Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Program bermain sesuai Usia”

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN : YULIANTI KAHEMBAU

NIM : 711440118096

TINGKAT : II B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
mengerti tentang “Makalah tentang Program bermain sesuai Usia”. Penyusunan makalah ini
kita ketahui belum sempurna. Oleh karena itu semua kritik dan saran dan pendapat akan di
terima dengan terbuka.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar isi .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .........................................................................................1

B. Tujuan ......................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Tumbuh Kembang................................................................2


2. Tahapan Perkembangan Bermain…………………………………..3
3. Karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan………………...4

BAB III STATEGI PELAKSANAAN PROGRAM BERMAIN

BAB IV PENUTUP

1.Kesimpulan................................................................................................8

2. saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadari ( Miller B.F dan Keane ). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.Bermain merupakan keinginan dalam
mengatasi konflik dari anak yang tidak disadari serta dialami dengan suatu kepuasan . Bermain
merupakan sarana bagi anak–anak untuk belajar mengenal lingkungan kehidupannya. Pada saat
bermain,anak–anak mencobakan gagasan–gagasan mereka,bertanya serta mempertanyakan
berbagai persoalan,dan memperoleh jawaban atas persoalan–persoalan mereka. Melalui
permainan menyusun balok misalnya anak – anak belajar menghubungkan ukuran suatu obyek
dengan lainnya. Mereka belajar memahami bagaimana balok yang besar menopang balok yang
kecil. Mereka belajar konsep bagaimana hal-hal yang lebih besar mampu menopang hal – hal-
yang lebih kecil.Anak yang sakit dirumah sakit umumnya mengalami krisis dikarenakan
perubahan lingkungan yang terjadi pada dirinya. Krisis tersebut dapat dipengaruhi beberapa
faktor seperti usia perkembangan anak,pengalaman masalalu tentang penyakit,dan ancaman
perawatan. Stress yang dialami seorang anak dirawat dirumah sakit perlu mendapatkan perhatian
dan pemecahannya agar saatdira!at seorang anak mengetahui dan kooperatif menghadapi
permasalahan yangterjadi saat dirawat. Salah satu cara untuk menghadapi permasalahan tersebut
adalah bermain dengan tujuan mengurangi rasa sakit akibat tindakan invansif yang diterima.Dari
pernyataan diatas, telah mendasari kelompok kami untuk membuat proposal tentang terapi
bermain yang pada nantinya akan diberikan pada anak usia sekolah yaitu usia 6 sampai dengan
12 tahun. Kelompok akan mencoba menguraikan teori tentang konsep bermain,pertumbuhan dan
perkembangan pada anak usia sekolah serta jenis permainan yang dapat diberikan pada anak
sekolah.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum:

Mahasiswa dapat memahami tentang isi makalah ini yaitu terapi bermain pada anak usia 6 tahun
sampai 12 tahun.

1.2.2 Tujuan Khusus:

a.Mahasiswa dapat memahami tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan anak


b.Mahasiswa dapat memahami konsep bermain pada anak

c. Mahasiswa dapat menerapkan konsep permainan pada anak usia 6 tahun sampai 12 tahun.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Tumbuh Kembang

2.1.1Pengertian Tumbuh kembang

Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan
dan sulit untuk dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah perubahan dalam jumlah besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat
sel,organ,maupun indvidu,yang biasa diukur. $edangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yanglebih kompleks dalam pola yang teratur
sebagai hasil dari proses kematangan (Soetjiningsih,1995).

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memeberikan pelayanan dari mulai manusia
sebelum lahir sampai dengan meninggal,dalam merawat kasus yang apapun tindakan yang
diberikan akan sangat berbeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat
dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang. Tumbuh kembang merupakan hasil dari 2
faktor yang berinteraksi yaitu faktor herediter dan faktor lingkungan. Manusia dalam tumbuh dan
berkembang dipengaruhi oleh kondisi:

a.Fisik

b.Kognitif

c.Psikologis

d.Moral

e.Spiritual

2.1.2 Ciri proses tumbuh kembang

Menurut Soetjiningsih,tumbuh kembang anak dimulai dari masa konsepsi sampai de!asa
memiliki ciri"ciri tersendiri,yaitu:

1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas atau
dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses tumbuh
kembang pada setiap organ tubuh berbeda.
3. Pola perkembangan anak adalah sama tapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan
lainnya.
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ.
2.2.3 Tahapan Perkembangan Bermain.

a. Tahap eksplorasi

Hingga bayi berusia sekitar 6 bulan,permaianan mereka terutama terdiri atas melihat orang
dan benda serta melakukan usaha acak untuk menggapai benda yang diasungkan
dihadapannya.Selanjutnya mereka akan mengendalikan tangan sehingga cukup
memungkinkan bagi mereka untuk mengambil,memegang dan memperlajari benda kecil.
Setelah mereka dapat merangkak atau berjalan,mulai memperhatikan apa saja yang berada
dalam jarak jangkauannya.

b. Tahap Permainan

Bermain barang mainan dimuali pada tahun pertama dan mencapai puncaknya pada usia
antar 5 dan 6 tahun. Pada mulanya anak hanya mengeksplorasi mainannya. Antara 2 dan 3
tahun mereka membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat hidup.dapat bergerak,
berbicara dan merasakan.Dengan semakin berkembangnya kecerdasan anak, mereka tidak
lagi mengangap benda mati sebagai sesuatu yang hidup dan hal ini mengurangi minatnya
pada barang mainan. Faktor lain yang mendorong penyusutan minat dengan barang mainan
ini adalah bahwa permaianan itu sifatnya menyendiri sedangkan mereka menginginkan
teman.Setelah masuk sekolah,kebanyakan anak mengangap bermaian barang sebagai
“permaianan bayi”.

c. Tahap Bermain

Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam. Semula mereka meneruskan
bermain dengan barang mainan,terutama bila sendirian, selain itu mereka merasa tertarik
dengan permainan,olahraga,hobi dan bentuk permaianan matang lainnya.

d. Tahap melamun

Semakin mendekati masa puber,mereka mulai kehilangan minat pada permainan yang
sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan waktu dengan melamun. Melamun yang
merupakan ciri khas anak remaja adalah saat berkorban, saat mereka mengangap dirinya
tidak diperlakukan dengan baik dan tidak dimengerti oleh siapapun.

Pedoman untuk keamanan Bermain

Menurut Setjiningsih (1995),agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal,maka


diperlukan hal-hal seperti:

a.Ekstra energi

Untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk
melakukan permainan.
b. waktu

Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan
dapat optimal.

c. Alat bermainan

Untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak
serta memiliki unsur edukatif bagi anak.

d. Ruang untuk bermain

Bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu,halaman,bahkan di tempat tidur.

e. Pengetahuan Cara bermain

Dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan
lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.

f. Teman Bermain

Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak
dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan orangtua, maka
hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.

KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

 1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat
Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong

 2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok
Bawa bayi ke ruangan lain
Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok dengan
lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air

 4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV
Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

 6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,
Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir
Berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.

 9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat
Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan,
Kenalkan dengan suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang
Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan

 Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan


• Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
• Buku dengan gambar menarik
• Balon,cangkir dan sendok
• Boneka bayi
• Mainan yang dapat didorong dan ditarik

 TODLER ( 2-3 TAHUN )


• Mulai berjalan,memanjat,lari
• Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
• Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
• Perhatiannya singkat
• Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
• Karakteristik bermain “Paralel Play”
• Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
• Senang musik/irama

 Mainan Untuk Toddler


• Mainan yang dapat ditarik dan didorong
• Alat masak
• Malam,lilin
• Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul,
krayon,kertas.

 PRE-SCHOOL
• Cross motor and fine motors
• Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
• Sangat energik dan imaginative
• Mulai terbentuk perkembangan moral
• Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok.
• Karakteristik bermain
• Assosiative play
• Dramatic play
• Skill play
• Laki-laki aktif bermain di luar
• Perempuan didalam rumah

 Mainan untuk Pre-school


• Peralatan rumah tangga
• Sepeda roda Tiga
• Papan tulis/kapur
• Lilin,boneka,kertas
• Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk

 USIA SEKOLAH
 Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
 Dapat belajar dengan aturan kelompok
 Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.
 Karakteristik “Cooperative Play”
 Laki-laki : Mechanical
 Perrempuan : Mother Role

 Mainan untuk Usia Sekolah


6-8 TAHUN
Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.

 8-12 TAHUN
Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan,
kartu,olah raga bersama,sepeda,sepatu roda.

Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia (6-12 tahun)

1. Motorik : Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar daripada otot –otot halus.Misalnya
loncat tali,badminton, bola Volly, pada akhir masa sekolah motorik halus lebih
berkurang, anak laki-laki lebih aktif daripada anak perempuan.
2. Sosial emosional :Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga cenderung sering pergi
dari rumah hanya untuk bermain dengan teman,saat ini sekolah sanggat berperan untuk
membentuk pribadi anak,disekolah anak harus berinteraksi dengan orang lain selain
keluarga sehingga peran guru sangatlah besar.

3. Pertumbuhan fisik: BB meningkat 2-3 Kg/tahun dan TB meningkat 6-7cm/tahun.

BAB III

STATEGI PELAKSANAAN PROGRAM BERMAIN

 Leader :
 Co leader :
 Fasilitator :
 Observasi :Dosen pembimbing dan pembimbing ruangan
1. Jenis permainan : mewarnai gambar
2. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
3. Usia : 6-12 Tahun
4. Waktu permainan: 30 menit
5. Tempat permainan:
6. Alat yang digunakan: Kertas gambar,pensil warna
7. Tujuan :
a.Meningkatkan hubungan perawat – klien.
b.Meningkatkan kreativitas pada anak.
c.$osialisasi dengan teman sebaya 8 orang lain.
d.Melatih perkembangan motorik kasar pada anak

Strategi Permainan:

a. Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.


b. Buat anak duduk membentuk sebuah lingkaran.
c. Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada masing-masing
anak, kemudian leader membimbing anak untuk me!arnainya.
d. $elama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing masing-masing anak
untuk mewarnai gambar
e. $etelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua fasilitator
mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak.
f. Berikan re!ard positif pada semua anak yang telah menyelesaikan tugas untuk
mewarnai gambarnya.

Evaluasi

1. Kaji respon anak secara verbal maupun non verbal dalam kemampuan anak
mengikuti permainan selama permainan berlangsung)
2. Pantau keadaan anak selama bermain
3. Kaji tercapainya tujuan bermain

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan adalah hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu.Bermain
merupakan proses dinamis yang sesungguhnya tidak menghambatanak dalam proses
belajar,sebaliknya justru menunjang proses belajar anak.orang tua yang keberatan
terhadap aktivitas bermain anak justru menghambat

kemampuan kreatvitas anak untuk mengenal dirinya sendiri serta lingkungan


hidupnya. dalam usia sekolah tuntutan yang dihadapi oleh anak semakin banyak.

B. Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan dari mulai
manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus yang apapun
tindakan yang diberikan akan sangat berbeda karena setiap orang adalah unik,
sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul Hidayat, A.Aziz 2005 Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jakarta ,Salemba
Medika.
2. Hurlock, Elisabeth B. 1978 Perkembangan Anak Ed 6 jakarta , Erlangga
3. Perry A,G & Potter, P.A 2005 Buku Ajar Fundamental Keperawatan jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai