DISUSUN OLEH:
HALAMAN SAMPUL
Gambar 2.1 Pola jalan pada lansia Gambar 2.2 Pola jalan pada lansia
(double support) (single support)
Sumber: Pudjiastuti dan Utomo (2002)
Tujuan pemeriksaan pola jalan:
a) Mengetahui ada tidaknya gangguan keseimbangan saat berjalan
b) Mengetahi ada tidaknya gangguan koordinasi gerakan saat berjalan.
Syarat pemeriksaan pola jalan:
a) Lansia sebaiknya menggunakan celana pendek serta tidak memakai
alas kaki sehingga tungkai dapat diobservasi dengan jelas
b) Observasi dilakukan dari berbagai sudut pandang yaitu depan,
belakang, samping kanan, dan samping kiri.
c) Saat berjalan, lansia diusahakan bersikap wajar,berjalan sesuai
kemampuannya
d) Pemeriksa memperhatikan dengan saksama masing –masing
peristiwa dari fase jalan lansia
Pemeriksaan pola jalan
a) Pelaksanaan pemeriksaan
(i) Lansia diminta untuk berjalan biasa, Pemeriksa mengamati
dengan saksama bergantian dari arah samping, depan, dan
belakang. Selanjutnya dicatat, adakah ayunan lengan; adakah
rotasi badan; apakah irama dan kecepatan gerakan berlangsung
dengan baik dan sinkron; apakah saat menumpu/mengayun,
tungkai kanan dan kiri seimbang; apakah terjadi perubahan
ekspresi wajah lansia.
(ii) Lansia diminta untuk berjalan biasa, pengamatan lebih
ditunjukkan untuk fase menumpu (hill strike, mid stance, push
off) dan fase mengayun (ascleration, mid swing, decelaration).
Selanjutnya dicatat, adakah rasa nyeri; apakah peristiwa pada
fase menumpu dan fase mengayun berlangsung lengkap dan
sempurna; luas gerak sendi panggul,serta sendi lutut dan
pergelangan kaki tungkai kanan dan kiri, untuk masing – masing
fase menumpu dan fase mengayun apakah sama.
b) Interpretasi umum pemeriksaan pola jalan
(i) Apabila ekspresi wajah berubah seperti orang kesakitan saat
menumpu, hal itu menunjukkan adanya nyeri pada persendian.
Bila terjadi saat fase mengayun, kemungkinan nyerinya terletak
pada otot, sendi, atau jaringan sekitar persendian
(ii) Berjalan dengan perlahan kemungkinan diakibatkan oleh adanya
pemendekan otot atau penurunan luas gerak sendi, instabilitas
persendian atau kekuatan otot menurun.
(iii) Gerakan yang terjadi berlangsung kasar/patah-patah
kemungkinan diakibatkan oleh adanya gerakan koordinasi.
(iv)Bidang tumpu melebar kemungkinan karena gangguan
keseimbangan
(v) Fase menumpu berlangsung singkat, hal itu menunjukkan
adanya nyeri pada persendian/letak kerusakan pada persendian.
Juga diakibatkan oleh adanya kekuatan otot yang menurun
(vi)Fase mengayun memendek, kemungkinan disebabkan adanya
penurunan kekuatan otot, keterbatasan luas gerak sendi serta
nyeri pada otot
c) Interpetasi khusus pemeriksaan pola jalan pada setiap fase jalan
(i) Heel strike
Apabila heel strike tidak terjadi dengan baik,kemungkinan
terdapat kelemahan otot dorsal fleksor pergelangan kaki
atau pemendekan otot plantar fleksor pergelangan kaki
Apabila lutut tidak dapat lurus, kemungkinan ada
kelemahan otot ekstensor lutut atau pemendekan otot
fleksor lutut
Apabila sendi panggul tidak dapat fleksi, kemungkinan
terdapat penurunan kekuatan otot fleksor sendi panggul
atau pemendekan otot ekstensor panggul
(ii) Mid Stance
Apabila tidak terjadi dengan baik,kemungkinan terdapat
nyeri pada sendi panggul,lutut dan pergelangan
kaki,kelemahan otot tungkai,terutama ekstensor
panggul,ekstensor lutut dan plantar fleksor pergelangan
kaki,atau pemendekan otot fleksor panggul,serta fleksor
lutut dan dorsal fleksor pergelangan kaki
Apabila posisi goyang,kemungkinan terdapat gangguan
stabilitas sendi panggul,lutut dan pergelangan kaki atau
nyeri pada sendi panggul, lutut, dan pergelangan kaki
Apabila panggul jatuh ke arah homolateral, kemungkinan
terdapat kelemahan otot abduktor panggul
(iii) Push off
Apabila push off tidak berlangsung dengan baik,
kemungkinan terdapat kelemahan plantar fleksor pergelangan
kaki,pemendekan plantar fleksor pergelangan kaki, atau
pemendekan fleksor panggul
(iv)Ascelerasi
Apabila ascelerasi tidak berlangsung dengan
baik,kemungkinan terdapat kelemahan fleksor lutut,kelemahan
fleksor panggul,pemendekan ekstensor lutut,atau pemendekan
ekstensor panggul
(v) Mid Swing
Apabila mid swing tidak berlangsung dengan
baik,kemungkinan terdapat kelemahan fleksor
panggul,kelemahan fleksor lutut,kelemahan dorsal fleksor
pergelangan kaki,pemendekan ekstensor panggul,pemendekan
ekstensor lutut,atau pemendekan plantar fleksor pergelangan
kaki
(vi)Desclerasi
Apabila desclerasi tidak berlangsung dengan baik,
kemungkinan terdapat kelemahan fleksor panggul,kelemahan
ekstensor lutut,pemendekan ekstensor panggul,pemendekan
fleksor lutut,dan penumpuan berat badan. Penumpuan berat
badan dapat berbeda antara tungkai kanan dan kiri apabila ada
kelainan pada sistem locomotor
6. Pemeriksaan Koordinasi
Pemeriksaan koordinasi dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan
ekuilibrium dan pemeriksaan non-ekuilibrium. Pemeriksaan ekuilibrium
mengacu pada pemeliharaan keseimbangan dan koordinasi tubuh secara
keseluruhan termasuk didalamnya adalah ters Romberg, sedangkan
pemeriksaan non ekuilibrium menilai kemampuan pasien dalam
melakukan gerakan yang berlainan, seringkali relative baik, gerakan
disengaja dengan ekstremitas yaotu finger to nose test, disdiaddokinesia,
heel to knee test.