Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue: Disusun Oleh: Devina Apriyanti Natasya 030.10.078
Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue: Disusun Oleh: Devina Apriyanti Natasya 030.10.078
Disusun Oleh :
030.10.078
Pembimbing :
1
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSAL MINTOHARDJO
I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. S Suku Bangsa : Jawa
Umur : 10 Tahun 4 Bulan Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : TK
Alamat : Jl. Teluk Ratai I No. 4, Komplek TNI-AL KODAMAR, Kelapa
Gading, Jakarta Selatan
IBU
Nama : Ny. S Agama : Kristen Protestan
Umur : 40 Tahun Pendidikan : D3
Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Teluk Ratai I No. 4, Komplek TNI-AL KODAMAR, Kelapa
Gading, Jakarta Selatan
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
2
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 19
Mei 2016 (hari pertama perawatan)
KELUHAN UTAMA
Demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
KELUHAN TAMBAHAN
Batuk, pilek, mual dan nyeri kepala
Perawatan Antenatal Setiap bulan periksa ke dokter kandungan, suntik TT 2x, USG
1x (tidak ada kelainan)
Penyakit Kehamilan Tidak ada
3
KELAHIRAN
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
Psikomotor
Tengkurap :4 bulan
Duduk :7 bulan
Berdiri : 10 bulan
Bicara : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Baca dan tulis : 6 tahun
Gangguan Perkembangan : Tidak terdapat gangguan perkembangan
Perkembangan pubertas : Mammae : tanner 3
Rambut pubis : tanner 3
Kesan Perkembangan : Tumbuh kembang baik sesuai dengan usia
4
RIWAYAT IMUNISASI
Kesan : Imunisasi dasar pada pasien sudah lengkap, imunisasi ulangan dan tambahan
tidak lengkap.
RIWAYAT MAKANAN
Umur BUAH/
ASI/ PASI BUBUR SUSU NASI TIM
(Bulan) BISKUIT
0–2 ASI - - -
2–4 ASI +PASI - - -
4–6 ASI +PASI - √ -
6–8 ASI+PASI √ √ -
8 – 10 ASI+PASI √ √ -
10-12 ASI+PASI √ √ √
Kesan: pasien tidak mendapatkan ASI ekslusif karena sudah diberi PASI sejak usia 3
bulan, namun ASI tetap dilanjutkan hingga 18 bulan.
5
Telur 3x/ minggu
Ikan 3-4x/ minggu
Tahu 2-3x/ minggu
Tempe 2-3x/ minggu
Susu (merek/ takaran) Susu Dancow, 1-2 gelas perhari
RIWAYAT KELUARGA
DATA CORAK PRODUKSI
No Tanggal Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
lahir Kelamin mati (sebab)
(umur)
1. 10 tahun Perempuan Hidup - - - Pasien
4 bulan
2. 2 tahun 3 Perempuan Hidup - - - Di rawat
bulan
DATA KELUARGA
Perkawinan ke- 1 1
6
Umur saat menikah 27 Tahun 29 Tahun
Kosanguinitas - -
Keadaan kesehatan/
- -
penyakit bila ada
DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah: Rumah milik pribadi
Keadaan rumah:
Luas rumah: 6m x 6m. Rumah 1 lantai dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mnadi.
Jendela jarang dibuka saat pagi, cahaya matahari tidak banyak masuk rumah. Untuk
kebutuhan air mandi dan mencuci menggunakan air tanah. Untuk minum dan memasak
menggunakan air isi ulang. Jarak septic tank lebih dari 10 meter. Rumah dibersihkan setiap
hari. Sampah rumah tangga dibuang ke tempat sampah besar dari sumber air berjarak ± 100
meter.
Keadaan lingkungan:
Rumah berada di lingkungan padat penduduk. Aliran got terbuka, lancar, sedikit bau,
tempat pembuangan sampah di depan rumah dan tertutup rapat, sampah rumah tangga
diambil setiap 2 hari sekali oleh petugas kebersihan.
Kesan: Kondisi rumah dan keadaan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.
7
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Nadi : 100x /menit, reguler, volume cukup, equalitas sama kanan kiri
Suhu : 37,10C
RR : 22x/menit
TD : 100/60 mmHg, tourniquet test (+)
Data Antropometri : BB : 40 kg TB : 150 cm
Lingkar kepala : 54 cm
Lingkar dada : 71 cm
Lingkar lengan atas : 22 cm
Status Gizi :
Status gizi berdasarkan Waterlow:
BB/TB % = BB akurat x 100%
BB baku untuk TB actual
STATUS GENERALIS
KEPALA
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Rambut dan kulit kepala : Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut. kulit kepala bersih.
Mata : Palpebra tidak tampak oedem, konjungtiva hiperemis,
kornea jernih, sklera putih tidak ikterik, pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya
tidak langsung +/+
Telinga : Normotia, sekret -/-, serumen -/+
8
Hidung : sekret +/+, deviasi septum (-), nafas cuping
hidung (-). Epistaksis -/-
Bibir : Warna merah muda, kering
Mulut : Mukosa bukal merah muda, gusi berdarah (-),
stomatitis aphtosa (-), lidah kotor (-), oral hygiene
baik, halitosis (-)
Gigi-geligi : Gigi lengkap, karies (-)
7654321 123456
7654321 1234567
THORAKS
Dinding thoraks
I : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak
terdapat retraksi
P : Vocal fremitus sama teraba sama kuat pada kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar : setinggi ICS V linea midklavikularis dextra
Batas paru kiri-gaster : setinggi ICS VII linea axillaris anterior
A: Suara nafas vesikuler, ronkhi basah halus -/-. Wheezing -/-
JANTUNG
I : Ictus cordis terlihat pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
9
P : Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V
Batas kiri jantung : linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung : linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
A: Bunyi jantung I-II irama reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
I : bentuk datar, simetris, tidak tampak pelebaran vena
A : Bising usus (+) normal 3x/menit
P : lemas, tidak teraba massa, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kulit normal,
nyeri tekan epigastrium (+)
P: timpani pada empat kuadaran abdomen, shifting dullness(-), nyeri ketok (–)
ANUS
Tidak ada kelainan
GENITAL
Jenis kelamin perempuan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat, tidak terdapat oedem dan sianosis pada keempat ekstremitas,
turgor kulit baik, CRT 3detik
KULIT
Warna kulit sawo matang, tidak kering, ptekie pada tungkai kaki kanan dan
kiri
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+
Refleks patologis : Babbinski -/- , Chaddok -/- , Schaeffer -/- , Gordon -/-
10
Tanda rangsang meningeal (-)
11
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Kesan:
- Secara umum dari hasil pemeriksaan hematologi rutin secara serial didapatkan
adanya gambaran trombositopenia dan leukopenia
V. RESUME
Pasien perempuan, 10 tahun, datang ke RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan utama
demam sejak 3 hari SMRS, demam tinggi dan muncul tiba-tiba, naik turun. Demam disertai
adanya batuk, pilek, mual dan nyeri kepala. Batuk berdahak berwarna putih dan pilek keluar
secret berwarna putih bening. Mual terjadi setiap kali mau makan, muntah disangkal. Pasien
juga merasa nyeri kepala, nyeri kepala timbul sebelum adanya demam, nyeri dirasakan pada
12
seluruh kepala, kepala pasien terasa seperti ditekan. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Tidak
ada mimisan. Pasien sempat diberikan obat penurun panas yang dibeli sendiri oleh ibunya,
namun obat tersebut hanya dapat mengurangi gejala pasien sesaat. Karena setaip mau makan
pasien merasa mual, nafsu makan menjadi menurun. Pasien hanya dapat makan beberapa
suap/hari. Pasien menjadi sangat lemas sehingga orang tua membawa pasien berobat ke
RSAL dr. Mintohardjo dan diputuskan untuk di rawat inap.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal. Di keluarga ada yang
menderita keluhan seperti pasien.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis, tampak sakit sedang,
status gizi cukup. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; suhu
37,1oC; nadi 100x/menit regular; RR: 22x/menit. Pada status generalis tidak didapatkan
hidung dan gusi berdarah, pada mulut didapatkan bibir kering. Abdomen didapatkan nyeri
tekan epigastrium. Pada kulit terdapat ptekie dalam batas tegas pada tungkai kaki kanan dan
kiri. Genitalia dalam batas normal. Pada ekstremitas tidak adanya akral dingin, sianosis dan
oedem.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya gambaran trombositopenia
dan leukopenia.
VI. DIAGNOSIS
Demam berdarah dengue
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
X. PENATALAKSANAAN
13
Medikamentosa :
IVFD RL 20 tpm
Paracetamol 3 x 500 mg PO
Ambroxol 3 x 5 ml PO
Cetirizine 2 x 5 mg PO
Non Medikamentosa :
• Periksa darah rutin 2x/hari
• Tirah baring
• Edukasi untuk banyak minum
• Pesan untuk orang tua/penunggu pasien jika pasien tampak gelisah, lemah,
kaki/tangan dingin, sakit perut, dan BAB hitam (tanda syok) segera lapor ke
dokter atau perawat
14
maka pasien diizinkan untuk pulang. Infus dilepas dan diberikan obat pulang, yaitu
Paracetamol 3 x 500 mg. Dianjurkan untuk kontrol kembali ke poli anak.
FOLLOW UP
Tanggal
20/05/2016 23/08/2105
Perawatan
Nyeri kepala berkurang, demam, Nyeri kepala (), demam berkurang,
S batuk, pilek, nafsu makan lemas (), batuk pilek (), nafsu makan
(+)
KU : tampak sakit sedang KU : baik
Kes : CM Kes : CM
O TV: TV:
- TD: 90/60 mmHg, torniquet test (-), - TD: 100/60 mmHg, S; 36.4 oC, N:
S: 37.5oC, N: 80 x/mnt (reguler, 88 x/mnt (reguler, kuat), RR:
kuat), RR: 23x/m (pagi) 22x/mnt (pagi)
- TD: 90/60 mmHg, S: 38oC, N: 100
x/mnt (reguler, kuat), RR: 28x/m
(malam)
Lab:
15
Pagi: 13.5/41/2.200/99.000 Lab:
13.1/37/2500/55.000
Pasien perempuan, 10 tahun, BB 40 kg, TB 150 cm. Pasien dibawa ke IGD RSAL dr.
Mintohardjo karena demam tinggi mendadak sejak 3 hari SMRS disertai batuk, pilek, mual,
nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik awal (hari pertama perawatan/hari keempat sakit) TD:
90/60 mmHg, torniquet test (+), S: 37.1 oC, N: 100 x/mnt (reguler, kuat), RR: 22x/m terdapat
nyeri tekan epigastrium dan ptekie pada tungkai kaki kiri dan kanan. Dari hasil lab darah
rutin terdapat gambaran leukopenia (leukosit 2.800/μL) dan trombositopenia (trombosit
115.00/μL). Sehingga pasien dirawat dengan diagnosis kerja awal demam berdarah dengue,
namun pada observasi lebih lanjut pada pasien ditemukan adanya kebocoran plasma seperti
pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda hematocrit meningkat ≥ 20% seperti
manifestasi klinis dari demam berdarah dengue, sehingga diagnosis kerja pada hari ketiga
perawatan tetap menjadi demam berdarah dengue. Hasil pemeriksaan lab darah rutin secara
serial didapatkan secara umum gambaran leukopenia dan trombositopenia.
Pada pasien didapatkan demam dengan menggigil mendadak tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus menerus, naik turun selama dua sampai tujuh, hari hal ini dikarenakan
demam terjadi akibat reaksi antigen antibodi yang memicu keluarnya mediator inflamasi
16
terutama IL-1, IFN-gamma, TNF-alfa, IL-2 dan histamin, dimana IL1, TNF-alfa dan IFN
gamma dikenal sebagai pirogen endogen yang dapat menimbulkan demam dimana IL-1
bekerja langsung pada pusat termoregulator sedangkan TNF-alfa dan IFN-gamma bekerja
untuk merangsang pelepasan IL-1. IL-1 dapat merubah asam arakidonat menjadi
prostaglandin-E2, selanjutnya PGE2 akan berdifusi ke hipothalamus atau berekasi dengan
cold sensitive neurons dengan hasil akhir peningkatan thermostatic set point yang
menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis untuk menahan panas (vasokonstriksi) dan
memproduksi panas dengan menggigil.
Terdapat manifestasi perdarahan yang pada pasien ditandai dengan ptekie sebagai
tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen-antibodi selain mengaktivasi
sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivitasi sistem
koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut akan
menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari
perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit mengakibatkan pengeluaran
ADP (Adenosin di-phosphat), sehingga trombosit melekat satu sama lain. Hal ini akan
menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES (Reticulo Endothelial System) sehingga
terjadi trombositopenia. Selain itu juga terdapat teori yang menghubungkan trombositopenia
dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup
trombosit diduga akibat meningkatnya restruksi trombosit.
Pada kasus, berdasarkan patokan diagnosis DBD menurut WHO tahun 2009, gejala
klinis dan laboratorium pada kasus ini didapatkan demam tinggi mendadak dan terus-
menerus selama 2-7 hari, terjadi manifestasi perdarahan yaitu uji tourniquet positif dan salah
satu bentuk perdarahan lain seperti ptekie dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
trombositopenia (≤ 100.000/uL) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan
nilai hematocrit ≥ 20% disbanding dengan nilai hematocrit pada masa sebelum sakit.
Ditemukan 2 atau 3 patokan klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi
sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DBD.
Pada pasien ini di diagnosis banding dengan demam dengue dan demam chikungunya.
Demam dengue manifestasi klinisnya sama seperti demam berdarah dengue. Fenomen
patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan demam berdarah
dengue dari demam berdarah yaitu kebocoran plasma yang ditandai dengan hematocrit ≥ 20%
dan adanya efusi pada rongga pleura atau peritoneum.
17
Demam chikungunya merupakan suatu penyakit infeksi virus akut yang ditandai
dengan sekumpulan gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus dengue, yaitu demam
mendadak, arthralgia, dan leukopenia. Gejala klinis yang sering dijumpai pada anak
umumnya demam tinggi mendadak, disertai sakit kepala, fotofobia, myalgia dan atralgia yang
melibatkan berbagai sendi, anoreksia, dan mual muntah. Nyeri sendi merupakan gejala yang
menonjol dan dapat menjadi persisten. Pada kulit sering ditemukan petekie atau ruam
makulopapular pada tubuh dan ekstremitas, pada saat ini sering terjadi limfadenopati hebat.
18