Anda di halaman 1dari 1

SATRIA ARSYUL ILMI

J1A017098

“MEKANISME RESISTENSI MIKROBA TERHADAP ANTIMIKROBA”

Resistensi mikroorganisme dapat dibedakan menjadi resistensi bawaan (primer),


resistensi dapatan (sekunder), dan resistensi episomal. Resistensi bawaan (primer) merupakan
resistensi yang menjadi sifat alami mikroorganisme. Hal ini misalnya dapat disebabkan oleh
adanya enzim pengurai antibiotik pada mikroorganisme sehingga secara alami mikroorganisme
dapat menguraikan antibiotik. Contohnya adalah Staphylococcus dan  bakteri lainnya yang
mempunyai enzim penisilinase yang dapat menguraikan penisilin dan sefalosporin. Mekanisme
resistensi bawaan (primer) ini juga dapat berupa terdapatnya struktur khusus pada bakteri yang
melindunginya dari paparan antimikroba, contohnya bakteri TB dan lepra memiliki kapsul pada
dinding sel, sehingga resisten terhadap obat-obat antimikroba.
Mekanisme resistensi sekunder (dapatan) diperoleh akibat kontak dengan agen
antimikroba dalam waktu yang cukup lama dengan frekunsi yang tinggi, sehingga
memungkinkan terjadinya mutasi pada mikroorganisme. Terbentuknya mutan yang resisten
terhadap obat antimikroba dapat secara cepat (resistensi satu tingkat) dan dapat pula terjadi
dalam kurun waktu yang lama (resistensi multi tingkat). Terbentuknya mutan mikroorganisme
yang resistan terhadap antimikroba ini dapat menimbulkan adanya ketergantungan (dependensi)
mikroorganisme mutan tehadap agen antimikroba.
Mekanisme resistensi dapatan juga dapat berlangsung akibat adanya mekanisme adaptasi
atau penyesuaian aktivitas metabolisme mikroorganisme untuk melawan efek obat, contohnya
dengan perubahan pola enzim. Dengan demikian, mikroorganisme dapat membentuk enzim yang
menguraikan antibiotic. Misalnya pembentukan enzim penisilinase untuk menguraikan penisilin,
enzim asetilase terhadap streptomisin, kanamisin, dan neomisin.
Mekanisme resistensi dapatan yang lain adalah dengan memperkuat diding sel mikroorganisme
sehingga menjadi impermeable terhadap obat, dan perubahan sisi perlekatan pada diding sel. Ada
pula mikroorganisme yang melepaskan diding selnya sehingga menjadi tidak peka lagi terhadap
penisilin.

Anda mungkin juga menyukai