114
115
Raw to Filter
Raw Water Filter Water Demin Water
Gambar
Sequence Raw Water to Filtered Water
Chemical
4.1 Diagram Alir
Raw water Injection System
Raw Water
Clear Well
Clarifier
Pressurized
Treatment System
Sand Filter
Sludge Storage Pit • CW makeup 6.1.2.1 Premi
• Service Water
Filter Press
Filtered Water • Demin water feed
• Backwash
x Tank
• Fire Water
Mula-mula
air baku
diumpankan ke premix tank dengan debit 900 m3/jam, kemudian diaduk dengan putaran tinggi
sekitar 1450 rpm sambil diinjeksikan bahan-bahan kimia berikut :
a. Alum Sulfat Al2(SO4)3.6H2O, sebagai flokulan untuk mengikat kotoran menjadi
flok-flok kecil.
b. Klorin (Cl2) 0.3 - 1 ppm, sebagai bahan desinfektan yaitu pembunuh bakteri dan
memecahkan zat-zat organik yang berbentuk koloid yang susah diikat oleh alum sulfat.
Penambahan klorin berlebihan dapat menyebabkan pH air menurun (bersifat asam).
Dalam premix tank dilakukan pengadukan agar terjadi percampuran yang sempurna
antara zat-zat yang ditambahkan tersebut dengan air. Batasan operasi yang dikehendaki pH 6,3 –
6,8 dan kekeruhan 5 – 200 Ntu. Premix tank dilengkapi dengan agitator, berfungsi sebagai
pengaduk air baku dengan bahan kimia agar larutan dapat homogen. Coagulant aid diinjeksikan
pada aliran outlet premix tank. Coagulant aid berfungsi untuk mengikat flok-flok kecil yang
tidak terendapkan menjadi flok besar sehingga mudah mengendap.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan akibat penambahan zat kimia atau bahan
koagulan ke dalam air. Flokulasi merupakan proses pembentukan inti flok hasil koagulasi
sehingga menghasilkan flok yang lebih besar agar mudah untuk diendapkan. Koagulan yang
digunakan dalam Premix Tank adalah aluminium sulfat (tawas).
Selain dapat menghilangkan partikel-partikel tersuspensi dan partikel-partikel koloid,
proses flokulasi juga dapat mengurangi warna dan dapat mengurangi logam-logam terlarut.
Efisiensi proses flokulasi dipengaruhi kadar dan jenis tersuspensi, pH larutan, kadar dan jenis
koagulan, waktu dan kecepatan pengadukan. Penambahan gas Cl dimaksudkan untuk memecah
zat organik yang terdapat dalam umpan air agar dapat terikat alum.
6.1.2.2 Clarifier dan Clear Well
116
Keluar dari premix tank, air dimasukkan ke dalam clarifier, dimana flok-flok yang
terbentuk diendapkan secara gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah sehingga dapat
diendapkan dengan mudah. Untuk membantu terjadinya proses tersebut, air ditambah dahulu
dengan koagulan aid 0,1 - 0,2 ppm sebelum masuk ke clarifier. Tujuannya adalah membantu
menggabungkan partikel-partikel besar. Lumpur hasil pengendapan diblow-down (dibuang dari
bawah), sedangkan air keluar dari bagian atas. Urutan terjadinya flokulasi adalah sebagai berikut
:
a. Alum bereaksi dengan air membentuk koloid Al(OH)3
Al2(SO4)3 + 6 H2O → 2 Al (OH)3 + 3 H2SO4
b. Koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif mengabsorbsi partikel-partikel
tersuspensi yang bermuatan negatif.
c. Koloid Al(OH)3 yang mengabsorbsi partikel-partikel negatif akan mudah
mengendap dan membentuk lumpur.
Air yang keluar dari clarifier ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- pH 6,3 - 6,8
- kekeruhan < 5 Ntu
- kadar Cl 0,1 – 0.5 ppm
Untuk memenuhi syarat sebagai air kebutuhan pabrik, pH air harus dinaikkan antara 6,8
sampai dengan 7,5 dengan menambahkan NaOH, lalu dialirkan ke clear well sebagai tempat
penampungan sementara. Selanjutnya air diumpankan ke sand filter.
6.1.2.3 Sand Filter
Air dari clear well kemudian disaring dalam 6 buah rapid pressure horizontal sand filter
yang disusun paralel dan berfungsi menyaring partikel-partikel yang masih terbawa dari
clarifyer. Air bersih dari sand filter dengan turbidity < 2,0 Ntu dan Cl2 < 0,5 ppm selanjutnya
dialirkan ke filter water storage dan potable water.
Susunan sand filter pada vessel terdiri dari :
- Antrafiet :0.60-0.78mm = 101 cuft/unit
- Fine sand : 20-30mesh = 561cuft/unit
- Medium sand : 6-14mesh = 67 cuft/unit
- Fine gravel : 1/8-1/4inchi = 66 cuft/unit
- Medium gravel : 1/4-1/2 inchi = 66 cuft/unit
- Coarse gravel : 1/2- 1 inchi = 301 cuft/unit
117
Regenerasi pada sand filter dilakukan dengan cara backwash (pencucian balik). Pencucian
balik dilakukan dengan merubah aliran air yang dilakukan secara automatic di control room
atau secara manual di tempat. Tahapan regenerasi adalah :
a. Drain down, yaitu mengurangi sebagian air dalam vessel
b. Back wash, yaitu untuk mengaduk lumpur yang mengendap pada
permukaan pasir dan mengeluarkan lumpur dari dalam sand filter.
c. Rinse, yaitu membuang lumpur yang masih tertinggal di dalam sand
filter.
Air yang keluar dari sand filter ditampung ke dalam dua buah tangki, yaitu:
a. Filtered water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang digunakan untuk
keperluan make up air pendingin, air hidran dan umpan unit demineralisasi air.
b. Potable water storage tank, berfungsi menampung air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari di pabrik dan pemukiman
6.1.3 Unit Pengolahan Air Dingin (Cooling Water)
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk mendinginkan alat dengan melewatkannya
melalui alat penukar panas (HE) sehingga terjadi pertukaran panas. Penggunaan air pendingin
dalam suatu industri sangat diperlukan. Air pendingin harus memenuhi syarat-syarat antara lain:
a. Tidak korosif
b. Tidak menimbulkan kerak
c. Tidak mengandung mikroorganisme
Menara pendingin yang digunakan terbuat dari kerangka kayu yang kokoh dari jenis kayu
Red Wood yang telah diproses agar tahan air asam dan basa. Proses yang terjadi adalah sebagai
berikut.
Air panas dari alat penukar panas dengan temperatur 46 oC dialirkan ke bagian atas menara
pendingin dan dialirkan melalui distributor. Air dicurahkan ke bawah melalui lubang saluran air
(swirl) sambil melepaskan panas karena kontak dengan udara yang melalui kisi-kisi bagian
samping menara pendingin. Sirkulasi udara terbentuk akibat tarikan Induced Draft Fan pada
bagian atas menara, sehingga udara yang mengalir ke atas mengalami kontak dengan air dan
akan menghasilkan efek pendinginan air karena adanya perpindahan panas sehingga sebagian air
ikut menguap. Uap air dan udara mengalir melalui bagian atas menara pendingin. Kemudian air
yang sudah dingin dengan temperatur sekitar 32oC ditampung dalam bak penampung, dipompa
dan didistribusikan sebagian besar ke alat penukar panas di pabrik amonia, sisanya ke pabrik
Cosorb dan pabrik utilitas. Kebutuhan air pendingin total untuk proses tersebut adalah 13.000 –
14.000 m3/jam.
118
Untuk mempertahankan kondisi air agar seperti yang diinginkan, maka ke dalam air
pendingin diinjeksikan bahan–bahan kimia sebagai berikut :
a. Klorin untuk membunuh mikroorganisme dan mencegah timbulnya lumut pada menara
pendingin.
b. Senyawa Fosfat untuk mencegah timbulnya kerak pada pipa exchanger.
c. Asam sulfat dan kaustik untuk mengatur pH air pendingin.
d. Seng Kromat , sebagai anti korosi.
e. Dispersant (CaOPO4), untuk mencegah penggumpalan dan mengendapnya kotoran-kotoran
yang terdapat dalam air pendingin serta mencegah terjadinya fouling pada pipa exchanger.
Batasan operasi pada Menara Pendingin (Cooling Tower) adalah :
- pH = 6,5 – 8.0
- Cl2 = 0,5 - 1,5 ppm
- PO4 = 13 - 18 ppm
- SiO2 = < 200 ppm
- Kekeruhan = < 20 Ntu
Blow down dilakukan secara kontinu untuk membuang kotoran lumpur dan mengontrol
cycle hardness (perbandingan antara hardness air yang masuk dengan hardness air pendingin)
agar tidak terjadi akumulasi dari bahan kimia. Sebagai pengganti kehilangan air akibat blow
down dan penguapan ditambahkan air make up dari Filtered Water Storage.
Air yang dihasilkan dari unit pengolahan pendahuluan (Pretreatment) belum memenuhi
syarat untuk dijadikan air umpan ketel (Boiler Feed water). Untuk itu harus dilakukan
pengolahan dalam unit demineralisasi agar dapat memenuhi syarat-syarat sebagai air umpan
ketel. Unit demineralisasi berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung
dalam air seperti Ca2+, Mg2+, Na+, HCO3-, SO42-,Cl- dengan menggunakan resin. Air yang
diperoleh adalah air bebas mineral yang akan diproses lanjut menjadi air umpan ketel.
Unit demineralisasi diperlukan karena BFW harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Hal
ini dimaksudkan agar :
a. Tidak menimbulkan kerak pada sudu-sudu turbin dan pada tube heat exchanger, jika uap
digunakan sebagai pemanas. Hal ini akan mengakibatkan turunnya efisiensi operasi, bahkan
bisa mengakibatkan tidak beroperasi sama sekali.
b. Bebas dari gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi terutama gas oksigen dan
karbondioksida.
6.1.3.1 Activated Carbon Filter
119
Air dari filtered water storage diumpankan ke carbon filter vertikal yang berfungsi untuk
menghilangkan gas klorin, warna, bau dan zat-zat organik lainnya. Media yang digunakan dalam
Carbon filter adalah karbon aktif (norit). Usia carbon filter tergantung pada kondisi filter water.
Parameter regenerasi adalah penurunan tekanan dan analisa laboratorium kandungan Cl2 yang
lolos. Air yang keluar dari carbon filter diharapkan mempunyai pH sekitar 7,0 - 7,5. Batasan
operasi pada carbon filter adalah :
- pH = 6,5 – 8,0
- Kekeruhan = < 1 ppm
- Klorin = < 0,00 ppm
Tahapan regenerasi pada carbon filter adalah sebagai berikut:
a. Back wash (pencucian balik) untuk membuang endapan lumpur
dan partikel yang terdapat pada lapisan atas filter.
b. Rinse (pembilasan) untuk lebih menyempurnakan pembebasan
lumpur dan partikel yang masih tersisa.
Selanjutnya air tersebut diumpankan ke dalam cation exchanger untuk menghilangkan
kation-kation mineralnya. Kemungkinan jenis kation yang ditemui adalah Mg2+,Ca2+, K+, Fe2+,
Mn2+ dan Al 3+.
6.1.3.2 Cation Exchanger
Cation Exchanger merupakan suatu silinder baja tegak yang berisi resin R-H, yaitu
polimer dengan rantai karbon R yang mengikat ion H. Misal kation Ca2+ , Reaksi yang terjadi :
Ca2+ + H2R ↔ CaR + 2 H+
Kation dalam operasi akan diganti oleh ion H+ dari resin R-H sehingga air yang dihasilkan
bersifat asam dengan pH sekitar 3,0 - 3,9. Regenerasi dilakukan jika resin sudah berkurang
keaktifannya (jenuh), biasanya dilakukan pada selang waktu tertentu atau berdasarkan jumlah air
yang telah melewati unit ini. Regenerasi ini dilakukan dengan asam sulfat dan dilakukan dalam
tiga tahap, yaitu back wash atau cuci balik, regenerasi dengan menggunakan bahan kimia asam
sulfat dan pembilasan dengan air demin. Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah
kebalikan dari reaksi operasi, yaitu :
CaR + H2SO4 ↔ H2R + CaSO4
Air yang keluar dari cation exchanger kemudian diumpankan ke anion exchanger untuk
menghilangkan anion-anion mineralnya. Kemungkinan jenis anion yang ditemui adalah HCO 3-,
CO32-, Cl-, NO- dan SiO32-.
Batasan Operasi Cation Exchanger adalah:
- pH : 3,0 – 4,5
120
Pada saat operasi, reaksi akan berlangsung ke kanan, sehingga ion negatif akan diganti
oleh ion OH- dari resin R-OH. Air yang keluar dari anion exchanger diharapkan mempunyai pH
sekitar 8,3 – 9,8. Regenerasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 4% dengan suhu
490C sebagai regenerant. Reaksi berlangsung sehingga resin jenuh akan kembali menjadi R-
OH.Reaksi yang terjadi adalah:
RSO4 + NaOH ↔ ROH + Na2SO4
Untuk menyempurnakan kerja kedua unit penukar ion diatas, maka air dari anion
exchanger selanjutnya dialirkan ke mixed bed exchanger. Batasan operasi pada anion exchanger
adalah :
- pH : 8,0 – 9,8
- Conductivity : < 5,5 mmhos/cm
- Silica : < 0,2 ppm
6.1.3.5 Mixed Bed Polisher
Tugas Mix Bed Polisher adalah menjaga kemungkinan sisa-sisa kation dan anion yang
masih lolos. Unit ini berupa vessel dengan isi resin penukar ion negatif dan positif yang telah
dicampur. Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH sekitar 6,0 - 6,5 dan
selanjutnya dikirim ke unit demineralized water storage (Demin Tank) sebagai penyimpanan
sementara sebelum diproses lebih lanjut sebagai BFW. Batasan operasi mix bed adalah :
- pH : 6,0- 6,5
- Conductivity : max 0,3 mmhos/cm
121
CONDENSATE RETURN
VENT
STEAM DEMIN
LS
OXINON
BFW
NH3
Plant air adalah udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor. Dalam kondisi
normal plant air disupply dari centac (2004 JCM) dengan tekanan sesuai kebutuhan (4,0–6,0
kg/cm2). Plant air yang bebas debu dan oli dikirim ke batt. limit masing-masing unit antara lain
pabrik utility, pabrik ammonia, pabrik urea, pabrik bagging dan perbengkelan.
Plant air digunakan untuk :
a. Purge (di boiler sebagai purge view pot)
b. Loading chemical (membelah drum kostik padat dan bahan kimia di cooling tower)
c. Pengaduk chemical (alum sulfat dan coagulant aid)
d. Pembakaran di burning pit
e. Hose connection (blower, impact, blowing)
f. Regenerasi mix bed (pengaduk resin di utility dan ammonia)
g. Pasivasi di reaktor urea (apabila GB 103 mati )
h. Blow out di ammonia heater (2101 C)
i. Pada waktu emergency bisa digunakan sebagai instrument air.
Instrument air adalah udara bertekanan yang telah dikeringkan dengan menggunakan dryer
dengan media pengering adalah silica gel/desiccant sebagai adsorber.
Fungsi instrument air adalah Media untuk sumber utama tenaga dari alat-alat instrument
(tenaga pneumatik ).
Sumber-sumber Instrument air :
a. 101 J normal operasi dengan tekanan 8,0 – 9,0 Kg/cm2 .
b. 2004 JM – stand by IA dengan auto start 6,6 Kg/cm2 .
c. 2004 JD – stand by IA dengan auto start 6,3 Kg/cm2
d. 2004 JCM – operasi normal untuk plant air dengan tekanan sesuai kebutuhan (4 – 6 Kg/cm 2
) bila emergency bisa digunakan untuk IA.
6.1.7 Unit Penyediaan Tenaga Listrik
Tugas dari unit ini adalah menyediakan tenaga listrik untuk kebutuhan pabrik, perkantoran
dan perumahan. Daya listrik yang dikonsumsi adalah mencapai daya 21 MVA. Kebutuhan listrik
tersebut disediakan dari beberapa sumber, yaitu sumber utamanya diperoleh dari generator
Hitachi, sedangkan cadangan listriknya adalah dari PLN, Stand by Generator, dan Emergency
Generator.
a. Gas Turbin Generator Hitachi.
Turbin ini mampu menghasilkan listrik 13,8 kV dengan daya 21 MVA. Pada kapasitas
normal, generator tersebut membutuhkan gas alam sebanyak 3700 m3/jam. Generator Hitachi ini
merupakan sumber listrik utama dalam keadan operasi normal. Tak jarang, Generator Hitachi
124
juga membantu memback-up listrik dari Plant Unit K-1B saat plant tersebut mengalami Electric
Failure.
b. PLN
Sumber ini hanya berfungsi untuk cadangan saja bila generator yang digunakan mengalami
kerusakan. Listrik dari PLN dapat memenuhi tegangan sebesar 150 KVA dengan daya 15 MVA.
c. Stand by Generator.
Berjumlah tiga buah, berupa mesin diesel yang mampu menghasilkan listrik sebesar 450 volt
dengan daya sebesar 3 x 750 KVA. Generator ini digunakan hanya pada waktu kedua sumber
listrik lainnya mengalami gangguan.
d. Emergency Generator.
Emergency generator akan langsung menyediakan listrik saat adanya pergantian sumber
listrik.
Daya generator ini sebesar 300 KVA. Tenaga yang dihasilkan ini hanya dipakai untuk :
- Instrumentasi di panel Unit Utilitas, Unit Amonia dan Unit Urea
- Penerangan panel
- Pompa-pompa bermotor
Ketiga sumber listrik ini di dalam penggunaannya diubah dulu oleh transformator sehingga
tegangannya menjadi 13,8 KV. Kemudian tegangan diubah lagi dalam pendistribusiannya
sehingga diperoleh tegangan yang sesuai dengan yang diinginkan.
6.2 Pengolahan Limbah
Unit pengolahan limbah merupakan unit yang mengolah limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan proses di pabrik maupun kegiatan yang mendukung proses pabrik. Unit pengolahan
limbah memegang peranan penting untuk menunjang sanitasi di lingkungan sekitar pabrik.
6.2.1 Jenis dan Sumber Limbah
Jenis- jenis limbah di PT. Pupuk Kujang di bagi dalam 3 macam, yaitu:
1. Limbah Cair
2. Limbah Padat
3. Limbah Gas
Sumber- sumber limbah di PT. Pupuk Kujang di bagi dalam 3 macam, yaitu:
1. Limbah Cair
- Air sisa regenerasi resin yang mengandung asam basa
- Air buangan sanitasi
- Air bocoran pompa dan kompresor yang mengandung minyak
- Air dari Folctreater dan Sand Filter yang berlumpur
125
pond). Selanjutnya air buangan tersebut dipakai untuk pengairan sawah-sawah sekitar kolam dan
juga digunakan untuk perikanan sebagai indikator terhadap air buangan.
e. Air buangan sanitasi
Air buangan sanitasi diolah di clow unit untuk proses stabilisasi untuk kemudian akan
dibuang ke sluge containment pond.
f. Air buangan mengandung oli bocoran dari pompa dan compresor
Air buangan yang mengandung minyak oli ditampung di bak-bak penampung 2405 AC,
2405 AB dan 2404 AA. Dari bak-bak penampung tersebut oli minyak oli dipompakan ke oil
separator 2403 L untuk dipisahkan antara air dan minyak oli.
g. Air buangan yang mengandung ammonia
Air buangan yang mengandung ammonia diolah di unit ammonia removal untuk dipisahkan
NH3nya secara stripping. Dari bak PI A/B hasil buangan mengandung ammonia dilewatkan
pemanas HE I dan II. Pelepasan NH3 terjadi di stripper menggunakan LS.