Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 Instrumentasi

Pabrik kimia adalah susunan rangkaian berbagai unit pengolahan yang

terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan dan

pengoperasian pabrik secara keseluruhan adalah untuk mengubah (mengkonversi)

bahan baku tertentu (input feedstock) menjadi produk yang diinginkan. Dalam

pengoperasiannya pabrik kimia akan selalu mengalami gangguan (disturbance)

dari luar (external), walau demikian tetap harus dipenuhi beberapa persyaratan

tertentu, diantaranya:

1. Keamanan (Safety)

Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer

untuk orang-orang yang bekerja di pabrik tersebut dan bagi kelangsungan

perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan tersebut, berbagai

kondisi operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi

bahan kimia, dan lain-lain harus dijaga tetap dalam batas-batas tertentu yang

diizinkan.

2. Spesifikasi Produksi (Production Specifications)

Suatu pabrik harus menghasilkan produk dalam jumlah dan dengan kualitas

tertentu yang diinginkan, dengan demikian dibutuhkan sistem pengendali

untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang diinginkan.

VI-1
VI-2

3. Peraturan Lingkungan (Enviromental Regulations)

Terdapat berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat

tertentu dari berbagai buangan pabrik kimia.

4. Kendala-Kendala Operasional (Operational Constraints)

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi pabrik kimia memiliki

kendala-kendal operasional tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai contoh,

pada suatu pompa harus dipertahankan nilai Net Positive Suction Head

(NPSH) tertentu selama operasi, isi tangki-tangki tidak boleh luber atau

kering dan sebagainya.

5. Keekonomian (Economics)

Operasi pabrik kima ditujukan untuk memberikan keuntungan yang

maksimum, sehinggan pabrik harus dijalankan pada kondisi yang

menyebabkan biaya bahan baku menjadi minimum dan laba yang diperoleh

menjadi maksimum.

Untuk dapat memenuhi semua persyaratan diatas, diperlukan pengawasan

(monitoring) yang terus menerus terhadap operasi pabrik kima dan intervensi dari

luar (external intervention/ control) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat

terlaksana melalui suatu rangkaian peralatan/ instrumentasi (alat ukur, kerangan,

pengendali dan komputer) dan intervensi manusia (plant managers, plants

operator) yang secara bersama-sama membentuk ‘control system’.


VI-3

Keberhasilan operasi sistem pengendali umpan balik sangat tergantung

pada:

1. Pengukuran controlled output yang baik (good measurement of the

controlled output), untuk itu dibutuhkan perangkat alat ukur yang akurat.

2. Transmisi hasil pengukuran yang baik ke pengendali (the uncorropted

transmission of the measurement to the controller), untuk itu dibutuhkan

jalur transmisi yang baik dan efektif.

Terdapat banyak jenis sensor komersial di pasaran, yang berbeda dalam

prinsip dasar pengukurannya atau karakteristik konstruksinya. Untuk

menyederhanakan tampilan suatu sistem pengendali umpan balik, rincian

diagramatik dari suatu mekanisme pengendalian biasanya digantikan dengan

dengan gambar lingkaran dan simbol-simbol seperti berikut:

- FC untuk flow control (pengendalian laju alir)

- PC untuk pressure control (pengendalian tekanan)

- LC untuk liquid-level control (pengendalian ketinggian cairan)

- TC untuk temperature control (pengendalian temperatur)

- WC untuk weight control (pengendalian berat)

(Buku Ajar Pengendalian Proses, 2007)

Lingkaran dengan simbol-simbol LT, TT, FT, PT, dan CC juga digunakan

untuk menunjukkan pengukuran dan transmisi level (ketinggian), temperature

(temperatur), pressure (tekanan), flow (laju alir), dan concentration (konsentrasi).

Untuk membantu jalannya proses pada pabrik ammonium nitrat ini juga

digunakan suatu rangkaian peralatan/ instrumentasi seperti :


VI-4

a) Sensor Laju Alir (Flow Sensor)

Sensor laju alir yang paling umum digunakan di industri adalah sensor yang

mengukur beda tekanan akibat penghambatan aliran. Lalu dengan

menggunakan persamaan Bernoulli, laju alir dapat dihitung. Perangkat-

perangkat tersebut dapat digunakan baik untuk gas maupun cairan. Contoh-

contoh sensor yang berdasarkan prinsip tersebut adalah plat orifice, tabung

venturi dan tabung aliran Dall. Plat orifice adalah jenis sensor laju alir yang

paling populer karena sederhana dan murah. Tabung venturi dan tabung

aliran Dall lebih mahal tetapi lebih akurat.

Sensor jenis lainnya adalah pengukur laju alir turbin (turbine flow meter)

yang menggunakan jumlah putaran turbin untuk menghitung laju alir cairan

dengan cukup akurat. Pada rancangan pabrik ammonium nitrat ini terdapat

pada pompa tangka bahan baku, pompa reaktor serta pompa keluaran

evaporator dan mixer.

b) Sensor Tekanan atau yang diaktifkan oleh Tekanan (Pressure Or Pressure

Actuated Sensors)

Sensor ini digunakan untuk mengukur tekanan suatu proses atau tekanan

yang kemudian digunakan untuk menghitung ketinggian cairan atau laju alir

(plat orifice, tabung venturi). Sensor jenis ini yang sangat populer adalah

Variable Capacitance Differential Pressure Transducer. Pada rancangan

pabrik ammonium nitrat ini terdapat 4 buah sensor tekanan yang diletakkan
VI-5

pada tangka penyimpanan amonia, tangki penyimpanan asam nitrat,

ekspander 1 dan ekspander 2.

c) Sensor Temperatur (Temperature Sensors)

Sensor temperatur yang paling umum adalah termokopel, termometer

tahanan bulb dan termistor. Seluruh sensor tersebut memberikan hasil

pengukuran dalam bentuk sinyal listrik.

d) Level Control

Pada rancangan pabrik ammonium nitrat ini terdapat 4 buah sensor yang

diletakkan pada kedua tangki penyimpanan bahan baku, yaitu tangka

amonia dan tangka asam nitrat serta pada separator dan vaporizer.

e) Weight Control

Pada rancangan pabrik ammonium nitrat ini terdapat 1 buah sensor yang

diletakkan pada bin produk akhir ammonium nitrat.

6.2 Keselamatan Kerja

Seperti diketahui bahwa area pabrik merupakan sumber potensi bahaya yang

dapat menimbulkan resiko kecelakaan, kebakaran dan pencemaran. Pabrik

merupakan sebuah sistem yang diciptakan oleh manusia. Dimana di dalamnya

terdapat peralatan proses, tenaga kerja (operator) dan adanya dampak seperti

polusi. Tentunya semua tenaga kerja yang terlibat dengan pabrik tersebut

menginginkan keamanan kerja (safety work).

Keselamatan kerja merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan suatu

kegiatan di pabrik. Keselamatan kerja dapat menyebabkan kerugian pada manusia


VI-6

maupun pada proses produksi. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan, namun pada umumnya kecelakaan disebabkan karena faktor alat dan

faktor manusia. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja maka

diberlakukan beberapa peraturan dalam pabrik dengan tujuan mencegah terjadinya

kecelakaan kerja. Untuk mencapai sasaran tersebut, yang sangat penting bagi kita

adalah memahami dan mengetahui dengan jelas peraturan keselamatan kerja guna

menghindari hal-hal yang tidak inginkan yang dapat menimbulkan kerugian baik

perusahaan maupun pribadi.

Setiap orang yang melekukan kegiatan di dalam pabrik diwajibkan untuk

memakai alat pelindung diri sesuai dengan areanya. Alat Pelindung Diri (APD)

sebenarnya hanya alat untuk mencegah agar efek dari kecelakaan kerja dapat

dikurangi sekecil mungkin, APD yang ada pada pabrik ammonium nitrat adalah

sebagai berikut:

a) Safety shoes

Perlindungan terhadap kaki dilakukan dengan mengguankan Safety shoes.

Safety shoes ini terbuat dari kulit yang dilengkapi besi pada depan sehingga

dapat melindungi kaki jika ada benda yang jatuh.

Penggunaan safety shoes ini wajib digunakan oleh para karyawan/pekerja

selama berada diarea proses produksi.

b) Helm

Tujuan dari penggunaan helm adalah untuk menghindari benturan yang

mungkin terjadi pada kepala, baik yang disebabkan benda jatuh maupun
VI-7

benturan kepala dengan peralatan. Helm juga wajib digunakan selama

brada diarea proses produksi.

c) Masker

Masker adalah alat pelindung pernapasan untuk mencegah masuknya

partikel kecil kedalam sistem pernapasan. Penggunaan masker wajib

dilakukan pada saat berada di laboratorium, unit pengolahan limbah dan di

area proses yang prosesnya dapat mengganggu pernapasan.

d) Kacamata

Kacamata digunakan pada daerah berdebu sehingga mata tidak akan

kemasukan benda asing atau debu.

e) Sarung tangan

Sarung tangan digunakan pada daerah bertemperatur tinggi, misalnya pada

daerah seperti di area reaktor dan heater.

f) Baju tahan panas

Baju tahan panas digunakan pada daerah bertemperatur tinggi yang dapat

menyebabkan terbakarnya kulit tubuh, seperti di di area reaktor .

g) Ear plug dan ear muff

Keduanya merupakan alat pelindung telinga dari kebisingan. Pemakaian

pada pekerja diharapkan mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan

pendengaran. Selain pemakaian alat tersebut, untuk karyawan yang bekerja

di area dengan kebisingan > 80 dB maka diberikan waktu istirahat sekitar 5


VI-8

menit setiap jam kerja di area tersebut. Ear plug dan ear muff wajib

digunakan oleh para pekerja selama berada diarea proses.

Berikut ini adalah peraturan keselamatan kerja pada pabrik amonium nitrat:

- Sebelum masuk pintu-pintu ke dalam area pabrik yakinkan pass masuk

atau badge dan kartu safety induction dimiliki masih berlaku.

- Pakailah Badge dan kartu safety induction dengan baik (digantung di

sebelah kiri kantung baju).

- Pakailah topi dan sepatu keselamatan yang telah diisyaratkan sebelum

masuk pintu-pintu ke dalam area pabrik.

- Dilarang keras membawa korek api maupun rokok ke dalam area pabrik.

- Dilarang keras membawa senjata api dan senjata tajam ke dalam area

pabrik.

- Dilarang keras membawa narkoba ke dalam area pabrik.

- Dilarang keras membawa benda-benda yang dapat menimbulkan api,

senter yang bukan tahan ledakan, radio, kaset recorder ke dalam area

pabrik.

- Dilarang keras mengaktifkan handphone di dalam area pabrik.

- Dilarang keras memotret di dalam area pabrik (harus seijin yang

berwenang atau K3LL).

- Dilarang keras berjalan-jalan di unit proses lainnya yang bukan tujuan

untuk kerja.

- Dilarang menyentuh alat-alat operasi di dalam area pabrik.


VI-9

- Dilarang keras memakai air Hydrant tanpa seijin yang berwenang

(K3LL).

- Dilarang keras bersenda gurau atau berkelahi yang membahayakan di

dalam area pabrik.

Saat Sedang Bekerja

1. Gunakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

2. Yakinkan peralatan kerja dalam kondisi baik.

3. Jangan melepas alat pelindung diri sampai pekerjaan selesai.

4. Jangan menempatkan baju kerja di sembarang tempat.

Saat Pekerjaan Selesai

1. Tinggalkan tempat pekerjaan dalam kondisi bersih dari kotoran-kotoran

seperti kayu, kertas, pembungkus nasi, dan lain-lain. Buang ke tempat

sampah yang telah disediakan.

2. Material yang tidak digunakan lagi seperti potongan besi, asbestos dan

lain-lain ditempatkan pada tempat yang telah tersedia.

3. Bilamana pekerjaan akan dilanjutkan hari berikutnya, lapor kepada

pengawas operasi pabrik setiap pagi ditempat kerja dan cek surat ijin kerja

masih berlaku atau tidak sebelum memulai pekerjaan kembali.


VI-10
VI-11

Tanda Keadaan Darurat di Area Pabrik

1. Keadaan Darurat

Sirine berbunyi selama 3 menit secara bergelombang.

Instruksi yang harus dipatuhi:

- Semua kegiatan pekerjaan harus dihentikan.

- Matikan semua perlengkapan sumber penyalaan seperti mesin las dan lain-

lain.

- Kepada pengemudi kendaraan bermotor harus memarkir kendaraannya

ditepi jalan dan mematikan mesinnya.

- Berikan jalan kepada kendaraan pemadam kebakaran dan mobil

Ambulance.

- Segera menuju tempat berkumpul (Assembly Point) untuk menunggu

perintah selanjutnya.

2. Evakuasi

Sirine berbunyi selama 6 menit secara terputus-putus.

3. Keadaan Aman

Sirine berbunyi selama 1 menit secara kontiyu.

(Petunjuk Umum Keselamatan Kerja Kontraktor, 2009)

Anda mungkin juga menyukai