Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II

REVIEW PROGRAM KESEHATAN DI PROVINSI NTT

Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular

“TOSS TBC”

OLEH :

Ade Melisa Lobang 1446 02719

Alip Fitayah 1448 02719

Bartholomeus Seran 1450 02719

Ester Yohana Mabilehi 1452 02719

Florentinus Tupen 1454 02719

Kristina Barek Bali 1456 02716

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MARANTHA

KUPANG

2020
REVIEW PROGRAM

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

TUBERKOLOSIS

“TOSS TBC” - Provinsi NTT

Definisi Program/Kegiatan TOSS TBC merupakan singkatan dari Temukan


Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh. Salah satu program
dengan pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis,
mengobati dan menyembuhkan pasien TBC, untuk
menghentikan penularan TBC di masyarakat.

Sasaran Program Penderita TBC di Prov. NTT (22 Kab/Kota)

Target Target Nasional : Eliminasi TBC 2028

Prov. NTT : Kejadian TBC dapat dikurangi / dihentikan


(Renstra DINKES NTT 2019 – 2023)

Strategi Program  Temukan Gejala TBC di masyarakat


 Obati TBC dengan Tepat
 Pantau Pengobatan TBC sampai Sembuh
Indikator : Deskripsi :
Angka kejadian prevalensi 1. Angka kejadian tuberculosis
dan tingkat kematian akibat (semua kasus / 100.000 penduduk/tahun)
tuberculosis Acuan Dasar : 3223 (2011)
Tahun 2015 :2561 Kasus
Tahun 2018 : 6583 Kasus (BPS NTT 2019)

2. Tingkat prevalensi tuberculosis (per 100.000 penduduk)


Acuan Dasar :71,53 (profil 2014)
3. Tingkat kematian karena tuberculoisis (per 100.000
penduduk)
Acuan Dasar : 2 (profil 2014)
4. Proporsi jumlah kasus Tuberculosis yang terdeteksi
dalam program DOTS
Acuan Dasar 41,45 (2011)
Saat Ini :79,03(2014)
5. Proporsi kasus tuberculosis yang diobati dan
sembuh melalui DOTS(cure rate)
Acuan Dasar 81,15 (2011)
Tahun 2014 : 79,03

Pelaksanaan Program TOSS TOSS TBC merupakan salah satu progam yang
di NTT dicanangkan secara nasional dengan target yang
ingin dicapai adalah “Eliminasi TBC pada Tahun
2028.”
Implementasi Program ini di Provinsi NTT
dilaksanakan dengan nama Gerakan “Ketuk
Pintu.”dilaksanakan sejak tahun 2017.
“Ketuk pintu” merupakan gerakan bersama antara
tenaga dan kader kesehatan di wilayah kerja
masing-masing, di mana mereka melakukan
kunjungan rumah untuk mendata, memeriksa dan
memfasilitasi pengobatan yang intensif. Petugas
mendatangi rumah warga, mengetuk pintu rumah
sekaligus “pintu hati” mereka. Pendekatan yang
baik memungkinkan warga membuka pintu dan
mempersilahkan petugas kesehatan masuk untuk
menyampaikan tujuan kunjungan. Bila kedua belah
pihak sama-sama memahami manfaatnya, tentunya
akan memudahkan proses selanjutnya, yaitu
mengkaji semua anggota keluarga yang dicurigai
menderita TB, melakukan pemeriksaan untuk
memastikan diagnosa, dan memfasilitasi
pengobatan bila ditemukan hasil pemeriksaan TB
positif.
Evaluasi Program dan Hasil Berdasarkan data BPS NTT; pada tahun 2015 terdapat
2561 Kasus sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi
6583 Kasus . Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan
program ini masih belum optimal.
Peningkatan kasus ini disebabkan oleh beberapa factor
antara lain :

 Waktu pengobatan yang relatif lama, yakni sekitar


6-8 bulan menjadi penyebab orang dengan TBC
menghentikan pengobatan di tengah jalan setelah merasa
sehat padahal masa pengobatan belum selesai. Hal ini
akan membuat bakteri tetap hidup dan terus menginfeksi
tubuh serta orang terdekatnya.
 Adanya peningkatan orang yang terinfeksi
HIV/AIDS. Virus HIV dapat melemahkan kekebalan
tubuh. Oleh karena itu, orang dengan HIV akan mudah
terinfeksi penyakit lain termasuk TB. Orang yang
terinfeksi HIV/AIDS berisiko 20 sampai 30 kali lebih
mungkin untuk terinfeksi TBC.
 Munculnya permasalahan TB-MDR atau resistensi
antibiotik. Bakteri penyebab TBC dilaporkan kebal
terhadap beberapa jenis antibiotik, yang akan
menyulitkan proses penyembuhan.

Rekomendasi  Penguatan kepemimpinan program di tingkat unit


pelaksana teknis di 21Kabupaten/kota Prov. NTT
Petugas dan kader kesehatan mesti dicitrakan
kembali sebagai pelayan yang baik, sehingga
masyarakat atau penderita merasa nyaman saat
berinteraksi.
 Peningkatan Kapasitas SDM dan Penyediaan
infrastruktur dalam system pelaporan melalui
aplikasi Sistem Informasi Terpadu Tuberculosis
(SITT)
 Peningkatan akses layanan TOSS-TB di komunitas
 Pengendalian Faktor Resiko Penularan TBC dengan
keterlibatan semua stake holder yang ada di
komunitas dengan pendekatan social budaya berbasis
kearifan local.

Daftar Pustaka:

 https://dinkes.nttprov.go.id/index.php
 https://ntt.bps.go.id/dynamictable/2018/08/31/763/jumlah-kasus-tuberkulosis-tb-
menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-nusa-tenggara-timur-2015-2018.html
 https://www.tbindonesia.or.id/#!

Anda mungkin juga menyukai