Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun Oleh :

Devina Apriyanti Natasya

030.10.078

Pembimbing :

dr. Magdalena Huwae, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 16 MEI – 23 JULI 2016
RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2016

1
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSAL MINTOHARDJO

Dokter Pembimbing : dr. Magdalena Huwae, Sp.A Tanda tangan :


Nama Mahasiswa : Devina Apriyanti Natasya
NIM : 030.10.078

I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. S Suku Bangsa : Jawa
Umur : 10 Tahun 4 Bulan Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : TK
Alamat : Jl. Teluk Ratai I No. 4, Komplek TNI-AL KODAMAR, Kelapa
Gading, Jakarta Selatan

ORANG TUA/ WALI


AYAH
Nama : Tn. S Agama : Kristen Protestan
Umur : 38 Tahun Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : TNI-AL
Alamat : Jl. Teluk Ratai I No. 4, Komplek TNI-AL KODAMAR, Kelapa
Gading, Jakarta Selatan
Gaji : Rp. 5.500.000,00./bulan

IBU
Nama : Ny. S Agama : Kristen Protestan
Umur : 40 Tahun Pendidikan : D3
Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Teluk Ratai I No. 4, Komplek TNI-AL KODAMAR, Kelapa
Gading, Jakarta Selatan
Hubungan dengan orang tua : anak kandung

2
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 19
Mei 2016 (hari pertama perawatan)

KELUHAN UTAMA
Demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit

KELUHAN TAMBAHAN
Batuk, pilek, mual dan nyeri kepala

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Pasien perempuan, 10 tahun, datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan
utama demam sejak 3 hari SMRS. Demam tinggi muncul tiba-tiba dan, naik turun, mulai
naik dari sore hingga malam, namun tidak pernah turun hingga suhu normal dan diukur
menggunakan perabaan tangan oleh ibunya.
Demam disertai adanya batuk, pilek, mual dan nyeri kepala. Batuk berdahak
berwarna putih dan pilek keluar secret berwarna putih bening. Mual terjadi setiap kali
mau makan, muntah disangkal. Pasien juga merasa nyeri kepala, nyeri kepala timbul
sebelum adanya demam, nyeri dirasakan pada seluruh kepala, kepala pasien terasa
seperti ditekan. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Tidak ada mimisan.
Ibu pasien sempat memberikan obat penurun panas yang dibeli sendiri. Namun
obat tersebut hanya dapat mengurangi gejala pasien sesaat.
Karena pasien kerap kali mual setiap mau makan, nafsu makan menjadi
menurun. Pasien hanya dapat makan beberapa suap/hari. Pasien menjadi sangat lemas
sehingga orang tua membawa pasien berobat ke RSAL dr. Mintohardjo dan diputuskan
untuk di rawat inap.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


KEHAMILAN

Perawatan Antenatal Setiap bulan periksa ke dokter kandungan, suntik TT 2x, USG
1x (tidak ada kelainan)
Penyakit Kehamilan Tidak ada

3
KELAHIRAN

Tempat Kelahiran RSAL Dr. Mintohardjo

Penolong Persalinan Bidan

Cara Persalinan Normal, spontan

Masa Gestasi 39 minggu

Berat Badan : 3.950 gram


Panjang Badan Lahir : 53 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Riwayat kelahiran
Langsung menangis
APGAR score : tidak tahu
Kelainan bawaan : tidak ada

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
Psikomotor
Tengkurap :4 bulan
Duduk :7 bulan
Berdiri : 10 bulan
Bicara : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Baca dan tulis : 6 tahun
Gangguan Perkembangan : Tidak terdapat gangguan perkembangan
Perkembangan pubertas : Mammae : tanner 3
Rambut pubis : tanner 3
Kesan Perkembangan : Tumbuh kembang baik sesuai dengan usia

4
RIWAYAT IMUNISASI

VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)


BCG 1 bulan 6 bulan - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
4 bulan dan
Polio 0 bulan 2 bulan - -
6 bulan
Campak 9 bulan - - - - -
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
MMR - - - - - -

Kesan : Imunisasi dasar pada pasien sudah lengkap, imunisasi ulangan dan tambahan
tidak lengkap.

RIWAYAT MAKANAN

Umur BUAH/
ASI/ PASI BUBUR SUSU NASI TIM
(Bulan) BISKUIT
0–2 ASI - - -
2–4 ASI +PASI - - -
4–6 ASI +PASI - √ -

6–8 ASI+PASI √ √ -

8 – 10 ASI+PASI √ √ -

10-12 ASI+PASI √ √ √

Kesan: pasien tidak mendapatkan ASI ekslusif karena sudah diberi PASI sejak usia 3
bulan, namun ASI tetap dilanjutkan hingga 18 bulan.

JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA


Nasi/ pengganti 3x/ hari
Sayur 1-2x/hari, satu mangkuk kecil
Daging 2-3x/ minggu
Ayam 2-3x/ minggu

5
Telur 3x/ minggu
Ikan 3-4x/ minggu
Tahu 2-3x/ minggu
Tempe 2-3x/ minggu
Susu (merek/ takaran) Susu Dancow, 1-2 gelas perhari

Kesan: makanan bervariasi dan memenuhi kebutuhan gizi

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

PENYAKIT KETERANGAN PENYAKIT KETERANGAN


Diare Saat usia 1 tahun Rubella Saat usia 7 bulan
Otitis - Parotitis -
Radang Paru - Demam Berdarah -
Tuberculosis - Demam Tifoid -
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Kecelakaan -
Darah - Operasi -

RIWAYAT KELUARGA
DATA CORAK PRODUKSI
No Tanggal Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
lahir Kelamin mati (sebab)
(umur)
1. 10 tahun Perempuan Hidup - - - Pasien
4 bulan
2. 2 tahun 3 Perempuan Hidup - - - Di rawat
bulan

DATA KELUARGA

AYAH/ WALI IBU/ WALI

Perkawinan ke- 1 1

6
Umur saat menikah 27 Tahun 29 Tahun
Kosanguinitas - -
Keadaan kesehatan/
- -
penyakit bila ada

RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA


Riwayat HT (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat atopi (-)
Terdapat anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien

DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah: Rumah milik pribadi
Keadaan rumah:
Luas rumah: 6m x 6m. Rumah 1 lantai dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mnadi.
Jendela jarang dibuka saat pagi, cahaya matahari tidak banyak masuk rumah. Untuk
kebutuhan air mandi dan mencuci menggunakan air tanah. Untuk minum dan memasak
menggunakan air isi ulang. Jarak septic tank lebih dari 10 meter. Rumah dibersihkan setiap
hari. Sampah rumah tangga dibuang ke tempat sampah besar dari sumber air berjarak ± 100
meter.

Keadaan lingkungan:
Rumah berada di lingkungan padat penduduk. Aliran got terbuka, lancar, sedikit bau,
tempat pembuangan sampah di depan rumah dan tertutup rapat, sampah rumah tangga
diambil setiap 2 hari sekali oleh petugas kebersihan.

Kesan: Kondisi rumah dan keadaan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal : 19 Mei 2015
Pukul : 12.00 WIB

7
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Nadi : 100x /menit, reguler, volume cukup, equalitas sama kanan kiri
Suhu : 37,10C
RR : 22x/menit
TD : 100/60 mmHg, tourniquet test (+)
Data Antropometri : BB : 40 kg TB : 150 cm
Lingkar kepala : 54 cm
Lingkar dada : 71 cm
Lingkar lengan atas : 22 cm

Status Gizi :
 Status gizi berdasarkan Waterlow:
BB/TB % = BB akurat x 100%
BB baku untuk TB actual

= 40/41 x 100% = 97%  Gizi normal

 BMI : 40/2.25 x 100 %  17.7  normal

STATUS GENERALIS
KEPALA
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Rambut dan kulit kepala : Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut. kulit kepala bersih.
Mata : Palpebra tidak tampak oedem, konjungtiva hiperemis,
kornea jernih, sklera putih tidak ikterik, pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya
tidak langsung +/+
Telinga : Normotia, sekret -/-, serumen -/+

8
Hidung : sekret +/+, deviasi septum (-), nafas cuping
hidung (-). Epistaksis -/-
Bibir : Warna merah muda, kering
Mulut : Mukosa bukal merah muda, gusi berdarah (-),
stomatitis aphtosa (-), lidah kotor (-), oral hygiene
baik, halitosis (-)
Gigi-geligi : Gigi lengkap, karies (-)

7654321 123456
7654321 1234567

Lidah : Normoglotia, tidak ada papil atrofi


Tonsil : T1-T1 tampak tenang, kripta tidak melebar, detritus (-)
Faring : hiperemis (+) sekret (-) arkus faring simeteris, uvula
ditengah
LEHER : trakea ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba
kelenjar getah bening

THORAKS
Dinding thoraks
I : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis

PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak
terdapat retraksi
P : Vocal fremitus sama teraba sama kuat pada kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar : setinggi ICS V linea midklavikularis dextra
Batas paru kiri-gaster : setinggi ICS VII linea axillaris anterior
A: Suara nafas vesikuler, ronkhi basah halus -/-. Wheezing -/-

JANTUNG
I : Ictus cordis terlihat pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V

9
P : Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V
Batas kiri jantung : linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung : linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
A: Bunyi jantung I-II irama reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
I : bentuk datar, simetris, tidak tampak pelebaran vena
A : Bising usus (+) normal 3x/menit
P : lemas, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kulit normal,
nyeri tekan epigastrium (+)
P: timpani pada empat kuadaran abdomen, shifting dullness(-), nyeri ketok (–)

ANUS
Tidak ada kelainan

GENITAL
Jenis kelamin perempuan

ANGGOTA GERAK
Akral hangat, tidak terdapat oedem dan sianosis pada keempat ekstremitas,
turgor kulit baik, CRT 3detik

KULIT
Warna kulit sawo matang, tidak kering, ptekie pada tungkai kaki kanan dan
kiri

KELENJAR GETAH BENING


Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening suboccipital, retroaurikuler,
preaurikular, submandibular, submental, sepanjang cervical, supraklavikular,
infraklavikula, axilla, inguinal

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+
Refleks patologis : Babbinski -/- , Chaddok -/- , Schaeffer -/- , Gordon -/-

10
Tanda rangsang meningeal (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hematologi darah rutin: 19 Mei 2016 (Siang)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Leukosit 2.800/μL 5.000-10.000/μL


Eritrosit 4,40 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL
Hemoglobin 12,7 g/dL 10,8-15,6 g/dL
Hematokrit 36 % 33-45%
Trombosit 115.000/μL 150.000-450.000/μL

Hematologi darah rutin: 20 Mei 2016

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Leukosit 2.200/μL 5.000-10.000/μL


Eritrosit 4,89 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL
Hemoglobin 13,5 g/dL 10,8-15,6 g/dL
Hematokrit 41 % 33-45%
Trombosit 99.000/μL 150.000-450.000/μL

Hematologi darah rutin: 21 Mei 2016

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Leukosit 1.500/μL 5.000-10.000/μL


Eritrosit 4,44 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL
Hemoglobin 12,9 g/dL 10,8-15,6 g/dL
Hematokrit 36 % 33-45%
Trombosit 37.000/μL 150.000-450.000/μL

Hematologi darah rutin: 22 Mei 2016 (Pagi)

11
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Leukosit 1.700/μL 5.000-10.000/μL


Eritrosit 4,46 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL
Hemoglobin 13,1 g/dL 10,8-15,6 g/dL
Hematokrit 37 % 33-45%
Trombosit 27.000/μL 150.000-450.000/μL

Hematologi darah rutin: 22 Mei 2016 (sore)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Leukosit 2.800/μL 5.000-10.000/μL


Eritrosit 5,24 juta /μL 4,2-5,4 juta/μL
Hemoglobin 14,6 g/dL 10,8-15,6 g/dL
Hematokrit 43 % 33-45%
Trombosit 23.000/μL 150.000-450.000/μL

Pemeriksaan hitung jenis leukosit


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 0-5 %
Neutrofil batang 0 2-6 %
Neutrofil segmen 68 50-70 %
Limfosit 21 20-40 %
Monosit 6 2-8 %

Kesan:
- Secara umum dari hasil pemeriksaan hematologi rutin secara serial didapatkan
adanya gambaran trombositopenia dan leukopenia

V. RESUME
Pasien perempuan, 10 tahun, datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan utama
demam sejak 3 hari SMRS, demam tinggi dan muncul tiba-tiba, naik turun. Demam disertai
adanya batuk, pilek, mual dan nyeri kepala. Batuk berdahak berwarna putih dan pilek keluar
secret berwarna putih bening. Mual terjadi setiap kali mau makan, muntah disangkal. Pasien
juga merasa nyeri kepala, nyeri kepala timbul sebelum adanya demam, nyeri dirasakan pada

12
seluruh kepala, kepala pasien terasa seperti ditekan. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Tidak
ada mimisan. Pasien sempat diberikan obat penurun panas yang dibeli sendiri oleh ibunya,
namun obat tersebut hanya dapat mengurangi gejala pasien sesaat. Karena setaip mau makan
pasien merasa mual, nafsu makan menjadi menurun. Pasien hanya dapat makan beberapa
suap/hari. Pasien menjadi sangat lemas sehingga orang tua membawa pasien berobat ke
RSAL dr. Mintohardjo dan diputuskan untuk di rawat inap.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal. Di keluarga ada yang
menderita keluhan seperti pasien.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis, tampak sakit sedang,
status gizi cukup. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; suhu
37,1oC; nadi 100x/menit regular; RR: 22x/menit. Pada status generalis tidak didapatkan
hidung dan gusi berdarah, pada mulut didapatkan bibir kering. Abdomen didapatkan nyeri
tekan epigastrium. Pada kulit terdapat ptekie dalam batas tegas pada tungkai kaki kanan dan
kiri. Genitalia dalam batas normal. Pada ekstremitas tidak adanya akral dingin, sianosis dan
oedem.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya gambaran trombositopenia
dan leukopenia.
VI. DIAGNOSIS
Demam berdarah dengue

VII. DIAGNOSIS BANDING


Demam berdarah dengue
Chikungunya

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


IgG dan IgM anti-dengue

IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

X. PENATALAKSANAAN

13
Medikamentosa :
 IVFD RL 20 tpm
 Paracetamol 3 x 500 mg PO
 Ambroxol 3 x 5 ml PO
 Cetirizine 2 x 5 mg PO

Non Medikamentosa :
• Periksa darah rutin 2x/hari
• Tirah baring
• Edukasi untuk banyak minum
• Pesan untuk orang tua/penunggu pasien jika pasien tampak gelisah, lemah,
kaki/tangan dingin, sakit perut, dan BAB hitam (tanda syok) segera lapor ke
dokter atau perawat

XI. RESUME TINDAK LANJUT


Pasien perempuan, 10 tahun, BB 40 kg, TB 150 cm, dirawat di bangsal P. Laut RSAL
dr. Mintohardjo dengan diagnosis kerja awal kerja demam berdarah dengue, dengan diagnosis
banding demam dengue dan demam chikungunya. Pada hari pertama perawatan pasien
tampak lemas dan nyeri kepala dengan TD: 100/60 mmHg, suhu 37.1oC, N: 100 x/mnt, RR:
22x/m (siang), hasil pemeriksaan laboratorium darah pagi didapatkan gambaran leukopenia
(2.800/μL) dengan hematocrit normal (36%), trombosit menurun (115.000/μL), diberikan
terapi IVFD RL 20 tpm, Paracetamol 3 x 500 mg PO, Ambroxol 3 x 5 ml PO, Cetirizine 2 x
5 mg PO. Hasil lab darah pada besok hari didapatkan penurunan leukosit menjadi 2.200/μL
dan trombosit yang lebih rendah dari sebelumnya 115.000/μL menjadi 99.000/μL, terapi
dilanjutkan.
Pada hari kedua secara klinis pasien masih tampak lemas dengan TD: 90/60 mmHg,
suhu: 37.5 oC, N: 80 x/mnt, RR: 23x/mnt (pagi), hasil pemeriksaan lab didapatkan penurunan
leukosit menjadi 1500/μL dan trombosit menjadi 37.000/μL. Pada malam hari suhu pasien
kembali meningkat menjadi 38.0 oC, N: 100 x/mnt), RR: 28x/m, TD: 90/60 mmHg,
diagnosis kerja deman berdarah dengue dengan terapi dilanjutkan seperti hari pertama serta
edukasi untuk banyak minum.
Pada hari kelima perawatan pasien KU sudah tampak lebih baik suhu 36.4oC, N: 88
x/mnt, RR: 22x/m (pagi). Hasil pemeriksaan lab didapatkan leukosit yang masih rendah,
yaitu 2.500/μL dan trombosit yang turun juga, yaitu 55.000/μL pada pagi hari. Berdasarkan
instruksi dari visite dokter, jika KU pasien membaik dan trombosit meningkat pada sore hari,

14
maka pasien diizinkan untuk pulang.   Infus   dilepas   dan   diberikan   obat   pulang,   yaitu
Paracetamol 3 x 500 mg. Dianjurkan untuk kontrol kembali ke poli anak.

FOLLOW UP

Tanggal
20/05/2016 23/08/2105
Perawatan
Nyeri kepala berkurang, demam,  Nyeri kepala (­), demam berkurang, 
S batuk, pilek, nafsu makan  lemas (­), batuk pilek (­), nafsu makan 
(+)
KU : tampak sakit sedang KU : baik
Kes : CM Kes : CM
O TV: TV:
- TD: 90/60 mmHg, torniquet test (-), - TD: 100/60 mmHg, S; 36.4 oC, N:
S: 37.5oC, N: 80 x/mnt (reguler, 88 x/mnt (reguler, kuat), RR:
kuat), RR: 23x/m (pagi) 22x/mnt (pagi)
- TD: 90/60 mmHg, S: 38oC, N: 100
x/mnt (reguler, kuat), RR: 28x/m
(malam)

Mata: oedem palpebra (-), CA-/-, SI-/-


Mata: oedem palpebra (-), CA-/-, SI-/-
Telinga: normotia
Telinga: normotia
Mulut: merah muda, lembab
Mulut: merah muda, lembab
Leher: KGB tidak teraba
Leher: KGB tidak teraba
Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-),
Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-),
gallop (-); SN Ves +/+, Wh -/- Rh -/-
gallop (-); SN Ves +/+, Wh -/- Rh -/-
Abdomen: BU (+), timpani, NT
Abdomen: BU (+), timpani, NT
epigastrium (+)
epigastrium (+)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-)
ekstremitas (-),
Kulit: ruam makulopapular di tungkai
kanan dan kiri

Lab:

15
Pagi: 13.5/41/2.200/99.000 Lab:
13.1/37/2500/55.000

 Demam berdarah dengue • Demam berdarah dengue


A
• IVFD RL 20 tpm • IVFD RL 20 tpm
• Paracetamol 3 x 500 mg PO • Paracetamol 3 x 500 mg PO
P
• Ambroxol 3 x 5 ml PO
• Cetirizine 2 x 5 mg PO

XII. ANALISA KASUS

Pasien perempuan, 10 tahun, BB 40 kg, TB 150 cm. Pasien dibawa ke IGD RSAL dr.
Mintohardjo karena demam tinggi mendadak sejak 3 hari SMRS disertai batuk, pilek, mual,
nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik awal (hari pertama perawatan/hari keempat sakit) TD:
90/60 mmHg, torniquet test (+), S: 37.1 oC, N: 100 x/mnt (reguler, kuat), RR: 22x/m terdapat
nyeri tekan epigastrium dan ptekie pada tungkai kaki kiri dan kanan. Dari hasil lab darah
rutin terdapat gambaran leukopenia (leukosit 2.800/μL) dan trombositopenia (trombosit
115.00/μL). Sehingga pasien dirawat dengan diagnosis kerja awal demam berdarah dengue,
namun pada observasi lebih lanjut pada pasien ditemukan adanya kebocoran plasma seperti
pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda hematocrit meningkat ≥ 20% seperti
manifestasi klinis dari demam berdarah dengue, sehingga diagnosis kerja pada hari ketiga
perawatan tetap menjadi demam berdarah dengue. Hasil pemeriksaan lab darah rutin secara
serial didapatkan secara umum gambaran leukopenia dan trombositopenia.

Pada pasien didapatkan demam dengan menggigil mendadak tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus menerus, naik turun selama dua sampai tujuh, hari hal ini dikarenakan
demam terjadi akibat reaksi antigen antibodi yang memicu keluarnya mediator inflamasi

16
terutama IL-1, IFN-gamma, TNF-alfa, IL-2 dan histamin, dimana IL1, TNF-alfa dan IFN
gamma dikenal sebagai pirogen endogen yang dapat menimbulkan demam dimana IL-1
bekerja langsung pada pusat termoregulator sedangkan TNF-alfa dan IFN-gamma bekerja
untuk merangsang pelepasan IL-1. IL-1 dapat merubah asam arakidonat menjadi
prostaglandin-E2, selanjutnya PGE2 akan berdifusi ke hipothalamus atau berekasi dengan
cold sensitive neurons dengan hasil akhir peningkatan thermostatic set point yang
menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis untuk menahan panas (vasokonstriksi) dan
memproduksi panas dengan menggigil.
Terdapat manifestasi perdarahan yang pada pasien ditandai dengan ptekie  sebagai
tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen-antibodi selain mengaktivasi
sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivitasi sistem
koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut akan
menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari
perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit mengakibatkan pengeluaran
ADP (Adenosin di-phosphat), sehingga trombosit melekat satu sama lain. Hal ini akan
menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES (Reticulo Endothelial System) sehingga
terjadi trombositopenia. Selain itu juga terdapat teori yang menghubungkan trombositopenia
dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup
trombosit diduga akibat meningkatnya restruksi trombosit.

Pada kasus, berdasarkan patokan diagnosis DBD menurut WHO tahun 2009, gejala
klinis dan laboratorium pada kasus ini didapatkan demam tinggi mendadak dan terus-
menerus selama 2-7 hari, terjadi manifestasi perdarahan yaitu uji tourniquet positif dan salah
satu bentuk perdarahan lain seperti ptekie dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
trombositopenia (≤ 100.000/uL) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan
nilai hematocrit ≥ 20% disbanding dengan nilai hematocrit pada masa sebelum sakit.
Ditemukan 2 atau 3 patokan klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi
sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DBD.

Pada pasien ini di diagnosis banding dengan demam dengue dan demam chikungunya.
Demam   dengue   manifestasi   klinisnya   sama   seperti   demam   berdarah   dengue.   Fenomen
patofisiologi   utama   yang   menentukan   berat   penyakit   dan   membedakan   demam   berdarah
dengue dari demam berdarah yaitu kebocoran plasma yang ditandai dengan hematocrit ≥ 20%
dan adanya efusi pada rongga pleura atau peritoneum. 

17
Demam chikungunya merupakan suatu penyakit infeksi virus akut yang ditandai
dengan sekumpulan gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus dengue, yaitu demam
mendadak, arthralgia, dan leukopenia. Gejala klinis yang sering dijumpai pada anak
umumnya demam tinggi mendadak, disertai sakit kepala, fotofobia, myalgia dan atralgia yang
melibatkan berbagai sendi, anoreksia, dan mual muntah. Nyeri sendi merupakan gejala yang
menonjol   dan   dapat   menjadi   persisten.   Pada   kulit   sering   ditemukan   petekie   atau   ruam
makulopapular pada tubuh dan ekstremitas, pada saat ini sering terjadi limfadenopati hebat. 

18

Anda mungkin juga menyukai