Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang


terdapat dalam perusahaan memerlukan pengawasan dan pengendalian dalam
melaksanakan semua kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan agar
pelaksanaan kegiatan dari perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang
diinginkan perusahaan, dan bisa terhindar dari kecurangan/penyelewengan yang
dilakukan pihak-pihak tertentu. Pengendalian (control) adalah suatu konsep yang
relevan pada semua sistem yang melekat dalam sistem informasi akuntansi
perusahaan. Proses pengendalian secara luas merupakan salah satu dasar dari
fungsi manajemen (Henry Minztberg 1975). Manajemen berkewajiban untuk
membangun dan melaksanakan internal control dalam seluruh rangkaian sistem
organisasi dan sistem informasi untuk menjamin bahwa kegiatan organisasi
berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Keputusan yang diambil oleh manajemen dalam setiap kegiatan


merupakan suatu hal yang mendasar bagi keberhasilan manajemen. Pengendalian
yang efektif memungkinkan bagi manajemen untuk memanfaatkan segala
sumberdaya perusahaan secara efektif, untuk memenuhi tanggungjawabnya serta
untuk meningkatkan reliabilitas (tingkat kepercayaan) dan pemanfaatan informasi
yang diperoleh. Disamping itu, internal control memberikan manfaat bagi
manajemen untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap fungsi dari
sistem informasi akuntansi yang telah dirancang dengan bantuan dari Internal
auditor dan eksternal auditor. Hal tersebut sangat penting bagi eksternal auditor
untuk memahami dan mempertimbangkan tingkat efektifitas internal control
perusahaan untuk menilai resiko audit pada perusahaan yang diperiksa, artinya
akan lebih kecil kemungkinannya bagi organisasi yang memiliki internal control
yang buruk untuk memperoleh hasil pemeriksaan dengan “pendapat wajar tanpa
syarat”.
Internal control yang efektif dalam suatu organisasi akan memberikan
jaminan bagi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Internal control juga
merupakan suatu ukuran dari tingkat pengendalian dan keamanan internal
organisasi, sehingga disebut juga sebagai internal control structure atau struktur
pengendalian intern (SPI). Struktur memiliki arti bahwa fungsi internal control
melekat dalam setiap struktur organisasi perusahaan. Jika struktur pengendalian
intern berjalan dengan baik dan efektif maka semua kegiatan, sumberdaya
organisasi, dan data dapat dimonitor dan dikendalikan.

Internal control juga dapat digunakaan pada saat kondisi seperti saat ini ,
yaitu adanya Covid 19 yang memerlukan internal control sebagai media untuk
terus mengawasi dan meninjau seluruh kegiatan pendidikan atau belajar mengajar,
Virus korona yang menyebar secara cepat ke seluruh belahan dunia, tak terkecuali
di negeri kita Indonesia, sudah dapat dikategorikan sebagai bencana global. Para
ahli sepakat bahwa bencana tidak hanya persoalan seperti banjir, gempa, karhutla,
tanah longsor atau tsunami, tapi wabah penyakit pun masuk kategori bencana.
Karenanya bencana korona memerlukan mitigasi atau penanganan matang terkait
langkah dan upaya pencegahannya.

Secara bahasa, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk


mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Hal ini sebetulnya
telah diatur, misalnya, pada Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Penyelenggaraan mitigasi bencana
dapat dilakukan dengan beberapa langkah teknis yang perlu disampaikan ke
masyarakat agar fenomena ini teratasi secara tepat dan tidak menimbulkan
keresahan di tengah masyarakat. Dalam rangka itu, pemerintah perlu misalnya,
mengerahkan lembaga-lembaga sukarelawan (voluter) seperti BNPB, Basarnas,
dan lainnya untuk mendampingi masyarakat yang mengalami keresahan akibat
wabah korona. Pendampingan tersebut bisa berupa pendampingan pendidikan
mengenai apa dan bagaimana langkah prefentif mencegah virus korona, maupun

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


pencegahan medis seperti pemberian masker, hand sanitizer dan keperluan medis
lainnya.

Masalah fundamental dalam upaya pencegahan terhadap persoalan


bencana ialah bagaimana pemerintah memperkuat kelembagaan relawan nasional.
Tugasnya seperti juga yang dikembangkan di negara-negara maju, tak hanya pada
masalah-masalah praktis, seperti evakuasi atau restrukturasi bangunan. Namun
diperluas dalam bentuk memberi bantuan bidang pendidikan, masalah medis,
informasi, keterampilan, dan sebagainya.

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk


Mitigasi Dampak Covid-19 ?
1.2.2 Bagaimana Cara Mengukur Kinerja Terhadap Tenaga Pendidik
Dan Mahasiswa Didalam Penerapan Elemen Internal Control Di
UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid ?
1.2.3 Siapakah Yang Memiliki Tanggung Jawab Didalam Melaksanakan
Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi
Dampak Covid ?
1.2.4 Bagaimana Keadaan Apabila Penerapan Elemen Internal Control
Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid Tidak Dilaksanakan
Dengan Baik ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui Penerapan Elemen Internal Control Di Unej
Untuk Mitigasi Dampak Covid-19
1.3.2 Untuk mengetahui Cara Mengukur Kinerja Terhadap Tenaga
Pendidik Dan Mahasiswa Didalam Penerapan Elemen Internal
Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid
1.3.3 Untuk mengetahui pihak Yang Memiliki Tanggung Jawab Didalam
Melaksanakan Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk
Mitigasi Dampak Covid
1.3.4 Untuk mengetahui keadaan Apabila Penerapan Elemen Internal
Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid Tidak
Dilaksanakan Dengan Baik

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak


Covid-19.

2.1.1 Definisi Internal Control

Pengertian pengendalian internal (Internal Control) menurut para ahli


adalah prosedur-prosedur dan proses-proses yang digunakan perusahaan untuk
melindungi aset perusahaan, mengelola informasi secara akurat, serta memastikan
kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.

Undang-undang Sarbanes -Oxley dianggap sebagai salah satu hukum yang


paling penting dan signifikan sepanjang sejarah yang memengaruhi perusahaan
publik. Undang-undang ini menekankan perlunya penilaian atas pengendalian
serta pelaporan keuangan bagi seluruh perusahaan. Undang-undang Sarbanes-
Oxley mengharuskan adanya pengendalian internal yang kuat dan efektif terhadap
pencatatan tansaksi dan pembuatan laporan keuangan.

Prinsip pengendalian internal seperti itu sangat penting karena dapat


mencegah kecurangan dan pembuatan laporan keuangan yang menyesatkan.
Selain itu, pengendalian internal yang efektif dapat membantu perusahaan
mengarahkan kegiatan operasi perusahaan dan mencegah pencurian serta
penyalahgunaan lainnya.

2.1.2 Elemen Internal Control

Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan
diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:

1. Penilaian Resiko (risk assessment)


Istilah Risk Assessment dapat dilihat dari sisi entitas dan auditor.
Entitas menilai resiko dari sudut pandang ancaman terhadap pencapaian

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


tujuan entitas. Diantaranya ialah menghasilkan laporan keuangan yang
bebas dari salah saji yang material. Entitas wajib merancang,
mengimplementasikan dan memelihara pengendalian internal.
Auditor menilai resiko sebagai bagian besar dari proses auditnya.
Dalam pembahasan komponen kedua dari pengendalian internal dengan
melihat persinggungan antara kepentingan entitas dan auditor. Jika proses
penilaian resiko pada entitas yang bersangkutan (PPRE) sudah sesuai
dengan situasi yang dihadapi entitas itu, maka PPRE ini mendukung upaya
auditor untuk menilai seberapa besarnya resiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan yang diauditnya.
Proses Penilaian Resiko Entitas umumnya berurusan dengan :
 Perubahan dalam lingkungan operasi entitas.
 Pejabat atau karyawan senior yang baru bergabung dengan entitas.
 Sistem yang baru atau yang mengalami perubahan besar besaran.
 Pertumbuhan yang cepat
 Teknologi baru
 Model bisnis, produk, atau kegiatan baru
 Restrukturisasi korporasi
 Perluasan kegiatan di luar negri
 Terbitnya pernyataan akuntansi yang baru

Hal Hal yang menjadi perhatian auditor :


 Penentuan mengenai resiko yang relevan terhadap laporan
keuangan
 Penaksiran seberapa signifikan dampak resiko tersebut
 Penilaian tentang seberapa besar potensi terjadinya resiko tersebut
 Putusan mengenai bagaimana menangani risiko tersebut dalam
konteks auditnya.
2. Lingkungan pengendalian (Control Environment)

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Lingkungan pengendalian perusahaan adalah perilaku manajemen
dan karyawan secara keseluruhan mengenai pentingnya pengendalian.
Manajemen yang secara berlebihan menekankan pentingnya
pencapaian target operasi dan mnyimpang dari kebijakan
pengendaliannya, secara tidak langsung dapat mendorong karyawan untuk
mengabaikan pengendalian.
Struktur organisasi perusahaan,  yang merupakan kerangka kerja
untuk perencanaan dan pengendalian operasi, juga mempengaruhi
lingkungan pengendalian.
Kebijakan personalia juga berpengaruh pada lingkungan
pengendalian. Kebijakan personalia meliputi pemberian kontrak kerja,
pelatihan, evaluasi, kompensasi, dan promosi karyawan. Deskripsi
pekerjaan, kode etik karyawan, dan kebijakan atas konflik kepentingan,
juga merupakan bagian dari kebijakan personalia.

3. Prosedur pengendalian (Control Activities)


Prosedur pengendalian internal dibuat untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai, termasuk mencegah
kecurangan.
Beberapa prosedur pengendalian yang di-integrasikan melalui sistem
akuntansi:

 Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib


Sistem akuntansi yang berhasil membutuhkan prosedur-prosedur
untuk memastkan bahwa setiap orang dapat melaksanakan tugas yang
diberikan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi staf akuntan untuk
mendapatkan pelatihan dan pengawasan yang memadai dalam
melakukan pekerjaanya.

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Disarankan juga untuk merotasi kerja karyawan kleris, yakni
karyawan yang bertugas melakukan pencatatan dan menyimpan catatan
akuntansi.
Selain itu, juga memberikan cuti wajib bagi karyawan yang tidak
bertanggung jawab terhadap pencatatan akuntansi.
Contoh aktivitas pengendalian ini akan mendorong karyawan untuk
memenuhi prosedur yang telah ditetapkan

 Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan


Pemisahan tugas dalam pengendalian internal dan tanggung
jawab (segregation of responsibilities) untuk operasi yang berkaitan
harus dibagi antara dua orang staf atau lebih untuk menekan
kemungkinan terjadinya ketidakefisienan, kesalahan, dan kecurangan.
Contoh pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara departemen
pembelian, penerimaan, dan pembayaran.

4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)


Informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam
sistem pengendalian internal.Informasi mengenai lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, serta pengawasan
dibutuhkan manajemen perusahaan untuk mengarahkan operasi dan
memastikan kepatuhan pada pelaporan, hukum, dan peraturan yang
diperlukan.
Manajemen juga dapat menggunakan informasi eksternal untuk
menilai kejadian dan kondisi yang dapat berpengaruh pada pengambilan
keputusan dan pelaporan eksternal.
Sebagai contoh, manajemen perusahaan menggunakan informasi
dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia untuk
menilai pengaruh kemungkinan perubahan pada standar pelaporan.

5. Pengawasan (Monitoring)

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Pengawasan terhadap sistem pengendalian internal audit dapat
menemukan kelemahan-kelemahan dan memperbaiki efektivitas
pengendalian.
Sistem pengendalian internal dapat diawasi melalui usaha
manajemen perusahaan yang berkelanjutan atau evaluasi terpisah.
Upaya pengendalian yang berkelanjutan termasuk memantau
perilaku karyawan dan sinyal peringatan dari sistem akuntansi.
Pemantauan berkala berupa evaluasi terpisah dari kegiatan yang
sedang berjalan, misalnya yang dijalankan oleh audit internal dalam entitas
besar, tidak lazim dilakukan oleh entitas. Pemantauan berkala atas proses
yang kritikal dapat dilakukan oleh pegawai yang mempunyai pengetahuan
dan keahlian memadai, asalkan karyawan tidak terlibat dalam proses itu,
atau dengan menggunakan jasa ahli dari luar entitas yang bersangkutan.
Kegiatan pemantauan oleh manajemen juga dapat meliputi
penggunaan informasi dari pihak eksternal yang mengindikasikan masalah
atau yang menyoroti area yang memerlukan penyempurnaan, Contohnya :
 Keluhan dari pelanggan
 Komentar dari lembaga pengatur seperti lembaga keuangan dan
regulator
 Komunikasi mengenai pengendalian internal dari auditor dan
konsultan eksternal.

2.1.3 Penerapan Elemen Internal Control di Unej untuk Mitigasi Dampak


Covid-19.

Penerapan elemen internal control di Unej untuk mitigasi dampak Covid-


19 yaitu dengan adanya Media Manajemen Pembelajaran (MMP) sebagai Sistem
Informasi yang diterapkan Unej sebagai media pembelajaran secara Online.
Dengan adanya system informasi MMP maka proses belajar mengajar dapat
berjalan seperti biasa. Selain itu bentuk absensi, pembelajaran secara online
menggunakan Video Call dan Grup diskusi merupakan salah satu bentuk

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Pengawasan atas penerapan pengendalian Internal di saat masa pandemic Covid-
19. Oleh karena itu meskipun adanya pandemic Covid-19 ini tidak menjadikan
tujuan pembelajaran Unej terhenti.

2.2 Mengukur Kinerja Terhadap Tenaga Pendidik Dan Mahasiswa Didalam


Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak
Covid-19

2.2.1 Kinerja Karyawan

Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena


itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan
kerja dari pegawainya. Terdapat beberapa pengertian dari kinerja yang
diungkapkan oleh beberapa pakar berikut ini. Adapun pengertian kinerja, yang
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005), “Kinerja pegawai (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. Hasibuan (2005) juga menjelaskan mengenai kinerja
pegawai, “Kinerja pegawai adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”.

Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan


pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah indikator dari
suatu kinerja. Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat dihitung
dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat
kinerja.Sehubungan dengan ukuran penilaian prestasi kerja maka kinerja pegawai,
menurut Simamora (2004) kinerja karyawan adalah diukur dengan indikator-
indikator sebagai berikut:

a. Kuantitas Kerja yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan.

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


b. Kualitas Kerja yaitu yang meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan acuan
ketentuan yang berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan maupun
rencana organisasi.

c. Ketetapan Waktu yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang dibutuhkan atau


diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan.

2.2.2 Mengukur Kinerja dari Pendidik dan Mahasiswa Unej didalam


Penerapan Elemen Internal Control di Unej untuk Mitigasi dampak Covid-
19

Kriteria pengukuran kinerja pegawai menurut Simamora (2004) yang sudah


dijelaskan pada sub bab sebelumnya dapat menjelaskan bahwa pengukuran kinerja
Pendidik dan Mahasiswa Unej dalam penerapan Elemen Internal Control untuk
mitigasi dampak Covid 19 sebagai berikut :

1. Kuantitas Kerja
Pada masa pandemic Corona Virus 19 ini Unej tidak hanya menerapkan
system pembelajaran dari rumah saja bagi mahasiswa juga bagi pendidik
melainkan juga menerapkan pembelajaran secara Virtual Live
menggunakan system informasi milik unej yaitu Media Manajemen
Pembelajaran (MMP) dengan system tersebut kuantitas kerja pendidik dan
mahasiswa tetap berjalan dan dapat selalu dipantau baik oleh operator
yang mengoperasikan MMP tersebut ataupun pendidik yang memiliki
kewenangan atas MMP tersebut. Oleh karena itu Kuantitas Kerja menjadi
salah satu bentuk penerapan pengendalian internal di Unej untuk Mitigasi
dampak Covid 19.
2. Kualitas Kerja
Kualitas kerja juga termasuk salah satu tolak ukur dari jalannya
pengendalian internal dari suatu entitas. Dengan adanya system informasi
MMP maka dapat diketahui bahwa salah satu tolak ukur penerapan
Pengendalian Internal dapat berupa Kualitas Kerja dari Pendidik dan

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Mahasiswa. Kualitas kerja antara pendidik dan mahasiswa dapat dilihat
dari proses pembelajaran yang berlangsung secara Virtual Live baik secara
Face to Face Melalui Video Call maupun dengan Grup diskusi bersama
melalui chat. Dari bentuk pengendalian internal tersebut dapat diketahui
bahwa dengan adanya kegiatan pembelajaran secara Virtual Live dapat
mengurangi dampak atas terjadinya Covid 19
3. Ketetapan Waktu
Ketetapan waktu juga dapat menjadi salah satu tolak ukur suatu entitas
menjalankan pengendalian internalnya agar tujuan dari suatu entitas itu
terpenuhi. Pada masa pandemic Covid 19 ini system informasi MMP
menjadikan sarana sebagai penerapan pengendalian internal. Bentuk
proses belajar mengajar dapat diketahui melalui jadwal pembelajaran yang
sudah ditetapkan di MMP dan hanya pendidik yang berwenang serta
operator yang dapat membuka dan menutup proses pembelajaran selain itu
penerapan batasan pengumpulan tugas juga sebagai bentuk monitoring
terhadap mahasiswa atas ketepatannya dalam mengumpulkan tugas dan
melakukan absensi. Oleh karena itu dengan adanya penerapan MMP
sebagai bentuk penerapan pengendalian Internal Unej dapat
meminimalkan dampak atas terjadinya pandemic Covid 19 ini.

2.2.3 Yang Memiliki Tanggung Jawab Didalam Melaksanakan Penerapan


Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid 19

International Organization of Supreme Audit Institutions menyatakan


bahwa pengendalian intern sebagai suatu proses integral yang dipengaruhi oleh
manajemen dan pegawai, yang dirancang untuk menghadapi resiko-resiko, serta
memberikan keyakinan yang memadai untun mencapai misi dengan mencapai
tujuan-tujuan umum, antara lain : 1. Melaksanakan kegiatan dengan tertib, etis,
ekonomis, efisien dan efektif 2. Menyajian laporan keunagn yang akurat dan
handal 3. Mentaati ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 4.
Mengamankan sumber daya dari kehilangan, penyalahgunaan dan kerusakan
asset.

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Pengendalian internal dilakukan oleh pihak yang terkait dan berperan
misalnya dewan direksi, manajemen dan personel perusahaan lainnya. Dalam hal
ini dimaksudkan bahwa pengendalian intern bukan hanya suatu manual kebijakan
ataupun formulir kelengkapan, tetapi lebih ditekankan pada orang atau pihak yang
berperan pada berbagai tingkatan dalam suatu perusahaan / instusi.

Oleh karena pengendalian internal dirancang untuk menghadapi resiko


serta memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai misi dengan
mencapai tujuan umum, maka yang memiliki tanggung jawab dalam
melaksanakan penerapan elemen internal control di Unej untuk mitigasi dampak
Covid 19 adalah seluruh warga Universitas Jember baik mahasiswa, pegawai dan
para dosen dilingkungan Universitas Jember.

2.2.3 Apabila Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi


Dampak Covid 19 Tidak Dilaksanakan Dengan Baik

Internal auditor harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan


terjadinya:

 kecurangan,
 kesalahan,
 manipulasi,
 inefisiensi,
 pemborosan,
 ketidakefektifan, dan
 conflict of interest.
Mereka juga harus hati-hati terhadap kondisi dan kegiatan yang memungkinkan
terjadinya irregularities.

Seorang auditor harus membuka mata lebar-lebar, memasang telinga dengan baik
dan harus mengetahui modus operandi terjadinya macam-macam kecurangan

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


adalah lebih baik mencegah terjadinya kecurangan daripada menangani
kecurangan yang sudah terjadi. Namun demikian jika kecurangan sudah terjadi
atau ada indikasi mengenai terjadinya kecurangan. Maka internal auditor harus
turun tangan. inilah salah satu fungsi audit internal yang cukup krusial. Bila
internal auditor menemukan indikasi dan mencurigai terjadinya kecurangan di
perusahaan, maka ia harus memberitahukan hal tersebut kepada top management.
bila indikasi tersebut cukup kuat, manajemen akan menugaskan suatu tim untuk
melakukan investigasi.

Tim tersebut biasanya terdiri dari:

 internal auditor,
 lawyer,
 investigator,
 security.
Dan spesialis dari luar atau dalam perusahaan, misalkan ahli komputer, ahli
perbankan.

Hasil investigasi tim harus dilaporkan secara tertulis kepada top


management yang mencakup:

 fakta,
 temuan,
 kesimpulan,
 saran dan tindakan perbaikan yang perlu dilaporkan.
Dari sini kita paham bahwa peran internal auditor dalam menemukan indikasi
terjadinya kecurangan dan melakukan investigasi terhadap kecurangan sangat
besar.

Selain itu, seorang internal auditor juga harus memeriksa:

“apakah semua peraturan pemerintah yang berlaku sudah ditaati oleh perusahaan,
yaitu dengan melakukan compliance audit”

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Top management setelah mempelajari laporan tersebut akan memutuskan apakah
kecurangan akan diselesaikan secara hukum atau tidak.

UNEJ terbantu dengan adanya MMP yang mengurangi terjadinya kecurangan-


kecurangan yang terjadi akibat dari penerapan elemen internal control tidak
dilaksanakan dengan baik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Undang-undang Sarbanes -Oxley dianggap sebagai salah satu hukum yang
paling penting dan signifikan sepanjang sejarah yang memengaruhi
perusahaan publik. Undang-undang ini menekankan perlunya penilaian
atas pengendalian serta pelaporan keuangan bagi seluruh perusahaan.
Prinsip pengendalian internal seperti itu sangat penting karena dapat
mencegah kecurangan dan pembuatan laporan keuangan yang
menyesatkan. 1. Penilaian Resiko (risk assessment). Istilah Risk
Assessment dapat dilihat dari sisi entitas dan auditor. Entitas menilai
resiko dari sudut pandang ancaman terhadap pencapaian tujuan entitas.
Auditor menilai resiko sebagai bagian besar dari proses auditnya. 2.
Lingkungan pengendalian (Control Environment). Kebijakan personalia
juga berpengaruh pada lingkungan pengendalian. Kebijakan personalia
meliputi pemberian kontrak kerja, pelatihan, evaluasi, kompensasi, dan
promosi karyawan. 3. Prosedur pengendalian (Control Activities). 4.
Informasi dan komunikasi (Information and Communication). 5.
Pengawasan (Monitoring). Pemantauan berkala berupa evaluasi terpisah
dari kegiatan yang sedang berjalan, misalnya yang dijalankan oleh audit
internal dalam entitas besar, tidak lazim dilakukan oleh entitas. Penerapan
elemen internal control di Unej untuk mitigasi dampak Covid-19 yaitu
dengan adanya Media Manajemen Pembelajaran (MMP) sebagai Sistem

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


Informasi yang diterapkan Unej sebagai media pembelajaran secara
Online. Dengan adanya system informasi MMP maka proses belajar
mengajar dapat berjalan seperti biasa. Kinerja organisasi akan sangat
ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja
suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya.
Terdapat beberapa pengertian dari kinerja yang diungkapkan oleh
beberapa pakar berikut ini. Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang
menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan adalah indikator dari suatu kinerja. a. Kuantitas Kerja yaitu
meliputi jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan. b. Kualitas Kerja yaitu
yang meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan acuan ketentuan yang
berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan maupun rencana
organisasi. c. Ketetapan Waktu yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang
dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan. 1. Kuantitas
Kerja. Pada masa pandemic Corona Virus 19 ini Unej tidak hanya
menerapkan system pembelajaran dari rumah saja bagi mahasiswa juga
bagi pendidik melainkan juga menerapkan pembelajaran secara Virtual
Live menggunakan system informasi milik unej yaitu Media Manajemen
Pembelajaran (MMP) dengan system tersebut kuantitas kerja pendidik dan
mahasiswa tetap berjalan dan dapat selalu dipantau baik oleh operator
yang mengoperasikan MMP tersebut ataupun pendidik yang memiliki
kewenangan atas MMP tersebut. Oleh karena itu Kuantitas Kerja menjadi
salah satu bentuk penerapan pengendalian internal di Unej untuk Mitigasi
dampak Covid 19. 2. Kualitas Kerja. Kualitas kerja juga termasuk salah
satu tolak ukur dari jalannya pengendalian internal dari suatu entitas. 3.
Ketetapan Waktu. Ketetapan waktu juga dapat menjadi salah satu tolak
ukur suatu entitas menjalankan pengendalian internalnya agar tujuan dari
suatu entitas itu terpenuhi. Pada masa pandemic Covid 19 ini system
informasi MMP menjadikan sarana sebagai penerapan pengendalian
internal. International Organization of Supreme Audit Institutions
menyatakan bahwa pengendalian intern sebagai suatu proses integral yang

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid


dipengaruhi oleh manajemen dan pegawai, yang dirancang untuk
menghadapi resiko-resiko, serta memberikan keyakinan yang memadai
untun mencapai misi dengan mencapai tujuan-tujuan umum, antara lain :
1. Melaksanakan kegiatan dengan tertib, etis, ekonomis, efisien dan efektif
2. Pengendalian internal dilakukan oleh pihak yang terkait dan berperan
misalnya dewan direksi, manajemen dan personel perusahaan lainnya.
Seorang auditor harus membuka mata lebar-lebar, memasang telinga
dengan baik dan harus mengetahui modus operandi terjadinya macam-
macam kecurangan adalah lebih baik mencegah terjadinya kecurangan
daripada menangani kecurangan yang sudah terjadi. Namun demikian jika
kecurangan sudah terjadi atau ada indikasi mengenai terjadinya
kecurangan.
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

https://manajemenkeuangan.net/pengendalian-internal/

http://ojs.uho.ac.id/index.php/AKUNTANSI/article/download/2989/2241

Buku Auditing Mak Siti Maria

https://manajemenkeuangan.net/audit-internal/

Penerapan Elemen Internal Control Di UNEJ Untuk Mitigasi Dampak Covid

Anda mungkin juga menyukai