Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH: PROFESI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU: DR. FARIHAH, M.Pd

DISUSUN OLEH:

IRA SEREPINA SIBARANI

5191144004

PENDIDIKAN TATA RIAS REG B

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
Nama : Ira Serepina Sibarani

Nim : 5191144004

Kelas : Pendidikan Tatarias Reguler-B

Matakuliah : Profesi Pendidikan

Ujian Akhir Semester

1. Analisislah makna perbedaan kalimat di bawah ini beserta aplikasinya di masyarakat : Profesi,
professional, Profesionalisme, Professionalisasi

 Adapun perbedaan dari keemoat kalimat di atas adalah :


1. Profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya.pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Aplikasi di masyarakat : Dapat sbagai cerminan dan pengharapan dari komunitasnya,
yang menjamin pelaksanaan dalam pelayanannya.

2. Profesional
Sedangkan profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap
penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
Aplikasi di masyarakat : berperilaku jujur dan melayani dengan sepenuh hati. Tidak
melakukan berbagai tindakan penipuan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. Senantiasa meneguhkan diri bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk
kebaikan orang lain sehingga menghindarkan diri dari proses yang tidak baik.
3. Profesionalisme
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Aplikasi dalam masyarakat : Bersikap sopan kepada setiap orang adalah salah satu
penerapan yang dapat di terapkan dalam masyarakat yang profesionalisme.

4. Profesionalisasi
Sedangkan profesionalisasi adalah sutu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Aplikasi dalam masyarakat : Mencerminkan suatu moral-moral yang baik kepada setiap
masyarakat.
2. Buatlah peta konsep tentang : fungsi, ruang lingkup, peran guru dalam administrasi dan
manajemen pendidikan

Fungsi, Ruang Lingkup, Peran Guru


Dalam administrasi dan manajemen pendidikan

1. Fungsi 2. Ruang Lingkup

 Planing (Perencanaan) 1. Bidang Tata Usaha Sekolah


 Organizing ( Pengorganisasian) 2. Bidang Personalia Murid
 Staffing (Kepegawaian) 3. Bidang Personalia Guru
 Coordinating ( Pengkoordinasian) 4. Bidang Pengawasan ( Supervisi)
 Budgeting ( Penganggaran) 5. Bidang pelaksanaan da pembinaan
 Motivating ( Pergerakan ) kurikulum
 Controling ( Pengawasan)
 Evaluating ( Penilaian)

3. Peran Guru

1. Administrasi kurikulum

2. Administrasi Kesiswaan

3. Administrasi sarana & Prasarana

4. Administrasi Personal

5. Administrasi Keuangan

6. Administrasi hubungan sekolah

Dengan masyarakat (Husemas)

7. Administrasi Layanan Khusus


3. Dalam menyongsong perkembangan industry 4.0 , maka hal apa saja yang harus di persiapkan
seorang guru yang professional dalam menyampaikan materi pembelajaran.

 1. Guru Harus Mampu Melakukan Penilaian Secara Komprehensif

Penilaian tidak hanya bertumpu pada aspek kognitif atau pengetahuan saja. Namun penilaian
yang dilakukan oleh guru di era sekarang harus mampu mengakomodasi keunikan dan
keunggulan para peserta didik, sehingga para peserta didik sudah mengetahui segala potensi
dirinya sejak di bangku sekolah. Guru masa kini harus mampu merancang instrumen penilaian
yang menggali semua aspek yang menyangkut siswa, baik pengetahuan, keterampilan dan
karakter. Semua aspek tersebut harus tergali, terasah dan terevaluasi selama proses pembelajaran
di kelas.Selain perancangan instrumen penilaian, guru masa kini pun harus mampu membuat
laporan penilaian yang menggambarkan keunikan dan keunggulan setiap siswa. Laporan
penilaian ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dan orang tuanya sebagai bagian
dari feed back untuk terus meningkatkan hasil capaian pendidikannya.

2. Guru Harus Memiliki Kompetensi Abad 21

Untuk mewujudkan siswa yang memiliki keterampilan abad 21 maka gurunya pun harus
memahami dan memiliki kompetensi tersebut. Ada 3 aspek penting dalam kompetensi abad 21
ini, yaitu:

Karakter, karakter yang dimaksud dalam kompetensi abad 21 terdiri dari karakter yang bersifat
akhlak (jujur, amanah, sopan santun dll) dan karakter kinerja (kerja keras, tanggung jawab,
disiplin, gigih dll).Dalam jiwa dan keseharian soerang guru masa kini sangat penting tertanam
karakter akhlak, dengan karakter akhlak ini lah seorang guru akan menjadi role model bagi
semua peserta didiknya. Pembelajaran dengan keteladan dari seorang guru akan lebih bermakna
untuk para peserta didik.

Selain karakter akhlak, guru masa kini pun harus memiliki karakter kinerja yang akan menunjang
setiap aktivitas dan kegiatan yang dilakukannya, baik ketika pembelajaran di kelas maupun
aktivitas lainnya.
Keterampilan, keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru masa kini untuk menghadapi peserta
didik abad 21 antara lain kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.Keterampilan-keterampilan
tersebut penting dimiliki oleh guru masa kini, agar proses pendidikan yang berlangsung mampu
menghantarkan dan mendorong para peserta didik untuk menjadi generasi yang siap menghadapi
tantangan perubahan zaman.

Literasi, kompetensi abad 21 mengharuskan guru melek dalam berbagai bidang. Setidaknya


mampu menguasai literasi dasar seperti literasi finansial, literasi digital, literasi sains, literasi
kewarnegaraan dan kebudayaan.Kemampuan literasi dasar ini menjadi modal bagi para guru
masa kini untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif, tidak monoton hanya bertumpu
pada satu metode pembelajaran yang bisa saja membuat para peserta didik tidak berkembang.

3. Guru Harus Mampu Menyajikan Modul Sesuai Passion Siswa

Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang, modul yang digunakan dalam
pembelajaran tidak selalu menggunakan modul konvensional seperti modul berbasis paper.

Guru masa kini harus mampu menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang bisa
diakses secara online oleh para peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa dijadikan oleh guru
sebagai sarana untuk mengembangkan modul berbasis online.

Namun demikian ketersediaan fitur untuk modul online ini harus dibarengi dengan kemampuan
guru dalam mengemas fitur-fitur tersebut. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka di kelas
(konvensional) dan pembelajaran online ini dikenal dengan istilah blended learning.

4. Guru Harus Mampu Melakukan Autentic Learning yang Inovatif. 

Sekolah bukan tempat isolasi para peserta didik dari dunia luar, justru sekolah adalah jendela
untuk membuka dunia sehingga para siswa mengenali dunia. Untuk menjadikan sekolah sebagai
jendela dunia bagi para peserta didik, guru harus memiliki kompetensi penyajian pembelajaran
yang inovatif.

Pembelajaran yang disajikan harus mengarah pada pembelajaran yang joyfull and inovatif
learning, yakni pembelajaran yang memadukan hands on and mind on, problem based
leraning dan project based learning.
4. Jelaskan orientasi, prinsip, dan azas bimbingan konseling dalam hubungannya dengan
kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah

 Orientasi Bimbingan Konseling


Orientasi ialah ”pusat perhatian” atau ”titik berat pandangan”. Seseorang yang
berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan menitikberatkan pandangan atau
memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi.
1. Orientasi Perseorangan
Orientasi perseorangan bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor
menitikberatkan pandangannya pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu
mendapat perhatian.
2. Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi
pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada
diri individu. Peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-
kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya.
3. Orientasi Permasalahan
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak
mengalami hambatan dan rintangan, yang dapat mengganggu tercapainya kebahagiaan.
Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagian adalah tujuan bimbingan dan
konseling, itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka risiko yang mungkin menimpa
kehidupan dan perkembangan itu harus selalu diwaspadai. Kewaspadaan itulah yang
melahirkan konsep orientasi masalah dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

 Prinsip
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber
dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya,
pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Prinsip untuk menegakkan dan menumbuhkembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah antara lain:

a. Konselor harus menonjolkan keprofesionalannya yang tahu dan mau bekerja;

b. Konselor harus memiliki progran nyata dan dapat dilaksanakan;

c. Konselor sadar akan profesinya dan mampu menerjemahkannya ke dalam program dan
hubungannya dengan sejawat dan personal sekolah lainnya;

d. Memiliki komitmen dan keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap variasinya di
sekolah;

e. Konselor mampu bekerjasama serta membina hubungan yang harmonis dinamis dengan
kepala sekolah.

 Azas

Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data
dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru
pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan
itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin. Contoh: konseling memiliki masalah telah
diperkosa, rahasia ini harus dijaga oleh konselor dan tidak boleh sampai bocor

Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta
didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru
Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti
itu. Contoh: konseling sakit hati karena dikirim oleh waka kesiswaan ke bk, dalam hal ini
konseling masih dalam keadaan terpaksa, dan sebisa mungkin sebelum proses konseling,
konseling ini harus sukarela dulu mau di konseling, ridak boleh terpaksa. Konselornya pun
harus sukarela.
Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi
dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan
kekarelaan. Contoh: konseling yang punya masalah teraniaya harus jujur mengatakan bahwa
dia teraniaya tidak berbohong mengalami masalah lain.

Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru
Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif
dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya. Contoh: konseling aktif menjawab
pertanyaan dari konselor, melaksanakan konseling dengan aktif, dan konseling melaksanakan
hasil konseling.

Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan
konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan
diri sendiri.

Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan
(peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu. Contoh: konseling yang mengalami masalah sering tidur saat pelajaran, setelah proses
konseling, konseling dapat berubah kearah yang lebih baik. (tidak lagi tidur di kelas).

Aas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain,
saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional

Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.

Link Google Drive

https://drive.google.com/file/d/1AynNCa2u9sHcgSt3Dy9PkKVOdv_oDZfH/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai