Anda di halaman 1dari 13

BAB VI

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH


6.1 Utilitas
Utilitas adalah sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan
baik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi di dalam
pabrik tersebut atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke perusahaan –
perusahaan yang menjualnya. Unit pendukung proses yang terdapat pada pabrik PT Pupuk
Kujang antara lain:
6.1.1 Unit Penyediaan Air
Water intake untuk pabrik PT Pupuk Kujang diambil dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta.
Station pompa water intake yang dimiliki oleh PT Pupuk Kujang ada 2 yaitu Water Intake
Parung Kadali di Desa Curug dan Water Intake di Desa Cikao (Jatiluhur)
6.1.1.1 Water Intake Parung Kadali
Parung Kadali adalah station pompa yang berada di desa Parung Kadali dan mempunyai
3 buah pompa utama yaitu MP I, MP II, dan MP III dengan kapasitas masing – masing 5500
gpm dan penggerak motor dengan daya 500hp. Tenaga listrik yang digunakan dari PLN adalah
6000V sehingga dibutuhkan trafo stepdown untuk merubah menjadi 2300 V
6.1.1.2 Water Intake Cikao
Cikao adalah station pompa yang berada di desa Cikao (Jatiluhur). Dilengkapi dengan 2
buah pompa MP A dan MP B dengan kapasitas masing – masing 5500 gpm menggunakan tenaga
listrik dari PLN tegangan 6000V dengan trafo stepdown 2300V.
Air dari kedua water intake ini dialirkan ke pabrik dan kolam penampungan untuk
persediaan jika suplai terputus. Ada 8 (delapan) kolam penampungan di kawasan pabrik PT
Pupuk Kujang. Kapasitas total kolam ini adalah 700.000 m3. Kapasitas tempat penampungan
cukup untuk mensuplai kebutuhan air di pabrik selama 2 (dua) bulan. Kebutuhan air untuk Plant
Unit K-1A sebesar 900 m3/jam sedangkan Plant Unit K-1B sebesar 850 m3/jam.
6.1.2 Pengolahan Air
Pengolahan air yang diproses terdiri dari 2 (dua) unit yaitu unit pretreatment dan unit
demineralization (Demin). Di unit pretreatment dilakukan proses koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, dan filtrasi sehingga menghasilkan air bersih dengan pH 7 – 7,5 dan tingkat
kekeruhan maksimal 2 ppm. Sedangkan di unit demineralization, air dan unit pretreatment
dilakukan proses demin dengan melewati A`ctivated Carbon Filter, Cation Exchanger,
Degasifier, Anion Exchanger, dan Mix Bed Polisher sehingga menghasilkan air bebas mineral.

114
115

Raw to Filter
Raw Water Filter Water Demin Water
Gambar
Sequence Raw Water to Filtered Water
Chemical
4.1 Diagram Alir
Raw water Injection System

Raw Water
Clear Well
Clarifier
Pressurized
Treatment System
Sand Filter
Sludge Storage Pit • CW makeup 6.1.2.1 Premi
• Service Water

Filter Press
Filtered Water • Demin water feed
• Backwash
x Tank
• Fire Water
Mula-mula
air baku
diumpankan ke premix tank dengan debit 900 m3/jam, kemudian diaduk dengan putaran tinggi
sekitar 1450 rpm sambil diinjeksikan bahan-bahan kimia berikut :
a. Alum Sulfat Al2(SO4)3.6H2O, sebagai flokulan untuk mengikat kotoran menjadi
flok-flok kecil.
b. Klorin (Cl2) 0.3 - 1 ppm, sebagai bahan desinfektan yaitu pembunuh bakteri dan
memecahkan zat-zat organik yang berbentuk koloid yang susah diikat oleh alum sulfat.
Penambahan klorin berlebihan dapat menyebabkan pH air menurun (bersifat asam).
Dalam premix tank dilakukan pengadukan agar terjadi percampuran yang sempurna
antara zat-zat yang ditambahkan tersebut dengan air. Batasan operasi yang dikehendaki pH 6,3 –
6,8 dan kekeruhan 5 – 200 Ntu. Premix tank dilengkapi dengan agitator, berfungsi sebagai
pengaduk air baku dengan bahan kimia agar larutan dapat homogen. Coagulant aid diinjeksikan
pada aliran outlet premix tank. Coagulant aid berfungsi untuk mengikat flok-flok kecil yang
tidak terendapkan menjadi flok besar sehingga mudah mengendap.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan akibat penambahan zat kimia atau bahan
koagulan ke dalam air. Flokulasi merupakan proses pembentukan inti flok hasil koagulasi
sehingga menghasilkan flok yang lebih besar agar mudah untuk diendapkan. Koagulan yang
digunakan dalam Premix Tank adalah aluminium sulfat (tawas).
Selain dapat menghilangkan partikel-partikel tersuspensi dan partikel-partikel koloid,
proses flokulasi juga dapat mengurangi warna dan dapat mengurangi logam-logam terlarut.
Efisiensi proses flokulasi dipengaruhi kadar dan jenis tersuspensi, pH larutan, kadar dan jenis
koagulan, waktu dan kecepatan pengadukan. Penambahan gas Cl dimaksudkan untuk memecah
zat organik yang terdapat dalam umpan air agar dapat terikat alum.
6.1.2.2 Clarifier dan Clear Well
116

Keluar dari premix tank, air dimasukkan ke dalam clarifier, dimana flok-flok yang
terbentuk diendapkan secara gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah sehingga dapat
diendapkan dengan mudah. Untuk membantu terjadinya proses tersebut, air ditambah dahulu
dengan koagulan aid 0,1 - 0,2 ppm sebelum masuk ke clarifier. Tujuannya adalah membantu
menggabungkan partikel-partikel besar. Lumpur hasil pengendapan diblow-down (dibuang dari
bawah), sedangkan air keluar dari bagian atas. Urutan terjadinya flokulasi adalah sebagai berikut
:
a. Alum bereaksi dengan air membentuk koloid Al(OH)3
Al2(SO4)3 + 6 H2O → 2 Al (OH)3 + 3 H2SO4
b. Koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif mengabsorbsi partikel-partikel
tersuspensi yang bermuatan negatif.
c. Koloid Al(OH)3 yang mengabsorbsi partikel-partikel negatif akan mudah
mengendap dan membentuk lumpur.
Air yang keluar dari clarifier ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- pH 6,3 - 6,8
- kekeruhan < 5 Ntu
- kadar Cl 0,1 – 0.5 ppm
Untuk memenuhi syarat sebagai air kebutuhan pabrik, pH air harus dinaikkan antara 6,8
sampai dengan 7,5 dengan menambahkan NaOH, lalu dialirkan ke clear well sebagai tempat
penampungan sementara. Selanjutnya air diumpankan ke sand filter.
6.1.2.3 Sand Filter
Air dari clear well kemudian disaring dalam 6 buah rapid pressure horizontal sand filter
yang disusun paralel dan berfungsi menyaring partikel-partikel yang masih terbawa dari
clarifyer. Air bersih dari sand filter dengan turbidity < 2,0 Ntu dan Cl2 < 0,5 ppm selanjutnya
dialirkan ke filter water storage dan potable water.
Susunan sand filter pada vessel terdiri dari :
- Antrafiet :0.60-0.78mm = 101 cuft/unit
- Fine sand : 20-30mesh = 561cuft/unit
- Medium sand : 6-14mesh = 67 cuft/unit
- Fine gravel : 1/8-1/4inchi = 66 cuft/unit
- Medium gravel : 1/4-1/2 inchi = 66 cuft/unit
- Coarse gravel : 1/2- 1 inchi = 301 cuft/unit
117

Regenerasi pada sand filter dilakukan dengan cara backwash (pencucian balik). Pencucian
balik dilakukan dengan merubah aliran air yang dilakukan secara automatic di control room
atau secara manual di tempat. Tahapan regenerasi adalah :
a. Drain down, yaitu mengurangi sebagian air dalam vessel
b. Back wash, yaitu untuk mengaduk lumpur yang mengendap pada
permukaan pasir dan mengeluarkan lumpur dari dalam sand filter.
c. Rinse, yaitu membuang lumpur yang masih tertinggal di dalam sand
filter.
Air yang keluar dari sand filter ditampung ke dalam dua buah tangki, yaitu:
a. Filtered water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang digunakan untuk
keperluan make up air pendingin, air hidran dan umpan unit demineralisasi air.
b. Potable water storage tank, berfungsi menampung air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari di pabrik dan pemukiman
6.1.3 Unit Pengolahan Air Dingin (Cooling Water)
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk mendinginkan alat dengan melewatkannya
melalui alat penukar panas (HE) sehingga terjadi pertukaran panas. Penggunaan air pendingin
dalam suatu industri sangat diperlukan. Air pendingin harus memenuhi syarat-syarat antara lain:
a. Tidak korosif
b. Tidak menimbulkan kerak
c. Tidak mengandung mikroorganisme
Menara pendingin yang digunakan terbuat dari kerangka kayu yang kokoh dari jenis kayu
Red Wood yang telah diproses agar tahan air asam dan basa. Proses yang terjadi adalah sebagai
berikut.
Air panas dari alat penukar panas dengan temperatur 46 oC dialirkan ke bagian atas menara
pendingin dan dialirkan melalui distributor. Air dicurahkan ke bawah melalui lubang saluran air
(swirl) sambil melepaskan panas karena kontak dengan udara yang melalui kisi-kisi bagian
samping menara pendingin. Sirkulasi udara terbentuk akibat tarikan Induced Draft Fan pada
bagian atas menara, sehingga udara yang mengalir ke atas mengalami kontak dengan air dan
akan menghasilkan efek pendinginan air karena adanya perpindahan panas sehingga sebagian air
ikut menguap. Uap air dan udara mengalir melalui bagian atas menara pendingin. Kemudian air
yang sudah dingin dengan temperatur sekitar 32oC ditampung dalam bak penampung, dipompa
dan didistribusikan sebagian besar ke alat penukar panas di pabrik amonia, sisanya ke pabrik
Cosorb dan pabrik utilitas. Kebutuhan air pendingin total untuk proses tersebut adalah 13.000 –
14.000 m3/jam.
118

Untuk mempertahankan kondisi air agar seperti yang diinginkan, maka ke dalam air
pendingin diinjeksikan bahan–bahan kimia sebagai berikut :
a. Klorin untuk membunuh mikroorganisme dan mencegah timbulnya lumut pada menara
pendingin.
b. Senyawa Fosfat untuk mencegah timbulnya kerak pada pipa exchanger.
c. Asam sulfat dan kaustik untuk mengatur pH air pendingin.
d. Seng Kromat , sebagai anti korosi.
e. Dispersant (CaOPO4), untuk mencegah penggumpalan dan mengendapnya kotoran-kotoran
yang terdapat dalam air pendingin serta mencegah terjadinya fouling pada pipa exchanger.
Batasan operasi pada Menara Pendingin (Cooling Tower) adalah :
- pH = 6,5 – 8.0
- Cl2 = 0,5 - 1,5 ppm
- PO4 = 13 - 18 ppm
- SiO2 = < 200 ppm
- Kekeruhan = < 20 Ntu
Blow down dilakukan secara kontinu untuk membuang kotoran lumpur dan mengontrol
cycle hardness (perbandingan antara hardness air yang masuk dengan hardness air pendingin)
agar tidak terjadi akumulasi dari bahan kimia. Sebagai pengganti kehilangan air akibat blow
down dan penguapan ditambahkan air make up dari Filtered Water Storage.
Air yang dihasilkan dari unit pengolahan pendahuluan (Pretreatment) belum memenuhi
syarat untuk dijadikan air umpan ketel (Boiler Feed water). Untuk itu harus dilakukan
pengolahan dalam unit demineralisasi agar dapat memenuhi syarat-syarat sebagai air umpan
ketel. Unit demineralisasi berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung
dalam air seperti Ca2+, Mg2+, Na+, HCO3-, SO42-,Cl- dengan menggunakan resin. Air yang
diperoleh adalah air bebas mineral yang akan diproses lanjut menjadi air umpan ketel.
Unit demineralisasi diperlukan karena BFW harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Hal
ini dimaksudkan agar :
a. Tidak menimbulkan kerak pada sudu-sudu turbin dan pada tube heat exchanger, jika uap
digunakan sebagai pemanas. Hal ini akan mengakibatkan turunnya efisiensi operasi, bahkan
bisa mengakibatkan tidak beroperasi sama sekali.
b. Bebas dari gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi terutama gas oksigen dan
karbondioksida.
6.1.3.1 Activated Carbon Filter
119

Air dari filtered water storage diumpankan ke carbon filter vertikal yang berfungsi untuk
menghilangkan gas klorin, warna, bau dan zat-zat organik lainnya. Media yang digunakan dalam
Carbon filter adalah karbon aktif (norit). Usia carbon filter tergantung pada kondisi filter water.
Parameter regenerasi adalah penurunan tekanan dan analisa laboratorium kandungan Cl2 yang
lolos. Air yang keluar dari carbon filter diharapkan mempunyai pH sekitar 7,0 - 7,5. Batasan
operasi pada carbon filter adalah :
- pH = 6,5 – 8,0
- Kekeruhan = < 1 ppm
- Klorin = < 0,00 ppm
Tahapan regenerasi pada carbon filter adalah sebagai berikut:
a. Back wash (pencucian balik) untuk membuang endapan lumpur
dan partikel yang terdapat pada lapisan atas filter.
b. Rinse (pembilasan) untuk lebih menyempurnakan pembebasan
lumpur dan partikel yang masih tersisa.
Selanjutnya air tersebut diumpankan ke dalam cation exchanger untuk menghilangkan
kation-kation mineralnya. Kemungkinan jenis kation yang ditemui adalah Mg2+,Ca2+, K+, Fe2+,
Mn2+ dan Al 3+.
6.1.3.2 Cation Exchanger
Cation Exchanger merupakan suatu silinder baja tegak yang berisi resin R-H, yaitu
polimer dengan rantai karbon R yang mengikat ion H. Misal kation Ca2+ , Reaksi yang terjadi :
Ca2+ + H2R ↔ CaR + 2 H+
Kation dalam operasi akan diganti oleh ion H+ dari resin R-H sehingga air yang dihasilkan
bersifat asam dengan pH sekitar 3,0 - 3,9. Regenerasi dilakukan jika resin sudah berkurang
keaktifannya (jenuh), biasanya dilakukan pada selang waktu tertentu atau berdasarkan jumlah air
yang telah melewati unit ini. Regenerasi ini dilakukan dengan asam sulfat dan dilakukan dalam
tiga tahap, yaitu back wash atau cuci balik, regenerasi dengan menggunakan bahan kimia asam
sulfat dan pembilasan dengan air demin. Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah
kebalikan dari reaksi operasi, yaitu :
CaR + H2SO4 ↔ H2R + CaSO4
Air yang keluar dari cation exchanger kemudian diumpankan ke anion exchanger untuk
menghilangkan anion-anion mineralnya. Kemungkinan jenis anion yang ditemui adalah HCO 3-,
CO32-, Cl-, NO- dan SiO32-.
Batasan Operasi Cation Exchanger adalah:
- pH : 3,0 – 4,5
120

- Conductivity :330 – 600 mm hos/cm


- FMA (free minimal acid) : max 60 ppm
6.1.3.3 Degasifier
Degasifier berfungsi untuk melepaskan CO2 dan mengurangi alkalinity karena tidak
terproses dalam Cation Exchanger
Normal Capacity : 70.9 m3/h
Design Capacity : 170 m3/h
Degassified Capacity : 186 m3/h @ 5 kg/cm2g
6.1.3.4 Anion Exchanger
Seperti pada cation exchanger, anion exchanger ini juga berupa tiga buah bejana tekan
yang berisi resin. Resin yang terdapat pada anion exchanger dapat dituliskan dengan simbol R-
OH. Misal anion SO42- Reaksi yang terjadi pada unit ini adalah sebagai berikut:
SO42- + ROH ↔ RSO4 + 2 OH-
anion

Pada saat operasi, reaksi akan berlangsung ke kanan, sehingga ion negatif akan diganti
oleh ion OH- dari resin R-OH. Air yang keluar dari anion exchanger diharapkan mempunyai pH
sekitar 8,3 – 9,8. Regenerasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 4% dengan suhu
490C sebagai regenerant. Reaksi berlangsung sehingga resin jenuh akan kembali menjadi R-
OH.Reaksi yang terjadi adalah:
RSO4 + NaOH ↔ ROH + Na2SO4
Untuk menyempurnakan kerja kedua unit penukar ion diatas, maka air dari anion
exchanger selanjutnya dialirkan ke mixed bed exchanger. Batasan operasi pada anion exchanger
adalah :
- pH : 8,0 – 9,8
- Conductivity : < 5,5 mmhos/cm
- Silica : < 0,2 ppm
6.1.3.5 Mixed Bed Polisher
Tugas Mix Bed Polisher adalah menjaga kemungkinan sisa-sisa kation dan anion yang
masih lolos. Unit ini berupa vessel dengan isi resin penukar ion negatif dan positif yang telah
dicampur. Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH sekitar 6,0 - 6,5 dan
selanjutnya dikirim ke unit demineralized water storage (Demin Tank) sebagai penyimpanan
sementara sebelum diproses lebih lanjut sebagai BFW. Batasan operasi mix bed adalah :
- pH : 6,0- 6,5
- Conductivity : max 0,3 mmhos/cm
121

- Silica : <0,02 ppm


6.1.4 Pengolahan Air Umpan Ketel (Boiler Feed Water)
Air yang akan dijadikan steam harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar ketel tidak
cepat rusak. Oleh karena itu perlu diolah lebih dahulu sebelum diumpankan ke ketel. Air yang
sudah mengalami demineralisasi masih mengandung gas-gas terlarut terutama oksigen dan
karbondioksida. Gas-gas tersebut dihilangkan dari air karena dapat menimbulkan korosi.
Tahapan prosesnya adalah sebagai berikut :
Gas-gas tersebut dihilangkan dalam suatu deaerator dengan di stripping menggunakan
uap bertekanan rendah (0,6 kg/cm2) dan suhu sekitar 1500C.

CONDENSATE RETURN
VENT

STEAM DEMIN
LS

OXINON

BFW
NH3

Gambar 4.2 Deaerator


Air keluar dari deaerator, diinjeksikan amonia yang berfungsi untuk mengontrol pH air
umpan ketel, pH perlu dijaga karena jika terlalu asam maka akan menyebabkan korosi atau
terbentuknya kerak pada bahan konstruksi. Air yang keluar dari deaerator diharapkan memiliki
pH 9,0 – 10,5 dengan temperatur sekitar 112,5 oC dan tekanan 60 kg/cm2 sehingga air ini siap
dipakai sebagai air umpan ketel.
6.1.5 Unit Pembangkit Uap Air Bertekanan (Steam)
Unit pembangkit uap berfungsi untuk menghasilkan uap dengan menggunakan ketel uap.
Ketel uap diklasifikasikan menjadi tiga golongan utama yaitu :
a. Ketel pipa api
- Merupakan ketel-ketel uap kecil serta sederhana
- Hanya mampu memproduksi uap maksimum sebanyak 10 ton/jam
- Tergolong ketel untuk tekanan rendah (dengan tekanan max 24 kg/cm2 )
b. Ketel pipa air biasa
- Umumnya bertekanan sedang yaitu 42 - 140 kg/cm2
- Produksi uap mencapai 1000 ton/jam
- Mempunyai efisiensi total yang lebih besar dari ketel pipa api
122

c. Ketel pipa air dengan perencanaan khusus


- Digunakan untuk tekanan tinggi (> 225 kg/cm2)
- Dapat menggunakan air dengan kualitas agak rendah
- Didesain dengan maksud untuk menyempurnakan ketel-ketel pipa air yang telah ada
sebelumnya atau ketel-ketel pipa air yang biasa
Unit pembangkit uap di PT Pupuk Kujang menghasilkan uap bertekanan sedang (Middle
Pressure Steam) dengan tekanan 42 kg/cm2 dan uap bertekanan rendah (Low Pressure Steam)
dengan tekanan 3.5 kg/cm2. Sedangkan uap bertekanan tinggi (High Pressure Steam) dengan
tekanan 105 kg/cm2 dihasilkan sendiri oleh dinas amonia dengan memanfaatkan gas panas
keluaran secondary reformer. Kebutuhan uap di PT Pupuk Kujang adalah sebesar 262 ton/jam
dengan perincian sebagai berikut :
- Dinas amonia : 125 ton/jam
- Dinas urea : 110 ton/jam
- Dinas utilitas : 27 ton/jam
Alat yang digunakan adalah Package Boiler. Spesifikasi uap yang dihasilkan :
- Jenis uap : uap tekanan rendah (low steam)
- Tekanan : 35 kg/cm2
- Temperatur : 150oC
- Kapasitas : 30 ton/jam
Untuk mencegah kerusakan pada dinding steam drum dan pipa-pipa ketel maka
diinjeksikan fosfat. Fungsi fosfat adalah untuk mencegah korosi pada dinding steam drum
dengan membuat lapisan film pada dinding steam drum dan untuk mencegah pengendapan yang
dapat membentuk kerak-kerak. Untuk mengontrol konsentrasi metal solid dilakukan continuous
blow down dengan aliran 2 ton/jam. Dan untuk menurunkan konsentrasi hardness air ketel serta
parameter lainnya seperti kadar silika, kadar besi, dan konduktivitas, maka dilakukan intermitten
blow down.
Batasan operasi untuk air ketel :
- pH : 9,0-9,5
- Besi (Fe) : <0,25 ppm
- Konduktivitas : < 150 mmHous
- Silika (SiO2) : <5 ppm
- PO4 (fosfat) : 15-25 ppm
6.1.6 Plant Air dan Instrument Air (IA/PA)
123

Plant air adalah udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor. Dalam kondisi
normal plant air disupply dari centac (2004 JCM) dengan tekanan sesuai kebutuhan (4,0–6,0
kg/cm2). Plant air yang bebas debu dan oli dikirim ke batt. limit masing-masing unit antara lain
pabrik utility, pabrik ammonia, pabrik urea, pabrik bagging dan perbengkelan.
Plant air digunakan untuk :
a. Purge (di boiler sebagai purge view pot)
b. Loading chemical (membelah drum kostik padat dan bahan kimia di cooling tower)
c. Pengaduk chemical (alum sulfat dan coagulant aid)
d. Pembakaran di burning pit
e. Hose connection (blower, impact, blowing)
f. Regenerasi mix bed (pengaduk resin di utility dan ammonia)
g. Pasivasi di reaktor urea (apabila GB 103 mati )
h. Blow out di ammonia heater (2101 C)
i. Pada waktu emergency bisa digunakan sebagai instrument air.
Instrument air adalah udara bertekanan yang telah dikeringkan dengan menggunakan dryer
dengan media pengering adalah silica gel/desiccant sebagai adsorber.
Fungsi instrument air adalah Media untuk sumber utama tenaga dari alat-alat instrument
(tenaga pneumatik ).
Sumber-sumber Instrument air :
a. 101 J normal operasi dengan tekanan 8,0 – 9,0 Kg/cm2 .
b. 2004 JM – stand by IA dengan auto start 6,6 Kg/cm2 .
c. 2004 JD – stand by IA dengan auto start 6,3 Kg/cm2
d. 2004 JCM – operasi normal untuk plant air dengan tekanan sesuai kebutuhan (4 – 6 Kg/cm 2
) bila emergency bisa digunakan untuk IA.
6.1.7 Unit Penyediaan Tenaga Listrik
Tugas dari unit ini adalah menyediakan tenaga listrik untuk kebutuhan pabrik, perkantoran
dan perumahan. Daya listrik yang dikonsumsi adalah mencapai daya 21 MVA. Kebutuhan listrik
tersebut disediakan dari beberapa sumber, yaitu sumber utamanya diperoleh dari generator
Hitachi, sedangkan cadangan listriknya adalah dari PLN, Stand by Generator, dan Emergency
Generator.
a. Gas Turbin Generator Hitachi.
Turbin ini mampu menghasilkan listrik 13,8 kV dengan daya 21 MVA. Pada kapasitas
normal, generator tersebut membutuhkan gas alam sebanyak 3700 m3/jam. Generator Hitachi ini
merupakan sumber listrik utama dalam keadan operasi normal. Tak jarang, Generator Hitachi
124

juga membantu memback-up listrik dari Plant Unit K-1B saat plant tersebut mengalami Electric
Failure.
b. PLN
Sumber ini hanya berfungsi untuk cadangan saja bila generator yang digunakan mengalami
kerusakan. Listrik dari PLN dapat memenuhi tegangan sebesar 150 KVA dengan daya 15 MVA.
c. Stand by Generator.
Berjumlah tiga buah, berupa mesin diesel yang mampu menghasilkan listrik sebesar 450 volt
dengan daya sebesar 3 x 750 KVA. Generator ini digunakan hanya pada waktu kedua sumber
listrik lainnya mengalami gangguan.
d. Emergency Generator.
Emergency generator akan langsung menyediakan listrik saat adanya pergantian sumber
listrik.
Daya generator ini sebesar 300 KVA. Tenaga yang dihasilkan ini hanya dipakai untuk :
- Instrumentasi di panel Unit Utilitas, Unit Amonia dan Unit Urea
- Penerangan panel
- Pompa-pompa bermotor
Ketiga sumber listrik ini di dalam penggunaannya diubah dulu oleh transformator sehingga
tegangannya menjadi 13,8 KV. Kemudian tegangan diubah lagi dalam pendistribusiannya
sehingga diperoleh tegangan yang sesuai dengan yang diinginkan.
6.2 Pengolahan Limbah
Unit pengolahan limbah merupakan unit yang mengolah limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan proses di pabrik maupun kegiatan yang mendukung proses pabrik. Unit pengolahan
limbah memegang peranan penting untuk menunjang sanitasi di lingkungan sekitar pabrik.
6.2.1 Jenis dan Sumber Limbah
Jenis- jenis limbah di PT. Pupuk Kujang di bagi dalam 3 macam, yaitu:
1. Limbah Cair
2. Limbah Padat
3. Limbah Gas
Sumber- sumber limbah di PT. Pupuk Kujang di bagi dalam 3 macam, yaitu:
1. Limbah Cair
- Air sisa regenerasi resin yang mengandung asam basa
- Air buangan sanitasi
- Air bocoran pompa dan kompresor yang mengandung minyak
- Air dari Folctreater dan Sand Filter yang berlumpur
125

- Air kondensat yang mengandung senyawa ammonia


2. Limbah Padat
- Limbah katalis bekas yang berasal dari pabrik ammonia
- Limbah debu urea dari unit pengantongan
3. Limbah Gas
- Debu urea yang berasal dari atas menara prilling
- Limbah gas buang yang berasal dari daur ulang sintesa pabrik ammonia
Seluruh sistem air buangan pabrik di PT. Pupuk Kujang dibuang melalui pintu pembuangan
PO I, II, III, III/I, II/I, IV, V ke pond sewer untuk kemudian dibuang ke Sungai Cikaranggelam.
Sumber-sumber limbah di PT. Pupuk Kujang antara lain :
a. Air buangan dari water treatment
Air buangan yang berasal dari blow down 2201 UF ditampung dan dipompakan ke bak
pengendap lumpur air jernih (sludge containment pond). Bagian yang jernih dan terpisah dari
endapannya akan over flow ke kolam penampung air buangan yang sudah netral (equalization
pond). Selanjutnya air buangan tersebut dipakai untuk pengairan sawah-sawah sekitar kolam dan
juga digunakan untuk perikanan sebagai indikator terhadap air buangan. Air buangan yang
berasal dari proses regenerasi back wash 2202 UA-UF ditampung di suatu bak untuk digunakan
kembali ke inlet premix tank dengan pompa 2405 J/JA.
b. Air buangan dari unit demin
Air buangan dari regenerasi carbon filter tidak perlu diolah dan dapat langsung dibuang ke
Sungai Cikaranggelam karena hanya sedikit mengandung kotoran.
Air buangan dari regenerasi two bed dan mix bed ditampung terlebih dahulu di neutralisasi
basin 2404 A untuk dinetralkan kadar pH-nya. Setelah pH-nya netral dapat dialirkan oleh pompa
2401 J/JA melalui PO VII langsung ke Sungai Cikaranggelam.
c. Air buangan dari boiler
Air buangan blow down dari flush drum dialirkan melalui pipa menuju bak penampung sludge
containment pond. Bagian yang jernih dan terpisah dari endapannya akan over flow ke kolam
penampung air buangan yang sudah netral (equalization pond). Selanjutnya air buangan tersebut
dipakai untuk pengairan sawah-sawah sekitar kolam dan juga digunakan untuk perikanan sebagai
indikator terhadap air buangan.
d. Air buangan dari cooling tower
Air buangan blow down cooling tower ditampung di bak 2405 AA. Kemudian dipompakan
oleh pompa vertical 2404 JA ke sludge containment pond. Bagian yang jernih dan terpisah dari
endapannya akan over flow ke kolam penampung air buangan yang sudah netral (equalization
126

pond). Selanjutnya air buangan tersebut dipakai untuk pengairan sawah-sawah sekitar kolam dan
juga digunakan untuk perikanan sebagai indikator terhadap air buangan.
e. Air buangan sanitasi
Air buangan sanitasi diolah di clow unit untuk proses stabilisasi untuk kemudian akan
dibuang ke sluge containment pond.
f. Air buangan mengandung oli bocoran dari pompa dan compresor
Air buangan yang mengandung minyak oli ditampung di bak-bak penampung 2405 AC,
2405 AB dan 2404 AA. Dari bak-bak penampung tersebut oli minyak oli dipompakan ke oil
separator 2403 L untuk dipisahkan antara air dan minyak oli.
g. Air buangan yang mengandung ammonia
Air buangan yang mengandung ammonia diolah di unit ammonia removal untuk dipisahkan
NH3nya secara stripping. Dari bak PI A/B hasil buangan mengandung ammonia dilewatkan
pemanas HE I dan II. Pelepasan NH3 terjadi di stripper menggunakan LS.

Anda mungkin juga menyukai