Anda di halaman 1dari 12

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi

Politik Masyarakat dalam Pilkada Walikota dan Wakil Walikota


Padang Tahun 2008
=================================================
Oleh: Doni Hendrik

ABSTRACT

As a capital city of West Sumatra Province, Padang has run its first
district election for major in 2008. Based on statistical count, the
vote of “Pilkada” Padang in the election is just 51%. That is new
record in Indonesian political history, because citizen political
participation always more than 75% in the past. Because of that, the
main question revealed in this study is what variabels has influenced
the lack of participation in Padang “Pilkada” in 2008? To find the
answer, a study has been conducted. This study use the quantitative
and descriptive method. Political participation theory has been used
to explain the problems. This study found that the lack of
socialization of Pilkada by KPU and the lack of Political
Consciousness of Padang citizen has become variables that
influence the turn out of the vote in Padang Pilkada in 2008.

Kata Kunci: Partisipasi politik, penurunan suara, kesadaran politik,


sosialisasi politik

I. PENDAHULUAN
Pemilu merupakan salah satu tonggak mampu melaksanakan pemilunya
penting yang merepresentasikan dengan baik, dimana terjadinya
kedaulatan rakyat, sehingga dapat berbagai kecurangan, deskriminasi,
dikatakan bahwa tidak ada negara maka negara itu pula dinilai sebagai
demokrasi tanpa memberikan peluang negara yang anti demokrasi.
adanya pemilihan umum yang Dalam sistem politik negara
dilakukan secara sistematik dan Indonesia, pemilu merupakan salah
berkala. Oleh karenanya pemilu satu proses politik yang dilaksanakan
digolongkan juga sebagai elemen setiap lima tahun, baik untuk memilih
terpenting dalam sistem demokrasi. anggota legislatif, maupun untuk
Apabila suatu negara telah memilih anggota eksekutif. Anggota
melaksanakan proses pemilu dengan legislatif yang dipilih dalam pemulu
baik, tranparan, adil, teratur dan lima tahun tersebut, terdiri dari
berkesinambungan, maka negara anggota legislatif pusat/parlemen
tersebut dapat dikatakan sebagai yang dalam ketatanegaraan Indonesia
negara yang tingkat kedemo- biasanya disebut sebagai DPR-RI,
kratisannya baik, namun sebaliknya kemudian DPRD Daerah Pripinsi, dan
apabila suatu negara tidak DPRD Kabupaten/Kota. Sementara
melaksanakan pemilu atau tidak dalam konteks pemilu untuk

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik… 137


pemilihan eksekutif, rakyat telah Partisipasi politik yang meru-
diberi peluang untuk memilih pakan wujud pengejawantahan
President, Gubernur dan Bupati/ kedaulatan rakyat adalah suatu hal
Walikotanya. Besarnya hak rakyat yang sangat fundamental dalam
untuk menentukan para pemimipin proses demokrasi. Ia memiliki makna
dalam lembagai eksekutif dan yang sangat penting dalam
legislatif pada saat ini tidak terlepas bergeraknya roda dan sistem
dari perubahan dan reformasi politik demokrasi. Apabila masyarakat,
yang telah bergulir di negara ini sejak memiliki tingkat partisipasi yang
tahun 1998, dimana pada masa-masa tinggi, maka proses pembangunan
sebelumnya hak-hak politik masya- politik akan berjalan dengan baik,
rakat sering didiskriminasi dan sehingga akan sangat berarti pula
digunakan untuk kepentingan politik terhadap perkembangan bangsa dan
penguasa saja dengan cara mobilisasi, negara ini. Sebaliknya partisipasi
namun rakyat sendiri tidak diberikan politik juga tidak akan bermakna apa-
hak politik yang sepenuhnya untuk apa dan tidak berarti sama sekali
menyeleksi para pemimpin, meng- kalau ia tidak memenuhi syarat dari
kritisi kebijkan, dan proses dialogis segi kualitatif maupun kuantitif. Oleh
yang kritis, sehingga masya-rakat karenanya tingkat partisipasi politik
dapat menyalurkan aspirasi dan masyarakat dalam pemilihan umum,
kepentingan-kepentingannya. termasuk pemilihan kepala daerah
Perubahan Undang-Undang merupakan hal yang sangat penting
Dasar Negara Republik Indonesia pula untuk ditilik, karena rendah atau
melalui amandemen pertama hingga tingginya suatu partisipasi merupakan
ketiga pada tahun 2002, telah sinyal dan indikator penting terhadap
memberi peluang pemberian hak jalannya proses demokasi dan
politik masyarakat untuk memilih pengejawantahan dari kedaulatan
presiden secara langsung, dimana rakyat.
sebelumnya presiden hanya dipilih Pilkada secara langsung di
oleh MPR sebagai lembaga tertinggi Sumatera Barat pertama kali
negara ini. Namun perubahan dilaksanakan pada tahun 2005 yaitu
konstitusi telah merubah pula dalam pemilihan Gubernur dan Wakil
kelembagaan politik negara ini. Gubernur. Sedangkan kota Padang
Perubahan yang terjadi mengikut yang merupakan pusat pemerintahan
kepada undang-undang dasar tersebut di propinsi ini baru pada tahun 2008
juga terjadi pada pemilihan kepala melaksanakan Pilkada secara lang-
daerah. Dengan lahirnya Undang- sung untuk memilih Walikota dan
undang No. 32 Tahun 2004, maka Wakil Walikotanya. Oleh karena
undang-undang tersebut telah mem- pemilihan kepala dearah di kota
berikan hak politik rakyat untuk Padang merupakan yang pertama kali
memilih Gubernur dan Bupati/ dilakukan di kota ini, maka hal ini
Walikotanya secara langsung. Dengan merupakan tonggak sejarah pertama
demikian hak politik masyarakat pula bagi rakyat untuk meng-
untuk melakukan partisipasi politik ejawantahkan kedaulatannya di kota
secara konvensional terbuka lebar. Padang.

138 DEMOKRASI Vol. IX No. 2 Th. 2010


Proses politik yang penting di diperoleh dengan kuat. Namun
kota Padang yang semula diharapkan sebaliknya apabila partispasi politik
mendapat dukungan partisipasi yang ikut memilih dalam pemilu
politik masyarakat yang tinggi dan rendah, maka legitimasi pemerintahan
berkualitas ini, malah pada kenya- pun bisa dikatakan lemah.
taannya hanya menujukkan angka 51 Fenomena demikian menim-
% saja yang berpartisipasi ikut bulkan masalah dan pertanyaan bagi
mencoblos dalam pilkada. Apabila kita, mengapa masyarakat tidak
ditilik kembali pada proses yang menggunakan hak pilihnya? Faktor-
terjadi sebelum ini di Sumatera Barat, faktor apa yang menyebabkan
rendahnya partisipasi masyarakat kota masyarakat tidak menggunakan hak
Padang dalam ikut serta memilih di pilihnya dalam Pilkada Wali Kota dan
TPS-TPS ini, ternyata bukanlah Wakil Wali Kota Padang Tahun
fenomena pertama dan tunggal di 2008?
Sumatera Barat, karena sejak Rangkaian fenomena rendah-
pemilihan legislatif tahun 2004, nya partisipasi politik masyarakat
masyarakat yang tidak menggunkan dalam menggunakan hak pilihnya di
hak pilihnya pada tahun itu mencapai Kota Padang, rendahnya keikut
30 %. Kemudian fenomena rendahnya sertaan masyarakat Padang dalam
partisipasi politik ini juga berlanjut mencoblos dalam pemilu Kepala
pada pemilihan langsung Presiden Daerah Wali Kota Padang tahun 2008
tahun 2004, dimana masyarakat kota seperti yang telah dijelaskan
Padang yang tidak menggunakan hak sebelumnya memunculkan pertanyaan
pilihnya mencapai 40 %. Bahkan pada akademis yang perlu dijawab dalam
Pilkada Gubernur dan Wakil penelitian ini ,yaitu faktor-faktor apa
Gubernur Sumatera Barat pada tahun yang menyebabkan rendahnya
2005, tingkat partisipasi masyarakat penggunaan hak pilih masyarakat
yang ikut mencoblos hanyalah 52 % (Turn Vote Out) dalam Pilkada
saja. Hal ini berarti bahwa masyarakat Walikota dan Wakil Walikota Padang
yang tidak menggunakan hak pilihnya tahun 2008? Adapun yang menjadi
mencapai 48%. tujuan penelitian ini adalah untuk
Realitas dan fenomena ren- mendeskripsikan variabel-variabel
dahnya partisipasi politik ini penyebab rendahnya partisipasi
merupakan hal yang sangat mem- politik masyarakat dalam Pilkada
prihatinkan, kerana hak politik Kota Padang tahun 2008. Penelitian
merupakan salah satu hak azazi. ini diharapkan dapat dimanfaatkan
Namun masyarakat yang telah diberi untuk mengevaluasi proses
hak pilihnya tersebut justru tidak mau penyelenggaraan pemilu pilkada Kota
menggunakan hak pilihnya. Padahal Padang, sehingga dapat dimanfaatkan
partispasi politik masyarakat diha- oleh KPUD dan pemerintah maupun
rapkan setidaknya mencapai 70%, partai politik serta masyarakat lainnya
karena dengan tingkat seperti itu, dalam konteks upaya peningkatan
maka kita dapat mengatakan tingkat partispasi politik dimasa depan.
partisipasi politik dalam pemilihan
umum sudah tinggi, sehingga
legitimasi pemerintahan bisa

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik… 139


II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN semua kegiatan yang mempengaruhi
pemerintah, terlepas tindakan itu
Teori Partisipasi Politik
efektif atau tidak, berhasil atau gagal.
Partisipasi secara harfiah berarti Pengertian lainnya adalah partisipasi
keikutsertaan. Dalam konteks politik politik berupa kegiatan mempe-
hal ini mengacu pada pada ngaruhi pemerintah yang dilakukan
keikutsertaan warga dalam berbagai langsung atau tidak: langsung berarti
proses politik. Partisipasi politik dapat dia melakukan sendiri tanpa
juga difaami sebagai proses menggunakan perantara, tetapi ada
keterlibatan warga dalam segala pula yang tidak langsung melalui
tahapan kebijakan, mulai dari sejak orang-orang yang dianggap dapat
pembuatan keputusan sampai dengan menyalurkan pemerintah4
penilaian keputusan, termasuk juga Ramlan Surbakti5 mengelom-
peluang untuk ikut serta dalam pokkan partisipasi politik menjadi dua
pelaksanaan keputusan. yaitu:
Menurut Ramlan Surbakti1,
1. Partisipasi aktif
partisipasi politik merupakan
keikutsertaan warga negara biasa Adalah kegiatan yang berorientasi
dalam menentukan segala keputusan pada proses input dan output politik.
yang menyangkut atau mempengaruhi Yang termasuk pada partisipasi aktif
hidupnya. Sementara Michael Rush adalah mengajukan usul mengenai
dan Philip Althof menjelaskan suatu kebijakan umum, mengajukan
partisipasi politik sebagai usaha alternatif kebijakan umum yang
terorganisir oleh para warga negara berlainan dengan kebijakan yang
untuk memilih pemimpin-pemimpin dibuat pemerintah, mengajukan kritik
mereka dan mempengaruhi bentuk dan perbaikan untuk meluruskan
dan jalannya kebijaksanaan umum2. kebijakan, membayar pajak dan
Berbeda dengan pedapat- memilih pemimpin pemerintahan.
pendapat terdahulu, Sudijono 2. Partisipasi pasif
Sastroatmodjo3 mengartikan partisi-
pasi politik sebagai kegiatan Adalah kegiatan yang berorientasi
seseorang atau kelompok orang untuk pada proses output. Kegiatan yang
ikut serta secara efektif dalam termasuk pada partisipasi pasif adalah
kehidupan politik yaitu dengan jalan kegiatan yang mentaati pemerintah,
memilih pimpinan negara secara menerima, dan melaksanakan saja
langsung dalam mempengaruhi setiap keputusan pemerintah6.
kebijakan pemerintah. Sedangkan Partisipasi kolektif dapat dibe-
menurut Samuel P. Huntington dakan menjadi dua, yaitu partisipasi
partisipasi politik juga mencakup kolektif yang konvensional dan
partisipasi kolektif non konvensional.
1
Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Bentuk partisipasi politik konven-
Politik. Jakarta: Gramedia
2
Rush, Michael & Althof. 2000. Pengantar 4
Huntington, Samuel P dan Nelson, Joan.
Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Press.
1994. Partisipasi Politik di Negara
3
Sudijono Sastroatmodjo. 1995. Perilaku Berkembang. Jakarta: Renika Cipta
5
Politik. Semarang: IKIP Semarang Press Ramlan Surbakti, op cit.
6
Ibid

140 DEMOKRASI Vol. IX No. 2 Th. 2010


sional adalah pemberian suara, Sedangkan status ekonomi ialah
aktivitas diskusi politik, kegiatan kedudukan seseorang dalam pelapisan
kampanye, aktivitas membentuk dan masyarakat berdasarkan pemilikan
bergabung dengan kelompok kekayaan. Seseorang yang memiliki
kepentingan lain, dan komunikasi status sosial yang tinggi diperkirakan
individu dengan pejabat politik7. tidak hanya memiliki pengetahuan
Dari beberapa defenisi parti- politik, tetapi juga mempunyai minat
sispasi politik, yang digunakan dalam dan perhatian pada politik8.
penelitian ini ialah defenisi Gabriel 2. Situasi
Almond yaitu, bentuk partisipasi
konvensional berupa pemberian suara, Menurut Ramlan Surbakti, situasi
kegiatan kampanye, aktivitas politik juga dipengaruhi oleh keadaan
membentuk dan bergabung dengan yang mempengaruhi aktor secara
kelompok kepentingan lain. Hal ini langsung seperti cuaca, keluarga,
dikarenakan teori ini saya rasa yang kehadiran orang lain, keadaan ruang,
paling cocok digunakan, karena untuk suasana kelompok, dan ancaman9.
mengukur partisipasi politik masya- 3. Afiliasi politik orang tua
rakat di Kota Padang yang budaya
politiknya masih berada pada posisi Afiliasi berarti tergabung dalam suatu
subjektif, maka hal yang paling kelompok atau kumpulan. Afiliasi
operasional baru pada pengukuran politik dapat dirumuskan sebagai
partisipasi politik konvensional dalam keanggotaan atau kerjasama yang
pemberian suara pada Pemilu/Pilkada. dilakukan individu atau kelompok
yang terlibat ke dalam aliran-aliran
Faktor-faktor yang mempengaruhi politik tertentu. Afiliasi politik
partisipasi politik mendorong tumbuhnya kesadaran dan
kedewasaan politik masyarakat untuk
Partisipasi politik di negara-negara menggunakan hak politiknya secara
yang menerapkan sistem politik bebas dan bertanggungjawab dalam
demokrasi merupakan hak warga melakukan berbagai aktifitas politik,
negara, tapi tidak semua warga negara seperti ikut dalam partai politik dalam
berperan serta dalam proses politik. pemerintahan, ikut dalam proses
Menurut pendapat beberapa ahli pengambilan dan pelaksanaan
beberapa faktor yang menyebabkan 10
keputusan politik .
orang mau atau tidak mau ikut
berpartisipasi dalam politik antara 4. Pengalaman berorganisasi
lain: Organisasi merupakan suatu sistem
1. Status sosial dan ekonomi yang mengatur kehidupan masyarakat
atau bisa diartikan sebagai suatu
Status sosial ialah kedudukan prilaku yang terpola dengan
seseorang dalam masyarakat karena memberikan jabatan pada orang-
keturunan, pendidikan dan pekerjaan.
8
Ramlan Surbakti, op cit.
9
7 Ibid
Almond dalam Mochtar Masoed. 2001.
10
Perbandingan Sistem Politik. Jogyakarta: B.N. Marbun. 1996. Kamus Politik. Jakarta:
Gajah Mada University Press Pustaka Sinar Harapan

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik… 141


orang tertentu untuk menjalankan Dari beberapa pendapat diatas,
fungsi tertentu demi pencapaian penelitian ini mencoba untuk
tujuan bersama11. Sejalan dengan mendeskrisikan variabel kesadaran
pendapat tersebut, menurut Ibnu politik dan variabel situasi yang
Kencana12 partisipasi politik mempengaruhi tingkat partisipasi
merupakan penentuan sikap dan masyarakat, dalam pemilihan wali
keterlibatan hasrat setiap individu kota Padang tahun 2008
dalam situasi dan kondisi
organisasinya, sehingga pada III. METODE PENELITIAN
akhirnya mendorong individu tersebut Metode penelitian yang digunakan
untuk berperan serta dalam dalam penelitian ini adalah metode
pencapaian tujuan organisasi serta penelitian survey dengan meng-
ambil bagian dalam sikap gunakan pendekatan kuantitatif.
pertanggung jawaban bersama baik Metode penelitian survey dipakai
dalam situasi politik yang melibatkan untuk mengumpulkan data secara
dukungan. langsung karena yang menjadi
5. Kesadaran politik populasi sangat besar untuk
diobservasi secara langsung. Tipe
Kesadaran akan hak dan kewajiban
penelitian ini adalah penelitian
sebagai warga negara yang menyangkut
deskriptif
tentang pengetahuan seseorang tentang
Penelitian ini berlokasi di Kota
lingkungan masyarakat dan politik, dan
Padang pada beberapa daerah
menyangkut minat dan perhatian
pemilihan per kecamatan yang ada di
seseorang terhadap lingkungan
kota Padang. Populasi dalam
masyarakat dan politik tempat dia
penelitian ini adalah semua orang
hidup.
yang memenuhi syarat untuk memilih
6. Kepercayaan terhadap peme- pada pemilihan Walikota Padang.
rintah Mengingat cukup banyaknya populasi
Kepercayaan terhadap pemerintah yang memenuhi syarat untuk
ialah penilaian seseorang terhadap melakukan pemilihan walikota maka
pemerintah apakah ia menilai ditentukanlah jumlah sampel dalam
pemerintah dapat dipercaya dan dapat penelitian ini dengan menggunakan
dipengaruhi atau tidak, baik dalam rumus Frank Lynck. Dari perkalian
pembuatan kebijakan-kebijakan atau dengan menggunakan rumus ini,
pelaksanaan pemerintahan. maka diperoleh dan digenapkan
jumlah sampel (N) sebanyak 100
7. Perangsang partisipasi melalui orang. Responden dalam penelitian
sosialisasi media massa dan ini dipilih secara systematic sampling.
diskusi-diskusi informal. Teknik ini diterapkan karena populasi
yang tersebar di setiap kecamatan
mempunyai sebuah kerangka sampel
11 yang didasarkan pada daftar pemilih
Bonar Simangunsong. 2004. Negara.
Demokrasi dan Berpolitik Yang tetap pemilihan wali kota
Profesional. Jakarta : Gramedia Dalam menganalisis data
12
Ibnu Kencana. 1997. Ilmu Politik. Jakarta:
penelitian ini proses awal
Rineka Cipta menganalisa data dilakukan dengan

142 DEMOKRASI Vol. IX No. 2 Th. 2010


menyusun secara sistematis data dalam pilkada ialah 47%, 25% cukup
mentah (yang ada dalam kuisioner) faham, 14% sangat faham, 10%
dengan kode angka yang telah dibuat, kurang faham dan hanya 4% yang
kemudian dilanjutkan pemindahan tidak faham. Hal ini bermakna bahwa
data ke komputer dengan meng- tingkat kefahaman masyarakat Kota
gunakan analisis statistik dengan Padang tentang pentingnya partisipasi
program komputer “Statistical dalam pilkada ialah tinggi. Seterusnya
Package For Social Science 15.0” didapatkan pula bahwa 37%
atau SPSS 15.0. Analisis terhadap responden mengaku bahwa ia faham
hasil pengolahan data (data ouput) konsekuensinya jika tidak ikut
berbentuk analisis deskriptif. memilih dalam pilkada, 27% cukup
faham, 3% kurang faham, 11% sangat
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEM- faham, dan 12% responden mengaku
BAHASAN tidak faham. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pemahaman masya-
Variabel Kesadaran Politik
rakat tentang dampak tidak ikut serta
Dari hasil wawancara responden dalam pilkada sudah tinggi/baik.
diperoleh bahwa 33% responden Ketika ditanya tentang
cukup mengetahui adanya Pilkada pentingnya pilkada 59% responden
Tahun 2008, 29% mengetahui, 17% mengaku penting, 26% merngaku
sangat mengetahui, dan 21% tidak sangat penting, 11% merasa cukup
mengetahui Pilkada Kota Padang. Hal penting, 3% mengaku tidak penting
ini bermakna tingkat pengetahuan dan hanya 1% yang mengaku kurang
responden tentang adanya Pilkada penting suatu pilkada. Untuk
ialah tinggi yaitu berkisar 50%. frekuensi pencarian informasi tentang
Begitu pula pengetahuan hak warga pilkada oleh responden diperoleh
negara dalam Pilkada menunjukkan bahwa 37% mengaku cukup sering,
bahwa 62% responden mengetahui 27%jarang sekali, 17% sering, 15%
dan merasa berhak berpartisipasi tidak pernah dan hanya 4% yang
dalam pilkada, 35% nya mengaku sangat sering. Hal ini bermakna
sangat berhak, hanya 3 % saja yang bahwa taraf keinginan masyarakat
merasa tidak dan cukup berhak. Hal mencari informasi sudah mulai baik.
ini bermakna tingkat pengetahuan Responden juga mengaku
akan hak warga negara ialah sangat bahawa hanya 10% saja yang merasa
tinggi. Begitu juga ketika ditanya sangat mengetahui kandidat dan latar
tentang sikap responden terhadap belakangnya, 15% ragu-ragu, 23%
tidak terdaftarnya responden dalam kurang mengetahui dan 41% yang
daftar pemilih sementara, maka 35% sederhana atau cukup mengetahui.
menjawab akan mengurus dengan Ketika ditanya pengetahuan
sadar, 28% mengurus kalau petugas responden tentang hari H pemungutan
datang, 21% kesadaran sendiri akan suara dalam Pilkada Kota Padang
mengurusnya, dan hanya 3% yang 2008, 51% cukup mengetahui, 21%
tidak mau peduli. sangat mengetahui, 17% kurang
Dari wawancara didapatkan mengetahui, 9% tidak mengetahui.
bahwa rseponden mengaku yang Hal ini berarti bahwa tingkat ketahuan
memahami pentingnya partisipasi responden tentang hari H ialah tinggi.

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik… 143


Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa dalam daftar pemilih sementara,
pada umumnya responden sudah dimana hanya 21% saja masyarakat
memahami waktu dan tata cara yang pernah diberitahukan mengenai
pemungutan suara tatacara pendaftaran ulang tersebut,
sedangkan 79% nya lagi dari
Variabel Sosialisasi Politik Oleh responden mengaku tidak pernah atau
KPUD jarang mendapatkan sosialisasi tata
Dari hasil penelitian didapatkan cara pendaftaran ulang apabila
gambaran bahwa menurut masyarakat namanya tidak tercantum dalam daftar
KPUD memiliki frekuensi sosialisasi pemilih sementara.
yang sangat jarang, dimana 80% Sejalan dengan hal tersebut,
responden mengaku bahwa KPUD sosialisasi tentang latar belakang
jarang dan tidak pernah melakukan calon pun sangat minim, dimana
sosialisasi. Sosialisasi tentang hak hanya 24% saja responden yang
masyarakat yang dilakukan oleh pernah mendapatkan sosialisasi,
KPUD juga senada dengan temuan sementara 86% lagi tidak pernah
sebelumnya, dimana 78% responden mendapatkan sosialisasi mengenai
mengaku tidak pernah dan jarang latar belakang kandidat atau calon
sekali mendapat sosialisasi hak warga. Walikota dan Wakil walikota Padang
Dari sisi sosialisasi mengenai tahun 2008. Sementara itu, dari
pelaksanaan hari H pilkada, temuan rangkaian minimnya sosialisasi oleh
penelitian ini menunjukkan rendahnya KPUD kota Padang kepada
kegiatan sosialisasi mengenai hari H masyarakat, maka dapat difahami
oleh KPUD, sehingga masyarakat pula bahwa 64% responden menilai
tidak tahu pelaksanaan hari H pilkada. bahwa kinerja KPUD Padang tidak
Mengenai sosialisasi tata cara baik atau berkinerja buruk. Hanya
pemungutan suara dalam pilkada, 24% saja yang menilai baik,
hasil penelitian ini pun menunjukkan sedangkan 12%nya menilai cukup.
bahwa proses pemungutan suara
dalam pilkada pun menunjukkan Variabel Situasi
bahwa proses tersebut 72% jarang dan Setelah dilakukan wawancara secara
tidak pernah dilakukukan oleh KPUD. umum diperoleh informasi bahwa
Hanya 28% saja orang yang mengaku situasi dan cuaca pada hari H Pilkada
pernah mendapatkan sosialisasi yang ialah baik sehingga Pilkada dapat
cukup. berjalan dengan lancar. Hal tersebut
Sosialisasi oleh KPUD tentang terlihat dari pengakuan responden,
nama-nama calon yang akan maju dimana 82% responden mengaku
dalam pilkada pun menurut cuaca pada hari H berada keadaan
pengakuan responden 72% tidak baik, dan hanya 8% saja yang
pernah, dan hanya 28% saja yang mengaku cuaca tidak baik/kurang
pernah dan sering.(lihat Tabel 20) baik. Dalam konteks situasi
Sosialisasi yang minim oleh kesehatan, 87% responden mengaku
KPU juga terlihat dari rendahnya bahwa kesehatannya baik dan sangat
sosialisasi mengenai tata cara
baik, dan hanya 8% saja yang merasa
pendaftaran ulang bagi masyarakat kurang baik/tidak baik. Sementara itu,
yang belum tercantum namanya

144 DEMOKRASI Vol. IX No. 2 Th. 2010


dari segi situasi keamanan, 87% berada pada tingkatan. Sedangkan
reponden mengaku bahwa keadaan yang berdekatan cendrung mendekati
pada hari H ialah sangat aman/aman rendah. Dari temuan penelitian juga
dan hanya 3 % saja yang merasa terungkap bahwa masalah yang
kurang aman/tidak aman. terendah atau masalah utama yang
Penelitian ini juga menemukan dianggap responden dalam pilkada
bahwa 94% responden mengaku tidak ialah kurangnya rasa hak warga untuk
pernah mendapatkan ancaman dalam ikut serta dalam pilkada. Selain
bentuk apapun dalam proses pilkada daripada itu, responden mengaggap
Kota Padang 2008. Hanya 3 % yang tidak/kurang pentingnya pilkada.
sangat sering mendapatkan ancaman. Dari hasil pengskoringan item-
Sedangkan 3% lagi pernah merasa item pertanyaan variabel sosialisasi
diancam dalam proses pilkada. oleh KPUD, maka didapatkan bahwa
Selanjutnya, dari 100 responden, tingkat sosialisasi Pilkada menurut
6% mengaku bahwa ada urusan yang masyarakat sangat rendah.
sangat penting berbanding pilkada, Seadangkan untuk variabel Situasi
12% mengaku memiliki urusan dari hasil pengskoran didapatkan
penting, dan 10% merasa cukup bahwa rata-rata responden
penting kegiatannya berbanding menyatakan situasi atau keadaan ialah
pilkada. Sedangkan 72% mengaku sedang/cukup baik dimana nilai
bahwa reponden tidak memiliki urusan skornya ialah 2,49 (sedang). Dari
yang penting berbanding pilkada. hasil pengskoran didapatkan bahwa
Temuan penelitian ini juga rata-rata responden menyatakan
mengungkapkan bahwa ketika ditanya situasi atau keadaan ialah
tentang alasan responden tidak datang sedang/cukup baik ,dimana nilai
ke TPS untuk mencontreang dalam skornya ialah 2,49 (sedang). Hal ini
Pilkada, didapatkan jawaban, dimana bermakna bahwa variabel situasi atau
11% mengaku bahwa pilkada kurang keadaan dianggap biasa-biasa saja
penting, 16% mengaku karena alasan oleh masyarakat. Namun apabila
bahwa pilkada tidak akan merubah hal didalami lebih lanjut ternyata banyak
ke arah positif, 30% mengaku karena juga yang memanfaatkan keadaan
tidak mendapatkan sosialisasi, 3% libur yang bersambung dengan hari
karena pergi liburan, 6% karena situasi, libur akhir minggu, sehingga banyak
dan 34% karena alasan-alasan lain pula memanfaatkan untuk pergi
sehingga tidak ikut mencontrenag liburan atau berwisata atau
dalam pilkada Kota Padang tahun 2008. bersirahturahim dengan keluarga di
kampungnya masing-masing.
Tingkat Rata-rata Variabel
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari perhitungan skor seluruh item
variabel kesadaran politik warga Dari deskripsi data-data kuantitaif
Padang terhadap Pilkada ialah berada deskriptif tersebut ditemukan bahwa
pada taraf sedang (skor 2,52) variabel yang menyebabkan
sehingga boleh diartikan bahwa rendahnya partisipasi politik
tingkat kesadaran politik masyarakat masyarakat kota Padang dalam
Padang terhadap Pilkada tahun 2008 Pilkada Kota Padang tahun 2008 ialah
disebabkan oleh kurangnya sosialisasi

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik… 145


dan cendrung lemahnya kesadaran KPUD kota Padang. Sementara
politik warga kota Padang. Sementara keasadaran politik, merupakan
situasi pada hari H menunjukkan variabel yang berada pada posisi
situasi yang biasa-biasa saja/baik-baik sedang tetapi cendrung mendekati
saja. Hal ini berarti bahwa variabel lemah. Sementara variabel situasi
situasi dapat dikatakan tidak politik merupakan variabel yang
berpengaruh terhadap rendahnya berada pada taraf yang sedang yang
tingkat partisipasi. tidak memiliki pengaruh terhadap
Walapun demikian, data rendahnya partisipasi politik. Dengan
deskriptif juga menujukkan alasan demikian, maka variabel sosialisasi
lain ketidak- ikutan masyarakat dalam politik yang rendah merupakan
pilkada ini disebabkan oleh alasan- variabel yang menyebabkan rendahya
alasan lain. Peneliti kemudian partisipasi politik masyarakat dalam
melaukan pendalaman melalui pilkada kota Padang tahun 2008.
wawancara kaultatif. Setelah didalami
lebih lanjut melalui wawancara Saran
dengan pertanyaan terbuka, maka Berdasarkan hasil dan kesimpulan
alasan lain-lain yang dimaksud penelitian ini maka dapat
responden ialah oleh karena beberapa dikemukakan saran-saran sebgai
alasan yang pada umumnya terpola berikut:
karena alasan: tidak dososialisasikan, 1. Rendahnya partisipasi politik
karena tidak terdaftar dalam DPT, dalam pemilu khususnya dalam
serta tidak mau peduli dengan pilkada dapat mengancam
Pilkada. Hal ini menunjukkan, bahwa jalannya demokrasi diaras lokal.
persoalan rendahnya partisipasi yang Karena hal tersebut memperlemah
muncul tersebut disebabkan oleh atau mengurangi tingkat legi-
masalah-masalah yang serupa dari timasi atau mandat rakyat dalam
data kuantitatif deskriptif sebelumnya, menjalankan pemerintahan. Oleh
dimana pada dasarnya berhubungan sebab itu diperlukan usaha
dengan rendahnya kinerja KPUD dan sungguh-sungguh dan sistematis
Pemerintah daerah, sosialisasi politik oleh pemerintah dan stakeholder
dan penyadaran politik, serta proses untuk melakukan usaha
pembuatan DPT yang mengalami peningkatan partisipasi dengan
berbagai permasalahan. Hal ini jalan meningkatkan kesadaran
membuat banyak masyarakat yang politik warga, meningkatkan
tidak tercantum dalam DPT Pilkada sosialisasi KPU dan pemerintah,
Kota Padang Tahun 2008. serta memperbaiki situasi dan
keadaan kearah yang lebih baik
V. PENUTUP sehingga masyarakat memiliki
Kesimpulan kepedulian atau keasadaran serta
tidak memuncul sikap apatis
Berdasarkan data dan analisis data terhadap proses-proses politik.
tersebut diatas, dapat disimpul-kan 2. Perlu adanya penelitian lanjutan
bahwa rendahnya sosialiasasi politik tentang fenomena menurunnya
merupakan variabel yang kuantitas partisipasi politik di berbagai
pelaksanaanya terkecil dilakukan oleh pemilu di Indonesia, baik Pilkada

146 DEMOKRASI Vol. IX No. 2 Th. 2010


Legislatif maupun Presiden, pilkada Sumbar tahun 2010 ini
termasuk menurunnya partisipasi

DAFTAR KEPUSTAKAAAN
B.N. Marbun. 1996. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Bonar Simangunsong. 2004. Negara. Demokrasi dan Berpolitik Yang Profesional.
Jakarta : Gramedia
Huntington, Samuel P dan Nelson, Joan. 1994. Partisipasi Politik di Negara
Berkembang. Jakarta: Renika Cipta
Ibnu Kencana. 1997. Ilmu Politik. Jakarta: Rineka Cipta
Mochtar Masoed. 2001. Perbandingan Sistem Politik. Jogyakarta: Gajah Mada
University Press
Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
Rush, Michael & Althof. 2000. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali
Press.
Sudijono Sastroatmodjo. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik… 147


148 DEMOKRASI Vol. IX No. 2 Th. 2010

Anda mungkin juga menyukai