 SULAWESI TENGAH 2.943 504.325.000 - -
3 JAWA TIMUR 2.577 372.625.000 18 445.000.000
4 KEP. BANGKA BELITUNG 2.416 422.525.000 16 320.000.000
5 JAWA BARAT 2.338 342.700.000 24 402.805.688
6 BALI 1.140 172.125.000 10 187.867.545
7 KALIMANTAN SELATAN 1.125 161.050.000 8 60.000.000
8 KEP. RIAU 1.041 163.525.000 2 30.000.000
9 BANTEN 947 165.725.000 14 348.000.000
10 SUMATRA UTARA 906 156.050.000 18 260.037.411
11 NUSA TENGGARA BARAT 797 133.925.000 8 141.082.600
12 SULAWESI TENGGARA 711 110.800.000 7 240.000.000
13 SULAWESI SELATAN 697 98.000.000 4 67.308.000
14 KALIMANTAN BARAT 677 103.925.000 9 136.000.000
15 GORONTALO 618 103.800.000 3 60.000.000
16 RIAU 559 73.300.000 2 30.000.000
17 KALIMANTAN TIMUR 364 63.700.000 4 60.950.000
18 SUMATRA BARAT 329 51.650.000 3 60.000.000
19 SUMATRA SELATAN 318 52.475.000 6 87.600.000
20 NUSA TENGGARA TIMUR 286 49.525.000
21 SULAWESI BARAT 277 44.775.000 1 20.000.000
22 KALIMANTAN TENGAH 264 41.000.000 - -
23 LAMPUNG 168 23.900.000 3 27.042.555
24 JAMBI 158 21.925.000 - -
25 SULAWESI UTARA 151 26.425.000 2 21.205.000
26 PAPUA BARAT 134 23.450.000 5 419.782.441
27 ACEH 130 22.750.000 5 280.000.000
28 MALUKU UTARA 126 22.050.000 - -
29 DKI JAKARTA 38 5.850.000 - -
30 BENGKULU 37 6.475.000 - -
31 DI YOGYAKARTA 18 1.350.000
32 PAPUA 4 700.000 - -
GRAND TOTAL 27.457 4.347.975.000 213 4.568.388.106
Asuransi Nelayan Mandiri Tahun 2019
(per 30 November 2019)
No Provinsi Jumlah Peserta Premi (Rp) Jumlah Peserta (Klaim) Nilai Klaim (Rp)
1 JAWA TENGAH 5,902 997,000,000 10 132,220,742.00
2 GORONTALO 2,753 481,300,000 2 40,000,000.00
3 SUMATRA UTARA 2,331 407,850,000 5 82,645,000.00
4 SUMATRA SELATAN 2,280 395,125,000 - -
5 MALUKU UTARA 1,285 223,875,000 - -
6 JAWA BARAT 1,572 219,975,000 6 460,532,000.00
7 NUSA TENGGARA BARAT 1,066 181,800,000 2 40,000,000.00
8 LAMPUNG 1,340 135,775,000 1 200,000,000.00
9 KALIMANTAN BARAT 1,016 133,925,000 - -
10 SULAWESI SELATAN 923 129,875,000 - -
11 KEP. BANGKA BELITUNG 712 124,250,000 1 5,000,000.00
12 KALIMANTAN SELATAN 729 99,475,000 4 47,120,000.00
13 JAWA TIMUR 511 74,775,000 2 1,151,500.00
14 KEP. RIAU 481 71,550,000 1 10,000,000.00
15 BALI 391 54,100,000 1 20,000,000.00
16 SULAWESI TENGGARA 358 52,000,000 - -
17 SULAWESI BARAT 274 43,000,000 1 20,000,000.00
18 BENGKULU 371 42,525,000 - -
19 KALIMANTAN TENGAH 226 39,325,000 1 200,000,000.00
20 RIAU 279 34,575,000 - -
21 ACEH 187 32,725,000 1 20,000,000.00
22 SULAWESI UTARA 170 29,750,000 2 40,000,000.00
23 BANTEN 130 22,750,000 1 20,000,000.00
24 SULAWESI TENGAH 118 20,050,000 - -
25 KALIMANTAN TIMUR 88 15,400,000 - -
26 NUSA TENGGARA TIMUR 77 13,475,000
27 MALUKU 87 12,525,000
28 JAMBI 88 11,475,000 - -
29 SUMATRA BARAT 58 6,850,000 - -
30 DI YOGYAKARTA 28 4,900,000
31 KALIMANTAN UTARA 18 3,150,000
32 PAPUA BARAT 14 2,450,000 - -
33 DKI JAKARTA 1 75,000 - -
34 PAPUA - - - -
GRAND TOTAL 25,864 4,117,650,000 41 1,338,669,242
Kendala Pelaksanaan Asuransi Nelayan

1.Secara geografis daerah nelayan tersebar di sepanjang pantai dan


kepulauan sehingga dinas kesulitan dalam proses pengumpulan dokumen
penutupan asuransi nelayan.
2. Berdasarkan ketentuan Kementerian Kelautan dan Perikanan diketahui
bahwa nelayan yang telah mendapatkan bantuan premi tidak dapat
diusulkan kembali untuk mengikuti program asuransi nelayan tahun
berikutnya.
3. Tahapan proses penutupan asuransi nelayan cukup panjang.
Sesuai petunjuk teknis, pendaftaran peserta dilakukan melalui mekanisme pendaftaran
langsung nelayan oleh tim dinas untuk diverifikasi dan diajukan ke kementerian guna divalidasi
untuk selanjutnya diberikan surat keputusan ke Jasindo sebagai peserta asuransi nelayan.

3. Masih perlu dilaksanakannya edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif


kepada nelayan terkait program asuransi dimaksud.
4. Rasio klaim yang besar.
Kebijakan OJK dalam Asuransi Nelayan

1.Sejak tahun 2018 telah mengkoordinasikan Kantor OJK seluruh Indonesia


agar berkoordinasi dengan asuransi pelaksana dan dinas KKP setempat
untuk peningkatan kepesertaan asuransi nelayan.
2. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi di pusat dan di daerah terkait
produk asuransi nelayan.
3. Mendorong penggunaan IT di asuransi pelaksana agar mempermudah
pendaftaran asuransi nelayan
4. Pelaksanaan pemantauan realisasi pemasaran produk asuransi nelayan.
5. Optimalisasi perusahaan asuransi yang berminat memasarkan produk
asuransi nelayan.
Pelaksanaan Pengawasan DASR OJK atas Pelaksanaan
AUTP, AUTS, Asnel Tahun 2017

1. Pembayaran klaim AUTP, AUTS, Asnel kantor cabang PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
(“Perusahaan”) yang dilakukan pemeriksaan telah memenuhi ketentuan OJK yang berlaku yaitu
pembayaran klaim dibayar tidak melebihi 30 hari setelah adanya kesepakatan antara tertanggung
dan penanggung.
2. Berdasarkan dokumen sampling produksi dan klaim diketahui bahwa kantor cabang Perusahaan
telah konsisten melaksanakan program AUTP, AUTS, dan Asnel sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dari Kementerian Pertanian (“Kementan”) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
(“KKP”) dalam hal pemenuhan dokumen utama akseptasi dan klaim. Namun demikian, terdapat
beberapa dokumen pendukung yang belum seragam dan konsisten dilaksanakan oleh kantor
cabang sesuai dengan pedoman internal AUTP dan AUTS Perusahaan yang merupakan turunan
dari petunjuk pelaksanaan AUTP dan AUTS dari Kementan. Selain itu, Perusahaan belum memiliki
pedoman tersendiri atas turunan petunjuk teknis Asnel dari KKP.
3. Berdasarkan penjelasan, Perusahaan saat ini sedang dalam proses melakukan review pedoman
AUTP, AUTS, dan Asnel sebagai upaya untuk melakukan penyeragaman template dokumen
pendukung akseptasi dan klaim di kantor cabang agar mempercepat proses namun tidak
meninggalkan azas kehati-hatian serta praktik asuransi yang berlaku umum.
4. Masih terdapat eartag sapi yang ditanggung AUTS tidak ditindik melainkan hanya dikalungkan.
Perusahaan perlu mempertimbangkan faktor risiko fraud, mengingat eartag yang dikalungkan
dapat dengan mudah untuk dipindahkan ke sapi yang lain.
5. Perusahaan masih dirasa perlu untuk menambah sumber daya manusia di kantor cabang yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan asuransi penugasan pemerintah seperti asuransi pertanian
dan asuransi nelayan.
6. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk membuat kebijakan klaim ex-gratia untuk program
asuransi pemerintah.
Asuransi Segmen Nelayan* per 31 Desember 2018

Produk asuransi semakin diminati oleh profesi nelayan dalam memenuhi kebutuhan
proteksi baik untuk diri maupun aset yang mereka miliki. Adapun capaian asuransi segmen
nelayan per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

Jumlah Nelayan Realisasi Premi Realisasi Klaim


573.084 nelayan Rp46.148,22 juta Rp22.990,01 juta

*Capaian asuransi segmen nelayan merupakan penggabungan antara capaian produk asuransi nelayan dengan produk asuransi lainnya yang terdapat
nelayan sebagai tertanggung/pemegang polis yang dicover oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
Asuransi Perikanan untuk
Pembudidaya Ikan Kecil
21
Asuransi Perikanan untuk Pembudidaya Ikan Kecil
Luas Lahan
No Provinsi Luas Lahan (m²) Nilai Premi (Rp) Nilai Klaim (Rp)
Klaim (m²)
1 Sulawesi Selatan 27,910,110 678,939,000 71 104,950,000
2 Aceh 20,227,372 436,084,000 670 1,004,250,000
3 Jawa Tengah 12,798,275 228,368,000 528 791,370,000
4 Jawa Timur 8,246,141 231,684,000 41 61,787,500
5 Nusa Tenggara Barat 5,001,828 143,280,000 10 15,000,000
6 Sulawesi Tenggara 4,991,200 103,815,000 5 8,000,000
7 Jawa Barat 4,892,638 174,780,000 84 125,970,000
8 Kalimantan Timur 3,402,000 77,850,000 2 3,334,000
9 Sulawesi Barat 3,339,000 76,185,000 66 98,611,500
10 Kalimantan Selatan 3,197,890 72,810,000 15 22,500,000
11 Lampung 3,177,682 117,315,000 104 156,500,000
12 Gorontalo 1,748,050 66,690,000 13 20,000,000
13 Jambi 1,218,387 32,805,000 - -
14 Banten 685,000 8,460,000 - -
15 Riau 536,156 104,355,000 78 117,500,000
16 Papua 267,500 180,765,000 238 356,250,000
17 Sumatera Utara 252,300 39,600,000 - -
18 Sulawesi Tengah 148,200 100,035,000 - -
19 Kep. Bangka Belitung 71,598 47,115,000 4 6,000,000
20 Bali 46,903 32,985,000 - -
21 Sumatera Barat 44,793 30,690,000 18 27,000,000
22 DI Yogyakarta 3,650 3,105,000 1 1,500,000
TOTAL 102,206,673 2,987,715,000 1,948 2,920,523,000
Asuransi Perikanan untuk Budidaya Udang

Asuransi Perikanan untuk pembudidaya ikan kecil telah dimulai dengan komoditas
udang pada Desember 2017.

• Risiko yang Dijamin


• Penyakit yang mengakibatkan matinya udang yang diasuransikan,
atau
• Kegagalan usaha yang disebabkan oleh Bencana Alam sehingga
menyebabkan kerusakan sarana pembudidayaan mencapai ≥50%
(lima puluh persen)
Polis Standar Asuransi Usaha Budidaya Udang

• Harga Pertanggungan
• Dihitung dari biaya modal usaha yang dikeluarkan untuk pembelian benur,
pakan, dan persiapan lahan
• Harga pertanggungan = Rp 5.000.000 per siklus panen
• Batas maksimum ganti rugi = Rp 15.000.000 setahun
• Premi
• Rate = 3% x harga pertanggungan per tahun
• Ganti Rugi
• Rp 5.000.000 per siklus panen
• Maksimum klaim dalam setahun adalah 3 kali setahun
• Dalam hal Klaim Siklus Panen kedua akibat Penyakit Udang, maka harus
disertakan bukti pembelian benur dan fasilitas pendukung panen yang
dilakukan petambak sebelum memasuki siklus panen kedua
• PSAUBU ini didukung oleh penerapan manajemen risiko dari KKP melalui Cara
Budidaya Ikan yg Baik
• Polis Basis nya OPEN COVER (tidak menggunakan proses underwriting/
seleksi).
Realisasi Premi AUBU Tahun 2017

REALISASI PREMI
Target (Ha)
Jumlah Provinsi JUMLAH REALISASI LAHAN
2017 Premi 100 % (Rp)
PEMBUDIDAYA (Ha) 2017
14 3.300 2.004 3.300 1.485.000.000*
REALISASI KLAIM TAHUN 2018
REALISASI PREMI
NO PROVINSI JUMLAH NELAYAN (posisi 31 Desember 2018)
LUAS LAHAN NILAI PREMI (Rp) LUAS LAHAN NILAI Klaim (Rp)
1 ACEH 200 204,61 92.072.250 24,90 124.500.000
2 BANTEN 41 140,30 63.135.000 7,37 36.833.000
3 GORONTALO 35 96,50 43.425.000 1,00 5.000.000
4 JAWA BARAT 129 325,55 146.497.500 19,19 95.970.000
5 JAWA TENGAH 225 405,79 182.605.500 32,07 160.350.000
6 JAWA TIMUR 263 219,20 98.640.000 24,91 124.525.000
7 KALIMANTAN SELATAN 19 44,50 20.025.000 - -
8 LAMPUNG 90 136,58 61.458.750 16,00 80.000.000
9 NUSA TENGGARA BARAT 53 31,11 13.999.500 - -
10 SULAWESI BARAT 8 9,35 4.207.500 - -
11 SULAWESI SELATAN 789 1.368,18 615.681.000 5,50 27.500.000
12 SULAWESI TENGAH 18 39,80 17.910.000 - -
13 SULAWESI TENGGARA 109 262,00 117.900.000 2,00 10.000.000
14 SUMATERA UTARA 25 16,54 7.443.000 0,28 1.400.000
Grand Total 2.004,00 3.300,00 1.485.000.000 133,22 666.078.000
26
*Premi AUBU tahun 2017 dibayarkan seluruhnya pada Desember 2017 untuk masa pertanggungan di tahun 2018
Potensi Pengembangan Asuransi Business
Interuptions untuk Wabah Penyakit
27
Asuransi Business Interuptions
Asuransi Business Interuptions adalah Bagian dari Asuransi
Property All Risk yang memberikan manfaat kepada Pemegang
Polis/Tertanggung yang mengalami kerugian dari kegiatan
usaha yang terhenti, sebagai akibat dari adanya
bencana/bencana alam antara lain kebakaran, gempa bumi,
tsunami, atau erupsi gunung berapi.

Risiko yang Dijamin:


• Risiko hancurnya bangunan/properti sebagai akibat dari bencana alam; dan
• Kerugian atas berhentinya kegiatan usaha suatu Perusahaan/Badan Usaha atas
hancurnya bangunan/properti tersebut.
• Kerugian atas berhentinya kegiatan usaha dihitung berdasarkan gross profit suatu
Perusahaan/Badan Usaha atau nilai beban usaha yang harus dibayarkan selama 1
tahun.
Potensi Pengembangan Asuransi BI
Perlu adanya pemikiran “out of the box” bahwa wabah
penyakit seperti Covid-19 merupakan suatu penyebab (peril)
yang membuat Perusahaan/Badan Usaha mengalami kerugian
sebagai akibat dari larangan Perusahaan/Badan Usaha
tersebut melakukan kegiatan usahanya/proses produksinya
secara normal (PSBB).
Kondisi wabah penyakit seperti Covid-19 tidak serta merta
menghancurkan bangunan/properti yang diasuransikan.
Risiko yang Dijamin
• Risiko hancurnya bangunan/properti sebagai akibat dari bencana alam.
• Kerugian atas berhentinya kegiatan usaha suatu Perusahaan/Badan Usaha atas
hancurnya bangunan/properti tersebut; atau
• Kerugian berhentinya kegiatan usaha suatu Perusahana/Badan Usaha sebagai akibat
dari wabah penyakit Covid-19 yang membuat Perusahaan/Badan Usaha dilarang
beroperasi normal.
Tantangan Pengembangan Asuransi BI

1. Belum adanya wording policy yang menjadi acuan bahwa


manfaat atas polis BI dapat dibayarkan ketika terjadi wabah
penyakit seperti Covid-19, meskipun tidak terjadi hancurnya
bangunan/properti yang diasuransikan.
2. Belum adanya standar tarif atau diperlukan tarif benchmark
untuk menghitung premi asuransi BI hanya untuk wabah
penyakit seperti Covid-19 tanpa disertai hancurnya
bangunan/properti yang diasuransikan.
3. Belum adanya perusahaan asuransi di Indonesia yang
memiliki ide kreatif dan perlu dilakukan test pasar apakah
perusahaan asuransi mau menghadapi risiko wabah penyakit
Covid-19 masuk dalam polis BI.
4. Perlu adanya studi mendalam dan komprehensif atas
pengukuran risiko, penentuan manfaat asuransi BI, tarif
premi, serta nilai pertanggungan untuk wabah penyakit
seperti Covid-19.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai