Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN KIMIA KLINIK DASAR


“PEMERIKSAAN SGOT DAN SGPT DALAM SERUM”

OLEH :
NAMA : ASRA
STAMBUK : 15020170241
KLS/KLP : C9C10/III (TIGA)
ASISTEN : FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt.

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

SGOT dan SGPT merupakan dua enzim transaminase yang


dihasilkan terutama oleh sel-sel hati. Bila sel-sel liver rusak, misalnya
pada kasus hepatitis atau sirosis, biasanya kadar kedua enzim
meningkat. Makanya hasil tes laboratorium, keduanya dianggap
memberi gambaran adanya gangguan pada hati.
Pemeriksaan SGOT (serum glutamic oxaloacetic
transaminase) didasarkan atas reaksi 2-oksoglutarat yang
direaksikan dengan L-aspartat dengan bantuan enzim AST (aspartat
transminase) akan menghasilkan L-glutarat dan oksaloasetat.
Kemudian dalam keadaan basa oksaloasetat akan bereaksi dengan
NADH yang terdapat pada reagen 2 SGOT yang akhirnya
menghasilkan D-malat dan NAD+.
Pada pemeriksaan SGPT (serum glutamic pyruvic
transaminase) didasarkan atas reaksi 2-oksoglutarat yang
direaksikan dengan L-alanin yang terdapat pada reagen 1 SGPT
dengan bantuan enzim ALT (alanin transminase) akan menghasilkan
L-glutamat dan piruvat. Kemudian dalam keadaan basa piruvat akan
bereaksi dengan NADH yang terdapat pada reagen 2 SGOT yang
akhirnya menghasilkan L-laktat dan NAD+.
Gangguan hati itu sendiri bentuknya berjenis-jenis dengan
jumlah penderita tak sedikit. Jumlah pengidap hepatitis C saja sekitar
3% dari populasi. Belum lagi hepatitis A dan B yang jumlahnya jauh
lebih banyak. Apa lagi ditambah dengan perlemakan hati, sirosis,
intoksikasi obat, fibrosis hati, dan penyakit lain yang namanya jarang
kita dengar.
Beberapa uji berhubungan langsung dengan fungsi hati,
sebagian terkait dengan kualitas sel, dan kondisi yang berkaitan
dengan empedu atau salurannya (misalnya gamma-glutamil

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
transferase). Dimana berfungsi untuk mendeteksi adanya kelaian
atau penyakit hati, menentukan penyebab kelainan hati, menentukan
derajat penyakit hati dan mengevaluasi hasil pengobatan.
Pemeriksaan laboratorium memiliki peran yang sangat besar
dalam melakukan diagnosa, dimana dalam praktikumkali ini
dilakukan pemeriksaan SGOT/AST dan SGPT/ALTdalam serum.

1.2. Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum serta
menghitung nilai dan interpretasinya.
1.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum dengan pengukuran
absorban dari serum untuk dapat menghitung nilai dan
interpretasinya.

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


SGOT atau juga dinamakan AST merupakan enzim yang
dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi
sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi
rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler,
kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. SGPT
adalah singkatan dari serum glutamic pyruvic transaminase, sering
juga disebut dengan istilah ALT merupakan enzim yang banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi
hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot
jantung, ginjal dan otot rangka. SGPT jauh dianggap lebih spesifik
untuk menilai kerusakan hati di bandingkan SGOT (Riswanto, 2009,
h.121).
Enzim SGOT dan SGPT berhubungan dengan parenkim sel
hati, perbedaannya SGPT di temukan lebih banyak di hati (secara
klinis jumlah konsentrasi rendah di abaikan dan di temukan di ginjal,
jantung, dan otot rangka), sedangkan SGOT di temukan dalam hati,
jantung (otot jantung), otot rangka, ginjal, otak dan merah sel-sel
darah, oleh karena itu SGPT merupakan indikator yang lebih spesifik
pada peradangan hati daripada SGOT. SGOT dapat meningkat pada
penyakit yang dapat mempengaruhi organ-organ lain seperti infark
miokard, pankreatitis akut, anemia hemolitik akut, luka bakar parah,
penyakit ginjal akut, penyakit musculoskeletal dan trauma (Gaze,
2007, h.160).
Gangguan pada hepar dapat dideteksi melalui kenaikan
enzim-enzim heparyaitu SGOT dan SGPT. Rusaknya sel hepatosit
menyebabkan perubahan fungsi transport dan permeabilitas
membran mengakibatkan pelepasan enzim SGOT dan SGPT yang
ada di sitoplasma menuju sirkulasi darah (Ramaiah, 2007, h.2).

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
Perlindungan terhadap hepatotoksisitas oleh suatu zat atau
bahan uji di nilai berdasarkan kemampuannya untuk mempengaruhi
berbagai berbagai parameter antara lain menekan peningkatan
aktivitas enzim-enzim aminotransferase. Sel-sel hati mengandung
enzim-enzim transaminase dalam jumlah yang besar, yaitu glutamat
oksaloasetat transaminase. Bila sel-sel hati rusak, enzim-enzim ini
keluar dari sel-sel hati sehingga kadarnya meningkat dalam darah.
Pada semua jenis kerusakan hati, baik oleh racun maupun oleh virus
akan terjadi peningkatan SGOT dan SGPT (Syaharuddin, 2007, h.2).
Kerusakan hati dapat disebabkan oleh infeksi virus, obat atau
trauma, atau dikarenakan bahan kimia. Salah satu test faal hati yaitu
dengan mengukur kadar SGOT (Serum Glutamat Oxaloasetat
Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamat PyruvatTransaminase),
kadar SGOT dan SGPT akan meningkat bila ada kerusakan pada
hati. Pengukuran SGOT dan SGPT adalah salah satu indikasi
ganguan metabolik. Penelitian terhadap kadar SGPT dan SGOT
sejak dini sangat penting untuk mengetahui proses fisiologis yang
berhubungan dengan kenaikan dan penurunan kadar SGPT dan
SGOT seperti pada penyakit kerusakan hati (Meutia, 2011, h.40).
Peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika adanya
pelepasan enzim secara intaraseluler kedalam darah yang
disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya kerusakan hati secara
akut misalnya nekrosis hepatoselular atau infark miokardial. Hati
merupakan organ yang sangat penting dan memiliki aneka fungsi
dalam proses metabolisme sehingga organ ini sering terpajan zat
kimia. Zat kimia tersebut akan mengalami detoksikasi dan inaktivasi
sehingga menjadi tidak berbahaya bagi tubuh. Kerusakan hati
karena obat dan zat kimia dapat terjadi jika cadangan daya tahan
hati berkurang dan kemampuan regenerasi sel hati hilang dan
selanjutnya akan mengalami kerusakan permanen sehingga dapat
menimbulkan dampak berbahaya (Suarsana, 2006, h.44).

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
Peningkatan kadar serum glutamate oksaloasetat transminase
(SGOT) dapat disebabkan oleh nekrosis berbagai jaringan, karena
sebagian besar jaringan mengandung kadar SGOT yang tinggi,
maka peningkatan serum SGOT tidak selalu disebabkan oleh
nekrosis hati (Gaze, 2007, h.45).
SGOT dalam jumlah besar terdapat dalam sel-sel otot, sel-sel
hati, otot jantung. Dan dalam jumlah sedikit terdapat dalam sel-sel
tubuh lainnya, misalnya sel-sel ginjal, pancreas, otak dan eritrosit
(Meutia, 2011, h.45).
Kadar ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT
untuk tujuan diagnostik. Kadar SGPT yang normal dapat di pastikan
bahwa tidak terjadinya kerusakan pada hati, begitu pula sebaiknya.
Bila SGPT tidak normal maka sel sel hati di duga terkena kerusakan
(Riswanto, 2009, h.45).
Enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus amino secara
reversibel antara asam amino dan alfa-keto ialah enzim
aminotransferase yang sering disebut juga dengan enzim
transaminase. Apabila terjadi gangguan fungsi hati, enzim
aminotransferase di dalam sel akan masuk ke dalam peredaran
darah, karena terjadi perubahan permeabilitas membran sel
sehingga kadar enzim aminotransferase dalam darah akan
meningkat (Suarsana, 2006, h.39).
Enzim aminotransferase yang paling sering dihubungkan
dengan kerusakan sel hati adalah alanin aminotransferase (ALT)
yang juga disebut serum glutamat piruvat transaminase (SGPT). Hati
adalah satu-satunya sel dengan konsentrasi SGPT yang tinggi,
sedangkan ginjal, otot jantung, dan otot rangka mengandung kadar
SGPT sedang. SGPT dalam jumlah yang lebih sedikit ditemukan di
pankreas, paru, limpa, dan eritrosit. Dengan demikian, SGPT
memiliki spesifitas yang relatif tinggi untuk kerusakan hati. Apabila
terjadi kerusakan sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
dan ke dalam aliran darah. Pengukuran konsentrasi enzim didalam
darah dengan uji SGPT dapat memberikan informasi penting
mengenai tingkat gangguan fungsi hati. Aktivitas SGPT di dalam hati
dapat di deteksi meskipun dalam jumlah sangat kecil (Ronald, 2004,
h.39).
Kerusakan membran sel eritrosit dapat disebabkan oleh
antara lain mengeluarkan darah dari spuit tanpa melepas jarum
terlebih dahulu. Penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam
darah, penurunan tekanan keras pada permukaan membran eritrosit,
pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi
darah. Selama proses hemolisis terjadi perpindahan SGPT dari
ruang intraseluler ke ekstraseluler. Sehingga dapat digunakan
sebagai sarana untuk membantu diagnostik penyakit tertentu
(Riswanto, 2009, h.40).
2.2. Uraian Sampel (Oktari & Silvia, 2016, h. 50)
Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral.
2.3. Uraian Bahan
1. Aquades (Ditjen POM, 1979, h. 96):

Nama resmi : AQUA DESTILLATA


Nama lain : Aquades
Rumus struktur
:

Rumus molekul : H2O


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Komposisi Reagen
1. Reagen SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)
(Anonim, 2019 h. 16).
a. Reagen 1
TRIS                                    pH 7,65            110 mmol/L

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
L-aspartat                                                   320 mmol/L
MDH (Malat dehidrogenase)                         ≥ 800 U/L
LDH (Laktat dehidrogenase)                        ≥ 1200 U/L
b. Reagen 2
2 – oksoglutarat                                     65 mmol/L
NADH                                                     1 mmol
Pridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik            pH 9,6              100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat                             13 mmol/L
2. Reagen SGPT (serum glutamic piruvat
transaminase)  (Anonim, 2019 h. 18)
a. Reagen 1
TRIS                                   pH 7,15            140 mmol/L
L – alanin                                                  700 mmol/L
LDH (Laktat dehidrogenase)                      ≥ 2300 U/L
b. Reagen 2
2 – oksoglutarat                                      85 mmol/L
NADH                                                         1 mmol/L
Piridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik                  pH 9,6              100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat                                13 mmol/L

2.4. Prosedur kerja (Anonim 2020, h. 21,23,24)


A. Pemerikasaan SGOT dalam serum
1) Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2) Pengukuran absorban sampel
- Disiapkan alat dan bahan

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
- Dipipet 2400 µL reagen 1 (R1) SGOT dimasukkan kedalam
tabung reaksi
- Ditambahkan 300 sampel serum ke dalaam tabung reaksi
yang telah beirisi reagen 1 (R1)
- Diinkubasi selama 60 menit pada suhu 370 C
- Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan
- Diinkubasi selamaa 11 menit 30 detik pada suhu 37 0 C
- Diukur absorban pada panjang gelombang 505 nm dengan
spektrofotometri UV-VIS (A1)
- Pengukuran diulangi pada menit ke 2 (A2), 3(A3), dan 4
(A4)
- Untuk blanko, dilakukan hal yang sama dengan mengganti
sampel serum dengan aquades sebanyak 300 mL
B. Pemerikasaan SGPT dalam serum
1) Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2) Pengukuran absorban sampel
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 2400 µL reagen 1 (R1) SGPT dimasukkan kedalam
tabung reaksi
- gelombang 505 nm dengan spektrofotometri UV-VIS (A1)
- Pengukuran diulangi pada menit ke 2 (A2), 3(A3), dan 4
(A4)
- Untuk blanko, dilakukan hal yang sama dengan mengganti
sampel serum dengan aquades sebanyak 300 mL
Rumus perhitungan SGOT dan SGPT :

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
SGOT/SGPT = X 2,143(U / L)
3

BAB 3 METODE KERJA

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
3.1 Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikropipet,
tabung sentrifuge, sentrifuge, spektrofotometer dan vial.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
aquadest, darah (sampel), mata mikropipet, reagen SGOT dan reagen
SGPT.
3.3 Cara Kerja
a. Pemerikasaan SGOT dalam serum
1. Persiapan serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian masukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu sentrifuge selama + 15 menit
pada kecepatan 6000 rpm kemudian ambil serum darah dan
masukkan ke dalam vial.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL
aquadest ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen
SGOT selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGOT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 505 nm.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL serum
ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGOT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGOT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4 pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 505nm.
b. Pemerikasaan SGPT dalam serum

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
1. Persiapan serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian masukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu sentrifuge selama + 15 menit
pada kecepatan 6000 rpm kemudian ambil serum darah dan
masukkan ke dalam vial.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL
aquadest ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen
SGPT selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGPT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 505 nm.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL serum
ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGPT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGPT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4 pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 505 nm.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pemeriksaan SGOT

Abs. Sampel Nilai (U/L)


A1 A2 A3 A4
0,789 0,502 0,22 0,085 0,502

Tabel 2. Pemeriksaan SGPT

Abs. Sampel Nilai (U/L)


A1 A2 A3 A4
0,896 0,653 0,405 0,203 0,495
4.2 Prinsip Reaksi
A. Prinsip SGOT
ASAT
L-aspartate + 2-oksoglutarat L-glutarat + oksaloasetat
MDH
Oksaloasetat + NADH + H+ D-malat + NAD+
B. Prinsip SGPT
ALAT
L-alanin + 2-oksoglutarat L-glutarat + piruvat
LDH
Piruvat + NADH + H+ L-latat + NAD+
4.3 Pembahasan
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase, sebuah enzim yang biasanya hadir dalam dan
jantung sel-sel hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati
atau jantung rusak. SGOT juga disebut aspartate aminotransferase
(AST).
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase, SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin
aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukanpada
sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.
Nilai normal dari SGOT untuk perempuan yaitu 31 U/L dan
untuk laki-laki 35 U/L sedangkan nilai normal dari SGPT yaitu untuk
perempuan yaitu 31 U/L dan untuk laki-laki 45 U/L.

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
Penggunaan metode Spektrofotometri UV untuk mengukur
kadar SGOT/ AST dan SGPT/ ALT dalam serum karena metode ini
sangat mudah dan cepat, tetapi juga paling mungkin menghasilkan
hasil yang tidak akurat.
Pada percobaan didapatkan nilai yaitu SGPT= 0,495 U/L
dimana nilai normal SGOT yaitu 20-45 U/LDan untuk pemeriksaan
SGOT adalah 0 U/L. dimana nilai SGOT normal adalah 10-35 U/L
Nilai tersebut normal sesuai dengan literatur yang ada.
Nilai SGOT dan SGPT meningkat disebebkan karena
beberapa hal yaitu, akibat berbagai obat-obat tertentu,
mengkomsumsi alkohol jangka panjang, infeksi virus hepatitis A, B,
atau C, perlemakan liver, dan kerusakan atau cedera pada otot.
Sedangkan jika nilai SGOT dan SGPT menurun dari nilai normal
dapat terjadi karena penyakit asidosis dan diabetes militus (DM).
Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi yaitu dalam
pengerjaan sampel kurang teliti ataupun kondisi probandus sebelum
pengambilan sampel terganggu. Namun, hasil yang didapatkan tidak
dapat di pastikan mengandung penyakit pada probandus, karena
untuk lebih jelasnya sebaiknya dilakukan pemeriksaan yang akurat di
rumah sakit untuk memastikan.

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini dapat diperolehhasil
berupa nilai SGPT= 0,495 U/L dimana nilai normal SGOT yaitu 20-45
U/LDan untuk pemeriksaan SGOT adalah 0 U/L. dimana nilai SGOT
normal adalah 10-35 U/L Nilai tersebut normal sesuai dengan
literatur yang ada.
5.2 Saran

Diharapkan bimbingan dan arahan kepada para asisten pada


saat praktikum agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan
saat praktikum.

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 2010, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Gaze, D,C, 2007,The role of existing and novel cardiac biomarkers for
cardioprotection, Curr, Opin, Invest, Drugs.

Meutia, F, 2011, Aktivitas Hepatoprotektor Ekstrak Metanol Daun kari


(Muraya koenigii. L.) pada Tikus Putih Sprague dawley,
Departemen Biokimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pearce, Evelyn C, 2013, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT.


Gramedia Pustak Utama, Jakarta.

Riswanto, 2009, SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan


SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), diakses di
http://labkesehatan.blogspot.com pada tanggal 24 Agustus
2016.

Ronald et al, 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium,


Jakarta, EGC.

Rusli, 2018, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Suarsana Nyoman, Suprayogi A, Ni Nyoman Werdi S, Tutik W, 2006, J,


Vet, Penggunaan Ekstrak Tempe Terhadap Fungsi Hati Tikus
dalam Kondisi Stres.

Syaharuddin, dkk, 2007, Pengaruh Ekstrak Lempuyang Wangi Terhadap


Penurunan Kadar SGOT dan SGPT Kelinci, Majalah Farmasi
dan Farmakologi, Vol.5, No.3, Unhas, Makassar.

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
a. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm

Diambil serum darah

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


b. Pemeriksaan SGOT
1) Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 300 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan

Ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGOT dan diinkubasi selama 60


detik pada suhu 370C

Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan

Diinkubasi kembali selama 11 menit pada suhu 37 0C

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 340 nm dengan


spektrofotometer dan diulangi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
2) Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 30000 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan

Ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGOT

Diinkubasi selama 60 detik pada suhu 370C

Ditambahkan 600 µl reagen 2 SGOT, dihomogenkan

Diinkubasi kembali selama 11 menit 30 detik pada suhu 37 0C

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan


spektrofotometer.

Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4 dan
dicatat nilai absorbansinya

Dicatat nilai absorbansinya.


c. Pemeriksaan SGPT
1) Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 300 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan

Ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGPT

Diinkubasi selama 60 detik pada suhu 370C

Ditambahkan 600 µL reagen 2 SGPT, dihomogenkan

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM

Diinkubasi kembali selama 11 menit 30 detik pada suhu 37 0C

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 340 nm dengan


spektrofotometer dan diulangi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4
2) Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 300 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan

Ditambahkan 2400 µL reagen 1 SGPT

Diinkubasi selama 60 detik pada suhu 370C

Ditambahkan 600 µl reagen 2 SGPT, dihomogenkan

Diinkubasi kembali selama 11 menit 30 detik pada suhu 37 0C

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 340 nm dengan


spektrofotometer

Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4

Dicatat nilai absorbansinya.

2. Perhitungan

1. Pemeriksaan SGOT

( 0,789−0,502 ) + ( 0,502−0,22 )+(0,22−0,085)


SGOT = x 2,143=0,502 U / L
3

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM
2. Pemeriksaan SGPT

( 0,896−0,653 )+ ( 0,653−0,405 ) +(0,405−0,203)


SGPT = x 2,143=0,495U /L
3
3. Gambar

Serum

SGOT SGPT
Sampel + Reagen Sampel + Reagen

ASRA FAZRUL PERMADI S. Farm., Apt


15020170241

Anda mungkin juga menyukai