Anda di halaman 1dari 9

HASIL OBSERVASI

DI BENGKEL DJOKDJA dAb


MATA KULIAH TEKNOLOGI BODI KENDARAAN

Dibuat Oleh :
Nama : Ilham fathurrahman
NIM : 17509134019
Kelas : B 1.2

D3 TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

HASIL OBSERVASI
Langkah perbaiakan
a) Penerimaan Unit
Proses pertama sebelum dilakukan perbaikan adalah mobil diterima oleh
marketing kemudian diperiksa kerusakan dan diberikan tanda kerusakannya.
Setelah ditentukan panel yang akan diperbaiki langkah selanjutnya diserahkan
ke Tukang repairnya.
b) Panel Repair
Setelah unit diterima oleh teknisi panel repair, kemudian teknisi melakukan
pengecekan untuk menentukan cara atau metode perbaikan, sebelum
dilakukan perbaikan panel teknisi melakukan pelepasan aksesoris panel dan
panelnya.
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan pada bengkel DJOKDJA dAb,
terdapat beberapa cara untuk melakukan perbaikan pada panel, diantaranya :
1) Perbaikan dengan pengetokan
Pengetokan yang dilakukan disini kebanyakan menggunakan
metode palu dan dolly. Selain menggunakan palu juga digunakan body
spoon untuk meratakan panel dan juga menggunakan dolly sebagai
landasan perata.

2) Perbaikan dengan penarikan


Pada saat dilakukan observasi, terdapat beberapa kasus
kerusakan panel yang tidak dapat dilakukan perbaikan dengan cara
mencongkel atau mendorong dari dalam. Untuk mengatasi hal tersebut,
dilakukan perbaikan dengan cara menarik panel dengan sliding
hammer. Untuk menempelkan pengait sliding hammer dengan panel
yang rusak dilakukan dengan cara melakukan brazing kuningan pada
panel yang rusak kemudian ditarik dengan sliding hammer.
Penempelan pengait sliding hammer menggunakan kuningan
yang di-brazing menggunakan OAW (Oxy-Acetylin Welding).
Penggunaan metode ini kurang efisien dikarenakan menghabiskan
banyak waktu untuk beberapa kali penempelan pengait dan
menimbulkan tonjolan kuningan sisa perbaikan pada panel. Selain itu,
setelah perbaikan juga membutuhkan waktu untuk membersihkan sisa
kuningan pada panel dengan menggunakan gerinda.
Perbaikan dengan pemanasan digunakan untuk perbaikan pada
bumper plastik. Metode proses pemanasan disini menggunakan OAW
(Oxy-Acetylin Welding), penggunaan metode ini kurang efektif dan
rawan menimbulkan kasus kerusakan baru dikarenakan metode ini
menyebabkan panas berlebihan dan menyebabkan timbulnya api yang
sangat beresiko menyebabkan kebakaran jika terdapat bahan yang
mudah terbakar didekat proses perbaikan.

c) Proses Pendempulan (Putty)


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, proses pendempulan
disini sama dengan proses pendempulan pada umumnya yaitu menggunakan
skrap (cape) dan jidar untuk pengaplikasiannya. Untuk penggunaan bahan di
bengkel ini kebanyakan menggunakan campuran dempul merk alfagloss dan
autoglow. Menurut teknisi pendempulan yang ada di bengkel ini,
pencampuran dilakukan untuk menghemat biaya dan mendapatkan kualitas
dempul yang diinginkan. Perbandingan campuran yang digunakan hanya
berdasarkan feeling sehingga tidak ada standar baku yang digunakan sebagai
acuan.
Proses pengamplasan yang ada di bengkel ini menggunakan metode
wet-sanding atau pengamplasan dengan menggunakan air dan sabun. Menurut
teknisi pendempulan disini, penggunaan metode ini dikarenakan
mempermudah dan memperingan proses pengamplasan. Pengamplasan di
bengkel ini tidak menggunakan alat bantu pneumatic ataupun listrik (sander)
sehingga masih menggunakan tangan dan hand block buatan sendiri untuk
melakukan pengamplasan.
Untuk melakukan pengamplasan dempul dibengkel ini menggunakan
urutan amplas agar hasil pendempulan halus dan rata sesuai bentuk asli panel.
Untuk mengawali pengamplasan dempul, biasanya menggunakan amplas
#120. Penggunaan amplas #80 hanya pada pendempulan yang tebal.
Penggunaan amplas #80 dan #120 hingga permukaan dempul mendekati
bentuk panel asli. Setelah amplas #120, bengkel ini menggunakan amplas
#240 untuk menghilangkan baretan amplas #120 dan meratakan permukaan
panel hingga membentuk permukaan aslinya. Urutan selanjutnya yaitu #240
kemudian #400 dan #600. Urutan amplas selanjutnya memiliki prinsip yang
sama yaitu menghilangkan baretan amplas sebelumnya dan membentuk
permukaan dempul sesuai dengan permukaan panel asli.

d) Proses Pemasangan
Pada tahap ini, sparepart yang dilepas dipasang kembali seperti
semula. Selain pemasangan, disini juga dilakukan penyetelan pada part
tertentu yang terdampak dari kecelakaan sebelumnya. Selain penyetelan, di
proses ini juga terdapat proses pengecekan ac jika sebelumnya komponen ac
mengalami kerusakan atau kebocoran.

e) Proses pemolesan
Pada proses ini dilakukan pembersihan kotoran pada panel bekas
pengecatan dan menghaluskan hasil pengecatan. Langkah pertama yang
dilakukan adalah mengamplas bekas pengecatan dengan amplas #2000
kemudian mengoleskan compund dan kemudian dipoles dengan mesin poles
hingga mengkilap kembali dan sesuai dengan panel yang lain atau hingga
halus dan mengkilap.
Selain melakukan pemolesan, pada stall ini juga dilakukan
pembersihan bagian dalam mobil dengan pemvakuman dan mengkilapkan sisi
ban. Ini merupakan langkah terakhir proses perbaikan bodi sebelum
diserahkan pada marketing dan diberikan kembali pada customer.
KESIMPULAN
1. Pada proses panel repair, ketika terjadi kerusakan pada bagian pintu yang tidak
dapat dijangkau dari dalam bengkel ini menggunakan brazing kuningan untuk
menariknya sehingga menimbulkan sisa kuningan yang menonjol yang
mengakibatkan pekerja harus membersihkannya dengan gerinda dan sangat
memakan waktu dan dua kali bekerja.
2. Untuk penggunaan peralatan keselamatan kerja di bengkel sangat kurang
sekali,seperti sepatu saat bekerja. Selain itu, pembuangan limbah juga kurang
teroganisir.

SARAN
Akan lebih baik lagi jika peralatan, keselamatan kerja, dan manajemen bengkel
diperbaiki sehingga dapat meningkatkan efisien waktu dan biaya.

LAMPIRAN
WAKTU DAN TEMPAT OBSERVASI
Observasi ini dilaksanakan pada :
Hari : Rabu dan Kamis
Tanggal : 29 Mei 2019 dan 30 Mei 2019
Tempat : Bengkel DJOKDJA dAb
Jalan Kaliurang km. 16 Sleman, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai