KELOMPOK 5
2015
PENYUSUN
KELOMPOK 5
8. CAHYANINGSIH E 201510420311075
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada anggota
kelompok 5 sehingga dapat melaksanakan tutorial kedua ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kelompok 5 mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ibu Rani Rakhmawati, S.Kep.Ns selaku dosen fasilitator untuk kelompok 5 atas
bimbingan, pengarahan, dan saran yang telah diberikan kepada kelompok 5 dalam kegiatan
tutorial yang berlangsung.
Kelompok 5 menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan tutorial ini. Maka
dari itu, saran, kritik dan bimbingan yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca
sekalian untuk melaksanakan tutorial kami berikutnya.
Kelompok 5
3
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI..................................................................................................................................4
1.1. Diagnosa...........................................................................................................................5
1.2. Teknik relaksasi..............................................................................................................5
1.3. Analgesik..........................................................................................................................5
1.4. Antibiotik.........................................................................................................................5
1.5. Apendiktomi....................................................................................................................5
1.6. Radang.............................................................................................................................5
1.7. Nyeri.................................................................................................................................5
1.8. Informed Consent...............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
2.1. Penyebab Radang Usus Buntu.......................................................................................6
2.2. Tindakan Keperawatan Pada Pasien Usus Buntu.......................................................6
2.3. Tanda-tanda Usus Buntu................................................................................................6
2.4. Definisi Peran Perawat...................................................................................................6
2.5. Definisi Fungsi Perawat..................................................................................................8
2.6. Tugas Perawat.................................................................................................................8
2.7. Tujuan memberikan Kompres Hangat Pada Bagian Nyeri........................................8
2.8. Bentuk dari Teknik Relaksasi Apendiktomi................................................................9
2.9. Prosedur Pre-Operasi.....................................................................................................9
2.10. Tipe-tipe Apendisitis...................................................................................................9
2.11. Peran dan Fungsi Perawat Pasca Operasi pada Penderita Apendiktomi..............9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
4
BAB I
KATA SULIT
1.1. Diagnosa
Penilaian klinik tentang respon individu keluarga atau kelompok terhadap masalah atau
proses kehidupan actual atau potensial.
1.2. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah salah satu teknik dalam perilaku yang dapat mengendurkan syaraf-syaraf
serta berfungsi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan serta menimbulkan rasa
nyaman.
1.3. Analgesik
Obat yang dirancang untuk menghilangkan atau meredakan rasa sakit tanpa menghilangkan
kesadaran.
1.4. Antibiotik
Senyawa yang dihasilkan oleh berbagai spesies mikroorganisme dan bersifat toksik terhadap
spesies mikroorganisme lain.
1.5. Apendiktomi
Apendiktomi adalah pengangkatan terhadap satu organ limfoid dengan prosedur atau
pendekatan edoskopi.
1.6. Radang
Radang adalah salah satu espon dari kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi.
1.7. Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.
1.8. Informed Consent
Suatu persetujuan yang sudah diterima subjek penelitian setelah mendapat keterangan yang
jelas mengenai perlakuan dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan
5
BAB II
PERTANYAAN
6
2.4. Definisi Peran Perawat
Definisi: Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien-
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Pendidik / Edukator
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan
4. Koordinator
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,
fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya
6. Konsultan
tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan
7
7. Peneliti
mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan
memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses
keperawatan.
mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
Dependen
Independen
Interdependen
8
2.7. Tujuan memberikan Kompres Hangat Pada Bagian Nyeri
- tujuan memberikan kompres hangat menurut simkin,2015 :
*memberikan rasa nyaman
*menurunkan subu tubuh
*melancarkan sirkulasi darah
*menstimulasi pembuluh darah
*mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri
*merangsang peristaltik usus
Dapat dilakukan dengan teknik relaksasi nafas. Teknik relaksasi dalam merupakan intervensi
mandiri keperawatan dimana perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas
secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare,
2002).
Apendisitis akut
Apendisitis kronis
Apendisitis sub akut
9
2.11. Peran dan Fungsi Perawat Pasca Operasi pada Penderita Apendiktomi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal oleh
inflamasi)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil:
Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Tanda vital dalam rentang normal
TD (systole 110-130mmHg, diastole 70-90mmHg), HR(60-100x/menit), RR (16-24x/menit),
suhu (36,5-37,50C)
Klien tampak rileks mampu tidur/istirahat
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.
2. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
3. Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat / napas dalam
4. Berikan aktivitas hiburan (ngobrol dengan anggota keluarga)
5. Observasi tanda-tanda vital
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara dini untuk
dapat memberikan tindakan selanjutnya
informasi yang tepat dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien dan menambah
pengetahuan pasien tentang nyeri.
napas dalam dapat menghirup O2 secara adequate sehingga otot-otot menjadi relaksasi
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan kooping.
deteksi dini terhadap perkembangan kesehatan pasien.
sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri.
2. Perubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan peritaltik.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan konstipasi klien teratasi dengan kriteria hasil:
BAB 1-2 kali/hari
Feses lunak
Bising usus 5-30 kali/menit
1. Pastikan kebiasaan defekasi klien dan gaya hidup sebelumnya.
2. Auskultasi bising usus
3. Tinjau ulang pola diet dan jumlah / tipe masukan cairan.
4. Berikan makanan tinggi serat.
5. Berikan obat sesuai indikasi, contoh : pelunak feses
membantu dalam pembentukan jadwal irigasi efektif
kembalinya fungsi gastriintestinal mungkin terlambat oleh inflamasi intra peritonial
masukan adekuat dan serat, makanan kasar memberikan bentuk dan cairan adalah faktor
penting dalam menentukan konsistensi feses.
makanan yang tinggi serat dapat memperlancar pencernaan sehingga tidak terjadi konstipasi.
obat pelunak feses dapat melunakkan feses sehingga tidak terjadi konstipasi.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.
10
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan dapat dipertahankan
dengan kriteria hasil:
kelembaban membrane mukosa
turgor kulit baik
Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam
Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD (systole 110-130mmHg, diastole 70-90mmHg), HR(60-100x/menit), RR (16-24x/menit),
suhu (36,5-37,50C)
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji membrane mukosa, kaji tugor kulit dan pengisian kapiler.
3. Awasi masukan dan haluaran, catat warna urine/konsentrasi, berat jenis.
4. Auskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerakan usus.
5. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir.
6. Pertahankan penghisapan gaster/usus.
7. Kolaborasi pemberian cairan IV dan elektrolit
Tanda yang membantu mengidentifikasikan fluktuasi volume intravaskuler.
Indicator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.
Penurunan haluaran urin pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/kebutuhan
peningkatan cairan.
Indicator kembalinya peristaltic, kesiapan untuk pemasukan per oral.
Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah
Selang NG biasanya dimasukkan pada praoperasi dan dipertahankan pada fase segera
pascaoperasi untuk dekompresi usus, meningkatkan istirahat usus, mencegah mentah.
Peritoneum bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumlah besar cairan yang
dapat menurunkan volume sirkulasi darah, mengakibatkan hipovolemia. Dehidrasi dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit
4.Cemas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan kecemasab klien berkurang dengan kriteria
hasil:
Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat teratasi
Tampak rileks
1. Evaluasi tingkat ansietas, catat verbal dan non verbal pasien.
2. Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan
3. Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur.
4. Anjurkan keluarga untuk menemani disamping klien
ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, penting pada prosedur diagnostik dan
pembedahan.
dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan pembedahan.
membatasi kelemahan, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping.
Mengurangi kecemasan klien
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/8149779/PERAN_PERAWAT
buku kebutuhan dasar manusia - aplikasi konsep dan proses keperawatan halaman 214 karangan
A. Aziz Alimul H.
Kode etik penelitian keperawatan 7.3 buku pedoman riset praktis untuk profesi perawat
www.nursingbegin.com
konsep dasar keperawatan halaman 113
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21447/4/Chapter%20II.pdf
penyebabususbuntu.com
http://ususbuntu.org
http://digilib.uinsby.ac.id/8107/3/bab2.pdf
http://fkep.unand.ac.id
Elizabeth, J, Corwin. (2009). Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta. Fatma. (2010). Askep
Appendicitis. Diakses http://fatmazdnrs.blogspot.com/2010/08/askep-appendicitis.html pada
tanggal 09 Mei 2012.
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Nuzulul. (2009). Askep Appendicitis. Diakses http://nuzulul.fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-
35840-Kep%20Pencernaan Askep%20Apendisitis.html tanggal 09 Mei 2012.
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta, EGC.
buku dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat 1 dan 2 karangan yuni asri
purnomo, S.Kep.Ns.,M.Kes halaman 22-23.
12
13