Anda di halaman 1dari 1

Pemberian cairan dapat ditambah (jika perlu),misalnya bila penderita dalam keadaan syok, atau

jika diuresis kurang. Untuk itu, pemantauan yang ketat sangat penting, karena fluktuasi
perubahankeadaan sangat cepat terutama pada fase awal luka bakar.
Intinya,status hidrasi penderita luka bakar luas harus dipantau terus - menerus. Keberhasilan
pemberian cairan dapat dilihat dari dieresis normal yaitu sekurang –kurangnya 1000-1500
mL/24 jam atau 1mL/kg BB/jam dan 3 mL/kg BB/jam pada pasien anak. Yang penting juga
adalah pengamatan apakah sirkulas normal atau tidak. Besarnya kehilangan cairan pada luka
bakar luas disertai resusitasi yang tidak betul dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Hiponatremia sebagai gejaa keracunan air dapa menyebabkan udem otak dengan tanda kejang-
kejang. Kekurangan ion K akibat banyaknya kerusakan sel dapat diketahui dari EKG yang
menunjukkan depresi segmen ST atau gelombang U. Ketidakseimbangan elektrolit ini juga harus
dikoreksi namun bukan menjadi prioritas utama dalam resusitasi cairan emergensi manajemen
primer pasien trauma.

Anda mungkin juga menyukai