PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KEPUASAN KERJA TENAGA MEDIS PADA ERA JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI
TAHUN 2017
Tesis
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yang menyatakan
iv
PRAKATA
ﻟﺴﻋﻡﻼﻠﺭﻭﻢﮑﻴﺣﺍﺔﻤﮐﺮﺑﻭﷲﺎﺗﻪ
Tahun 2017. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
dan motivasinya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
Penasehat dan Dr.dr.H.M. Basir Palu, Sp.A., MHA selaku anggota komisi
MARS dan Dr. dr. Hj. A. Indahwaty Sidin, MHSM dan Sukri
Ucapan terima kasih yang tiada tara buat mama Murniati Ilyas dan
v
yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu
memberikan motivasi, nasehat, kasih sayang serta doa yang tak henti-
Bachri,SH,M.S dan abba Dr.Nirwan Ilyas,M.Si, kak yaya, kak husrif, kak
via, kak nurdin, kak upi, tika, nain, yayat, ikar serta seluruh keluarga yang
turut menjadi bagian motivator yang luar biasa hingga penulis dapat
perhatian, spirit dan doanya hingga akhirnya ibu mampu memasuki masa
Unhas.
vi
3. Direktur beserta seluruh staf RSUD Sinjai, khususnya para tenaga
Kepala bagian rekam medis RSUD Sinjai, Ibu A.Nini atas kesempatan
4. Buat rekan-rekan di UMI, onty cica, k cia, k inna, k yus, drg chu, k dillo,
k cici, k ilmi, drg.fai om iqbal terima kasih atas support, doa dan
pengertiannya.
Irma, yulanda, Oji dan Triana yang telah membantu dan meluangkan
FKM UNHAS (Ima, Fuad dan Ibu Ija, Pak Rahman) yang sangat
vii
9. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih
penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis
berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua terutama untuk
Penulis
viii
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
B. Kajian Masalah.................................................................................. 8
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tenaga Medis..................................................................................... 26
C. Defenisi Konseptual………………………………………………… 54
C. Subjek Penelitian............................................................................... 59
F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 63
xii
D. Pembahasan……………………………………………………………..110
A. Kesimpulan ………………………………………………..……………151
B. Saran …………………………………………………………………….152
LAMPIRAN................................................................................................... xix
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
3 Lembar Observasi
13 Riwayat Hidup
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
pasien yang berobat di rumah sakit selain itu merupakan profesi yang
dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan
1
2
peraturan perundang-undangan.
perubahan dari sistem tarif per pelayanan (fee for service) menjadi sistem
2012).
berkurang.
tingkat lanjutan kecuali dalam keadaan gawat darurat. Beberapa hal yang
tingkat lanjut program JKN. RSUD Sinjai telah bekerjasama dengan BPJS
jumlah pasien hampir 2 kali lipat dari tahun 2014 (23478 pasien) ke
tahun 2015 (36654 pasien). Tercatat pasien BPJS pada tahun 2014
sebanyak 6014 pasien rawat jalan dan 2312 pasien rawat inap,
sedangkan pada tahun 2015 pasien rawat jalan meningkat menjadi 15160
85% kasus rawat jalan sebenarnya adalah kasus rawat jalan tingkat
jalan tingkat lanjutan dan rawat inap. Keterbatasan fasilitas dari layanan
dan Radiologi. 18 orang dokter umum yang terdiri dari 4 orang dokter
dokter gigi yaitu 1 dokter gigi mengikuti pendidikan S2,1 orang dokter gigi
medis dibagian pelayanan rawat jalan dan rawat inap hanya 22 orang.
rawat jalan maupun rawat inap dengan jumlah dokter yang melayani
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai sejak januari 2014 hingga
kunjungan, dan jam kerja dokter 8 jam per hari atau 40 jam per minggu,
280 hari kerja atau 40 minggu per tahun, sehingga kapasitas dokter hanya
4 -5 pasien per jam atau 28 - 32 kunjungan per hari. Hal ini menunjukkan
2000).
agustus 2015 yang terdiri dari faktor internal petugas, eksternal petugas,
provider yang ditentukan oleh BPJS sebesar 75% sama halnya pada
54%, faktor lingkungan kerja (67%) dan faktor kompensasi (63%). (Data
primer RS Sinjai)
6,4% dokter yang puas dan 28,3 % masyarakat yang puas terhadap
program ini, sisanya tidak puas. Dokter merasa tidak puas dengan sistem
Adanya kepuasan pada pembagian jasa medis, kecuali pada jasa medis
sumber daya di rumah sakit dan hal tersebut berdampak pada kepuasan
B. Kajian Masalah
dikelola oleh BPJS yang mulai berlaku pada 1 Januari 2014 merupakan
pembayaran paket INA-CBGs untuk rumah sakit dan sistem kapitasi untuk
tenaga kesehatan.
Tingkat kepuasan petugas di RSUD Sinjai yang masih rendah yaitu 66%
(Standar 80%)
Kepuasan Kerja
C. Rumusan Masalah
dengan pihak BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai di era JKN;
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan pihak BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai pada era
JKN;
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
medis merasa puas tentunya kinerjanya pun akan baik, dan akan
rumah sakit.
yang berkualitas dan kompetitif tidak hanya secara lokal, melainkan juga
di tingkat global.
PUSTAKA
A. KEPUASAN KERJA
Menurut Porter yang dikutip dalam buku Sopiah (2008) kepuasan kerja
yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka
terima.
14
15
15
pekerjaan.
dirasakan karyawan atas apa yang dilakukan perusahaan. Arti dari kalimat
Menurut Herzberg seperti yang dikutip oleh Suci (2014), ciri perilaku
berbagai macam faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal.
yang dirasakan.
16
16
tiga teori kepuasan kerja yaitu discrepancy theory, equity theory dan two
factor theory.
Pencetus teori ini adalah Porter (dalam Wexly dan Yulk). Kepuasan
bahwa seseorang seseorang akan merasa puas dalam bekerja jika tidak
dipenuhi.
b. Equity Theory
Prinsip dari teori ini adalah seseorang akan merasa puas atau tidak
suatu keadilan (Equity) atau tidak atas suatu situasi kerja. Perasaan tidak
puas atau puas ini dari seseorang diperoleh dengan cara membandingkan
lain. Unsur utama dari teori ini adalah input (masukan) dan out comes
dengan pembanding. Jika rasio hasil input tidak sama atau tidak seimbang
atau lebih kecil maka akan dirasakan tidak adil. Ketidakadilan dapat terjadi
tidak adil jika pekerja lain dengan kualifikasi yang sama menerima gaji
yang lebih besar atau jika pekerja lebih rendah kualifikasinya menerima
gaji besarnya sama. Demikian pula dirasakan tidak adil bila mendapat
gothe, et all 2007 antara lain insentif dan pendapatan, bentuk dan type
pasien, perawat dan staf non medis, waktu untuk keluarga, waktu luang
Friedberg et. al, (2013) menyatakan terdapat tiga faktor umum yang
a. Achievement
Yang termasuk dalam hal prestasi seperti hasil kerja, jangka waktu
b. Recognitiion
klien, kolega profesional atau publik. Oleh karena itu seseorang yang
itu dalam bekerja. Pengakuan dapat berupa pujian, tanggapan pada tugas
tugas akan disenangi oleh seseorang bila pekerjaan itu sesuai dengan
d. Responsibility
wewenang yang lebih besar dari apa sekedar yang telah diperolehnya.
Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik, tetapi juga
potensi. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang
percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.
e. Advancement
yang tidak hanya dalam hal jenis pekerjaan yang berbeda atau bervariasi,
tetapi juga posisi yang lebih baik. Setiap karyawan menginginkan promosi
jenjang pendidikannya.
dan totalitas merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk menjamin
memecahkan masalah.
23
23
h. Interpersonal relations
didukung oleh suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis, yaitu
i. Supervision technical
setiap karyawan.
j. Working conditions
Kondisi kerja yang aman, nyaman dan tenang serta didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai tentu akan membuat pegawai betah
untuk bekerja.
Dengan kondisi kerja yang nyaman karyawan akan merasa aman dan
produktif dalam bekerja. Kondisi kerja yang termasuk dalam kategori ini
adalah kondisi fisik tempat kerja, jumlah pekerjaan atau fasilitas yang
k. Salary
daya dorong bagi para pegawai agar dapat bekerja dengan penuh
tidak memilki sistem kompensasi yang realistis dan gaji bila digunakan
juga termasuk seluruh hal yang melibatkan kenaikan gaji atau upah atau
m. Status
Status ini dapat mudah diketahui dibandingkan dari faktor yang lain.
beberapa fasilitas.
n. Job security
B. TENAGA MEDIS
(Anireon, 1984).
dimaksud pada ayat (1) huruf (a) terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter
kemuliaan; baik pada kata, sikap maupun tabiat yang dimilikinya. Dokter
kedokteran.
Nomor 11 Tahun 2012, 1), Profesionalitas yang Luhur, 2) Mawas Diri dan
Masalah Kesehatan.
5. Berperilaku profesional
8. Mengembangkan pengetahuan
masyarakat
dan masyarakat
Pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, dari 736 daftar
penyakit terdapat 144 penyakit yang harus dikuasai penuh oleh para
terdapat 275 ketrampilan klinik yang juga harus dikuasai oleh lulusan
program studi dokter. Selain 144 dari 726 penyakit, juga terdapat 261
1. DEFINISI JKN
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
2. MANFAAT JKN
jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non
tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh
BPJS Kesehatan dan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas
masih ada manfaat yang tidak dijamin meliputi: a. Tidak sesuai prosedur;
Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri
NASIONAL
Perubahan ini mencakup filosofi, badan hukum, organisasi, tata kelola dan
prinsip Kendali Mutu dan Kendali Biaya. Dalam rangka menjamin kendali
melalui:
dan/atau
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN,
rujukan yang dikenal selama ini telah dicantumkan dalam SKN tahun
(rehabilitatif) oleh dokter keluarga dan dokter gigi untuk kasus-kasus non
spesialistik.
atas dasar indikasi medis, maka Dokter atau Dokter Gigi akan merujuk
ke Rumah Sakit.
Cost
Tersier DRG/INA
Equity ↓↓ CBG’S
B iaya sangat mahal
Sekunder
Equit y ↓= tergantung income DRG/INA
Biaya mahal CBG’S
(Gatekeeper)
Primer
Equity besar
(aksesibel bagi semua golongan)
Biaya terjangkau Kapitasi
Pay for
Quantitas Performance
(Referensi: Starfield B, 1999)
pertama.
1. TIME
atau melewati Golden Time Standard. Contoh pada demam tifoid : Pasien
perbaikan.
2. AGE
3. COMPLICATION
4. COMORBIDITY
keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat kondisi pasien dari
5. CONDITION
penatalaksanaan
dalam daftar obat Fornas adalah obat yang paling berkhasiat, aman, dan
2014).
INA CBG‟s.
tujuan yang ingin dicapai dari penerapan sistem ini yaitu pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan cost effective. Tidak ada satupun sistem
Diseases (ICD) yang disusun WHO dengan acuan ICD-10 untuk diagnosis
rawat inap dan 288 kode kelompok rawat jalan. Pengelompokan kode
2014).
sama, perbedaannya yaitu pada kelompok kelas rumah sakit. Oleh karena
itu di era JKN rumah sakit harus berlomba untuk meningkatkan akreditasi
42
42
rumah sakit serta pelayanan terhadap pasien. Rumah sakit dituntut untuk
untuk mengurangi variasi pelayanan dan pilih layanan yang paling cost
FKRTL diajukan secara kolektif oleh rumah sakit kepada BPJS Kesehatan
43
43
anggota keluarga.
klaim.
diberikan.
D. MATRIKS JURNAL PENELITIAN
44
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
2 (Kaplan, 2009) Untuk mengetahui a. Persyarata a. Kepuasa Kuesioner a. Dokter menjawab kepuasan kerja a. Populasi penelitian
faktor-faktor n n kerja didistribusik mereka terkait dengan otonomi, semua dokter di
Determi nants determinan administras b. Turnover an pada beban kerja, konflik pada pekerjaan/ Califonia Selatan
of job kepuasan kerja i asoasiasi kehidupan pribadi, pembayaran b. Penelitian ini menilai
satisfaction dan turnover b. Otonomi dokter pada serta kepuasan masyarakat pengaruh 7 variabel
and turnover dokter di c. Kemampua tida b. Semua faktor kecuali beban kerja independen
among University of n untuk kelompok berdampak pada kepuasan kerja terhadap kepuasan
physicians. California, San memberika medis di dokter kerja dan turnover
Diego. n Califonia c. Satu-satunya faktor yang
pelayanan Selatan mempenga ruhi turnover dokter
pasien adalah kepuasan masyarakat
yang
berkualitas
d. Beban
kerja
Konflik pada
pekerjaan/
kehidupan
pribadi
e. Pembayara
n
f. Kepuasan
masyaraka
t
g. Locus of
control
3 (Stoddard et Untuk mengetahui a. Otonomi Kepuasan a. Analisis a. Dokter dengan managed care a. Sampel penelitian
al., 2001) sejauh mana profesional kerja dokter cross rendah lebih puas dibanding kan mewakili satu
otonomi b. Kompensa sectional yang managed care tinggi negara yaitu 12385
Managed care, profesional, si menggun b. Otonomi paling mempengaruhi dokter yang
45
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
professional kompensasi dan c. Managed akan data diantara deteminan kepuasan kerja langsung memberi
autonomy, and managed care care dari lainnya kan pelayanan ke
income effects mempengaruhi 1996-97 c. Ketika managed care/faktor lainnya pasien
on physician kepuasan kerja communit menghilangkan otonomi profesional b. Penelitian ini juga
carrier dokter y tracking maka akan memberikan nilai yang melihat pengaruh
satisfaction study sangat negatif pada kepuasan kompensasi
physician terhadap kepuasan
telephone kerja dokter
survey
study
b. Sampel
mewakili
dokter
satu
negara
4 (Murray et al., Untuk menguji Model praktik a. Kualitas Dua survei a. Dokter di praktek model terbuka dan Penelitian ini fokus pada
2001) perbedaan terbuka- pelaya cross tertutup berbeda secara signifikan pengaruh perbedaan
kepuasan dokter tertutup nan, sectional dalam beberapa aspek kepuasan delivery system
Doctor terkait dengan b. potensi dari dokter, profesional mereka. terhadap kepuasan
Discontent: A model praktik untuk satu b. Pada tahun 1997, Model dokter dokter
Comparison of terbuka-tertutup mencapai dilakukan terbuka kurang puas dibanding kan
Physician tujuan pada tahun dokter model tertutup terkait
Satisfaction in profesio 1986 (studi penghasilan total, waktu luang
Different nal, hasil medis) mereka dan insentif untuk kualitas
Delivery c. waktu dan satu tinggi.
System yang yang c. Secara keseluruhan, dokter pada
Settings, 1986 dihabis dilakukan tahun 1997 kurang puas dalam
and 1997 kan pada tahun setiap aspek kehidupan profesional
dengan 1997 (studi mereka daripada 1986 dokter.
pasien, kinerja d. Perbedaan yang signifikan dalam
46
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
d. total perawatan tiga bidang: waktu yang dihabiskan
pendapa primer di dengan pasien individu, otonomi,
tan dari Massachus dan waktu luang (P≤0,05)
praktek ett)
e. tingkat
otonomi
pribadi,
f. waktu
luang
g. insentif
5 (Konrad et al., Untuk membuat a. Otonomi Kepuasan Menggunak Ada 10 aspek yang paling berpengaruh Penelitian ini memilih 15
1999) dokumen b. Hubungan kerja dokter an dan digunakan sebagai faktor-faktor variabel yang akan diuji
pengembangan dengan penelitian yang mempengaruhi kepuasan kerja : untuk melihat faktor
Measuring konseptual, rekan sebelumnya 1. Otonomi yang paling berpengaruh
Physician Job konstruksi item, (dokter), , kelompok 2. Hubungan terhadap kepuasan kerja
Satisfaction in dan penggunaan c. Hubungan fokus dengan rekan (dokter),
a Changing ahli dalam dengan dokter, 3. Hubungan dengan pasien,
Workplace and merancang pasien, analisis 4. Hubungan dengan staf,
a Challenging langkah-langkah d. Hubungan data 5. Pembayaran,
Environment multidimensi dengan sekunder 6. Sumber daya,
kepuasan kerja staf, dari data 7. Status
dokter dan e. Pembaya survei, 8. Waktu pribadi/ waktu luang
kepuasan global ran, wawancara 9. Dukungan administrasi
yang skala untuk f. Sumber dengan 10. Keterlibatan masyarakat
menilai persepsi daya, informan
pekerjaan dokter g. Status dokter, dan
di seluruh h. Waktu panel
pengaturan dan pribadi/ dokter
spesialisasi. waktu multispesiali
luang s dengan
47
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
i. Dukungan aspek
Administr pekerjaan
asi yang
j. Birokrasi berbeda
k. Pekerjaan dan
l. Hubungan mengemba
dengan ngkan
staf lain pernyataan
(perawat penelitian
dan yang
manaje mewakili
men) aspek
m. Altruisme mereka
n. Persiapan
pendidkan
o. Peranan
pengajara
n
6 (Gothe et al., a. Untuk a. Insentif a. Kepuasa Review Penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian ini bertujuan
2007) mengetahui keuangan n kerja literatur ketidakpuasan dokter memberi dampak melihat faktor-faktor
Job faktor-faktor dan penda terkait internasiona yang serius bagi dokter dan pasien yang berhubungan
Satisfaction yang patan serta dengan l tentang dengan kepuasan kerja
among Doctors mempenga pengaturan dokter masalah dan dampak kepuasan
ruhi kepuasan berdasar b. Kepua pekerjaan kerja terhadap
kerja dan citra kan risiko san kerja dan pelayanan yang terkait
diri profesional kerja terkait kepuasan dengan kualitas
dokter b. Bentuk dan dengan kerja antara pelayanan dan
b. Untuk jenis pelaya dokter, dan pembiayaan
mengetahui organisasi nan citra diri
dampak tempat profesional,
c. Kepuasa
48
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
kepuasan kerja dokter n kerja fokus pada
kerja terhadap c. Kontrol atas terkait studi
pelayanan keputu san dengan tentang
berkaitan klinis- pasien efek dari
dengan medis, kepuasan
kualitas dan kerjasa ma kerja pada
biaya antar dokter pelayanan
perawatan dan kesehatan
manajer
d. Tugas-
tugas
administrasi
dan
kebutuhan
untuk
dokumentas
i
e. Otonomi vs
pengala
man kontrol
eksternal
atas
tindakan
profesional
f. Pelatihan
medis,
pendidikan
lebih lanjut,
dan CME
g. Prestise
prosesional
49
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
dan sosial
dokter
h. Hubungan
dengan
pasien
i. Aspek
sosiodemog
rafi dan
psikososial
7 (Bovier and Untuk mengetahui a. Patient Kepuasan Survei a. Secara umum, dokter lebih puas Penelitian ini khusus
Perneger, faktor predictor care kerja dokter surat/email pada dimensi: patient care, melihat pengaruh 5
2003) yang b. Pekerjaan yang dikirim hubungan profesional dan variabel independen
Predictors of mempengaruhi c. Prestise ke 1.904 penghargaan pribadi (stimulasi terhadap kepuasan kerja
work kepuasan kerja pendapata dokter yang intelektual, peluang untuk dokter
satisfaction dokter n berpraktik di pendidikan kedokteran
among d. Penghar Jenewa, berkelanjutan, kenyama nan di
physicians gaan Swiss dan tempat kerja).
pribadi hanya 1184 b. Skor kepuasan terendah ditemukan
e. Hubungan (59%) yang pada pekerjaan (beban kerja, waktu
dengan menjawab/ yang tersedia untuk keluarga, teman
rekan membalas atau hiburan, stres yang berhubu
profesional ngan dengan pekerjaan, beban
administ rasi) dan pendapatan
8 (Linzer et al., Untuk menilai a. Praktik Kepuasan Menggunak Untuk menilai hubungan antara praktik Penelitian ini menilai
2000) hubungan antara HMO dokter an stratified Health Maintenace Organization, hubungan HMO, time
Managed praktik Health b. Keterbata random keterbatasan waktu dengan kepuasan pressure dan kepuasan
Care, Time Maintenace san waktu sampling dokter kerja dokter
Pressure, and Organization, Survei
Physician Job keterbatasan
Satisfaction: waktu dengan
50
Variabel/ Dimensi Rancangan
Penulis/ Kesimpulan/ Perbedaan dengan
No Tujuan / Metode
Tahun Judul Independen Dependen Hasil Penelitian
penelitian
Results from kepuasan dokter
the Physician
Worklife Study
9 Faktor Yang Untuk menganalisi faktor jasa Kepuasan Menggunak Terdapat beberapa factor yang a. Penelitian ini
Berhubungan factor yang medis, kondisi kerja dokter an mempengaruhi kepuasan kerja dokter menggunakan indicator
Dengan berhubungan kerja, spesialis kombinasi Spesialis Rumah Sakit Islam Sultan faktor jasa medis,
Kepuasan dengan factor kepemimpinan metode Agung Semarang Pasca kondisi kerja,
Kerja Dokter yang dan kuantitatif Implementasi Jaminan Kesehatan kepemimpinan dan
Spesialis mempengaruhi kesempatan dan Nasional antara lain faktor jasa medis, kesempatan promosi
Rumah Sakit Kepuasan Kerja promosi. kualitatif kondisi kerja, untuk menilai
Islam Sultan Dokte dengan kepemimpinan dan kesempatan kepuasan kerja
Agung R pendekatan promosi. b. Hanya menilai
Semarang Spesialis Rumah design kepuasan kerja dokter
Pasca Sakit Islam Sultan cross spesialis saja
Implementasi Agung Semarang sectional c. Menggunakan mixed
Jaminan P study metode
Kesehatan Asca
Nasional Implementasi
Jaminan
JURNAL Kesehatan
KESEHATAN Nasional
MASYARAKAT
(e-Journal)
Volume 4,
Nomor 1,
Januari
2016(ISSN:
2356-3346)
http://ejournal-
s1.undip.ac.id
51
52
BAB III
A. KERANGKA TEORI
A. Aspek B. Atribut Tempat Kerja: C. Perubahan
Sosiodemografik: 1. Bentuk dan type organisasi dimana dokter praktik sistem
1. Usia 2. Lokasi geografis Kesehatan
2. Jenis 3. Kondisi Kerja
4. Insentif dan pendapatan
Kelamin
5. Mekanisme Pembayaran Gaji
3. Asal Lulusan
6. Control over clinic/autonomy
4. Lama 7. Karakteristik Beban Kerja
Kelulusan Beban Administrasi dan kebutuhan dokumentasi
Volume Pasien
8. Pelatihan medis
9. Kesempatan studi lanjut
10. Hubungan Kerjasama
Hubungan antara dokter dan manajer
Hubungan dengan Rekan Kerja
Hubungan dokter dan pasien
11. Waktu yang dimiliki dengan pasien
12. Waktu untuk keluarga
13. Waktu luang dengan teman
14. Penghormatan dan Penghargaan sosial
Hasil rangkuman dari berbagai penelitian ataupun kepustakaan mengenai kepuasan kerja dan JKN
Sumber: (Spector. 1997), (Friedberg, et all. 2013), (Beimg, et all. 2013), (Grewboski, et all. 2005),
(Bahan Paparan JKN dalam SJSN. 2013), (Permenkes RI Nomor 71 Tahun 2013)
52
53
B. KERANGKA KONSEP
Jaminan Kesehatan
Nasional
1. Penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan
a.Sistem Rujukan Terpadu
b.Rujukan Balik
Kerja Tenaga
c. Clinical Pathway Medis
d. Formularium Nasional
2. Sistem Kerjasama
Faskes dan BPJS
3. Sistem Pembayaran:
Keterangan :
Variabel Independen :
Variabel Dependen :
54
No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat ukur/instrument Hasil ukur
2. Kepuasan tenaga Kepuasan tenaga medis terhadap Wawancara Pedoman wawancara Gambaran
medis terhadap sistem kerjasama RS dan BPJS mendalam dan dokumen/data informasi tentang
sistem kerjasama merupakan kepuasan yang dan telaah sekunder yang kepuasan tenaga
RS dan BPJS dirasakan oleh dokter/dokter dokumen/data berkaitan dengan medis terhadap
gigi/dokter spesialis terhadap sekunder variabel. sistem kerjasama
hubungan kerja yang terjalin antara RS dan BPJS
pihak RSUD Sinjai dengan pihak
BPJS. Hubungan kerja hendaknya
saling menguntungkan dua pihak,
hubungan kerja yang diharapkan
dapat terjalin komunikasi yang baik
antara tenaga medis/manajemen RS
dengan pihak BPJS, adanya
sosialisasi terkait peraturan BPJS
bila terdapat aturan baru atau
terdapat perubahan peraturan BPJS
yang berlaku serta dapat saling
mendukung satu sama lain sehingga
pihak-pihak yang menjalin kerjasama
dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik.
55
No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat ukur/instrument Hasil ukur
3. Kepuasan tenaga Kepuasan tenaga medis terhadap Wawancara Pedoman wawancara Gambaran
medis terhadap sistem pembayaran meliputi mendalam dan dokumen/data informasi tentang
dan telaah kepuasan tenaga
sistem kepuasan terhadap transparansi sekunder yang berkaitan
dokumen/data medis terhadap
pembayaran keuangan pembagian jasa medis, sekunder dengan variabel. sistem
besaran jasa medis pasien BPJS pembayaran
56
BAB IV METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari
berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang
disebut kasus adalah hal yang aktual (real-life events), yang sedang
kepuasan kerja tenaga medis di RSUD Sinjai pada era jaminan kesehatan
57
58
58
dari perspektif mereka sendiri. Saya dapat merasakan apa yang mereka
belum pernah saya ketahui sama sekali karena penulis tidak memiliki
tempat atau lokus tertentu, dan dalam waktu tertentu. Karena wilayah
karena itu tidak memerlukan populasi dan sampel. Namun demikian, untuk
temuan yang dapat berlaku di tempat lain jika ciri-ciri dan kondisinya sama
atau mirip dengan tempat di mana penelitian dilakukan, yang lazim disebut
sebagai transferabilitas.
59
59
1. Lokasi Penelitian
dengan pertimbangan:
2. Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Situasi Sosial
dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Umum
yang diperoleh dari informan. Informan dalam penelitian ini adalah tenaga
medis yang terdiri dari dokter,dokter gigi,dokter umum spesialis dan dokter
responden dalam penelitian ini terdiri dari direktur RSUD Sinjai, kabid
baik substansi persoalan yang sedang diteliti dalam penelitian ini sehingga
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti
dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian serta data pribadi
dengan penelitian.
RSUD Sinjai.
2. Data Sekunder
Sinjai adalah data jumlah kunjungan pasien rawat jalan, data jumlah
penelitian.
sebagai berikut :
F. INSTRUMEN PENELITIAN
mengenai kepuasan tenaga medis pada era JKN di RSUD Sinjai yang
ini.
penelitian kuantitaif, oleh karena itu agar validitas data tetap terjaga perlu
(Denzin, 1989).
64
64
1. Triangulasi metodelogis
2. Triangulasi Sumber
lagi, sampai tahap tertentu hingga diperoleh data yang dianggap kredibel.
menurut Miles dan Hubermen meliputi tiga tahap, yaitu : (a). Tahap
reduksi data (b). Tahap penyajian data (c). Tahap penarikan kesimpulan
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk uraian
penelitian.
66
66
yang disampaikan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
data berikutnya. Tapi bila telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya. Penarikan kesimpulan
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Penelitian ini lebih berfokus pada Poliklinik Rawat Jalan, Instalasi gawat
darurat, Bagian Rekam Medis, instalasi Farmasi & Gudang Obat, serta
67
68
68
Dari hasil penilaian KARS dalam survey real akreditasi rumah sakit di
RSUD Sinjai yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2017 RSUD Sinjai
1997 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Dokter dan Rumah Sakit,
dokter dan rumah sakit diwajibkan mengadakan perjanjian tertulis; dan ini
digaji rumah sakit), dokter paruh waktu (hanya berpraktek dengan jadwal
69
69
tertentu di rumah sakit), serta dokter tamu (hanya merawat pasien tanpa
orang spesialis anastesi, 3 orang dokter gigi, dan 6 orang dokter umum.
B. Karakteristik Informan
kepala bagian farmasi dan tenaga medis yang melayani pasien BPJS.
Adapun jenis kelamin informan terdiri dari sembilan orang perempuan dan
satu orang, 31- 40 tahun berjumlah tujuh orang, dan diatas 41 tahun
70
70
dan informasi yang kemungkinan tidak diperoleh dari satu informan saja
Lama
Kode Jenis
No Usia Pendidikan Jabatan Kerja
Informan Kelamin
(Tahun)
Profesi dokter
8 ML L 35 Thn DPJP Anastesi 1
Spesialis
Profesi dokter DPJP
9 MI L 40 Thn 2
Spesialis Radiologi
DPJP Poli
Umum &
profesi dokter, Pemeriksa
10 NW P 40 Thn 7
S2 Klaim Pasien
BPJS RSUD
Sinjai
11 AR P 31 Thn profesi dokter Dokter UGD 6
Profesi dokter
12 IS P 44 Thn DPJP THT 6
Spesialis
Ka.Bid
profesi dokter
12 AFY P 32 Thn Pelayanan 3
gigi
Medik
Ka. Bid
13 AM P 47 thn Strata 1 15
Keuangan
Ka.Instalasi
14 AY P 36 Thn Strata 1 13
Farmasi
Petugas
15 HS P 27 Thn Strata 1 5
Sisrute
C. Hasil Penelitian
(TA, 48 Tahun)
“.. Dari segi spesialistik, sudah betul dirujuk ke rumah sakit,
tapi kadang-kadang justru tidak dirujuk sampai usus
buntunya sudah perforasi baru dirujuk ke rumah sakit, dan
terkadang ganti perban atau buka jahitan masih dirujuk ke
rumah sakit mungkin karena alat-alat atau bahan habis pakai
tidak tersedia di puskesmas..”
(ITJ, 49 Tahun)
73
73
yang ditemukan pada beberapa rekan dokter dari FKTP merujuk karena
FKTP. Berikut ini contoh Salah satu surat rujukan yang diberikan dokter
Gambar 5. Surat rujukan dari FKTP dengan diagnose yang masih bias
ditangani di FKTP di rujuk ke RS karena kendala alat dan
bahan medis
74
74
masih masuk ke dalam 155 penyakit yang bisa ditangani di FKTP harus
(Gambar 6).
rujukan ini dapat dilihat pada rujukan yang tidak sesuai dengan indikasi
rujukan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.5 tahun 2014
yang tidak dapat ditangani di FKTP dimana kasus tersebut harus ditangani
oleh speasialistik.
Berikut surat rujukan dari FKTP yang termasuk dalam 155 diagnosa
Hal ini didukung oleh hasil temuan dokumen kedua yaitu terdapat
kurang lebih 263 kasus non spesifik pada tahun 2016 yang sebenarnya
masih bisa ditangani di FKTP namun di rujuk Ke rumah sakit. Kasus non
76
76
ditangani di FKTP
tersedia.
77
77
tersebut masih masuk dalam daftar 155 penyakit yang masih bisa
puskesmas tidak tersedia alat USG. Berikut surat rujukan dari FKTP.
mengetahui rumah sakit mana dan rumah sakit yang akan menerima
sudah tahu keadaan pasien yang akan dikirim, dan juga memberikan
menangani Sisrute, waktu konfirmasi dari rumah sakit rujukan masih lama,
pasien saat ini, perawatan yang telah dilakukan, hasil pemeriksaan yang
dari rumah sakit tempat merujuk, ketika tidak ada jawaban selama 10
melalui telepon.
Pada saat petugas melihat info terbaru data rujukan pada Sistem
rumah sakit tersebut melalui telepon, dan saat dikonfirmasi lewat telepon
observasi :
dibawa ke rumah sakit manapun, tapi sekarang pihak rumah sakit harus
adalah tidak ada kamar untuk pasien rujukan.Hal ini menjadi kendala
keluarga pasien.
(YA, 38 Tahun)
dituju umumnya tidak tersedia tempat tidur, hal ini didukung hasil
ketidaktersediaan kamar.
TA
YA
Ambulans harus
dibayar sebelum
pasien dirujuk
AFA
ITJ
IS
Prosedur rujukan
bertele-tele AFA
AFY
Kamar rs tempat NW
rujukan sering full
HS
rujukan pasien pada era JKN karena data pada Sisrute yang di sajikan
sakit rujukan baru pasien bisa di rujukan dan masih ada beberapa
kurang puas terhadap sistem rujukan terpadu pada era JKN di RSUD
balik tenaga medis merasa cukup terbantu, dokter yang merujuk dapat
balasan rujukan dari dari rumah sakit lanjutan terhadap pasien yang telah
tersebut :
rujuk balik
dokter untuk mengisi lembaran rujuk balik pasien seperti tidak menuliskan
kurang maksimal.
Surat rujukan balik tidak seragam dari FKTP / tidak tersedia surat rujukan
balik
rujukan dari FKTP ke RSUD Sinjai memiliki format lembaran rujukan balik
yang tidak sama atau bahkan tidak disertai dengan lembar rujukan balik.
Pasien tidak memberi lembar rujukan yang diberikan dari faskes yang
(YA, 38 Tahun)
87
87
bisa lanjut pengobatan di FKTP harus kembali dirawat lagi ke rumah sakit
YA
Terbatasnya persediaan
obat di puskesmas TA
ITJ
AFY HK
mudah.
balik, karena sistem rujuk balik sangat baik karena dengan sistem rujukan
balik ini ada hubungan komunikasi antara fasyankes tingkat pertama dan
bersama.
diagnosis penyakit
clinical pathway, dalam setahun, maka setiap tahun rumah sakit harus
„‟.. Eee begini kita kan belum membuat semua CP, saya
yakin tidak adapi rumah sakit yang 100 persen Clinical
pathwaynya kan banyak sekali toh CP yang harus dibuat.
Setiap tahun pimpinan menetukan paling sedikit lima area
prioritas yang kita buat. Penentuan area prioritasnya itu
90
90
berdasar high risk, high volume dan high cost. CP itu harus
spesifik atas diagnosa jadi misalnya DM plus luka diabetik
kan beda lagi CPnya kan, yang baru kita buatkan baru
diagnosa DM.. “
(AFY, 32 Tahun)
Pada era JKN sebagian rumah sakit fokus untuk melakukan kendali
AA Melibatkan semua
PPA dalam
penyusunan RAS
Clinical Pathway
YA
TA
Kondisi pasien tidak
sesuai Clinical
ITJ Pathway
AFA
ML Clinical pathway
dilaksanakan untuk
efisiensi dana
HK
MI
Belum dilaksanakan
karena belum ada
IS ahlinya AFY
Belum
melibatkan
semua
berbagai keluhan tenaga medis yang ada dalam penelitian ini tenaga
Fornas
dengan formularium rumah sakit, bila ditemukan resep yang tidak masuk
dalam formularium rumah sakit atau stok obat yang tertulis di resep tidak
terapi RSUD Sinjai 2017, yang mana panitia farmasi dan terapi ini
bertugas untuk menerima usulan daftar obat yang dibutuhkan oleh tenaga
Gambar 15. Surat Keputusan tentang Formularium Obat Rumah sakit. &
SK Pengangkatan Panitia Farmasi dan Terapi RSUD SInjai
94
94
obat yang akan disediakan diluar fornas kemudian disetujui oleh direktur
dokumennya :
Formularium Nasional.
96
96
dinilai sudah cukup baik dan cepat tanggap, obat , alat atau bahan medis
yang tidak ada akan segera dipenuhi oleh rumah sakit , karena pihak
rumah sakit memiliki bentuk kerjasama dengan pihak luar seperti apotek
luar jika ada obat yang tidak tersedia di rumah sakit , kecuali untuk bahan
obat dan bahan medis Triwulan I di RSUD Sinjai, berada pada tingkat
99%. Hal ini dapat dilihat pada grafik ketersediaan obat sesuai standar
AA YA
RS menyediakan
ITJ obat yang tidak
masuk dalam
TA
RAS
AFA
HK Fornas harus di
revisi sesuai
kebutuhan RS ML
AR
IS
AFY Kesediaan
obat terbatasi
AM
AY
karena tidak semua obat yang diperlukan masuk dalam daftar fornas. Dari
sub spesialistik yang terdiri dari rawat jalan tingkat lanjutan, rawat
kutipannya :
“Bagus, menguntungkan”
(HK,45)
BPJS yang masih berada dalam lingkungan RS, dan adapula yang
(TA,48 Tahun)
Sinjai :
AA TA
YA HK
PUAS
ITJ ML
AR NW
IS AFY
hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa tenaga medis cukup puas
104
104
104
komunikasi antara tenaga medis dengan pihak BPJS namun tidak puas
rujukan tingkat lanjutan dengan sistem paket INA CBG‟s. BPJS Kesehatan
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim
standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam hal tidak
Pembagian jasa medis, Besaran jasa medis yang diterima dan masalah
pembagian jasa medis, semua pihak dan tenaga medis diundang untuk
105
105
105
Keputusan Direktur.
56%, dan dari 56% itu sudah ditentukan persentase besaran jasa yang
kerjanya. Pada saat pembagian jasa medis, tenaga medis pun diberikan
pasien BPJS
besaran jasa medis yang diterima oleh tenaga medis. Tarif INA CBGs
(HK, 45 Tahun)
dokter era JKN karena paket INA CBGs yang dibayarkan oleh BPJS
secara paket pada setiap peserta tanpa melihat tindakan dan hari
pada besaran nilai klaim RS yang diterima atas pasien BPJS. Sebagian
daripada sebelumnya.
„‟.. Kalau mau jujur yah, lebih besar pendapatan rumah sakit
setelah kerjasama dengan BPJS..‟‟
(AFY, 32)
besaran jasa yang diterima di era JKN bila dibandingkan dengan sistem
pembayaran sebelum era JKN. Keluhan ini muncul dari tenaga medis
pasien. Rendahnya jasa medik dokter apalagi bila dibandingkan saat fee
menurun kepuasannya.
pembayaran jasa medis sering kali terlambat, menurut informan hal ini
Jumlah ini dirasa masih kurang untuk melakukan verivikasi klaim pihak
RSUD Sinjai.
rumah sakit dan verifikator BPJS Kesehatan, hal ini juga membuat
verifikasi klaim jadi lama meski pencairan klaim 15 hari setelah berkas
dengan tranparansi jasa medis, namun dalam besaran jasa medis dan
D. Pembahasan
Rumah Sakit sebenarnya memiliki fungsi sosial yaitu antara lain dengan
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
harus bisa untung dengan kondisi pembayaran klaim yang minim dan
bermutu.
pekerjaan atau prestasi yang telah dicapai dalam suatu pekerjaan yang di
selesaikan.
2005).
alasan seperti : dokter lebih menyukai bentuk kerja sama hospital based
sarana yang lengkap dan siap pakai. Dalam hal ini hubungan yang baik
dan sistem yang kondusif akan menjembatani dokter dengan rumah sakit.
pasien meskipun dokter dibantu oleh tenaga medis yang lain. Dokter
mempunyai peran sentral dalam membentuk citra dan kinerja rumah sakit,
berdampak positif bagi rumah sakit itu sendiri dan begitu juga sebaliknya.
bahkan tidak jarang misinya tidak sejalan dengan manajemen rumah sakit.
yang sudah ditetapkan. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam rumah sakit
serta harapan karirnya tidak selalu sejajar atau sama dengan tujuan
rumah sakit tempat mereka bekerja dan secara historis peran dokter
1997 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Dokter dan Rumah Sakit,
dokter dan rumah sakit diwajibkan mengadakan perjanjian tertulis; dan ini
kemitraan dokter dan rumah sakit ke dalam dokter tetap, dokter honorer /
sistem rujukan ini dapat dilihat pada rujukan yang tidak sesuai
FKTP dimana kasus tersebut harus ditangani oleh speasialistik. Hal ini
besar waktu yang digunakan untuk praktek, semakin tidak ada waktu
kelelahan kerja.
kesehatan secara vertikal dalam arti dari fasilitas yang lebih rendah ke
internet, keterlembatan respon dari rumah sakit rujukan. Hal lain yang
rumah sakit tempat rujukan tidak memiliki kamar kosong yang bisa
digunakan. Data pada Sisrute sering kali tidak diperbaharui. Selain itu
sistem rujukan saat ini sangat bertele-tele termasuk untuk pasien UGD
lagi. Hal ini tentunya menjadi beban tersendiri bagi para tenaga medis.
118
118
118
Pola rujukan yang ada dalam JKN juga perlu dibenahi. Saat ini,
bagi peserta JKN. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, karena UU
JKN.
119
119
119
atau miskin (UU RS No. 44/2009 Pasal 29 Ayat (1) huruf e yang
untuk pasien JKN hanya dapat kita temukan dalam Permenkes Nomor
oleh rumah sakit” pada poin terakhir yaitu poin ke-7: ” Memberikan
waktu satu hari dilakukan pada hari yang berbeda, tidak melakukan
kuota kamar untuk pasien peserta JKN-KIS dan pasien umum sesuai
masih ada.
inap.
perawatan satu tingkat lebih tinggi dari kelas rawat inap yang menjadi
sudah tiga hari masih belum ada tempat tidur yang kosong sesuai
untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang setara atau jika tidak,
121
121
121
hak peserta penuh dan kelas satu tingkat di atasnya juga penuh, maka
peserta dapat dirawat di kelas satu tingkat lebih rendah, paling lama
sudah ada tempat tidur yang kosong sesuai kelas haknya. Namun,
apabila kamar perawatan kelas hak peserta tetap penuh, dan peserta
tetap dirawat di kelas yang lebih rendah kelasnya itu, maka BPJS
di atas kelas haknya pada rumah sakit atau FKRTL yang bekerjasama
BPJS
Kesehatan, 2015a).
tenaga medis yang telah merawat pasien melalui telepon bila mereka
berlanjut.
sistem rujukan. Koordinasi yang lebih baik antara dokter yang merujuk
2000)
Adjidarmo.
oleh pasien bpjs agar lebih mudah dan cepat mendapatkan pelayanan
program rujuk balik pasien tidak harus selalu dirujuk ke rumah sakit
tenaga medis di FKTP sesuai dengan surat rujuk balik dari dokter
ke rumah sakit.
126
126
126
(Iroth, 2016).
dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.
(Firmananda, 2007).
bukan hanya atas dukungan dan sikap pimpinan, tetapi juga oleh staf
2001)
lainnya yang terdiri atas perawat, bidan, farmasi, serta komite medik
nantinya.
kreativitas.
perusahaan.
pekerjaan.
Formularium Nasional
karena persepsi tentang manfaat dan mutu obat Fornas masih rendah
(Herti, 2014).
kesediaan alat dan bahan medisnya, karena jika terdapat bahan atau
bahwa unsur utama dari kepuasan kerja adalah input (masukan) dan
untuk bekerja.
kinerja dan mutu pelayanan di rumah sakit. Untuk itu kepuasan kerja
kerja.
karyawan.
kerja yang sedang cenderung memiliki kepuasan kerja yang puas, dan
kurang puas.
tersebut.
itu sudah berjalan. Pihak BPJS juga dalam hal penyebaran informasi
karyawannya.
yang baik antar keduanya. Dari penelitian ini dalam hal komunikasi
rumah sakit maupun dengan tenaga medis lancar tidak ada kendala.
jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau
terhadap kerja.
semakin besar jasa pelayanan yang diterima maka semakin puas pula
di RSUD Sinjai, menurut tenaga medis Tarif INA CBGs yang dianggap
BPJS.
puas dalam bekerja jika tidak ada perbedaan antara yang diinginkan
besar dari yang diinginkan maka orang akan menjadi lebih puas
kondisi aktual yaitu meliputi kondisi fisik, sosial, psikis dan finansial
paket INA CBGs yang dibayarkan oleh BPJS secara paket pada
setiap peserta tanpa melihat tindakan dan hari rawatnya. Selain itu,
jasa medis yang mengacu pada tarif INACBG‟s. Perbedaan tarif yang
Center). Pada bulan bulan Mei 2014 sudah disepakati perbaikan tarif
spesialis)
sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja
yang semakin baik. Imbalan dari kerja banyak bentuk dan tak
karyawan.
142
142
142
medik dokter apalagi bila dibandingkan saat fee for service menjadi
kepuasannya.
didapatkannya.
sama atau tidak seimbang atau lebih kecil maka akan dirasakan tidak
dengan kualifikasi yang sama menerima gaji yang lebih besar atau jika
143
143
143
perawat dan staf lainnya dan pihak manajemen rumah sakit. Adanya
tubuh dari sistem ini terdiri dari grade dan kelompok jabatan. Dengan
pola ini, seluruh pendapatan RS akan masuk dalam satu pot dan
ada lagi istilah jasa pelayanan, jasa medis, jasa obat dan sebagainya.
pembayaran tenaga medis dan pihak rumah sakit, serta tenaga profesi
tenaga medis dapat tahu besaran jasa yang akan diterima sesuai
beban kerja.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Meutiah & Ishak (2015)
ekonomi, social dan politik yang tepat waktu dan terpercaya, yang
prinsip, tradisi dan cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para
pembayaran jasa yang mereka terima. Hal ini sesuai dengan teori
pada pekerja.
dokter merasa tidak puas terhadap besaran jasa medis yang diterima
Hal ini sesuai dengan prinsip dari teori Equity yaitu seseorang
tidak atas suatu situasi kerja. Perasaan tidak puas atau puas ini dari
dengan individu lain yang sejenis di dalam organisasi yang lain. Pada
sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja
lama.
C. Keterbatasan Penelitian
sebelumnya.
151
151
151
BAB VI
A. KESIMPULAN
rujukan.
kebutuhan RS.
B. SARAN
Sakit.
bervariatif.
regulasi disosialisasikan.
157
158
158
158
Lumley, E. J., Coetzee, M., Tladinyane, R., & Ferreira, N. 2011. Exploring
The Job Satisfaction And Organisational Commitment Of Employees
In The Information Technology Environment. Southern African
Business Review, 15(1), 100–118.
Meutuah, Latifah.D. & Saifuddin, I., 2015. Analisis Kepuasan Dokter
Spesialis Terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Tahun 2014. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. 15(1):9,15,17.
Munyewende, P. O., Rispel, L. C., & Chirwa, T. 2014. Positive Practice
Environments Influence Job Satisfaction Of Primary Health Care
Clinic Nursing Managers In Two South African Provinces. Human
Resources For Health, 12(1), 27
Kepada Yth,
……………………………….
(Informan)
Di
Sinjai
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penulisan tesis mahasiswa Program Studi Magister Administrasi
Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin atas nama:
Adapun waktu dan tempat wawancara menyesuaikan dengan jadwal bapak/ibu semoga
berkenan,Informed Consent penelitian dan panduan pertanyaan terlampir. Atas
perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.
Salam Hormat,
1
Lampiran 1
Ibu/Bapak/Sdr. Perkenalkan nama saya Nur Fadhilah Arifin dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin (UNHAS). Saat ini kami sedang melakukan
pengumpulan data untuk penulisan tesis dengan judul ” KEPUASAN KERJA TENAGA
MEDIS PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SINJAI TAHUN 2017”. Terkait dengan penelitian tersebut, kami ingin
melakukan wawancara dengan Ibu/Bapak/Sdr. Kalaupun Ibu/Bapak/Sdr bersedia untuk
diwawancarai, Ibu/Bapak/Sdr tidak wajib untuk menjawab semua pertanyaan dari kami.
Kami menjamin untuk menjaga kerahasiaan data yang Ibu/Bapak/Sdr berikan dan
hanya menggunakannya untuk tujuan penelitian saja. Bahkan nama Ibu/Bapak/Sdr
tidak akan kami berikan kepada siapapun.
Sebelumnya kami mohon maaf karena menyita waktu Ibu/Bapak/Sdr. Wawancara ini
akan memakan waktu kurang lebih 60 menit. Dari wawancara ini, Ibu/Bapak/Sdr tidak
akan menerima risiko atau keuntungan apapun.
Apakah Ibu/Bapak/Sdr dapat memahami penjelasan kami? Jika Ya, bolehkah kami
memulai wawancara? Bila dalam proses wawancara, Ibu/Bapak/Sdr merasa keberatan
dengan pertanyaan tersebut anda diperbolehkan untuk tidak menjawabnya.
Jika nanti Ibu/Bapak/Sdr merasa tidak diperlakukan dengan sopan atau adil, atau
Ibu/Bapak/Sdr memiliki pertanyaan, Ibu/Bapak/Sdr dapat menghubungi :
2
Lampiran 1
3
Lampiran 1
4
Lampiran 1
5
Lampiran 1
6
Lampiran 1
7
Lampiran 1
8
Lampiran 1
9
Lampiran 1
10
Lampiran 1
11
Lampiran 1
12
Lampiran 1
13
Lampiran 1
14
Lampiran 1
15
Lampiran 1
16
Lampiran 1
17
Lampiran 1
18
Lampiran 1
19
Lampiran 2 Pedoman Pengambilan Data
a. Petunjuk
1. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada informan atas kesediannya meluangkan
waktunya untuk diwawancarai
2. Menjelaskan tentang maksud dan tujuan wawancara
3. Menyampaikan kepada informan bahwa wawancara ini akan menggunakan alat bantu
rekam untuk membantu ingatan pewawancara
b. Pelaksanaan Wawancara
1. Perkenalan
a. Perkenalan dari pewawancara
b. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara kepada informan
c. Meminta kesediaan informan untuk diwawancarai
d. Memberi jaminan bahwa hasil wawancara hanya untuk penelitian dan dijamin
kerahasiannya
2. Wawancara
a. Meminta izin untuk memulai wawancara yang dibantu dengan alat wawancara
b. Melakukan wawancara sesuai dengan isi wawancara yang telah disusun
c. Selesai wawancara, mengucapkan terima kasih dan mohon diri
1
Lampiran 2 Pedoman Pengambilan Data
2
Lampiran 2 Pedoman Pengambilan Data
3
Lampiran 2 Pedoman Pengambilan Data
4
Lampiran 2 Pedoman Pengambilan Data
B. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Observasi akan ditempuh dengan cara melihat pelaksanaan rujukan seperti
bagaimana prosedur ketika ada pasien RSUD SInjai yang akan di rujuk, bagaimana
pelaksanaan rujukan balik dari Rumah sakit sinjai ke PPK I, ketersediaan formulir
rujukan balik dari RS sinjai ke faskes yang merujuk, bagaimana rujukan balik dari
RS lain ke RS Sinjai, bagaimana komunikasi antara dokter dengan pihak BPJS.
Bagaimana proses sosialisasi mengenai informasi baru atau peraturan BPJS. Hasil
observasi nantinya akan dibandingkan dengan hasil wawancara.
Waktu : ....................................
Bagaimana komunikasi
antara dokter dengan pihak
BPJS
proses sosialisasi mengenai
informasi baru atau
peraturan BPJS
5
Lampiran 3. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Observasi akan ditempuh dengan cara melihat pelaksanaan rujukan seperti
bagaimana prosedur ketika ada pasien RSUD SInjai yang akan di rujuk, bagaimana
pelaksanaan rujukan balik dari Rumah sakit sinjai ke PPK I, ketersediaan formulir
rujukan balik dari RS sinjai ke faskes yang merujuk, bagaimana rujukan balik dari
RS lain ke RS Sinjai, bagaimana komunikasi antara dokter dengan pihak BPJS.
Bagaimana proses sosialisasi mengenai informasi baru atau peraturan BPJS. Hasil
observasi nantinya akan dibandingkan dengan hasil wawancara.
Tanggal : 07 / 04 / 2017
Waktu : 10.00 – 14.00
Tempat Observasi : UGD, Poliklinik, Loket Registrasi, Rekam medik
ketersediaan formulir
rujukan balik dari RS
sinjai ke faskes yang
merujuk
Lampiran 3. Lembar Observasi
proses sosialisasi
mengenai informasi
Tidak ditemukan pada saat penelitian berlangsung
baru atau peraturan
BPJS
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
STUDI DOKUMENTASI
Rujukan Pasien BPJS dari PPK I ke RSUD SInjai karena tidak mampu menegakkan diagnose
karena ketidak tersediaan alat USG di Puskesmas
1
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
Rujukan Pasien BPJS dari PPK I ke RSUD SInjai dengan diagnose yang masih masuk ke dalam
daftar 155 penyakit yang masih bisa di tangani di PPK I
2
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
Rujukan Pasien BPJS dari PPK I ke RSUD Sinjai yang dirujuk karena permasalahan obat dan
alat yang tidak tersedia
3
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
4
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
5
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
6
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
7
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
8
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
9
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
10
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
11
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
Evaluasi ketersediaan Peralatan Alat Kesehatan dan obat untuk memenuhi Kebutuhan Pasien
berdasarkan laporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Triwulan I tahun 2017
12
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
13
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
14
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
15
Lampiran 4. Dokumentasi Telaah Dokumen
Formularium Pengajuan permintaan Obat yang tidak terdaftar dalam Formularium Rumah Sakit
dan Daftar Usulan Obat yang telah disetujui
Penggunaan obat diluar fornas berdasarkan pengajuan Dokter Penanggung jawab ke Ketua
Panitia Farmasi dan Terapi RSUD Sinjai, kemudian dirapatkan secara bersama antara dokter Penanggung
jawab, bagian Farmasi, serta Komite Medik, kemudian ketua Komite Farmasi dan Terapi membuat
rekomendasi yang akan disetujui oleh Direktur Rumah sakit.
16
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 2. Wawancara mendalam dengan DPJP Saraf/ ketua medik RSUD Sinjai
1
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
Gambar 3. Wawancara mendalam dengan DPJP THT/ Ketua panitia Farmasi dan Terapi RSUD Sinjai
2
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
3
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
4
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
Gambar 10. Wawancara mendalam dengan Dokter Poli umum/ verivikator Internal BPJS RSUD Sinjai
5
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
6
Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara Mendalam
Gambar 13. Wawancara mendalam dengan kepala bagian Pelayanan dan Keperawatan
7
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
KEPUASAN KERJA TENAGA MEDIS PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SINJAI TAHUN 2017
1
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
2
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
3
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
4
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
5
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
6
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
7
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
8
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
9
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
10
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
11
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
12
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
13
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
Kepuasan AA, 54 dalam rangka akreditasi juga ada Enam informan mengatakan Pelaksanaan Clinical
terhadap kaitannya dengan JKN atau bpjs jadi bahwa cukup puas dengan phatway menurut informan
pelaksanaan diharapkan setiap dokter itu pelaksanaan clinical pathway, sudah puas, tidak merasa
Clinical Pathway membuat clinical pathway , clinical tidak merasa kebebasan kebebasan autonominya
pathway itu supaya ada panduan autonominya terbatasi dengan terbatasi dengan adanya
dalam memberikan penanganan adanya clinical pathway karena clinical pathway karena
kepada pasien yang masuk kedalam penyusunannya melibatkan penyusunannya
rumah sakit. semua anggota PPA melipatkan semua profesi
Dalam penyusunan clinical pathway pemberi asuhan. Namun
kita melibatkan semua PPA (Profesi Lima informan mengatakan dalam pelaksanaannya
pemberi asuhan) jadi kita libatkan bahwa kurang puas dengan CP kadang tidak sesuai
semua dalam misalnya kita membuat karena banyak pasien yang dengan prosedur karena
cp diabetes melitus atau dm tipe 2 mengalami konplikasi yag kondisi pasien yang
kita libatkan semua PPA melibatkan perawatan dan pengobatannya kadang mengalami
14
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
15
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
16
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
17
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
18
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
19
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
Kepuasan AA, 54 Kita memang sudah ada surat Sembilan informan RSUD Sinjai sudah
terhadap edaran dari eeee dikeluarkan dari mengatakan bahwa rumah menerapkan resep sesuai
Formularium rumah sakit semua dokter harus sakit sudah menyediakan obat dengan Formularium
Nasional meresepkan obat yang berada atau yang tidak masuk dalam daftar Nasional namun masih
terdaftar di dalam formularium rumah formularium nasional banyak obat yang
sakit. Formularium rumah sakit itu dibutuhkan RS yang tidak
mengadopsi formularium nasional. Lima informan mengatakan termasuk dalam fornas
Alhamdulillah selama ini sudah bahwa formularium nasional sehingga ketersediaan
mencukupi harus direvisi setiap tahunnya obat terbatasi jadi perlu
Dari ketersediaannya alat kesehatan sesai dengan kebutuhan RS untuk melakukan revisi
20
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
21
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
22
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
23
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
24
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
25
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
26
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
27
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
28
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
29
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
30
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
31
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
32
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
Kerjasama RS AA, 54 Kerjasamanya itu BPJS sebagai Sepuluh informan mengatakan Kerjasama Rumah Sakit
dengan BPJS pihak asuransi dan RS sebagai puas dengan kerjasama rumah dengan BPJS sudah
pemberi layanan kesehatan. Jadi sakit dengan BPJS terjalan baik namun ada
Kita melayani pasien-pasien BPJS informan yang merasa
dan setelah kita mengklaim ke pihak Dua informan mengatakan kurang puas karena
BPJS, dan Pihak BPJS bahwa kurang puas dengan menganggap kerjasama ini
membayarkan sesuai dengan nilai kerjasama rumah sakit dengan hanya menguntungkan
33
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
34
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
35
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
36
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
37
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
38
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
39
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
40
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
41
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
42
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
43
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
AFA,37 Transparan
HK,45 Proposi sudah didiskusikan,
MI,40 Transparan karena dokter diundang
NW,40 Semua kebijakan yang ada itu sudah
kesepakatan bersama, hasil rapat
bersama jadi yah pasti puasmi. Jadi
ditimbang-timbang memang mi dari
awal sebelum ditetapkan. Kalau ada
44
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
45
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
46
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
47
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
48
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
Besaran Paket AA, 54 Mengenai pembayaran jasa medis Enam informan mengatakan Besaran paket jasa medis
jasa Medis yang untuk dokter, pembagian sudah bahwa puas dengan besaran yang di terima dokter
diterima ditentukan oleh bagian kesehatan paket jasa medis yang diterima kadang tidak sesuai
49
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
50
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
51
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
52
Lampiran 6.Matriks Analisis isi (Content Analysis)
53
Lampiran 12. Surat Penugasan Seminar Hasil Penelitian
Lampiran 13. Daftar Riwayat Hidup