Anda di halaman 1dari 5

1.

Era 70-an

Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa ini. Lagu-lagunya banyak mencapai Hits
dan Koes bersaudara mendapat julukan sebagai The Beatlles-nya Indonesia. Setelah Toni
Koeswoyo memilih bersolo karir posisinya di ganti Murry, dan kemudian kata ‘bersaudara’
diganti menjadi ‘Plus’. Ini di karenakan Murry bukan berasal dari keluarga Koeswoyo.
Beberapa kali dicekal dan masuk penjara. Ini di karenakan Koes Plus membuat beberapa
lagu dengan menggunakan lirik berbahasa asing. menurut pemerintahan Soekarno ini tidak
mencerminkan watak Nasionalisme dan bisa membahayakan. beberapa lagu koes Plus yang
berbahasa asing sampai sekarang masih enak terdengar, diantaranya lagu yang berjudul ‘
Why do u love me’. Selain Koes Plus nama lain yang ikut meramaikan musik Indonesia juga
lumayan banyak, tapi menurut saya Koes Plus-lah yang menjadi ikon di era ini.Secara tema,
selain lagu dengan tema cinta modern milik Koes Plus lagu dengan tema percintaan dan
kancah peperangan masih sering terdengar disini.

2. Era-80-an
Rinto Harahap, Pance pondaaq, A ryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama
pencipta lagu yang cukup produktif di era ini.Yup inilah masanya lagu patah hati! Nama-
nama seperti; Nia Daniaty, Betharia Sonata, Ratih Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa
nama yang merupakan spesialis lagu sedih. Lagu-lagu balada juga lumayan laku ini mungkin
karena temponya lambat juga. Nama seperti Ebiet G Ade dan Franky and Jane sangat
familiar juga waktu itu. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal. Diantaranya lagu ‘gelas -
gelas kaca’ dan lagu ‘hati yang luka’ milik Betharia Sonata. Lagu yang berjudul ” Aku masih
seperti yang dulu’, yang di nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Angka
yang sangat fenomenal waktu itu, dan rekord ini baru di kalahkan oleh Sheila on7 belasan
tahun berikutnya lewat lagu ‘Dan’ serta ‘Kita’ ! Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai
mentri Penerangan,menyebut lagu mereka sebagai lagu ‘ngak-ngik-ngok’ dan melarang
peredaran lagu-lagu jenis ini dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi lemah,
masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.

DI era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar, bebrapa nama
seperti, Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock seperti Goodbles
yang kemudian berubah menjadi GONG 200 sempat berkibar.Nicky Astria bahkan manjadi
ikon Rocker cewek Indonesia setelah era-nya Euis darliah.Group-group musik baru pun
mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal kali) seperti; Dewa 19, Slank,
Boomerang, Vodoo.

3. Era-90-an

Setelah Mentri Harmoko melakukan pelarangan terhadap musik ,ngak-ngik-


ngok’ akhirnya, aliran musik cengeng ini menjadi surut, dan musik pop Indonesia seperti
kehilangan arah. Dampak positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan
banyak dari para penyanyi yang tadinya beralirab pop dan rock beralih ke dangdut dan
kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut! Obbie mesakh sukses menciptakan
lagu ‘mobil dan Bensin’ yang dinyanyikan santa Hokki, dan kemudian jenis lagu ini seperti
merajalela. Bom berikutnya lagu yang berjudul; ‘Gantengnya Pacarku’ yang dinyanyikan Nini
karlina. Group-group musik baru sebenarnya juga ada beberapa yang potensial dan
mencetak hits yang lumayan, tapi gaungnya tetap kalah. Ada Dewa 19 dengan lagu
‘Kangen’nya, Slank dengan lagu ‘Terlalu manis’ dan Indra Lesmana dengan lagu ‘Aku ingin
bebas’.

Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan baru, lagunya yang berjudul ‘
Dan’ jadi Hits bahkan lagu lainnya yang berjudul ‘kita’ seakan jadi lagu wajib untuk acara
kumpul-kumpul atau nongkrong. Album pertama mereka terjual lebih dari 2 juta keping. Ini
mengalahkan record yang sebelumnya di pegang oleh lagu ‘ Aku masih seperti yang dulu’.
Tak berapa lama Group Band Dewa dengan formasi barunya kembali hadir setelah fakum
selama 2 tahun dan kembali melahirkan beberapa Hits dan juga terjual lebih dari 2 juta kopi!
Padi group band keluaran dari musik kompilasi juga tak mau kalah. Album baru mereka ‘lain
Dunia’ laris dimana-mana dan juga terjual lebih dari 2 juta keping! Yang perlu dicatat adalah
album mereka terjual disaat krismon melanda Indonesia ! Reza Artamivea juga boleh di
bilang cukup berhasil, mengusung musik beraliran R&B, suara sexinya berhasil memukau
pecinta musik Indonesia.

4. Era 2000

Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan
penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan redup
di masa ini. Nama-nama yang masih bertahan hanya beberap gelintir, semisal; Krisdayanti,
Chrisye, Titi Dj, dan Glen Fredly . Selebihnya musik di dominasi oleh group-group musik yang
makin ramai oleh para pendatang baru. Nama-nama seperti; Peterpen, Ungu, Dewa,
Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik
Indonesia. beberpa solois memang ada yang baru dan berhasil tapi tetep gaungnya masih
kalah. nama-nama seperti; Tompi, Rio Febrian, Resa Herlambang, Bunga c Lestari,Shanty,
Dewi sandra semoga masih tetap bisa bersaing di tahun-tahun berikutnya.
The Rain

The Rain adalah grup musik Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Grup musik yang
telah berusia lebih dari satu dekade ini digawangi oleh Indra Prasta (vokal, gitar), Aang Anggoro
(drum), Ipul Bahri (bass) dan Iwan Tanda (gitar, vokal). Hingga 2012, The Rain telah merilis lima
album studio: Hujan Kali Ini (2003), Senandung Kala Hujan (2005), Serenade (2007), Perjalanan Tak
Tergantikan (2009) dan Jingga Senja dan Deru Hujan (2012). Selain lima album studio, mereka juga
merilis sebuah komik banyolan berjudul Komik Cihuy Anak Band pada pertengahan 2010, disusul
dengan novel The Almost Brothers pada 2011. Pada 31 Desember 2012, The Rain merilis box set
THE RAIN 2000 - 2012 yang merupakan rekam jejak perjalanan mereka sejak mulai bertemu pada
tahun 2000 hingga dirilisnya album kelima pada tahun 2012. Di dalam box set ini juga terdapat
booklet berisi foto-foto yang belum dipublikasikan sebelumnya.

The Rain menjadi band pertama di Indonesia yang merilis single baru di tanggal dan bulan
yang sama selama tiga tahun berturut-turut. Sejak 2013 hingga 2015, The Rain merilis sebuah
single pada setiap 18 November. Single kolaborasi bersama Endank Soekamti berjudul Terlatih
Patah Hati dirilis pada 18 November 2013. Tepat setahun setelahnya, The Rain merilis single Gagal
Bersembunyi. Pada 18 November 2015, The Rain merilis single Penawar Letih sebagai penutup
trilogi tersebut.
Endank Soekamti

Endank Soekamti adalah grup musik yang berasal dari Yogyakarta. Grup musik ini
beranggotakan Ari (drum), Dory (gitar), dan Erix (bas dan vokal). Grup ini banyak menggunakan
idiom punk dalam bermusik, meskipun tidak mengusung ideologinya. Lirik-liriknya terkesan
"semaunya", kadang-kadang kasar, dan "nyeleneh", khas humor Yogyakarta. Nama grup musik ini
diambil dari nama dua perempuan yang memiliki kesan dalam kehidupan personilnya. Kata "Endank
Soekamti" dapat juga dianggap pelesetan dari idiom "enak sekali".

Grup musik ini berdiri pada bulan Januari 2001. Kariernya diawali dari manggung dari satu
panggung pertunjukan ke panggung lainnya di seputaran Yogya dan Solo, terutama pada acara-acara
mahasiswa. Pada tahun 2003 mereka merilis album pertama, Kelas 1, dengan hit "Bau Mulut" di
bawah label Indie, dan terjual 75 ribu kopi. Album kedua dirilis 2004 di bawah nama Pejantan
Tambun dengan 16 lagu. Album ketiga dirilis 2007 dengan nama Sssttt...!!!. Album pertama
diproduksi di bawah label "Proton Record" dan album kedua dan ketiga di bawah "Warner Music
Indonesia".

Anda mungkin juga menyukai