Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

APENDISTIS AKUT

Penyusun:
Abdurrahman (030.15.003)
Samarqandy R
Christy Yoshida G (030.15.049)

Pembimbing:

dr. Ratri Dianti, Sp.Rad

dr. Srie Retno Endah, Sp.Rad, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 15 JULI-16 AGUSTUS 2019

1
BAB I

STATUS PASIEN

1.1 Identitas Pasien


Nama : AB

Umur : 14 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Grogol

Agama : Islam

Suku bangsa :Betawi

Status pernikahan : belum menikah

Pekerjaan : Siswa

1.2. Anamnesis (subjective)


Dilakukan autoanamnesis pada 18 Juli 2019 di poli penyakit dalam RSUD Budhi Asih.

1.2.1 Keluhan utama

Nyeri pada perut sebelah kiri bawah sejak 12 jam yang lalu

1.2.2 Riwayat penyakit sekarang :

Nyeri perut sebelah kiri bawah dan bagian tengah bawah sejak 12 jam yang
lalu. Terdapat mual, muntah sebanyak 3 kali dan demam sejak satu hari yang
lalu. Nyeri di rasakan bersifat tumpul dan bersifat terus menerus. Pasien
memberikan jawaban rasa nyeri yang dirasakan adalah 6 atau 7 untuk nilai
visual analogue scale (VAS).

1.2.3 Riwayat penyakit dahulu :

- Hipertensi disangkal

- Diabetes mellitus disangkal

- Riwayat trauma disangkal

2
- Keluhan serupa disangkal

1.2.4 Riwayat penyakit dalam keluarga :

Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama baik dari ayah maupun ibu
pasien.

1.2.5 Riwayat konsumsi obat

Hanya mengkonsumsi obat paracetamol 500 mg 1 tablet satu kali.

1.2.6 Riwayat kebiasaan

Pasien menyangkal merokok dan minum minuman beralkohol. Pasien sering


jajan sembarangan dan jarang mengkonsumsi sayur maupun buah-buahan.

1.2.7 Sosial ekonomi

Pasien menggunakan BPJS. Pasien tinggal dengan orangtua dan hubungan


dengan keluarga saat ini baik.

3
BAB II

PEMERIKSAAN FISIK

2.1 Pemeriksaan fisik

Keadaan umum:

Pasien datang dalam keadaan kompos mentis dengan kesan sakit sedang.
Kesan gizi cukup.

Pada pemeriksaan antropometri didapatkan berat badan pasien adalah 50


kilogram dengan tinggi badan 152 centimeter dengan BMI 21,6 atau normal.

Pemeriksaan tanda vital, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg dengan nadi
75x/menit dan suhu 37,80 celcius. Pemeriksaan laju pernafasan didapatkan
18x/menit.

Status generalis :

Kepala : bentuk normosefali, tidak ada anemis pada konjungtiva dan ikterik
pada sklera. Terlihat ada katarak pada lensa mata

Leher : tidak ada pembesaran dari kelenjar getah bening dan tiroid

Thoraks : gerakan dada simetris, suara nafas vesicular untuk kedua paru dan
simetris, tidak ada suara nafas tambahan. Bunyi jantung suara 1
dan suara 2 tidak ada kelainan dan masih regular, tidak ada
murmur tidak ada gallop

Abdomen : tidak buncit, bising usus dalam batas normal, terdapat nyeri
tekan pada titik McBurney, regio hipogastric dan iliac sinistra.
Rovsing sign(+), Blumberg(+), tidak ada ascites.

Ekstremitas : tidak ada edema, akral hangat dan capillary refill time <2 detik.

4
BAB III
PEMERIKSAAN PENUNJANG

3.1 Pemeriksaan penunjang

3.2 Diagnosis

3.3 Rencana pengobatan

3.4 Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam

5
BAB IV
RESUME KASUS

6
BAB V
ANALISA KASUS

Apendisitis akut adalah peradangan pada apendiks dimana kebanyakan


penderita mengeluh nyeri di bagian perut kanan bawah. Rata-rata penderita mengeluh
nyeri perut kanan bawah, mual, muntah dan demam namun terdapat 20% hingga 30%
pasien dengan suspek apendisitis akut tidak memiliki keluhan seperti pada umumnya.
Pada pasien ini mengeluh nyeri pada perut kiri bawah.
Berbagai macam etiologi yang menyebabkan apendisitis akut seperti hal nya
tumor apendiks, cacing askaris yang dapat menyebabkan obstruksi, erosi mukosa
apendiks akibat parasit dan fekalit. Pasien mempunyai riwayat kebiasaan jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran sehingga pada kasus ini kemungkinan didapatkan
fekalit yang menyumbat apendiks.
Pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah USG dan CT scan. Pada
pemeriksaan USG didapatkan struktur tubular membesar dengan diameter 22 mm
yang memanjang dari regio iliaka dextra sampai regio iliaka sinistra yang
mengandung cairan dan terdapat gambaran echogenic di dalam tubular. Terdapat juga
gambaran appendicolith dengan diameter terbesar 14 mm. Pasien mengeluh nyeri
perut di sebelah kiri bawah akibat ukuran apendiks yang sangat membesar dan
terdapat elongasi ke sisi kiri.
Dilakukan juga pemeriksaan abdominopelvic CT Scan dengan kontras. Sama
hal nya dengan USG didapatkan penebalan dinding dalam struktur tubular.
Tatalaksana yang dianjurkan adalah apendektomi. Pada apendisitis tanpa
komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotk kecuali pada apendisitis
gangrenosa atau apendisitis perforata. Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka
atau dengan laparaskopi. Pada penderita yang diagnosisnya tidak jelas dapat
dilakukan observasi terlebih dahulu dengan USG maupun laboratorium. Bila tersedia
laparaskop, tindakan laparaskopi diagnostic pada kasus meragukan dapat segera
menentukan akan dilakukan operasi atau tidak.

7
i

Anda mungkin juga menyukai