Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus

Latar belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif tidak
menular yang menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di
dunia (Krisnatuti & Yehrina, 2008). Pola makan yang tidak teratur yang terjadi pada
masyarakat saat ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif,
salah satunya penyakit DM (Suiraoka, 2012). Penderita DM harus memperhatikan pola
makan yang meliputi jadwal, jumlah, dan jenis makanan yang dikonsumsi. Kadar gula darah
meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan tertentu karena kecenderungan makanan
yang dikonsumsi memiliki kandungan gula darah yang tidak terkontrol (Tandra, 2009).
Penyakit diabetes mellitus merupakan gangguan kesehatan berupa kumpulan gejala yang
disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat resistensi insulin (Bustan,
2007). Gejala dari penyakit diabetes mellitusadalah sering makan (polifagia), sering minum
(polidipsia) dan sering kencin(poliuria) (Tjahjadi, 2002).
pada tahun 2013 adalah 382 juta orang menderita Diabetes Melitus dengan
prevalensi 8,3 %. Indonesia masuk dalam urutan ke tujuh Negara dengan penderita diabetes
mellitus terbanyak dengan jumlah 7,6 juta orang. Bahkan diprediksi pada tahun 2030,
Indonesia akan masuk dalam lima besar Negara dengan penderita diabetes mellitus di dunia.
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan peningkatan prevalensi diabetes mellitus dari 1,1%
pada tahun 2007 menjadi 2,4% pada tahun 2013. Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter
atau gejala, Sulawesi Utara berada di urutan kedua dengan presentase 3,6%.Kasus diabetes
mellitus di Jawa Tengah sebanyak 80,97 per 1000 penduduk dengan diabetes mellitus tipe 2
sebanyak 72,56 per 1000 penduduk dan diabetes mellitus yang tergantung pada insulin (tipe
1) sebanyak 8,41 per 1000 penduduk (Dinkes Provinsi Jateng, 2006). Di Surakarta jumlah
penderita diabetes mellitus tipe 2 terbanyak sebesar13.046 penderita (Dinkes Surakarta,
2012). Studi terbaru di International Diabetes Federation pada 2012 mengungkapkan,
penderita diabetes melitus diseluruh dunia mencapai 371 juta orang. Adapun Indonesia
masuk dalam urutan tujuh negara dengan penderita diabetes terbanyak. Posisi pertama adalah
Cina dengan 92,3 juta penderita, India sebanyak 63 juta jiwa, Amerika Serikat 24,1 juta jiwa,
Brasil 13,4 juta jiwa, Rusia 12,7 juta jiwa, Meksiko 10,6 juta jiwa, dan Indonesia dengan
jumlah penderita diabetes sebanyak 7,6 juta orang. Kasus DM di dunia diperkirakan sebanyak
90% merupakan DM Tipe II (Perkeni, 2010). Menurut Riskesdas (2013), Provinsi Jawa
Timur dengan prevelensi penderita DM sebesar 2,1% dengan menempati urutan ke-9.
Menurut penelitian Susilo (2012), sebanyak 38 responden (63,3%) penderita DM di Rumah
Sakit Baptis Kediri melakukan diet tepat jumlah, sebanyak 35 responden (58,3%) melakukan
diet tepat jenis, dan sebanyak 44 responden (73,3%) tidak melakukan diet tepat jadwal
(Susilo, 2012). Di Indonesia, prevalensi penderita diabetes melitus pada tahun 2013 (2,1%)
mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007 (1,1%). Prevalensi diabetes melitus
tertinggi terdapat di provinsi D.I Yogyakarta dengan nilai prevalensi 2,6%, yang kemudian
diikuti oleh Jakarta dengan 2,5% dan Sulawesi Utara 2,4%. Jenis diabetes melitus yang
paling banyak diderita dan prevalensinya terus meningkat adalah diabetes mellitus tipe II
dengan kasus terbanyak yaitu 90% dari seluruh kasus diabetes melitus di dunia (WHO,
2013).
Sebagian besar responden banyak yang tidak pernah mengatur pola makan
dibandingkan yang mengatur pola makan.Perubahan pola hidup dan pola makan yang
berlebihan menyebabkan gangguan metabolisme zat-zat makanan baik berupa karbohidrat,
protein dan lemak yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus (Fibrina, 2005). Pola makan
pada pasien diabetes melitus tipe II yaitu responden pola makan baik sebanyak 29 responden
(38,7%) dan pola makan tidak baik sebanyak 46 responden (61,3%). Menurut Suharjo (2008)
Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden yaitu karbohidrat
berjumlah 45 responden (55,56%) dan yang jarang mengkonsumsi karbohidrat berjumlah 36
responden (44,44%). Responden yang sering mengkonsumsi protein berjumlah 41 responden
(50,62%) dan yang jarang mengkonsumsi protein berjumlah 37 responden (45,68%). Jumlah
penduduk yang sering mengkonsumsi lemak sebanyak 44 responden (54,32%) dan yang
jarang sebanyak 37 responden (45,68%), dan jumlah responden yang sering mengkonsumsi
sebanyak 28 responden (34,57%) dan yang jarang mengkonsumsi serat berjumlah 53
responden (65,43%). (Gibney, 2007).Dari 10 kasus DM yang terjadi pada penderita
disebabkan 4 faktor kebiasaan hidup yang tidak sehat, yaitu kurangnya aktivitas fisik,
mengkonsumsi makanan yang berisiko, merokok dan mengkonsumsi alkohol (Marewa,
2015).
Pola makan tidak baik kemungkinan lebih besar mempunyai resiko kadar glukosa
darah tidak terkontrol. Menurut peneliti, bila seseorang dengan pola makan tidak baik dapat
meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh dikarenakan frekuensi makan yang tidak teratur
pada penderita diabetes melitus tipe II.( Rahma Amtiria ,2015)
Penderita DM tetap diperbolehkan makan seperti orang normal tetapi harus mampu
mengendalikannya baik dalam hal jadwal makan, jumlah, dan jenis makanan yang
dikonsumsi (Sudarmingsih, 2006).
Jenis makanan perlu diperhatikan karena menentukan kecepatan naiknya kadar gula
darah. Penyusunan makanan bagi penderita DM mencakup karbohidrat, lemak, protein, buah-
buahan, dan sayuran (Tjokroprawiro, 2012; Dewi, 2013).
Meningkatnya gula darah pada pasien DM berperan sebagai penyebab dari ketidak
seimbangan jumlah insulin, oleh karena itu diet menjadi salah satu pencegahan agar gula
darah tidak meningkat, dengan diet yang tepat dapat membantu mengontrol gula darah
(Soegondo, (2015).

Menurut Price dan Wilson (2006) penatalaksanaan diet pada penderita diabetes
melitus tipe II bertujuan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi
setiap hari dengan prinsip diet tepat jumlah, jadwal dan jenis. Diet tepat jumlah, jadwal dan
jenis merupakan prinsip pada diet DM yang harus memperhatikan jumlah kalori yang
diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan, jadwal diet
harus sesuai dengan intervalnya, yang dibagi menjadi 6 waktu makan, yaitu 3 kali makanan
utama dan 3 kali makanan selingan (Tjokroprawiro, 2012)..Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Fikasari (2012), bahwa seseorang yang teratur melakukan aktivitas fisik dapat
menurunkan risiko terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2 sebesar 0,442 kali
dibandingkan yang tidak teratur/tidak pernah melakukan aktivitas fisik. Faktor risiko
terjadinya diabetes mellitus tipe 2, karena aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga dapat memperbaiki kendali glukosa
dalam darah (Misnadiarly, 2006).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus”
Rumusan masalah
Adakah hubungan tingkat pola makan dengan kadar gula darah pasien diabetes melitus.

Tujuan Penelitian
Tujuan umum:Mengetahui hubungan pola makan dengan kadar gula darah pasien diabetes
melitus.
Tujuan Khusus:
1. .Mengidentifikasi hubungan pola makan dengan kadar gula darah pasien diabetes
melitus.
2. Menganalisis hubungan pola makan dengan kadar gula darah pasien diabetes melitus.
3. Mengetahui gambaran pola makan yang dikonsumsi dengan kadar gula darah setelah
makan pasien DM.
4. Mengetahui hubungan jenis bahan makanan yang dikonsumsi dengan kadar gula
darah setelah makan pasien DM.
5. Mengetahui hubungan jadwal makan dengan kadar gula darah setelah makan pada
pasien DM.
DAFTAR PUSTAKA

Krisnatuti & Yehrina. (2008). Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Notoatmodjo, S. (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurrahmani. (2012). Stop! Diabetes. Yogyakarta : Araska.


Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.

Susilo. (2012). Diet Diabetes!. Jakarta: Salemba Medika.


Amtiria, R. (2015). Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Melitus Tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD DR. H Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2016.

Sukardji Kartini. Hidup Sehat Dengan Diabetes “Gizi Sehat dan Seimbang Mencegah
Diabetes Melitus”. Jakarta; 2007

Soewando, Pradana. Hidup Sehat Dengan Diabetes “Upaya Pencegahan Diabetes


Melitus”. Jakarta; 2007.

Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar : Riskesda. 2013. Jakarta; 2013..

Anda mungkin juga menyukai