Oleh :
Ida Ayu Kade Mellyagana Dwi Pertiwi
181010
IVA
Adapula beberapa penelitian yang menggunakan hanya dalam bentuk jus kulit
buah naga yaitu dengan cara kulit buah naga daging merah dan super merah
dipisahkan terlebih dahulu dari buahnya, kemudian dicuci lalu dipotong kecil-kecil
dan dihancurkan dengan menggunakan blender. Setelah halus bubur kulit buah naga
disaring dan air dari kulit tersebut yang digunakan..
Kemudian dilakukan pengujian fitokimia untuk mengetahui kandungan yang
terkandung dalam kulit buah naga salah satu contoh kandungannya adalah antosianin.
Pengujian fitokimia ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan golongan senyawa
metabolit skunder yang ada dalam ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus). Pada penelitian ini dilakukan pengujian adanya senyawa golongan
alkaloid, terpenoid, saponin, flavonoid dan fenolik/tanin. Pada beberapa literatur
4. Hasil
Etanol merupakan pelarut yang memiliki senyawa yang bersifat polar dan non polar
karena etanol memiliki gugus etil yang bersifat non polar dan hidroksi yang bersifat
polar. Penambahan pelarut HCl 1% bertujuan untuk memberikan suasana asam pada
proses maserasi karena senyawa antosianin bersifat lebih stabil dalam suasana asam.
Uji fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa antosianin berupa uji warna
yang menggunakan pelarut NaOH 2M dan HCl 2M. Salah satu faktor yang
mempengaruhi warna dari antosianin adalah perubahan pH. Sifat asam akan
menyebabkan warna antosianin menjadi merah, sedangkan sifat basa menyebabkan
antosianin menjadi biru. Selain faktor perubahan pH, konsentrasi pigmen, adanya
campuran dengan senyawa-senyawa lain, jumlah gugus hidroksi dan metoksi juga
mempengaruhi warna antosianin. Gugus hidroksi yang dominan menyebabkan warna
cenderung biru dan relatif tidak stabil sedangkan, gugus metoksi yang dominan
menyebabkan warna merah dan relatif lebih stabil.
Ekstraksi pigmen antosianin dari kulit buah naga merah dilakukan dengan
menggunakan ekstraksi maserasi.
1. Terlebih dahulu kulit buah naga dipisahkan dari dagingnya, kemudian dibersihkan
lalu di potong kecil-kecil. Ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%, dengan
metode maserasi dengan perbandigan 1:3 selama 1 hari. Bahan-bahan yang sudah
disiapkan yaitu kulit buah naga dan etanol dicampur atau diletakkan di dalam
sebuah wadah maserasi, etanol harus bisa merendam semua kulit buah naga.
Bahan yang berada di dalam wadah direndam selama 24 jam, untuk mendapatkan
tekstur lebih halus, kemudian hasilnya disaring menggunakan penyaring kain yang
tidak begitu rapat, penyaringan dilakukan 3 kali menggunakan penyaring kain.
Penyaringan ke 4 menggunakan penyaring kertas yang lebih rapat guna
mendapatkan tingkat kejernihannya. Tahap selanjutnya hasil ekstraksi kemudian
dipekatkan menggunakanrotary vacum evaporator untuk mendapatkan hasil
ekstrak murni (Prasetyo, 2015).
2. Sebanyak 1000 g sampel kulit buah yang telah halus diekstraksi dengan teknik
maserasi basah menggunakan pelarut etanol 96% dan HCl 1% dengan
perbandingan volume 9 : 1 sebanyak 1000 mL. Maserasi dilakukan selama 24 jam
kemudian disaring dan filtratnya ditampung. Ekstraksi dilakukan sampai seluruh
antosianin pada kulit buah naga super merah terekstraksi sempurna. Filtrat
tersebut diuapkan dengan menggunakan rotary vacum evaporator sehingga
didapat ekstrak kental etanol kemudian ditimbang beratnya.