Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. X
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai rekam medis rumah sakit
Status : Menikah
Alamat : kota jambi

2.2 Anamnesa
Keluhan utama
Tn. X, 45 tahun datang dibawa temannya ke IGD RS dengan keluhan
penurunan kesadaran mendadak sejak ± 5 menit smrs

Riwayat Penyakit Sekarang


± 5 menit smrs mengalami penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran terjadi
tiba-tiba saat os duduk setelah menaiki tangga. Menurut teman os, sebelum os
mengalami penurunan kesadaran os mengeluhkan bahwa dadanya nyeri, berdebar-
debar, dan merasakan keringat dingin. Durasi nyeri dada ± 5 menit, lokasi nyeri
dada tidak diketahui, dan sifat nyeri dada juga tidak diketahui. Nyeri dada tidak
menghilang dengan istirahat duduk. Menurut teman os nyeri dada os semakin
memberat dan akhirnya os mengalami penurunan kesadaran. Pada saat perjalanan
dari lokasi kejadian sampai IGD os sudah mendapat pertolongan pijat jantung luar
sebanyak 2 siklus. Tidak ada kelemahan anggota gerak, tidak ada kejang saat
sebelum dan sesudah penurunan kesadaran. menurut teman os tidak ada keluhan
sakit kepala sebelum terjadinya penurunan kesadaran, tidak ada muntah sebelum
terjadinya penurunan kesadaran, tidak ada riwayat trauma sebelum terjadinya
penurunan kesadaran, kesadaran. Os sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan.

1
Riwayat Penyakit dahulu
- Tidak diketahui oleh teman os

Riwayat Penyakit Keluarga


- Tidak diketahui oleh teman os

Riwayat kebiasaan dan sosial ekonomi


Os merupakan pegawai rekam medik dirumah sakit, sehari-hari bekerja
didepan komputer, os merupakan seorang perokok sehari menghabiskan setengah
bungkus rokok, tidak diketahui sejak kapan os mulai merokok. Riwayar konsumsi
alkohol tidak diketahui, riwayat kebiasaan os tidak diketahui.

2.3 Pemeriksaan Fisik


Kesadaran : E1 M1 V1
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Tanda vital :
- Tekanan darah : tidak terukur
- Nadi : tidak teraba
- RR : tidak ada
- Suhu : 36,8 ˚C

Kepala : Normocephal, rambuthitam, tidakmudahdicabut


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-),
Reflekscahaya (+/+), pupil isokor.
Telinga : Normotia, serumen (-/-)
Hidung : Septum nasi ditengah, sekret (-/-), epistaksis (-/-)
nafascupinghidung (-/-)
Mulut : Bibir Sianosis (-), mukosabibirkering (-)
Leher : JVP 5+1 cmH20

2
Thoraks
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada tidak terlihat
Palpasi : tidak dapat dinilai
Perkusi : tidak dapat dinilai
Auskultasi : tidak dapat dinilai
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
Perkusi : Batas Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung tidak terdengar

Abdomen
Inspeksi : datar, simetris
Auskultasi : Bising usus (+) 10x/i
Palpasi : Supel, hepar, liendanginjal tidak teraba
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran

Ekstremitas
Atas : Dingin, sianosis (-/-), CRT >2 detik, Udem (-/-)
Bawah : Dingin, sianosis (-/-), CRT >2 detik, Udem (-/-)

3
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EKG

Gel. P tidak diikuti Kompleks QRS


Reguler (Interval R-R sama)
Aksis normal (Hasil resultan di I dan aVF (+))
Morfologi
Gelombang P : tidak ada
Interval PR : tidak ada
Kompleks QRS : memanjang (kompleks QRS >0.12s / lebih dari 3
kotak kecil)
Segmen ST : tidak ada
Gelombang T : tidak ada
Kesimpulan : ventrikel takikardi

2.5 Diagnosa Banding


Takikardia Ventricular Iskemik
Takikardia Ventrikular Berkas Cabang
Takikardia Ventriculari diopatik dari out flow tract
Takikardia Ventriculari diopatik dari LV

2.6 Diagnosa Kerja


Ventrikular takikardi iskemik tanpa nadi

4
2.7 Tatalaksana
Primary survey
 Circulation
Akral dingin, CRT > 2 detik, TD: tidak terukur, HR tidak teraba, IV line
terpasang RL tetes cepat, kateter terpasang, lakukan kompresi dada
 Airway dan cervical control
Nafas spontan (-), suara nafas tambahan (-), jejas di leher (-) à lakukan head tilt
dan chin lift
 Breathing
Pergerakan dinding dada tidak terlihat, SpO2 40%, trakea berada ditengah, flail
chest (-), jejas pada thorax (-)  berikan ventilasi tekanan positif

 Disability
GCS E1 M1 V1
 Exposure
Tidak terdapat jejas

Setelah dilakukan RJP 1 siklus sambil menunggu monitor terpasang


Saat monitor terpasang, terlihat gambaran Ventrikular takikardia sebagai berikut

- Dilakukan defibrilasi bifasik 200 J


- Dilakukan RJP 1 siklus
- Cek irama dan nadi  nadi tidak teraba, gambaran monitor ventrikular
takikardi

5
- Diberikan epinefrin IV 1 mg, kemudian dilakukan defibrilasi bifasik 200 J
- Cek Cek irama dan nadi  nadi tidak teraba, gambaran monitor
ventrikular takikardi
- Dilakukan RJP 1 siklus
- Cek irama dan nadi  nadi tidak teraba, gambaran monitor ventrikular
takikardi
- Diberikan amiodaron IV 300 mg, kemudian dilakukan defibrilasi bifasik
200 J
- Cek irama dan nadi  nadi tidak teraba, gambaran monitor asistol
- Dilakukan RJP 1 siklus
- Diberikan epinefrin IV 1 mg, kemudian dilakukan RJP 1 siklus
- Cek irama dan nadi  nadi tidak teraba, gambaran monitor asistol
- Dilakukan RJP 1 siklus
- Cek irama dan nadi  nadi tidak teraba, gambaran monitor asistol
- Diberikan epinefrin IV 1 mg, kemudian dilakukan RJP 1 siklus
- Setelah dilakukan resusitasi selama 20 menit pasien tidak merespon terapi
yang diberikan, sehingga resusitasi dihentikan

2.8 Prognosis
Quo ad vitam : malam
Quo ad functionam : malam
Quo ad sanationam : malam

Anda mungkin juga menyukai