Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUTORIAL 2

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT

KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015
PENYUSUN

KELOMPOK 5

1. NOVIA FARADINA A 201510420311068

2. YOGA ANDI PRATAMA 201510420311069

3. NUKE YOLANDA J C 201510420311070

4. NADIA MAR’ATU S 201510420311071

5. VIKY NURDIANSYAH 201510420311072

6. YUNI RACHMAWATI 201510420311073

7. EDI HERIANTO 201510420311074

8. CAHYANINGSIH E 201510420311075

9. SITI HADIJAH W 201510420311076

10. RIZKI GUNARTA 201510420311077

11. DEVI WAHYU D P 201510420311078

12. ZARDIYA B K 201510420311079

13. HANANI ARBIANI S 201510420311080

14. FATHAYA ABDILLAH 201510420311081

15. RANI KARISMA R 201510420311082

16. DEVI PUTRI W 201510420311083

17. JULMAWATI S 201510420311084

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada anggota
kelompok 5 sehingga dapat melaksanakan tutorial kedua ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kelompok 5 mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ibu Rani Rakhmawati, S.Kep.Ns selaku dosen fasilitator untuk kelompok 5 atas
bimbingan, pengarahan, dan saran yang telah diberikan kepada kelompok 5 dalam kegiatan
tutorial yang berlangsung.

Kelompok 5 menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan tutorial ini. Maka
dari itu, saran, kritik dan bimbingan yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca
sekalian untuk melaksanakan tutorial kami berikutnya.

Malang, 5 Oktober 2015

Kelompok 5

3
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI..................................................................................................................................4
1.1. Diagnosa...........................................................................................................................5
1.2. Teknik relaksasi..............................................................................................................5
1.3. Analgesik..........................................................................................................................5
1.4. Antibiotik.........................................................................................................................5
1.5. Apendiktomi....................................................................................................................5
1.6. Radang.............................................................................................................................5
1.7. Nyeri.................................................................................................................................5
1.8. Informed Consent...............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
2.1. Penyebab Radang Usus Buntu.......................................................................................6
2.2. Tindakan Keperawatan Pada Pasien Usus Buntu.......................................................6
2.3. Tanda-tanda Usus Buntu................................................................................................6
2.4. Definisi Peran Perawat...................................................................................................6
2.5. Definisi Fungsi Perawat..................................................................................................8
2.6. Tugas Perawat.................................................................................................................8
2.7. Tujuan memberikan Kompres Hangat Pada Bagian Nyeri........................................8
2.8. Bentuk dari Teknik Relaksasi Apendiktomi................................................................9
2.9. Prosedur Pre-Operasi.....................................................................................................9
2.10. Tipe-tipe Apendisitis...................................................................................................9
2.11. Peran dan Fungsi Perawat Pasca Operasi pada Penderita Apendiktomi..............9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

4
BAB I

KATA SULIT

1.1. Diagnosa
Penilaian klinik tentang respon individu keluarga atau kelompok terhadap masalah atau
proses kehidupan actual atau potensial.
1.2. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah salah satu teknik dalam perilaku yang dapat mengendurkan syaraf-syaraf
serta berfungsi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan serta menimbulkan rasa
nyaman.
1.3. Analgesik
Obat yang dirancang untuk menghilangkan atau meredakan rasa sakit tanpa menghilangkan
kesadaran.
1.4. Antibiotik
Senyawa yang dihasilkan oleh berbagai spesies mikroorganisme dan bersifat toksik terhadap
spesies mikroorganisme lain.
1.5. Apendiktomi
Apendiktomi adalah pengangkatan terhadap satu organ limfoid dengan prosedur atau
pendekatan edoskopi.
1.6. Radang
Radang adalah salah satu espon dari kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi.
1.7. Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.
1.8. Informed Consent
Suatu persetujuan yang sudah diterima subjek penelitian setelah mendapat keterangan yang
jelas mengenai perlakuan dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan

5
BAB II

PERTANYAAN

2.1. Penyebab Radang Usus Buntu


Penyebab perilaku: Radang usus buntu terjadi akibat pola makan yang buruk, sering
menunda lapar terlalu lama, susah BAB, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang
mengandung rasa pedas, asin dan asam yang berlebihan.
Penyebab biologis: terjadinya penyumbatan pada alpisan usus buntu yang dapat
mengakibatkan infeksi. Dan akibat dari infeksi tersebutlah bakteri akan berkembangbiak
dengan cepat. Sehinga akhirnya hal itu akan menyebabkan usus buntu menjadi meradang dan
dipenuhi nanah.
2.2. Tindakan Keperawatan Pada Pasien Usus Buntu
 Apendiktomi, yaitu pembedahan untuk mengangkat apendiktomi
 Pemberian terapi antibiotic
 Pemberian terapi analgesic untuk mengurangi rasa nyeri
 Terapi cairan elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang
 Bed rest total
 Diet rendah serat

2.3. Tanda-tanda Usus Buntu


1.Mual dan muntah dengan anoreksia akibat nyeri visceral
2.Obtipasi karena klien takut mengejan.
3. Panas (infeksi akut) bila timbul komplikasi
4.Pada inspeksi, klien berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya.
5. Pada palpasi :
A. Nyeri tekan positif pada titik Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan
kuadran kanan bawah/titik Mc. Burney (setengah jarak antara umbilikus dengan tulang ileum
kanan) dan ini merupakan tanda kunci diagnosis
B. Nyeri tekan positif rangsangan peritoneum. Rebound tenderness (nyeri lepas) adalah rasa
nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah (titik Mc. Burney) saat tekanan secara tiba-tiba
dilepaskan
C. Defens Muscular positif pada rangsangan musculus rektus adbominis. Defens muscular
adalah nyeri tekan seluruh lapang abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan
peritoneum parietale
D. Rovsing sign positif pada penekanan perut sebelah kiri, maka nyeri dirasakan pada
sebelah kanan. Hal ini terjadi karenan tekanan merangsang peristaltik dan udara usus,
sehingga menggerakkan peritoneum sekitar apendiks yang meradang (somatic pain) dan
nyeri tersebut dijalarkan.(Suratun dan Lusianah,2010)

6
2.4. Definisi Peran Perawat

Definisi: Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.

Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989

1. Pemberi asuhan keperawatan

memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian


pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari yang sederhana sampai
dengan kompleks

2. Advokat pasien / klien

menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien-
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.

3. Pendidik / Edukator

membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan

4. Koordinator

mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan


sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien .

5. Kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,
fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya

6. Konsultan

tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan

7
7. Peneliti

mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan

PERAN PERAWAT MENURUT HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN TAHUN 1983:

1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan

memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses
keperawatan.

2. Pendidik dalam Keperawatan

mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya.

3. Pengelola pelayanan Keperawatan

mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan


dalam kerangka paradigma keperawatan

4. Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan

Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta


memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan
keperawatan.

2.5. Definisi Fungsi Perawat

Fungsi perawat adalah kegiatan yang dilakukan sesuai perannya.

Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanakan perannya, yaitu;

Dependen

Independen

Interdependen

2.6. Tugas Perawat


Membantu individu baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia
mempunyai kekuatan, kemampuan, kemauan atau pengetahuan untuk itu perawat bartugas
membantu individu dalam meningkatkan secepat mungkin.

8
2.7. Tujuan memberikan Kompres Hangat Pada Bagian Nyeri
- tujuan memberikan kompres hangat menurut simkin,2015 :
*memberikan rasa nyaman
*menurunkan subu tubuh
*melancarkan sirkulasi darah
*menstimulasi pembuluh darah
*mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri
*merangsang peristaltik usus

2.8. Bentuk dari Teknik Relaksasi Apendiktomi

Dapat dilakukan dengan teknik relaksasi nafas. Teknik relaksasi dalam merupakan intervensi
mandiri keperawatan dimana perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas
secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare,
2002).

2.9. Prosedur Pre-Operasi

1.Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi


2.Pemasangan kateter untuk produksi urin
3.Rehidrasi
4.Antibiotik dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena
5.Obat-obatan penurun panas, Phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka
pembuluh-pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.
6.Bila demam, harus diturunkan sebelum di beri anestesi.

2.10. Tipe-tipe Apendisitis

 Apendisitis akut
 Apendisitis kronis
 Apendisitis sub akut

9
2.11. Peran dan Fungsi Perawat Pasca Operasi pada Penderita Apendiktomi

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal oleh
inflamasi)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil:
         Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
         Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
         Tanda vital dalam rentang normal
TD (systole 110-130mmHg, diastole 70-90mmHg), HR(60-100x/menit), RR (16-24x/menit),
suhu (36,5-37,50C)
         Klien tampak rileks mampu tidur/istirahat
1.    Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.
2.    Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
3.    Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat / napas dalam
4.    Berikan aktivitas hiburan (ngobrol dengan anggota keluarga)
5.    Observasi tanda-tanda vital
6.    Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
  Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara dini untuk
dapat memberikan tindakan selanjutnya
  informasi yang tepat dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien dan menambah
pengetahuan pasien tentang nyeri.
  napas dalam dapat menghirup O2 secara adequate sehingga otot-otot menjadi relaksasi
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
  meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan kooping.
  deteksi dini terhadap perkembangan kesehatan pasien.
  sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri.
2. Perubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan peritaltik.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan konstipasi klien teratasi dengan kriteria hasil:
        BAB 1-2 kali/hari
        Feses lunak
        Bising usus 5-30 kali/menit
1.    Pastikan kebiasaan defekasi klien dan gaya hidup sebelumnya.
2.    Auskultasi bising usus
3.    Tinjau ulang pola diet dan jumlah / tipe masukan cairan.
4.    Berikan makanan tinggi serat.
5.    Berikan obat sesuai indikasi, contoh : pelunak feses
  membantu dalam pembentukan jadwal irigasi efektif
  kembalinya fungsi gastriintestinal mungkin terlambat oleh inflamasi intra peritonial
  masukan adekuat dan serat, makanan kasar memberikan bentuk dan cairan adalah faktor
penting dalam menentukan konsistensi feses.
  makanan yang tinggi serat dapat memperlancar pencernaan sehingga tidak terjadi konstipasi.
  obat pelunak feses dapat melunakkan feses sehingga tidak terjadi konstipasi.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.

10
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan dapat dipertahankan
dengan kriteria hasil:
        kelembaban membrane mukosa
        turgor kulit baik
        Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam
        Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD (systole 110-130mmHg, diastole 70-90mmHg), HR(60-100x/menit), RR (16-24x/menit),
suhu (36,5-37,50C)
1.    Monitor tanda-tanda vital
2.    Kaji membrane mukosa, kaji tugor kulit dan pengisian kapiler.
3.    Awasi masukan dan haluaran, catat warna urine/konsentrasi, berat jenis.
4.    Auskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerakan usus.
5.    Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir.
6.    Pertahankan penghisapan gaster/usus.
7.    Kolaborasi pemberian cairan IV dan elektrolit
  Tanda yang membantu mengidentifikasikan fluktuasi volume intravaskuler.
  Indicator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.

  Penurunan haluaran urin pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/kebutuhan
peningkatan cairan.
  Indicator kembalinya peristaltic, kesiapan untuk pemasukan per oral.
  Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah
  Selang NG biasanya dimasukkan pada praoperasi dan dipertahankan pada fase segera
pascaoperasi  untuk dekompresi usus, meningkatkan istirahat usus, mencegah mentah.
  Peritoneum bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumlah besar cairan yang
dapat menurunkan volume sirkulasi darah, mengakibatkan hipovolemia. Dehidrasi dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit
4.Cemas  berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan kecemasab klien berkurang dengan kriteria
hasil:
        Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat teratasi
        Tampak rileks
1.    Evaluasi tingkat ansietas, catat verbal dan non verbal pasien.
2.    Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan
3.    Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur.
4.    Anjurkan keluarga untuk menemani disamping klien
  ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, penting pada prosedur diagnostik dan
pembedahan.
  dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan pembedahan.
  membatasi kelemahan, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping.
  Mengurangi kecemasan klien

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/8149779/PERAN_PERAWAT
buku kebutuhan dasar manusia - aplikasi konsep dan proses keperawatan halaman 214 karangan
A. Aziz Alimul H.
Kode etik penelitian keperawatan 7.3 buku pedoman riset praktis untuk profesi perawat
www.nursingbegin.com
konsep dasar keperawatan halaman 113
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21447/4/Chapter%20II.pdf
penyebabususbuntu.com
http://ususbuntu.org
http://digilib.uinsby.ac.id/8107/3/bab2.pdf
http://fkep.unand.ac.id
Elizabeth, J, Corwin. (2009). Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta. Fatma. (2010). Askep
Appendicitis. Diakses http://fatmazdnrs.blogspot.com/2010/08/askep-appendicitis.html pada
tanggal 09 Mei 2012.
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Mansjoer, A.  (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Nuzulul. (2009). Askep Appendicitis. Diakses http://nuzulul.fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-
35840-Kep%20Pencernaan Askep%20Apendisitis.html tanggal 09 Mei 2012.
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta, EGC.
buku dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat 1 dan 2 karangan yuni asri
purnomo, S.Kep.Ns.,M.Kes halaman 22-23.

12
13

Anda mungkin juga menyukai