Anda di halaman 1dari 7

Tractor Shovels

Ada dua tipe dari mesin tractor-shovels, yaitu wheel-tractor-mounted dan


crawler-tractor-mounted. Keduanya juga sering disebut wheel loader dan track loader. Track
loader digunakan pada permukaan tanah yang licin. Alat-alat ini sangat bermanfaat pada
pembangunan, untuk memuat tanah dan batuan, ke dalam bak dari dump-truck, bahkan dapat
untuk menggali tanah lunak.

Gambar Track Loader

Produksi dari track loader tergantung dari:

 Waktu yang diperlukan yang sudah tertentu/fixed time, yaitu untuk mengisi bucket,
memindahkan roda gigi/versenelling, membelok arah, dan menumpahkan ke dalam bak
dari truck.
 Waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari tempat pengisian bucket (stock pile tanah)
ke posisi penumpahan bucket (ke dalam bak truck).
 Waktu yang diperlukan untuk kembali pada posisi pengisian bucket.
 Volume material yang diangkat setiap trip.

Gambar Wheel Loader


Wheel loader mempunyai kecepatan maju dan mundur lebih cepat dan waktu untuk
manoeuvre lebih singkat, sehingga untuk kondisi tanah datar akan mempunyai output yang lebih
besar dari track loader. Kecepatan wheel loader bervariasi tergantung dengan tipe dari Negara
pabrik pembuatnya.

Scrapers

Scrapers merupakan alat yang dapat sekaligus menangani beberapa alat, karena alat ini
dapat memuat, mengangkut/membawa dan menumpahkan tanah di lokasi lain. Untuk pekerjaan
cut and fill pada proyek jalan, lapangan terbang dan proyek-proyek besar lainnya sangat cocok
sekali. Kapasitas pemuatan material di dalam perutnya dapat mencapai ± 40 M 3. Kedalaman
untuk pemotongan tanah, mesin ini terbatas, jadi untuk kasus-kasus pekerjaan tertentu mesin ini
kurang efektif.

Gambar Salah satu tipe dari scrapers

Di dalam badan scraper terdapat wadah/container yang disebut bowl, yang bagian
bawahnya sudah terpasang blade/cutting edge/pisau pemotong. Dengan menurunkan bowl
sampai posisi blade masuk ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu, bersamaan dengan itu ada
penutup yang disebut apron, naik ke atas dan membuka sehingga membuat celah sedemikian
sehingga tanah dapat masuk ke dalam bowl. Dengan scraper berjalan maju, maka selapis tanah
terdorong masuk ke dalam bowl, sampai bowl penuh dengan tanah. Kemudian blade dinaikan
dan apron diturunkan sehingga menutup bowl, agar tanah tidak keluar selama perjalanan
pengangkutan tanah tersebut.
Proses untuk mengeluarkan tanah (dumping operation) yaitu dengan menurunkan posisi
blade sampai pada posisi dari elevasi rencana timbunan, menaikan apron, dan mengeluarkan
tanah atau muatan lainnya melalui celah antara blade dan apron dengan menggunakan movable
ejector yang dipasang pada bagian belakang dari bowl, menekan tanah keluar.

Seperti kita ketahui bahwa, terutama para kontraktor, untuk mendapatkan profit yang
besar, dengan tidak menaikkan harga satuan, maka perlu metode kerja yang cocok dan baik.
Dengan menggunakan scraper ini kadang-kadang kita menjumpai jenis dan kondisi tanah yang
perlu penanganan awal. Misalnya jika scraper menghadapi jenis tanah keras, tuff atau tanah yang
sangat padat, maka sebelum scraper bekerja, tanah tersebut harus dibongkat terlebih dahulu
dengan menggunakan ripper. Para site engineer harus memperhitungkan tambahnya biaya
operasi menggunakan buldoser dan ripper.

Kasus lain adalah jika menghadapi tanah biasa yang sangat kering tetapi sangat padat.
Jenis ini perlu dipertimbangkan dengan prewetting method, yaitu dengan membasahi terlebih
dahulu tanah tersebut, sehingga scraper dapat bekerja lebih efisien. Tetapi perlu ada kru
laboratorium di lapangan, yang harus menentukan jumlah air yang harus disiramkan sehingga
tercapai optimum moisture content. Dengan demikian ada tambahan manfaat, tanah yang telah
ditebar di daerah timbunan sudah tidak perlu peralatan water trucks.

Pemotongan pada Tanah Keras dan Cadas yang Lunak

Untuk pemotongan/penggalian tanah cadas yang agak lunak dapat dengan menggunakan
buldoser saja, yaitu cadas tersebut digaruk terlebih dahulu dengan ripper dari buldoser tersebut.
Tanah cadas yang hancur setelah digaruk dengan ripper, kemudian dipotong dan didorong
dengan blade di depan untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang merupakan stock
untuk diproses berikutnya. Ada dua tipe mesin ripper yaitu wheel-mounted towed-type ripper,
yaitu berupa ripper yang dipasang pada kereta roda dan ditarik dengan tractor; dan tipe yang lain
adalah tractor-mounted hydraulically operated, yaitu berupa ripper yang terpasang di belakang
buldoser, dan dapat digerakan dengan cara hidrolis.
Gambar Buldoser dengan dilengkapi ripper

Selain itu ada dua tipe sambungan dan cara bekerja ripper, yang dipasang pada bagian
belakang buldoser. Tipe yang bergerak dengan cara paralel dengan menggunakan batang
penggerak yang sejajar sedemikian rupa sehingga pisau dari ripper akan bergerak dengan sudut
yang selalu sama pada beberapa kedalaman tanah. tipe ripper semacam ini biasanya
menghasilkan garukan tanah lebih halus. tipe kedua adalah bergerak dengan melalui engsel,
dengan tipe ini sudut dari gigi ripper akan selalu berubah pada beberapa kedalaman tanah. Tipe
ini dapat bermanfaat untuk tanah yang banyak mengandung batu/boulder, karena ripper dapat
untuk mencongkel batu-batuan.

Gambar A. ripper yang bergerak secara parallel,

B. ripper yang bergerak melalui engsel

Kapan dan pada kasus jenis tanah yang bagaimana ripper dapat digunakan secara efisien.
Cara untuk mengetahui ini adalah dengan seismographic method, yaitu dengan cara menentukan
kecepatan perambatan gelombang suara pada batuan di bawah permukaan tanah. Kecepatan
perambatan gelombang suara ini akan berbeda-beda pada batuan yang keras dan yang lunak,
sehingga dengan mengukur kecepatan perambatan suara ini dapat ditentukan penggelian dengan
ripper atau harus dengan cara peledakan, karena jika sangat keras terpaksa harus dengan cara
peledakan.

Penggalian Tanah yang Sempit dan Dalam

Penggalian tanah yang sempit dan dalam ada beberapa kemungkinan, yaitu penggalian
sederhana sampai sedalam ± 5 – 8 M misalnya untuk pemasangan pipa beton yang besar untuk
mengalirkan air dengan diameter sampai 2,5 M; penggalian tanah yang sangat sempit sampai
kedalaman ± 8 – 15 M, biasanya penggalian semacam ini untuk membuat dinding di bawah
tanah atau misalnya pembuatan diaphragm wall dan penggalian tanah untuk pondasi yaitu
pondasi strauss pile, franky pile, bored pile, dan sejenisnya.

Untuk penggalian yang sederhana pada daerah yang bebas dari perumahan dan kegiatan
manusia tidak ada kesulitan kecuali harus diperhitungkan masalah longsornya tanah, yaitu
dengan caramembuat kemilingan tanah yang aman. Longsor tanah ini tergantung dari jenis
tanahnya atau tergantung dari sudut lereng alamnya. Tanah lumpur atau clay yang kering sekali
sangat kokoh sehingga kemiringan galian dapat hamper tegak, tetapi jika clay basah kemiringan
galian harus landau sekali. Pasir yang bersih mempunyai sudut lereng alamnya 45º. Kemiringan
galian ini harus diperhatikan sekali karena kasus runtuhnya tanah galian sudah sering terjadi
sehingga menimbulkan korban manusia atau para pekerja, jika kedalaman sampai 8 M. alat berat
untuk penggalian parit terbuka dapat dilakukan dengan mesin hoes, seperti backhoe, hoe, dan
back shovel.
Gambar Penggalian pada daerah yang tidak ada gangguan kegiatan
manusia/rumah/kendaraan (kiri). Penggalian pada daerah yang penuh kegiatan
manusia sehingga dipasang sheet piles (kanan)

Untuk penggalian pada daerah yang banyak kegiatan manusia, perkampungan, jalanan
umum dan rumah rumah tepat di pinggir galian, kita tidak dapat mengamankan lereng galian
dengan kemiringan sesuai lereng alamnya karena kanan kiri galian penuh kegiatan manusia,
maka perlu penanganan khusus, yaitu dengan penggalian yang vertikal dan agar tidak longsor
ditahan dengan sheet piles. Pertama-tama sheet piles harus dipancang terlebih dahulu, sampai
kedalaman yang cukup aman dan melebihi dasar galian, lebih besar dari dalam galiannya sendiri,
biasanya sheet piles mempunyai panjang 8 M atau 12 M. Setelah selesai pemancangan sheet
piles kemudian baru digali. Penggalian dengan menggunakan excavator atau backhoe, karena
lebar galian sangat sempit. Jenis excavator ada yang sangat panjang lengannya (long-arm-
excavator) sehingga dapat mencapai dasar galian yang dalam. Pemancangan sheet piles biasanya
dengan vibratory-pile-driver, Yaitu mesin alat pancang yang dijepitkan pada sheet piles dan
secara bergetar, juga karena beratnya akan menekan sheet piles ke dalam tanah. Untuk daerah
yang banyak perumahan dan sangat dekat dengan galian, akan terganggu karena getarannya.
Kadang-kadang dengan kondisi tanah yang tidak padat, sheet piles dapat dimasukkan ke dalam
tanah dengan cara ditekan dengan bucket dari excavator, jika galiannya tidak terlalu dalam. Atau
dapat juga dengan bertahap, excavator menggali sampai 1 M, baru kemudian dipancang dengan
sheet piles.

Jika dasar galian sangat dalam maka masuknya sheet piles tidak cukup dalam, maka perlu
ada batang penahan yang bagian tengahnya diberi screw jack atau kontra mur, jika diputar akan
menekan keluar, sehingga dapat memberikan gaya yang berlawanan dengan tekanan tanah aktif.
Hal ini untuk menanggulangi bahaya longsor nya tanah. Kadang-kadang di dalam galian sudah
keluar air tanah yang cukup banyak, maka perlu dasar galian dibuat miring sedikit ke arah sumur
pengumpul air untuk kemudian dikeluarkan airnya dengan submersible pump.

Pada galian yang hanya sedalam 2 M saja tidak terlalu dengan pemancangan sheet piles
tersebut, tetapi cukup dengan penyangga papan dan balok dengan batang penahan.
Gambar Penggalian untuk pembuatan dinding di bawah tanah

Gambar Clam shell

Kasus lain adalah penggalian tanah yang sangat sempit dan sangat dalam yaitu
penggalian untuk dinding di bawah tanah, misalnya untuk pembuatan diaphragm walls, atau
pembuatan dinding beton di bawah tanah. Dalam pembuatan dinding di bawah tanah, dapat
berupa dinding beton atau dinding dengan bahan betonite. Penggalian tanah untuk dinding ini
dengan menggunakan crane dan clam shell yang besar, dengan tebal ± 0,80 M dan panjangnya ±
2,00 M. Sehingga tanah akan digali berupa sumur segi empat sesuai bentuk penampang clam
shell dengan ukuran ± 0,80 M x 2,00 M. Cara penggaliannya adalah selang seling, di mana jarak
daerah tanah yang ditinggal untuk galian pada tahap berikutnya adalah 2,00 M.

Anda mungkin juga menyukai