Anda di halaman 1dari 27

|Page1

‫بسمميحرلا نمحرلا هللا‬

‫ وصلى هللا وسلم على سيدان دمحم النيب األمٌن‬,‫رب العادلٌن‬


ّ ‫احلمد هلل‬
‫وعلى آلو واألصحاب الغزاة اجملاىدين الذين جياىدون يف سبيل هللا‬
‫ أما بعد‬.‫حّت أيتيهم اليقٌن صالة وسالما دائمٌن إذل يوم الدين‬
ّ
-:

Sering saya mendengar bahwa disebagian


Lembaga pendidikan Agama ada sebuah praktik yang
menganjurkan kepada para pelajarnya agar mengeluarkan
Zakat Fitroh kepada Dewan Guru yang mengajar di
Lembaga tersebut bahkan tak jarang ada pula lembaga
yang mewajibkannya dengan alasan bahwa mereka
termasuk dalam kategori Orang-orang yang berhak untuk
menerimanya (mustahiqqin) dan berdalih bahwa mereka
adalah termasuk dalam golongan para pejuang dijalan
Allah (Fie Sabilillah) yang merupakan salah satu diantara
delapan golongan yang disebutkan didalam Ayat , Dan
acap kali pula mereka mengutip pendapat-pendapat para
Tokoh Fuqoha hingga yang diluar dari Madzhab mereka
sendiri.

Menurut saya hal ini merupakan permasalahan


yang sangat serius dan urgensif untuk dibahas , karena
mengingat gugur atau tidaknya kewajiban yang
menunaikan Zakat dan halal atau tidaknya sipenerima
untuk memanfa'atkan Zakat tersebut, bergantung kepada
Sah atau tidaknya praktik tersebut menurut perspektif
Syari'at , sehingga memotivasi saya untuk menulis buku

1
|Page2

ringkas ini dalam rangka menjelaskan polemik yang sudah


berjalan aktif di tahun-tahun terakhir ini. Semoga
kehadiran Buku ini bermanfa'at khususnya bagi penulis
dan para pembaca sekalian. Amin Allahumma Amin.

2
|Page3

Delapan golongan yang berhak


menerima Zakat

Mengawali pembahasan ini ada baiknya penulis


menyebutkan terlebih dahulu delapan golongan yang
berhak menerima Zakat dan menitik beratkan
pembahasan pada pengertian Fie Sabilillah.

Allah SWT berfirman :

‫ٌن َعلَْي َها َوالْ ُم َؤلمَف ِة قُلُوبُ ُه ْم‬ ِِ


َ ‫ٌن َوالْ َعامل‬ِ ِ‫ات لِلْ ُف َقر ِاء والْمساك‬ ‫إِمَّنَا ال م‬
َ َ َ َ ُ َ‫ص َدق‬
‫اَّللِ َو م‬
ُ‫اَّلل‬ ‫يضةً ِم َن م‬ ِ‫اب والْغا ِرِمٌن وِيف سبِ ِيل م‬
َ ‫اَّلل َوابْ ِن ال مسبِ ِيل فَ ِر‬ َ َ َ َ َ َ‫الرق‬
ِ ِ ‫وِيف‬
ّ َ
) ٙٓ ‫ ( التوبة‬.‫يم‬ ِ ِ
ٌ ‫َعل ٌيم َحك‬

Sesungguhnya Zakat itu hanyalah untuk orang-


orang faqir, miskin, amil zakat, yang disantuni hatinya
(muallaf), budak sahaya (mukatab), orang-orang yang
terbelit hutang, sabilillah, orang yang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui Lagi
Maha Bijaksana.

Ayat diatas jelas menyebutkan tentang delapan


golongan yang berhak untuk menerima Zakat, sehingga
apabila Zakat tersebut diserahkan bukan kepada mereka
maka kewajiban berzakat masih belum gugur atau
terlaksana.

3
|Page4

Yang menjadi obyek pembahasan pada buku ini


adalah "apakah Guru Agama, Kiyai, Ustadz, Muballigh,
bangunan Masjid, Pesantren, Madrasah dan kepentingan-
kepentingan Agama lainnya termasuk dalam kategori Fie
Sabilillah..!?"

Baiklah, untuk menjawab pertanyaan diatas mari


kita merujuk kepada komentar dan keterangan para
Ulama Madzhab Assyafi'ie terlebih dahulu sebagai
Madzhab mayoritas Ummat Islam Indonesia, kemudian
baru kita menengok kepada Tiga Madzhab lainnya yaitu
Hanafie, Malikie dan Hanbalie sebagai pelengkap dalam
pembahasan demi melaksanakan Amanat keilmuan
supaya selamat dari pada intervensi hawa dan nafsu
dengan menutupi pendapat lain agar dapat
mengunggulkan pendapat sendiri Wal'iyaadzu Billah.

4
|Page5

Pengertian fie Sabilillah menurut perspektif empat


Madzhab

Sabilillah (jalan menuju Allah) itu banyak sekali


bentuk dan pengamalannya, yang kesemuanya itu kembali
kepada semua bentuk kebaikan atau keta'atan.

Assyekh Ibnu Hajar Alhaitamie menyebutkan


didalam kitab Tuhfatulmuhtaj :

.‫وض ًعا الطريقةُ ادلوصلةُ إليو تعاذل‬


ْ ‫وسبيل هللا‬
ُ
ٚ ‫ٔ ج‬ٛٚ ‫(حتفة احملتاج) ص‬

Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat


menyampaikan kepada (Allah) SWT

5
|Page6

‫فمعىن سبيل هللا الطريق ادلوصل إذل هللا وىو يشمل كل‬
‫(حاشية البيجوري‬ ‫ اى‬.‫طاعة لكن غلب استعمالو عرفا وشرعا يف اجلهاد‬
)ٔ ‫ص ٗٗ٘ ج‬

Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan


yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia
mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut
pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk
makna jihad (berperang).

Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie

 Madzhab Syafi'ie

Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-


majmu' Syarhulmuhaddzab :

‫ أن‬: ‫احتج أصحابنا أبن ادلفهوم يف استعمال ادلتبادر إذل األفهام‬


ّ ‫و‬
.‫ وأكثر ما جاء يف القرآن العزيز كذلك‬, ‫سبيل هللا تعاذل ىو الغزو‬
)ٚ ‫ٕ٘ ج‬ٚ‫(اجملموع شرح ادلهذب ص‬ ‫اى‬

Sahabat-sahabat kami berhujjah, bahwa konteks


pemahaman dalam penggunaan kata (Sabilillah) yang
cepat diserap oleh pemahaman bahwasanya Sabilillah
Ta'ala itu ialah peperangan, dan kebanyakan (kalimat
Sabilillah) Yang disebutkan dalam Al-Quran Yang Mulia
juga demikian (bermakna Jihad / perang)

6
|Page7

Beliau juga menyebutkan didalam kitab Minhajuttholibin


Kitab yang menjadi pedoman para Ulama Syafi'iyyah, yaitu
sebagai berikut ;

‫ اى‬.‫ غزاة ال يفء ذلم فيعطون مع الغىن‬: ‫وسبيل هللا تعاذل‬


)‫(منهاج الطالبٌن‬

Dan (pengertian) Sabilillah itu adalah para


pejuang perang yang tidak mendapatkan honor / gaji,
maka mereka berhak untuk diberi, kendatipun mereka
berkecukupan

Dan disebutkan didalam kitab Mughnilmuhtaj sebagai


syarah bagi kitab tersebut ;

‫ أي ال اسم ذلم يف‬,)‫ غزاة) ذكور (ال يفء ذلم‬: ‫(وسبيل هللا تعاذل‬
‫ديوان ادلرتزقة بل يتطوعون ابلغزو حيث نشطوا لو وىم مشتغلون‬
)ٖ ‫(مغين احملتاج صٖ٘ٔ ج‬ ‫ اى‬.‫ابحلرف والصنائع‬

Dan Sabilillah itu ialah para pejuang perang laki-


laki yang tidak mendapat gaji yaitu yang namanya tidak
tercantum dalam daftar para tentara honorer, tetapi
mereka hanya sukarelawan yang turut berperang dengan
gigih penuh semangat dan mereka juga sibuk bekerja
dengan berprofesi dan berkarya

Kiranya kutipan 'ibaroh dari tiga referensi tersebut cukup


sebagai representasi pendapat dalam Madzhab Syafi'ie.

7
|Page8

 Madzhab Hanafie

Assyekh Abdurrahman Aljazirie menyebutkan didalam


Kitabnya Alfiqh Alal MadzahibilArba'ah, pada keterangan
Fie Sabilillah dalm Madzhab Hanafie :

‫(ويف سبيل هللا) ىم الفقراء ادلنقطعون للغزو يف سبيل هللا على‬


)ٔ ‫٘ ج‬ٖٙ ‫(كتاب الفقو على ادلذاىب األربعة ص‬ ‫ اى‬.‫األصح‬
ّ
(pengertian fie sabilillah) menurut pendapat yg paling
benar (Alal ashoh) mereka adalah orang-orang faqir yang
hanya fokus untuk berperang dijalan Allah.

Menurut pendapat Yang Ashoh disni ialah ; bahkan


tidak semua mujahidin berhak mendapatkan Zakat
melainkan hanya orang-orang yang faqir dikalangan
mereka saja, jika kita rampingkan lagi maka yang
menjadikan seoarang mujahid itu berhak menerima Zakat
adalah kefaqirannya tersebut dikarenakan dia rela
meninggalkan usahanya demi untuk berjihad.

Dr. Wahbah Azzuhailiy menyebutkan didalam


kitabnya Alfiqhul Islamie Wa Adillatuhu :

‫ ال يعطى الغازي يف سبيل هللا إال إذا كان‬: ‫وقال أبو حنيفة‬
)ٖ ‫ٔ ج‬ٜ٘ٚ ‫(الفقو اإلسالمي وأدلتو ص‬ ‫ اى‬.‫فقًنا‬

Dan Abu Hanifah mengatakan :

8
|Page9

(Zakat) tidak bisa diserahkan kepada Seorang


tentara fie sabilillah kecuali jika ia adalah orang faqir.

Didilam Kitab Tanwierulabshoor (Fiqh Hanafie) disebutkan


:

‫ اى‬.‫ويف سبيل هللا وىو منقطع الغزاة‬


)ٖ‫ٕ ج‬ٜٛ‫(رد احملتار على الدر ادلختارص‬

Dan pengertian Fie Sabililah ialah orang yang terpisah


dari rombongan para pejuang (karena tidak mempunyai
ongkos untuk menyusul mereka)

Tetapi ada sebagian dari Ulama Hanafie yang berpendapat


bahwa Ibadah Haji termasuk Fie Sabilillah dan pendapat ini
sesuai dengan Madzhab Hanbalie

Dr. Wahbah Azzuhaily menyebutkan :

‫احلج من‬
ّ ‫ فيعطى مريد‬,‫واحلج عند احلنابلة وبعض احلنفية من السبيل‬
)ٖ ‫ٔ ج‬ٜ٘ٚ‫(الفقو اإلسالين وأدلتو ص‬ ‫ اى‬.‫الزكاة‬

Berhaji itu menurut Madzhab Hanbalie dan


sebagian Hanafie termasuk Sabilillah, maka orang yang
hendak berhaji berhak untuk diberi sebagian dari Zakat

Meskipun haji tergolong Fie Sabilillah, tetapi ia tetap tidak


boleh menerima Zakat kecuali jika ia termasuk orang Faqir.
Jika kita rampingkan lagi, maka faktor utama kebolehan
orang yang akan berhaji untuk menerima Zakat adalah
Faqir.

9
| P a g e 11

Didalam kitab Alfiqhul Islamie wa adillatuhu disebutkan

‫ اى‬.‫فيأخذ مريد احلج من الزكاة إن كان فقًنا‬


)ٖ ‫ٔ ج‬ٜ٘ٛ‫(الفقو اإلسالين وأدلتو ص‬

Maka orang yang akan berhaji boleh mengambil


sebagian dari Zakat jika ia tergolong Faqir

 Madzhab Malikie

Dr. Wahbah Azzuhaylie mengutip perkataan Imam


Malik didalam kitabnya Alfiqhul Islamie Wa Adillatuhu :

‫ ولكين ال أعلم خالفا يف أن ادلراد‬,‫ سبل هللا كثًنة‬: ‫وقال مالك‬


)ٖ ‫ٔ ج‬ٜٜ٘ ‫(الفقو اإلسالمي وأدلتو ص‬ ‫ اى‬.‫بسبيل هللا ىهنا الغزو‬

Malik berkata :

Jalan menuju Allah itu banyak, akan tetapi saya tidak


mengetahui perselisihan pendapat pun bahwa yang
dimaksud dengan Sabilillah disini (didalam Ayat) adalah
berperang.

 Madzhab Hanbalie

Didalam Kitab Al-iqna' Fie Fiqhil Imam Ahmad Bin Hanbal


disebutkan :

11
| P a g e 11

‫ يف سبيل هللا وىم الغزاة الذين ال حق ذلم يف الديوان‬:‫السابع‬


‫(اإلقناع يف فقو‬ ‫ اى‬.‫فيدفع إليهم كفاية غزوىم وعودىم ولو مع غناىم‬
‫اإلمام أزتد بن حنبل) ادلكتبة الشاملة‬

Yang ketujuh : Fie Sabilillah, Mereka adalah para


tentara perang yang tidak mendapatkan hak pada daftar
diwan, maka diserahkan kepada mereka biaya cukup
untuk berperang dan pulang, walaupun mereka tergolong
mampu

Didalam Kitab Kassyaaful Qina' Syarah Al-Iqna' diatas


disebutkan :

‫ يف سبيل هللا) للنص (وىم الغزاة) ؛ ألن السبيل عند‬:‫)السابع‬


ِ ِ ِ‫ِ م‬
ْ ‫ إ من هللاَ ُيب الذيْ َن يُ َقاتلُ ْو َن‬: ‫ ولقولو تعاذل‬,‫اإلطالق ىو الغزو‬
‫يف‬
‫ٔ) إذل‬ٙٚ :‫يف َسبِْي ِل هللا (آل عمران‬ ِ ِ ِِ
َ ‫َسبِْيلو‬
ْ ‫ ٗ ) وقولو قَاتلُوا‬:‫ (الصف‬.‫صفا‬
)‫ اى (كشاف القناع شرح اإلقناع) (ادلكتبة الشاملة‬.‫غًن ذلك‬

Yang ke tujuh Fie Sabilillah, karena ada Nash


(langsung dalam Al-Quran) mereka adalah para tentara
perang ; sebab makna Sabil ketika dinyatakan artinya
adalah perang, karena Firman Allah SWT : Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berperang dijalan-Nya
seraya berbaris. Dan Firman-Nya : Marilah berperang
dijalan Allah. Dll…

11
| P a g e 12

Dalam Madzhab Hanbalie ini terdapat kesamaan dengan


Mdazhab Syafi'ie yaitu pengertian Fie Sabilillah adalah
tentara perang yang tidak mendapat gaji atau honor dan
ada pula kesamaan dengan Madzhab Hanafie yaitu orang
yang akan berhaji termasuk Fie Sabilillah.

Polemik argumentasi seputar pengertian Fie


Sabilillah

Setelah kita memahami pokok pendapat dasar


dari Empat Madzhab secara fundamental dan mengetahui
bahwa ternyata semua memaknai Fie Sabilillah adalah
para tentara perang, maka sebenarnya ini sudah cukup
untuk menjadi pedoman. Assyekh Ali Bin Abubakar
Bafadhol mengatakan didalam Fatwanya (Mawahibul
Fadhl Min Fatawa Bafadhl) :

‫ ونقل‬,‫نص عليو ابن الصالح‬ ّ ‫وال جيوز تقليد غًن األئمة األربعة كما‬
‫ أي حّت يف العمل لنفسو لعدم الثقة بنسبتها ألرابهبا‬,‫اإلرتاع عليو‬
‫ وعليو فمن قلّد غًن األئمة األربعة‬,‫أبسانيد دتنع التحريف والتبديل‬
‫يف إخراج الزكاة وصرفها إذل غًن مستحقيها من حنو بناء مسجد أو‬
‫ ألن‬,‫ ال تربأ ذمتو منها وأيمث إذتا عظيما‬,‫غًنه من ادلصاحل العامة مثال‬
‫ ألنو خالف الكتاب‬,‫صرفها لغًن مستحقيها شلا ذكره السائل كمنعها‬
‫ (ويف سبيل‬: ‫ إن ادلراد بقولو تعاذل‬,‫والسنة وإرتاع العلماء يف قوذلم‬
)ٖٜ ‫(مواىب الفضل من فتاوى ابفضل ص‬ ‫ اى‬.‫هللا) ىم الغزاة‬

12
| P a g e 13

Dan tidak boleh mengikut (bertaqlid) kepada


selain dari Para Imam Madzhab Yang Empat sebagaimana
yang telah dikemukakan oleh Ibnu Sholah bahkan telah
dinukil kesepakatan atasnya, yaitu walau pun
mengamalkannya untuk pribadi, karena tidak ada
keotentikan dalam menyandarkan pendapat tersebut
kepada empunyanya dengan sanad-sanad yang
menghalangi distorsi dan perubahan, oleh karenanya
maka orang yang bertaqlid kepada selain Para Imam Yang
Empat dalam mengeluarkan Zakat dan menyerahkannya
kepada orang-orang yang tidak berhak seperti
pembangunan Masjid dan kepentingan umum lainnya,
maka tidak terlepas tanggungan (Zakatnya) dan dia
berdosa besar, sebab menyerahkan Zakat bukan kepada
yang berhak seperti yang disebutkan penanya tadi, berarti
sama dengan menahannya (tidak menunaikan Zakat)'
karena hal ini menyalahi Kitab dan Sunnah serta
kesepakatan Ulama dalam perkataan mereka : bahwa
yang dimaksud Fie Sabilillah adalah para tentara perang.

Meskipun demikian kita tidak menutup mata bahwa


memang ada pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh
Ulama pengikut masing-masing Madzhab yang
mayoritasnya bertentangan dengan pendapat yang
mu'tamad dalam Madzhab masing-masing.

Karena mengingat Rata-rata mereka yang


memperbolehkan Guru-guru Agama itu berhak menerima
Zakat Fitroh karena berdalih dengan beberapa referensi
dari kitab-kitab lintas Madzhab yang empat tsb.

Berikut yang bisa saya tulis :

1. Perkataan Al-Imam Alqoffal seperti yang


disebutkan Oleh Al-Imam Alfakhru Ar-rozie
didalam Tafsirnya yang kemudian dikutip Oleh As-

13
| P a g e 14

syekh Muhammad Nawawie Bin Umar Albantenie


didalam Tafsirnya Marahullabid / Attafsirulmunir
:
‫نقل الق ّفال يف تفسًنه عن بعض الفقهاء أهنم أجازوا صرف‬
‫الصدقات إذل رتيع وجوه اخلًن من تكفٌن ادلوتى وبناء احلصون‬
‫ اى‬.‫ َوِِف َسبِ ِيل هللا عام يف الكل‬: ‫ ألن قولو‬, ‫وعمارة ادلساجد‬
)ٔٙ ‫ ج‬ٜٓ ‫ مفاتيح الغيب ص‬/ ‫(تفسًن الرازي‬

Alqoffal menukil didalam Tafsirnya dari sebagian


Fuqoha, bahwasanya mereka memperbolehkan
menyalurkan Sedekah (Zakat) kepada seluruh bentuk
kebaikan, seperti kafan untuk mayat, membangun
benteng pertahanan, pembangunan masjid, karena
Firman-Nya (Allah) Fie Sabilillah meliputi semuanya

2. Dewasa ini ada beredar bahwa Al-Imam Al-


Qastalanie Assyafi'ie memperbolehkan untuk
menyerahkan Zakat kepada selain tentara perang,
seperti para penuntut Ilmu Agama, pemandu
kebenaran, penuntut keadilan, penegak
kejujuran, penceramah, pembimbing dan para
pembela Agama Yang Suci ini.

Dan mereka berasumsi bahwa pendapat ini dikemukakan


Oleh Al-Imam Ahmad Bin Muhammad Al-Qastalanie
Assyafi'ie didalam Kitab Jawahirulbukhorie, karangan
seorang Ustadz yang bernama Mustofa Muhammad
'imaarah tapi sayang sekali setelah ditelusuri pada kitab
tersebut ternyata tidak ada sama sekali pernyataan Al-
Qastalanie seperti yang dituduhkan diatas, hanya ada
keterangan atau catatan kaki (Ta'liq) dari penulis sendiri
atau dari penerbit kitab tersebut Muhammad Mustofa
Muhammad yang tidak diketahui latar belakangnya dan
apa Madzhabnya, hanya ada sedikit keterangan bahwa

14
| P a g e 15

beliau adalah seorang pengajar di Madrasah Al-Amiriyyah.


Seperti yang akan kita bicarakan di pembahasan
berikutnya.

3. Didalam Kitab Hasyiyah As-Showie disebutkan


:
‫ ذلم األخذ من‬,‫ومذىب مالك أن طلبة العلم ادلنهمكٌن فيو‬
‫ ألهنم‬,‫ إذا انقطع حقهم من بيت ادلال‬,‫الزكاة ولو أغنياء‬
)ٕ ‫ اى (حاشية الصاوي ص ٖ٘ ج‬.‫رلاىدون‬

Menurut Madzhab Malik bahwa para penuntut


Ilmu (Agama) yang tekun, mereka berhak mengambil
sebagian dari Zakat meskipun mereka tergolong orang
mampu, apabila hak mereka terputus dari Bitulmaal,
kareka mereka itu adalah para pejuang.

Didalam Kitab Alfiqhul Islamie wa adillatuhu juga


disebutkan :

‫ اى‬.‫وفسر بعض احلنفية سبيل هللا بطلب العلم ولو كان الطالب غنيا‬
)ٖ ‫ٔ ج‬ٜٜ٘ ‫(الفقو اإلسالمي وأدلتو ص‬

Sebagian Ulama Hanafie mentafsirkan Sabilillah


dengan menuntut Ilmu, walaupun seorang penuntut Ilmu
tersebut orang mampu

Ini adalah sebagian dari literatur yang


dikemukakan oleh orang-orang yang memperbolehkan
para Guru-guru Agama berhak menerima Zakat, dan masih
banyak dalil-dalil yang serupa dari redaksi yang berbeda-
beda dengan ungkapan atau 'ibaroh yang hampir mirip.
Tapi sayang sekali menurut saya mereka terlalu terburu-

15
| P a g e 16

buru untuk mengaplikasikannya ditengah masyarakat


umum, khususnya dikalangan santri-santri atau anak didik
mereka, mengingat dalil-dalil diatas harus dikaji dengan
cermat dan lebih mendalam lagi.
Berikut kami akan menguraikan tentang dalil-dalil diatas
sebagai bentuk bantahan terhadap kontekstual mereka
dalam cara beragumantesi (Istidlal) dengan menggunakan
dalil-dalil tersebut.

A. Adapun mengenai dalil yang No 1, yaitu


perkataan Al-Imam Alqoffal yang dikutip Oleh Al-
fakhru Ar-rozy didalam Tafsirnya dan kemudian
dinukil pula Oleh As-syekh Muhammad Nawawie
Bin Umar Albantenie, maka tidak bisa dijadikan
acuan apa lagi untuk mewakili Madzhab
Assyafi'ie, karena seperti yang sudah dijelaskan
bahwa dalam Madzhab Assyafi'ie yang dimaksud
Fie Sabilillah itu adalah para tentara perang. Dan
ditambah lagi jika kita amati dengan cermat pada
kalimat atau 'ibaroh tersebut, Imam Alqoffal tidak
berpendapat seperti itu karena memang
Madzhab beliau adalah Syafi'ie, beliau hanya
mengutip atau menukil perkataan sebagian
Ulama, bahwa sebagian mereka ada yang
memperbolehkan untuk menyalurkan Zakat
kepada seluruh bentuk kebaikan, seperti kafan
untuk mayat, membangun benteng pertahanan,
pembangunan masjid dan kebaikan lainnya. Hal
ini dapat kita pahami dari 'ibaroh berikut :

)‫(نقل الق ّفال يف تفسًنه‬


(Alqoffal menukil didalam Tafsirnya).
Ungkapan ini menunjukkan bahwa beliau hanya
menukil sebagai bahan informasi saja, bukan
untuk dijadikan acuan, hal seperti ini sudah

16
| P a g e 17

lumrah didalam kitab-kitab fiqih, sehingga sering


kita dapati kalimat
)‫ ويف قول‬,‫قال بعضهم‬, ‫)قيل‬
Yang artinya : (ada yang mengatakan,
sebagian berpendapat dan ada pendapat lain).

Dan jika kita menengok kepada 'ibaroh ini,


)‫أجازوا‬ ‫(عن بعض الفقهاء أهنم‬
(Alqoffal menukil dari sebagian Fuqoha
BAHWA MEREKA (para Fuqoha itu)
memperbolehkan...dst.)

maka akan semakin jelas bahwa yang


berpendapat demikian bukan Imam Alqoffal,
melaikan sebagian Fuqoha tersebut.
Sedangkan sebagian Fuqoha yang dimaksud tidak
jelas siapa mereka (Majahil) sehingga tidak dapat
dijadikan acuan, Oleh karenanya Assyekh
Muhammad Zahid Al-Kautsarie mengomentari
pendapat ini didalam Kitabnya yang berjudul
maqoolaat Al-Kautsarie :

‫و ّأما ما حكاه الفخر الرازي على القفال الشاشي من عزو القول‬


‫بشمول (سبيل هللا) لوجوه الربّ إذل رلهول من الفقهاء على خالف‬
,‫ فشأنو شأن رواية اجملاىيل واآلراء التالفة للمجاىيل‬,‫رأي اجلماعة‬
‫على أنو ال رأي يؤخذ بو ضد اإلرتاع الذي حكيناه عن مالك وابن‬
‫ مث‬,‫ مع العلم أب ّن الرازي ليس من رجال دتحيص الرواايت‬,‫حزم‬
‫الشاشي كان حينما ألف تفسًنه معتزليا ال يتحاشى نقل آراء‬
)ٖٔٛ ‫ اى (مقاالت الكوثري ص‬.‫ادلبتدعة شلن ال يقام لكالمهم وزن‬

17
| P a g e 18

Adapun yang dihikayatkan oleh Al-Fakhru Ar-


Roziy tentang Alqoffal As-Syasyie menyandarkan sebuah
pendapat yang mengatakan Sabilillah mencakup semua
bentuk kebaikan kepada seoarang yang tidak jelas
(Majhul) dari kalangan Fuqoha yang berbeda dengan
pendapat sekelompok Ulama, maka permasalahannya
sama seperti permasalahan riwayat orang-orang yang
tidak jelas dan pendapat yang tertolak bagi orang-orang
yang tidak jelas itu, berdasarkan atas apa yang telah kami
hikayatkan dari Malik dan Ibnu Hazem bahwa tidak ada
pendapat pun yang boleh diambil ketika bertentangan
dengan kesepakatan Ulama (Ijma'), serta diketahui bahwa
Ar-Rozie bukan termasuk pakar peneliti riwayat kemudian
As-Syasyie ketika mengarang kitab tafsirnya itu masih
beraliran Mu'tazilah yang tentunya dia tidak menghindari
untuk menukil pendapat para Ahli bid'ah dari kalangan
orang-orang yang perkataannya itu tidak dapat dijadikan
neraca

B. Mengenai dalil yang No 2 perkataan Al-Qastalani


didalam kitab Jawahirulbukhori tersebut, itu tidak
benar, karena beliau tidak pernah
mengatakannya, apa lagi Kitab Jawahirulbukhorie
merupakan karya tulis Ustadz Mustofa
Muhammad 'Imarah itu bukan kitab fiqih
melainkan kitab Hadits Yang beliau himpunkan
dari Shohihulbukhorie dan Syarah Imam Al-
Qastalani (Irsyadussaarie Lisyarhi Shohihil
Bukhorie) seperti yang dijelaskan Oleh Ustadz
tersebut pada Muqoddimah Kitabnya ini.
Sebagian ada yang salah paham lalu mengira
Kitab Jawahirulbukhorie itu adalah karangan Al-
Qastalanie mungkin karena terpengaruh dengan
judul lengkapnya (JAWAHIRUL BUKHORIE WA
SYARHUL QASTALANIE 700 HADITS
MASYRUHAH) padahal bukan, seperti yang tadi

18
| P a g e 19

sudah dijelaskan. Dan saya menemukan ada dua


naskah dari Kitab Jawahirulbukhorie ini, ironisnya
pada cetakan Assa'adah mesir, tidak saya
temukan keterangan tersebut, dan yang saya
temukan itu pada naskah cetakan Darul fikr yang
diterbitkan Oleh Muhammad Mustofa
Muhammad, sehingga menurut hemat saya
keterangan tersebut adalah tulisan Muhammad
Mustofa Muhmmad ini bukan Ustadz Mustofa
Muhammad 'Imaaroh. Berikut teks yang tertulis
pada catatan kaki dalam Kitab tersebut :

‫) أىل سبيل هللا أي الغزاة ادلتطوعون ابجلهاد وإن كانوا‬ٚ(


‫أغنياء إعانة على اجلهاد ويدخل يف ذلك طلبة العلم‬
‫ورواد احلق وطالب العدل ومقيمو اإلنصاف‬ ّ ‫الشرعي‬
‫ اى‬.‫والوعظ واإلرشاد وانصرو الدين احلنيف‬
)ٔٓٙ ‫(جواىر البخاري وشرح القسطالين ص‬

Orang-orang Sabilillah itu ialah para


tentara perang yang sukarelawan dalam
berjuang meskipun mereka orang-orang yang
mampu, untuk membantu perjuangan mereka,
dan termasuk dalam kategori itu para penuntut
Ilmu Agama, pemandu kebenaran, penuntut
keadilan, penegak kejujuran, penceramah,
pembimbing dan para pembela Agama Yang Suci

Adapun pernyataan Imam Al-Qastalanie sendiri


sebagai pengikut Madzhab Syafi'ie beliau menyebutkan
didalam Kitabnya Irsyadussaarie lisyarhi Shohihilbukhorie
:

19
| P a g e 21

‫(يف سبيل هللا) أي الغزاة الذين ال رزق ذلم يف الفيء‬


)‫(إرشاد الساري لشرح صحيح البخاري لإلمام القسطالين) (ادلكتبة الشاملة‬

Fie Sabilillah ialah para tentara perang yang tidak


menerima honor daripada fai'

Begitulah realitanya, semoga Allah mengaruniakan


Hidayah-Nya kepada kita. Amin...

C. Dan pada dalil yang No 3, justru pada keterangan


tersebut dalam sebuah qaoul atau pendapat
dalam Madzhab Malikie dan Hanafie
mengindikasikan bahwa para penuntut Ilmu
Agama (santri, siswa Madrasah dan pendidikan
Agama lainnya) mereka yang berhak menerima
Zakat bukan malah sebaliknya mereka yang
dibebankan untuk membayar Zakat Fitroh kepada
Para Pengajar mereka.

Dan perlu diketahui, jika seorang yang


bermadzhab Syafi'ie ingin mengamalkan selain
dari Madzhabnya berarti dia akan berpindah ke
Madzhab lain (bertaqlid), dan ketika akan
berpindah ke Madzhab lain, maka terlebih dahulu
dia harus mengetahui bahwa Imam yang
diikutinya itu (Almuqollad) adalah memang
seorang Mujtahid seperti para Imam Madzhab
yang Empat dan sebagian pengikut mereka, serta
harus mengetahui tata cara pelaksanaan Ibadah
dalam Madzhab Imam yang akan diikutinya
tersebut secara keseluruhan meliputi Syarat-
syarat dan Rukun-rukunnya, agar tidak terjermus
pada Talfiq (pencampuradukan Madzhab)
sehingga masing-masing dari Madzhab Imam
yang diikutinya tadi tidak ada yang mengesahkan

21
| P a g e 21

Ibadahnya itu, sedangkan hukum Talfiq adalah


haram serta dapat mengakibatkan kefasiqan
terhadap pelakunya wal'iyadzu Billah , dan tidak
bertujuan untuk mencari-cari kemudahan bagi
nafsunya sehingga mengeluarkannya dari taklif
atau demi mendapatkan keuntungan duniawi,
dan disyaratkan pula mengikut / bertaqlid
kemadzhab lain itu sebelum terjadi atau sebelum
melakukan Ibadah tersebut.

Memang ada sebuah pendapat dalam


Madzhab Malikie bahwa Fie Sabilillah itu tidak
hanya bermakna para tentara perang saja, seperti
yang disebutkan Oleh Assyekh Ahmad Bin
Muhammad Asshowie Almalikie didalam
Hasyiyahnya, sebagaimana yang telah saya kutip
diatas, tapi perlu diketahui bahwa dalam
Madzhab Malikie orang-orang yang berhak
menerima Zakat Fitroh (Mustahiqqin) tidak sama
dengan para Mustahaqqin yang berhak menerima
Zakat Harta. Menurut Madzhab Malikie delapan
golongan yang disebutkan didalam Ayat itu
adalah para Mustahiqqin yang berhak menerima
Zakat Harta saja, sedangkan para Mustahiqqin
yang berhak menerima Zakat Fiitrah hanya dua
golongan saja, yaitu 1. Faqir dan 2. Miskin

Assyekh Abdurrahman Al-jazirie meneyebutkan


dalam kitabnya Alfiqh 'alalmadzahibil Arba'ah seputar
Madzhab Malikie :

‫وشرط يف صرف الزكاة لواحد من األصناف ادلذكورة يف اآلية أن‬


‫ فإذا وجد‬,‫حرا مسلما ليس من بين ىاشم‬
ّ ,‫يكون فقًنا أو مسكينا‬

21
| P a g e 22

.‫ ال تصرف لو الزكاة وىكذا‬,‫ اخل‬..‫ابن سبيل ليس فقًنا وال مسكينا‬


) ٔ ‫٘ ج‬ٜٙ ‫( كتاب الفقو على ادلذاىب األربعة ص‬

Dan disyaratkan dalam menyalurkan Zakat


(Fitroh) kepada salah satu dari pada golongan-golongan
yang disebutkan didalam Ayat, bahwa dia adalah orang
yang Faqir atau Miskin Merdeka lagi Muslim bukan dari
Bani Hasyim, maka apa bila ada seorang yang Musafir
(Ibnu Sabil) yang tidak tergolong Faqir dan Miskin...dst.
maka tidak boleh diberikan Zakat kepadanya, demikian
seterusnya (golongan-golongan yang lainnya)

Didalam kitab Mawahibuljalil Syarah Mukhtashor


Kholil (fiqh Malikie) karangan Assyekh Muhmmad Bin
Muhammad Ar-ru'ainie Alhatthob juga disebutkan :

‫ وإَّنا تدفع حلر مسلم‬: ‫ فقال‬,‫ختم الباب ببيان مصرف زكاة الفطر‬
,‫ أنو يشرتط فيمن تدفع لو زكاة الفطر ثالثة شروط‬: ‫ يعين‬,‫فقًن‬
‫األول احلرية والثاين اإلسالم والثالث الفقر وال خالف يف ذلك‬
)ٖ ‫ٕٔ ج‬ٜ-ٕٔٛ ‫اى (مواب اجلليل لشرح سلتصر خليل ص‬.‫عندان‬

Beliau (Mushonnif) menutup Bab ini dengan


menjelaskan tempat penyaluran Zakat Fitroh, lalu beliau
mengatakan : sesungguhnya Fitroh itu hanya diserahkan
kepada orang yang Merdeka, Muslim lagi Faqir, yakni :
sesungguhnya disyaratkan pada orang yang boleh
diserahkan Zakat Fitroh kepadanya 3 Syarat 1. Merdeka 2.
Islam dan 3. Faqir, dan hal ini tidak perselisihkan
dikalangan kami (Madzhab Malikie)

22
| P a g e 23

Dari keterangan diatas kita dapat simpulkan


bahwa dalam Madzhab Malikie kiyai, Ustadz dan Guru-
guru Agama mereka tidak berhak menerima Zakat Fitroh
kendatipun mereka mengklaim bahwa mereka termasuk
Fie Sabilillah, karena Fie Sabillah tidak termasuk golongan
yang berhak menerima Zakat Fitroh, kecuali mereka
tergolong Faqir atau Miskin.

Demikian pula ada pendapat didalam Madzhab


Hanafie bahwa Fie Sabilillah itu bukan hanya tentara
perang saja melainkan seluruh bentuk kebajikan dan
keta'atan, seperti para penutut Ilmu dan orang-orang yang
berjuang dalam kebaikan dsbg. Akan tetapi didalam
Mdzhab Hanafie mereka berhak menerima Zakat apabila
mereka Faqir, sehingga kefaqiranlah yang menjadi foktor
utama kebolehan mereka untuk menerima Zakat.

Assyekh Ibnu Abidin menyebutkan didalam kitabnya


Roddulmuhtar Aladdurrulmukhtar (fiqh Hanafie)
:

‫وقد قال يف البدائع يف سبيل هللا رتيع القرب فيدخل فيو كل من‬
‫ وذترة‬:‫ (قولو‬. ‫ اى‬.‫سعى يف طاعة هللا وسبيل اخلًنات إذا كان زلتاجا‬
‫االختالف إخل) يشًن إذل أن ىذا االختالف إَّنا ىو تفسًن ادلراد‬
‫ على‬,‫ ولذا قال يف النهر واخلالف لفظي لالتفاق‬,‫ابآلية يف احلكم‬
ّ ( ‫ اى‬.‫أن األصناف كلهم سوى العامل يعطون بشرط الفقر‬
‫رد احملتار‬
)ٖ ‫ٕ ج‬ٜٛ ‫الدر ادلختار ص‬
ّ ‫على‬

Berkata didalam Kitab Al-badai' : Fie Sabilillah


adalah seluruh bentuk Ibadah, maka termasuk setiap
orang yang berupaya dalam berbuat ta'at kepada Allah
dan dalam jalan kebaikan, jika Ia orang yang
memerlukan. (perkataannya : buah dari perselisihan ini)

23
| P a g e 24

mengisyaratkan bahwa perselisihan pendapat ini hanya


pada tafsir makna Ayat dalam segi hukumnya, oleh
karenanya berkata didalam kitab An-Nahr : perselisihan itu
hanya lafazhnya saja, karena kesepakatan bahwa semua
golongan itu selain Amil diberi Zakat dengan Syarat Faqir

Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan


bahwa orang yang berhak menerima Zakat itu menurut
Madzhab Hanafie hanya Faqir dan Amil saja.

Didalam Madzhab Hanafie Zakat Fitroh yang


dikeluarkan Hanya terhimpun pada empat jenis biji-bijian
yaitu 1. Gandum 2. Jelai 3. Kurma 4. Kismis, karena
mengikut teks yang ada pada riwayat-riwayat Hadits,
sehingga beras, jagung dan makanan pokok lainnya tidak
termasuk jenis bijian yang ada pada Zakat Fitroh. Assyekh
Abdurrahman Al-jazirie menyebutkan :
‫ اى‬. ‫ احلنطة والشعًن والتمر والزبيب‬: ‫وخترج من أربعة أشياء‬
)ٔ ‫٘ ج‬ٙٚ ‫(كتاب الفقو على ادلذاىب األربعة ص‬

Dan (Zakat Fitroh) yang dikeluarkan itu dari empat


macam (jenis bijian) Gandum, Jelai, Kurma dan Kismis

sedangkan kadar yang wajib dikeluarkan pun tidak


sama rata melainkan berbeda, jika yang dikeluarkan
adalah Gandum atau Kismis, maka yang wajib dikeluarkan
adalah kadar setengah Sho' saja dan jika yang dikeluarkan
adalah Jelai atau Kurma, maka yang wajib dikeluarkan
adalah kadar 1 Sho'.

Disebutkan didalam matan Tanwierulabshoor :

24
| P a g e 25

‫جيب (نصف صاع من ّبر أو دقيقو أو سويقو أو زبيب أو صاع‬


)ٖ ‫ٖٔ ج‬ٜ-ٖٔٛ‫دتر أو شعًن) اى (رد احملتار على الدر ادلختار ص‬
Wajib (mengeluarkan) setengah Sho' dari Gandum,
tepungnya atau serbuknya atau Kismis atau satu Sho'
Kurma atau Jelai.

Lalu ada Pertanyaan apakah tidak boleh menurut


Madzhab Hanafie mengeluarkan Zakat bukan dari jenis 4
biji-bijian diatas.? Jawab : boleh-boleh saja
mengeluarkannya dengan jenis biji-bijian lainnya seperti
beras atau jagung, tetapi tidak diukur dengan kadar
takaran atau timbangan Sho' lagi melainkan dihitung
dengan nilai harganya (Qimah) karena menurut Madzhab
Hanafie boleh mengeluarkan Zakat benda ('ain) dengan
nilainya (qimah). Bahkan boleh mengeluarkannya dengan
Uang, bahkan membayar dengan berupa uang lebih Afdhol
dari pada mengeluarkan 'ainnya menurut Madzhab
Hanafie

Disebutkan didalam Kitab Addurrulmukhtaar :

‫إذل أن‬...‫ينص عليو كذرة وخبز يعترب فيو القيمة‬ ّ ‫وما دل‬
‫(ودفع القيمة) أي الدراىم (أفضل من دفع العٌن على‬...‫قال‬
)ٖ ‫ٕٕٖ ج‬-ٖٜٔ‫الدر ادلختار ص‬ ّ ‫ اى‬.‫ادلذىب) ادلفّت بو‬
ّ ‫(رد احملتار على‬

Dan (jenis bijian/makanan) yang tidak ada teks


riwayatnya seperti jagung dan roti, maka yang dihitung
dengan nilai harganya...sampai kepada perkataannya...
dan membayar nilanya dengan dirham lebih Afdhol dari
pada membayar 'ainnya menurut yang difatwakan dalam
Madzhab (Hanafie)

25
| P a g e 26

Perlu diketahui bahwa kadar satu Sho' dalam


Madzhab Hanafie lebih banyak dari pada Madzhab Syafi'ie
1 Sho' dalam Madzhab Hanafie sekitar 3,8 Kg sedangkan
dalam Madzhab Syafi'ie Hanya sekitar 2,75 Kg

Dr. Wahbah Azzuhaylie menyebutkan :

‫ والرطل العراقي‬,‫والصاع عند أيب حنيفة وزلم د ذتانية أرطال ابلعراقي‬


‫ اى (الفقو اإلسالمي وأدلتو ص‬.‫ٖ غراما‬ٛٓٓ ‫ ويساوي‬,‫مئة وثالثون درمها‬
)ٖ ‫ٕٗٗٓ ج‬

Dan 1 Sho' menurut Abu Hanifah dan Muhammad


adalah 8 rithl iraq, sedangkan 1 rithl iraq 130 dirham, dan
(1 Sho') sebanding dengan 3.800 gr / 3,8 Kg

Dari keterangan diatas jelas, bahwa sangat


banyak perbedaan yang signifikan antara Madzhab
Hanafie dan Madzhab Syafi'ie, sehingga kebanyakan
praktik yang berjalan di Masyarakat dapat dikategorikan
Talfiq. Semoga Allah mengampuni kita. Amin Allahumma
Amin...

Catatan penting :

Dari definisi Fie Sabilillah yang telah dijelaskan tadi


diketahui bahwa tentara perang Fie Sabilillah itu berhak
menerima Zakat jika tidak mendapat Honor atu Gajih dari
Diwan atau Daftar tentara perang yang Honorarium,
sedangkan Guru-guru Agama mereka rata-rata sudah
mendapat gajih dari pihak Sekolah, Pesantren atau
Madrasah. Tapi jika ternyata itu tidak mecukupi
kebutuhan hidup mereka, ya tentu saja mereka berhak

26
| P a g e 27

menerima Zakat akan tetapi tidak atas nama Fie Sabilillah


melainkan karena Faqir atau Miskin.

Selesai.

‫رب‬
ّ ‫ واحلمد هلل‬.‫وصلى هللا على خامت النبيٌن سيدان دمحم وعلى آلو وصحبو وسلم‬
‫العادلٌن‬
Semoga bermanfa'at Amin Allahumma Amin...

Kintap 14 - Mei – 2020 M / 21 – Ramadhan – 1441 H


Ditulis Oleh Sayyid Ibrahim Bin Abdulhamid Assegaf

27

Anda mungkin juga menyukai